You are on page 1of 6

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MIKROKONTROLER

SEBAGAI KOMPONEN UTAMA PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Slamet Winardi, Kunto Eko Susilo, Arief Budijanto


Jurusan Teknik Elektro ITATS
Jln. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya 60117, Telp. 03171922895
Email : slamet_w@elektro.itats.ac.id

ABSTRAK
Mikrokontroler produksi ATMEL yang memiliki beberapa fasilitas diantaranya 4 port (port0 – port3) dengan 32
jalur I/O yang dapat diprogram, dua timer/counters 16-bit dan enam jalur interupsi, memiliki 8Kbyte Flash
Eraseable Programmable Read Only Memory (EPROM), mikrokontroler tersebut akan digunakan untuk
membangun sebuah prototype PLC. Perancangan sebuah sistem PLC (Programmable Logic Controller) dengan 24
fungsi I/O (Input/Output) yang terdiri dari 12 input kontaktor, 8 output relay dan 4 output transistor dengan
memanfaatkan mikrokontroler tipe AT89S52. Hasil akhir dari realisasi PLC berbasis mikrokontroler ini
diharapkan menjadi salah satu alternatif PLC loka l dengan harga yang murah serta mempunyai kehandalan yang
sama dengan PLC yang telah tersedia di pasaran.
Kata kunci : PLC, Mikrokontroler, I/O, EPROM

ABSTRACT
ATMEL’s microcontroller have some facilities consist of 4 port (port0 – port3) with 32 I/O can be programmed, two
timers / counters with 16 bits data bus and six interrupt, 8 Kbytes Flash Erasable Programmable Read Only
Memory (EPROM), this microcontroller will use to build a PLC (Programmable Logic Controller) prototype.
Design a PLC system with 24 I/O functions consist of 12 inputs of contactor, 8 outputs of relay, and 4 outputs of
transistor in used microcontroller type AT89S52. The result of PLC based on microcontroller to hope from ones of
alternative local PLC with cheap prices so it has confortable with general PLC.
Keywords : PLC, Microcontroller, I/O, EPROM

1. Pendahuluan. diprogram, dua timer/counters 16-bit dan enam jalur


PLC (Programmable Logic Control) adalah interupsi, memiliki 8Kbyte Flash Eraseable
suatu modul kontrol yang mudah diprogram. Programmable Read Only Memory (EPROM) yang
Pengoperasiannya yang relatif lebih mudah membuat digunakan sebagai komponen utama pembuatan
modul ini dapat dioperasikan tanpa harus menguasai prototipe PLC.
bahasa pemrograman hardware. Dengan kemampuan
dapat diprogram ulang, fasilitas timer dan counter, 2. Struktur Dasar Programmable Logic
maka akan lebih mudah untuk melakukan perubahan- Controller (PLC)
perubahan sistem kerja untuk keperluan yang lain. Gambar 1 menunjukkan struktur dari sebuah
Lain halnya dengan mikrokontroler, dibutuhkan modul PLC. Komponen utama dari PLC terdiri dari
kemampuan khusus untuk megoperasikannya. antarmuka input (input interface), antarmuka output
Setidaknya kita harus menguasai bahasa (output interface), CPU dan unit memory serta power
pemrograman assembler dan perancangan hardware. supply sebagai unit pendukung. Arus informasi
Meski demikian mikrokontroler memiliki kelebihan dalam PLC ditunjukkan oleh arah panah.
dari modul PLC, yaitu mengenai harga yang relatif Unit input interface, disini semua sinyal
murah, bahkan sangat murah dibandingkan modul input dikumpulkan, sinyal-sinyal input biasanya
PLC yang sudah tersedia di pasar industri saat ini. 24VDC atau 220 VAC. Unit PLC yang dipilih harus
PLC tidak ubahnya seperti komputer. sesuai dengan tegangan input yang dipilih, sedang
Karena komputer lebih familiar di masyarakat, maka untuk melindungi CPU dari tegangan dan arus tinggi
jika ingin memahami tentang sistem PLC, bisa yang berbahaya, maka terminal-terminal input
digambarkan seperti halnya sistem komputer. Kalau diisolasi. Metode tersebut adalah opto-isolation,
pada komputer yang diproses outputnya adalah tidak ada tegangan yang ditransmisikan dari
berbentuk data, sedangkan pada PLC yang diproses terminal-terminal input menuju CPU, melainkan
outputnya berbentuk sistem otomasi pada mesin – hanya pulsa-pulsa optis (cahaya) saja. Metode ini
mesin industri (machinery, robot, dll). digunakan dalam sebagian besar PLC.
Mikrokontroler merupakan komputer single chip Output interface, dari gambar struktur PLC
yang memiliki beberapa fasilitas diantaranya 4 port terlihat bahwa CPU dihubungkan secara langsung
(port0 – port3) dengan 32 jalur I/O yang dapat dengan output interface. Tegangan balik yang

1
berbahaya dapat merusak CPU, seperti halnya input dengan komputer (PC) karena alat ini akan berdiri
interface, maka disini juga dilakukan proses isolasi. sendiri (stand alone) pada penggunaannya.
Isolator merupakan sebuah saklar dengan
menggunakan komponen relay, transistor dan 4XOUTPUT
4XOUTPUT
TRIAC. (Transistor)
(Transistor)
Unit memori, pada sebagian besar PLC,
terdapat dua jenis memori, RAM dan ROM. RAM 12X
12X AT89S52
AT89S52 8X
8X
INPUT
INPUT
biasanya dipasang built-in pada PLC, sementara OUTPUT
OUTPUT
ROM tersedia sebagai optional. (Relay)
(Relay)
Central Processing Unit, CPU dapat
dianggap sebagai otak dari PLC. program dipanggil Gambar 2. Blok Diagram Sistem PLC berbasis
dari unit memori dan diproses CPU. Pemrosesan AT89S52
dapat disebut sebagai menjalankan program.
Unit Power Supply, standar power supply
yang tersedia di lapangan rata-rata menggunakan Mikrokontroler dirangkai seperti terlihat
tegangan 220 VAC/50 Hz, sedangkan PLC bekerja pada diagram skematik gambar 3-2. Port0.0 s/d
pada tegangan +5 VDC dan -5 VDC. Rangkaian Port0.7 dan Port1.0 s/d Port1.3 dihubungkan ke
power supply terdiri dari converter dan rectifier, di bagian input. Port1.4 s/d Port1.7, Port2.0 s/d Port2.7
dalamnya berisikan transformer sebagai step down dihubungkan ke bagian output.
tegangan dari tegangan 220 VAC ke level tegangan
yang dibutuhkan oleh PLC, kemudian tegangan di
searahkan oleh dioda, sehingga menjadi tegangan DC
+5 V dan -5 V yang dibutuhkan.

Input
Input Interface
Interface

Memory
Memory
Power CPU
CPU unit
unit
Supply

Output
Output Interface
Interface

Gambar 3. Rangkaian Mikrokontroler AT89S52


Gambar 1. Blok diagram struktur PLC [1]

Tabel 1. Spesifikasi umum output PLC [1] Pada gambar 3. terlihat bahwa port3 tidak
digunakan. Port ini dapat digunakan untuk
Tipe Taksiran
Tegangan Operasi pengembangan lebih lanjut. Dipilihnya port3 sebagai
Switch waktu switching
port yang tidak digunakan dikarenakan port ini
Relay 250V AC / 30V DC 10 ms memiliki fungsi-fungsi khusus. Kelebihan tersebut
Transistor 5V DC s/d 30V DC 0,2 ms memungkinkan beberapa pengembangan lain yang
lebih luas. Seperti penggunaan interupsi hardware,
TRIAC 85V AC s/d 240V AC On:1ms/ Off: 10 ms penambahan timer, sebagai jalur komunikasi serial
antara beberapa alat ataupun untuk hubungan ke
3. Perancangan Perangkat Keras modem. Disamping pemanfaatan fungsi khusus, port
Pada dasarnya PLC yang dibuat hanya ini juga dapat digunakan untuk pemekaran jalur I/O
terdiri dari sebuah mikrokontroler AT89S52. Pada atau sebagai pengontrol ADC untuk difungsikan
port yang nantinya digunakan sebagai output alat, sebagai input analog.
akan ditambahkan komponen relay ataupun
Mikrokontroler AT89S52 memiliki
transistor untuk menangani tegangan eksternal yang
rangkaian oscilator di dalam chipnya seperti gambar
akan dikontrol. Sedangkan pada port input
4, yang dapat difungsikan sebagai sumber clock
digunakan masing-masing sebuah saklar yang
untuk CPU. Agar rangkaian oscilator ini dapat
dihubungkan ke ground. Untuk timer dan counter
difungsikan maka dihubungkan sebuah crystal pada
akan digunakan sistem timer internal yang sudah
pin X1 dan pin X2 dari mikrokontroler AT89C51
terdapat didalam chip mikrokontroler. Pada blok
serta dua buah kapasitor yang dihubungkan ke
diagram gambar 2. tidak disertakan blok EPROM
ground. Kapasitor C1 dan C2 memiliki harga 22 pF.
WRITER maupun blok interface diantara alat

2
Gambar 4. Rangkaian Clock AT89S52[8] Gambar 6. Rangkaian output dengan transistor

Rangkaian input seperti pada gambar 5. Transistor yang digunakan pada alat ini
merupakan sebuah rangkain yang sangat sederhana, adalah 2N3055. Sesuai dengan buku data
rangkaian ini hanya bertujuan untuk memberikan transistor[6], maka transistor ini memiliki spesifikasi
perbedaan kondisi logika pada jalur input. sebagai berikut : VCE =60V; VEB=7V; IC=15A;
VBE=0,7V; hFE=70. Hal ini dapat diartikan transistor
ini dapat digunakan untuk mengontrol beban dengan
tegangan maksimal 60V, dengan arus sebesar 15 A.

Gambar 7. Rangkaian switching transistor

IC
IB = ; IB =
15 A
= 0,214 A
Gambar 5. Rangkaian input PLC
β DC 70

V BB − V BE
Setiap jalur input cukup dihubungkan I B R B + V BE − V BB = 0 ; RB =
dengan masing-masing sebuah saklar yang bertujuan
IB
untuk mengatur jalur input dalam kondisi 5V − 0,7V
dihubungkan ke ground atau tidak. Untuk RB = ; RB ≅ 20 Ω
mendapatkan logika low maka terminal cukup 0,214 A
dihubungkan dengan ground. Alat akan berada pada Pada rangkaian switching relay, prinsip
logika high jika dibiarkan terbuka. rangkaian ini sama dengan saklar transistor gambar 7
Pada rangkaian output untuk output ke-1 sampai yang telah dijelaskan di atas. Hanya saja di sini
output ke-4 yang terdiri dari rangkaian saklar ditambahkan relay sebagai beban. Saklar output
transistor terlihat pada gambar 6. Untuk jenis relay inilah yang akan menjadi terminal output dari
transistor digunakan tipe NPN untuk mendapatkan alat. Seperti ditunjukkan pada gambar 8.
switch tipe aktif high. Jika diberikan logika 1 pada
basis maka transistor akan berada pada kondisi
saturasi. Hal ini meyebabkan rangkain beban akan
aktif. Jika digunakan untuk mengintrol output yang
menggunakan gulungan coil seperti motor, relay, dll.
Maka harus ditambahkan dioda yang dipasang
paralel terhadap alat eksternal dengan arah bias
mundur. Ini merupakan pengaman untuk mencegah
kerusakan pada transistor saklar.

3
Gambar 8. Rangkaian Switching Relay

Rangkaian alat ini akan digunakan pada


Output Alat Y5 sampai Y12. Keuntungan alat ini
adalah kemampuannya dalam mengontrol output AC.
Sesuai dengan data yang tertera pada relay yang
digunakan maka ke delapan jalur output ini dapat
digunakan untuk megontrol beban maksimal
240VAC atau 28VDC. Kedelapan Switch relay
dirangkai sehingga memiliki satu common.
Transistor yang digunakan untuk mengontrol
relay adalah Tipe NPN yaitu BD139. Mengingat Gambar 10 Foto Konektor DB-9
kumparan memiliki sifat menyimpan dan
memberikan perlawanan arus dengan arah terbalik, Sistem utama dalam proses pembuatan PLC
maka pada terminal kumparan relay diberikan sebuah berbasis mikrokontroler adalah seluruh komponen
dioda untuk mengamankan transistor dari arus balik yang ditempatkan dalam sebuah boks PLC. Boks
yang dihasilkan kumparan relay. PLC dibuat mirip dengan boks PLC pada umumnya
Spesifikasi untuk output alat yang dibangun yang telah beredar dipasaran sehingga mengesankan
ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini. produk yang dirancang juga setara dengan PLC
standar industri. Bahan yang digunakan untuk
Tabel 2. Spesifikasi PLC berbasis µ C 89S52. pembuatan boks PLC adalah mika acrelik bening
sehingga memperlihatkan arsitektur PCB sistem PLC
Tipe Ouput VMAX IMAX serta indikator input dan output LED terlindung oleh
mika namun masih tetap terlihat pada saat PLC
Output bekerja. Power supply didesain terpisah dari sistem
60VDC 15A
Transistor
utama agar demensi boks PLC kelihatan ramping.
Output (Relay) 240VAC / 28VDC 5A

4. Hasil dan Pembahasan


Setelah melewati tahap perancangan dan
pembuatan maka dihasilkan sebuah piranti PLC yang
siap diprogram dan dipakai. Untuk proses
mentransfer file data hexa atau biner dari komputer
menuju ke mikrokontroler target dibutuhkan sebuah
kabel penghubung ISP (In System Programming),
kabel dihubungkan lewat port paralel atau port
printer (LPT1). Berikut ini adalah hasil foto kabel
ISP. Gambar 11 Boks PLC dan Power Supply

Jika boks PLC dibuka maka akan kelihatan


rangkaian sistem PLC berbasis mikrokontroler
lengkap dengan pengaman dan rangkaian input dan
output. Hasil foto terlihat dari samping sebuah
mikrokontroler target yang berada di tengah PCB
bagian bawah yang dikelilingi oleh pengamannya
yang berupa IC MOC, sedangkan PCB yang atas
adalah rangkaian input dan output yang berupa
konektor input dan rangkaian ralay output dan
Gambar 9 Kabel ISP transistor output beserta konektornya serta dilengkapi
dengan indikator LED input dan output. Hasil foto
Dalam sistem PLC disediakan sebuah rangkaian ditunjukkan dibawah ini.
konektor DB-9 yang dihubungkan dengan kabel
konektor ISP untuk proses transfer data dari
komputer ke mikrokontroler target. Hasil foto
konektor DB-9 ditunjukkan dalam gambar dibawah
ini.

4
Gambar 12 Rangkaian Sistem PLC
Gambar 14 Rangkaian Konektor Input PLC
Rangkaian input yang berupa tombol
ditempatkan dalam sebuah boks yang terpisah dari Sedangkan untuk menghubungkan PLC dengan plant
sistem PLC. Tombol yang berjumlah 24 buah terbagi digunakan konektor yang berjumlah 12, yang terdiri
dalam 2 kumpulan tombol yaitu 12 push button dan dari 8 konektor untuk output Relay dan 4 konektor
12 lagi toggle swicht. Masing – masing jenis tombol untuk output transistor. Konektor output diberi label
mempunyai fungsi sendiri – sendiri, push button Y yang terdiri dari Y1 sampai dengan Y12 dan
digunakan untuk memberikan masukan sesaat dibagi menjadi dua kelompok yaitu Y1 sampai
sedangkan toggle swicht dapat digunakan untuk dengan Y8 digunakan untuk output Relay sedangkan
memberikan input sesaat maupun kondisi tertentu Y9 – Y12 digunakan untuk output Transistor. Bila
secara terus – menerus. Rangkaian tombol ini akan Plant yang akan dikontrol berupa tegangan AC dan
dihubungkan dengan konektor input PLC mulai X1 DC maka digunakan rangkaian output Relay (Y1 –
sampai dengan X12. Hasil rancangan tombol input Y8) yang mempunyai tegangan maksimal 240 VAC
ditunjukkan dalam foto dibawah ini. atau 28 VDC serta arus maksimal sebesar 5 A,
sedangkan untuk plant yang berupa DC maka dapat
digunakan rangkaian output transistor (Y9 – Y12)
yang mempunyai tegangan maksimal 60 VDC serta
arus maksimal sebesar 15 A. Konektor output PLC
ditunjukkan dalam foto dibawah ini.

Gambar 13 Rangkaian Tombol Input

Untuk menghubungkan tombol input dan


sistem PLC digunakan konektor input yang
berjumlah 12. Konektor input diberi label X yang
terdiri dari X1 sampai dengan X12. Selain input Gambar 15 Konektor Output PLC
berupa tombol dapat juga konektor input ini
dihubungkan dengan sensor ataupun detektor. Sistem PLC dengan basis mikrokontroler
Konektor input ini dilengkapi dengan indikator LED AT89S52 (alat yang dibuat) memiliki spesifikasi
yang akan menunjukkan kondisi input yang masuk. seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
LED akan menyala jika masukan berupa logika nol
(0) dan akan padam jika masukan mempunyai nilai
logika satu (1), sesuai dengan karakteristik dari
mikrokontroler.

5
Tabel 5-1 Spesifikasi PLC Berbasis Mikrokontroler [6] Atmel, 2005, AT89S52 Hardware Description,
Tipe Komponen PLC4PC http://www.Atmel.com
Input 12 jalur
Output (Relay) 8 jalur [7] Kunto Eko Susilo, 2003, Application of
VMAX =240VAC/28VDC Integrated Training Module MCS-51,
IMAX = 5A procedding Seminar Nasional Teknik Elektro,
Output (Transistor) 4 jalur Jurusan Teknik Elektro UGM Jogyakarta
VMAX =60 VDC
[8] Kunto Eko Susilo, 2003, Robot Pemindah
IMAX = 15 A
Barang dengan Programmable Logic Controller
Timer 8 ( PLC ) Berbasis AT 89C51, procedding,
Counter 8 Seminar Nasional Teknik UNPAS, Bandung
Fasilitas Internal Tidak
Proses perancangan [9] Kunto Eko Susilo, 2003, Eprom Emulator AT
PC
Diagram tangga 89C51 Based, procedding The 6th Quality in
Reseach, UI Depok

5. Kesimpulan. [10] Kunto Eko Susilo, 2003, PLC for PC Base on


Dari hasil realisasi sistem PLC berbasis MC89C51, Proceeding of National Conference
Mikrokontroler mempunyai jumlah I/O sebanyak 24 Design and Application of Technology,
buahyang terdiri dari 12 input dan 12 output (8 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
output relay dan 4 output transistor).
Tegangan dan arus output maksimal yang [11] Sutadi, D., 2003, I/O Bus dan Motherboard,
dihasilkan relay adalah VMAX =240VAC/28VDC dan Penerbit ANDI, Yogyakarta
IMAX = 5A serta transistor adalah VMAX =60 VDC dan
IMAX = 15 A. [12] Michael Halvorson, 2002, Step by step
Dengan menggunakan mikrokontroler yang Microsoft Visual Basic 6.0 Profesional, Elex
umum yaitu AT89S52 sebagai pengendali utama dan Media Komputindo
port khusus (port-3) yang tidak digunakan
dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. [13] PLC Hand Book, 2001, Principles and
Sedangkan untuk rangkaian yang terpisah antara Applications, Toshiba
modul PLC dengan ISP (In System Programming)
memberikan kebebasan untuk mengganti program [14] Thiang, Ronald Kurniawan, Hany Ferdinando,
sesuai dengan keinginan pemakai. 2001, Implementasi Algoritma Genetika pada
Mikrokontroler MCS51 untuk Mencari Rute
. Terpendek, Prosiding Seminar of Intelligent
6. Daftar Pustaka Technologi and Its Applications, ITS
[1] Cox, Richard A., and Terry Borden, 2007,
Technicians’s guide to Programmable [15] Felix Pasila, Thiang, Serena, 2001, Moden
Controllers 5th Edition, Thomson Interface untuk Pengontrolan PLC jarak Jauh
Berbasis Mikrokontroler, Prosiding Seminar of
[2] Putra, Agfianto Eko, 2007, PLC Konsep, Intelligent Technologi and Its Applications, ITS
Pemrograman dan Aplikasi (Omron
CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable [16] Ian G. Warnock, 1998, Programmable
Relay), Penerbit Gava Media Controllers Operation and Application, Prentice
Hall, New York
[3] Yulianto, Anang, 2006, Panduan Praktis Belajar
PLC (Programmable Logic Controller), Elex [17] Slamet Winardi, Kunto Eko Susilo, 2007,
Media Komputindo Software Design of Ladder Diagram Editor of
Programmable Logic Controller Using Visual
[4] Setiawan, Iwan, 2006, Programmable Logic Basic, Proceeding Information and
Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Communication Technology Seminar (ICTS),
Sistem Kontrol, Penerbit Andi ITS

[5] Slamet Winardi, Kunto Eko Susilo, Ronald P,


2006, Pemanfaatan Mikrokontroler AT89C51
sebagai Alternatif Pilihan Jenis PLC, Jurnal
IPTEK, ITATS

You might also like