You are on page 1of 7

Ahmad Nurkholis Majid 11670043 1.

Perlu mempersiapkan secara maksimal berbagai komponen yang berkaitan dengan metode yang akan dieksperimenkan serta mencoba untuk mengetahui karakteristik sampel yang akan diuji baik kondisi, latar belakang maupun keadaan-keadaan lain yang akan berpengaruh terhadap variable terikat. 2. Desain penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi: Pre-experimental Design Dikatakan pre-eksperimental design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguhan. Dalam desain ini, masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Sehingga hasil dari eksperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel control dan sampel tidak dipilih secara random. Pre-Experimntal Design masih dibagi lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu: a) One Shot Case Study Di dalam one shot case study terdapat satu kelompok yang diberi treatment lalu dievaluasi hasilnya. b) One-Group Pretest-Postest Design Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk pre-eksperimen. Pada desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi, 2010:180-181). c) Intact Group Comparison Di dalamintact group comparison satu kelompok ini dibagi menjadi 2. Setengah sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi treatmen dan setengahnya sebagai kelompok yang diberi treatment dan setengahnya sebagi kelompok kontrol atau kelompok tanpa treatment. Lalu pengukuran efektivitas treatment adalah hasil penilaian kelompok eksperimen dibandingkan dengan penilaian kelompok

kontrol.Pengukuran efektivitas program bisa dianalisis dengan menggunakan alat analisa komparatif misalnya chisquare atau t test. True Experimental Design Dalam True experimental Design ada proses pemilihan sampel secara acak ( randomisasi) kelompok yang ditreatment (experiment group) maupun yang dijadikan sebagai kelompok kontrol (control group). Sehingga yang menjadi ciri utama true experimental design adalah pengambilan sampel secara random baik untuk kelompok experimental maupun kelompok kontrol. Ada dua bentuk true experimental design, yaitu: a) Posttest-only Control Design Didalam Posttest-only Control terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama yang diberi treatment sebagai kelompok eksperimen. Kelompok kedua tidak diberi treatment disebut kelompok kontrol. . b) Pretest-posttes Control Group Design Terdapat dua kelompok sample yang dipilih secara random. Perbedaannya jika padaposttest-only control design tidak ada pretest. Tetapi pada pretest-posttest control group design, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberi pretest. Kemudian kelompok eksperimen diberi treatment. Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Factorial Design Desain faktorial sebenarnya adalah modifikasi dari design true experimental yang mempertimbangkan kemungkinan adanya variabel intervening/moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Pada design ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, apabila setiap kelompok nilai prestasinya sama. Quasi experimental design ( nonequivalent control group design ) Desain penelitian evaluasi jenis ini mirip dengan design true experimental yaitu samasama memiliki kelompok kontrol. Hanya saja sampel yang dipilih baik bagi kelompok eksperiment maupun kontrol tidak diambil secara random melainkan dipilih secara sengaja oleh peneliti sebagai kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang akan diperbandingkan. Quasi-Exsperimental Design digunakan apabila sulit mendapatkan kelompok kontrol. 3. ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol). Jenis-jenis Nonprobability sampling : Sampling Sistematis Pengertian Sampling Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik

pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100. Sampling Kuota Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk

menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

Sampling Insidental Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. .Purposive Sampling Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Sampling Jenuh (Sensus) Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Snowball Sampling Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak

Sampling dan Snowball Sampling. Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling Sampling Acak ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas

atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Contoh Memilih Sampel dengan Sampling Acak Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut.Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi.Sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60 orang.Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599.Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel.Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899Oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278.Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden. Teknik Stratifikasi Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut.Jumlah total populasi adalah 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899.Bagi populasi menjadi tiga lapis,

dengan setiap lapis terdiri 300 orang.Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang.Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang.untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak.Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek.Lakukan langkah 6 dan 7 untuk Iapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang. Teknik Klaster Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klasterMisalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. `Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan sampel tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut.Total populasi adalah 4.000 orang.Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang.Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100.Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah.Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10.Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random.Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan. Teknik Secara Sistematis Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang

telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. 4. Penting karena dengan teknik sampling akan dapat ditentukan populasi dan sampelnya, dengan mengetahui populasi dan sampel yang akan diambil, seorang peneliti akan mengetahui kisaran biaya yang dibutuhkanya selain itu biaya pun akan cendrung lebih murah, karena penelitian yang dilakukan bukan pada populasi tapi sampelnya. Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk usaha-usaha analisis,menghemat tenaga. Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisis yang lebih akurat. 5. Untuk menghitung seberapa besar sampel yang akan kita gunakan dapat menggambarkan populasi secara keseluruhan maka dapat digunakan rumus yang dikembangkan dari Isaac and Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk menghitungnya:

N:Jumlah populasi P:Q :Proporsi Ragam Populasi N:0.05 6. cluster Sampling (Sampel Random Berkelompok) yaitu dengan membagi populasi sebagai cluster-cluster kecil, lalu pengamatan dilakukan pada sampel cluster yang dipilih secara random.

Methode ini biasanya digunakan pada survey yang menggunaan peta area (geografi), misalnya survey perumahan di perkotaan. Area kota dibagi kedalam blok-blok, kemudian secara random dipilih blok-blok sebagai sampel pengamatan. Pada Teknik Random sampling Teknik ini dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

You might also like