You are on page 1of 20

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

COULOMETRI
I. TUJUAN 1. Mempelajari dan memahami cara kerja dari alat coulometri. 2. Mempelajari hubungan kuantitatif jumlah arus dengan berat ekivalen komponen zat yang bereaksi. 3. Menentukan konsentrasi dari larutan sampel dengan menggunakan metoda analisa coulometri.

II. TEORI Terdapat tiga metoda elektrolisis coulometri yang didasarkan pada proses oksidasi atau reduksi suatu analit dalam waktu tertentu untuk mengubah analit secara kuantitatif ketingkat oksidasi yang baru. Metoda ini adalah : coulometri dengan potensial tetap, coulometri dengan arus tetap (titrasi coulometri) dan elektrogravimetri. Didalam metoda elektrogravimetri, hasil elektrolisis ditimbang sebagai endapan pada salah satu elektroda. Sedangkan pada dua metoda lainnya, jumlah arus yang diperlukan untuk melaksanakan elektrolisis merupakan suatu ukuran jumlah analit yang ada. Suatu elektrolisis dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara yaitu : 1. Dengan potensial tetap 2. Dengan arus tetap 3. Dengan potensial elektroda kerja tetap (working electrode) Untuk ketiga cara ini sifat sel-nya dirumuskan oleh hubungan : Eappl = Ec Ea + (ncc + nck) + (nac + nak) IR Dimana : Eappl Ec Ea ncc, nck nac, nak : potensial yang digunakan dari suatu sumber luar : potensial termodinamika dapat-balik untuk katoda : potensial termodinamika dapat-balik untuk anoda : kelebihan tegangan untuk katoda : kelebihan tegangan untuk anoda

Coulometri

105

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

Cara yang sangat sederhana untuk melakukan suatu analisis secara elektrolisis adalah menjaga potensial yang digunakan dalam keadaan tetap, cara ini mempunyai keterbasaan. Keterbatasan ini dapat

diminimalkan dengan memperhatikan hubungan antara arus tegangan didalam suatu sel elektrolisis. 1. Kerja sel pada potensial tetap Cara yang sangat sederhana untuk melakukan elektrolisis adalah menjaga potensial yang digunakan dalam keadaan tetap, akan tetapi metoda ini memiliki keterbatasan tertentu yang dapat dikurangi dengan memperhatikan hubungan antara arus tegangan didaam suatu sel elektrolisis, yaitu dengan memperhatikan potensial termodinamika awal dan perkiraan potensial yang diperlukan. Pada metoda ini, perubahan arus didalam sel perlu diperhatikan. Disini, arus diharapkan menurun dengan pertambahan waktu karena pengurangan ion tembaga didalam larutan dan untuk menaikkan pemolaran kepekatan pada katoda, sehingga : It = Ioe-kt Dimana : It k t : arus pada waktu t menit

Io : arus awal : konstanta : waktu

2. Elektrolisis dengan arus tetap Analisis secara elektrolisis dapat dilakukan dengan menjaga arus tetap. Dalam metoda ini, penambahan potensial yang digunakan secara berkala diperlukan selama elektrolisis berlangsung. Pemolaran kepekatan pada katoda menyebabkan suatu penurunan arus. Pada awalnya pengaruh ini dapat diimbangi dengan potensial yang digunakan. Kemudian gaya elektrolisis akan menunda terjadinya

pemolaran kepakatan dengan cara menaikkan kecepatan ion tembaga menuju permukaan elektroda. Dalam waktu singkat, ion tembaga didalam larutan menjadi berkurang sehingga gaya difusi, gaya tarik elektrostatis

Coulometri

106

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

dan pengadukan tidak dapat memberikan ion tembaga terus menerus untuk menjaga arus yang diingink an. Bila ini terjadi, kenaikan Eappl lebih lanjut menyebabkan perubahan ncc dan potensial katoda secara cepat, kemudian pembebasan hydrogen (atau zat yang dapat direduksi lainnya) terjadi. Akhirnya potensial elektroda menjadi sesuai dengan potensial standar dan kelebihan tegangan untuk reaksi elektroda baru ; kenaikan potensial lebih lanjut menyebabkan perubahan arus.[1] Suatu metoda analisa yang berdasarkan pengukuran besaran jumlah arus yang mengalir dalam suatu larutan elektrolit, dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi ion-ion yang terkandung dalam larutan elektrolit tersebut dikenal dengan nama metoda Coulometri. Jumlah arus listrik atau muatan yang mengalir dapat diukur dalam satuan coulomb (C) dan Faraday (F), dimana 1 Faraday sama dengan 6,02 x 1023 elektron dan sama juga dengan 96487 C. Coulomb adalah jumlah muatan yang dipindahkan dalam 1 detik oleh arus tetap 1

ampere. Jadi persamaan: i = Dimana i t : kuat arus (A) : waktu (s)


Q t

atau

Q=i.t

Q : jumlah arus listrik (C) Syarat-syarat analisa coulometri : 1. Zat yang akan ditentukan beraksi cepat dengan zat yang akan dihasilkan serta berlangsung secara stoikiometri. 2. Efesiensi arus 100 % berarti disini tidak boleh ada reaksi lain yang terjadi bersama-sama dengan reaksi elektrolisa sehingga jumlah senyawa yang dihasilkan maksimal.[2] Alat yang digunakan untuk coulometri dengan potensial terkontrol adalah: 1. Sel dan 3 elektroda, yaitu: elektroda kerja, elektroda pembantu, elektroda pembanding.

Coulometri

107

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

2. Sumber potensial konstan 3. Coulometri (alat pengukur banyak muatan yang diperlukan untuk analisa) atau dapat juga integrator arus waktu. Metoda coulometri potensial terkontrol ini telah banyak digunakan pada penentuan unsure-unsur anorganik dan digunakan dalam bidang energi inti untuk penentuan uranium dan plutonium yang relative tanpa gangguan. Cara kerja coulometri potensial terkontrol juga memungkinkan penentuan secara elektrolisis senyawa organik. Pengukuran dengan metoda ini memiliki kesalahan yang relative rendah.[1] Titrasi coulometri menggunakan suatu pentitrasi yang dibuat secara elektrolisis oleh arus tetap, arus dijaga tetap secara hati-hati dan diketahui secara tepat dengan bantuan amperstat, kemudian hasil-hasil arus dalam amper dan waktu dalam detik ini diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi yang hasilnya dalam jumlah coulomb. Dalam metoda ini, oksidasi atau reduksi secara kuantitatif analit tidak sempurna karena pemolaran kepekatansebelum elektrolisis selesai. Untuk menanggulangi hal ini, potensial elektroda harus dinaikkan apabila arus yang digunakan adalah tetap.[1] Titrasi coulometri merupakan suatu metode yang lebih efektif dan penggunaannya terkendali. Jenis-jenis analisa coulometri berdasarkan perbedaan efisiensi arus dapat dibedakan atas : 1. Proses langsung Disini senyawa yang akan ditentukan bereaksi langsung pada elektroda. Proses ini jarang digunakan karena zat yang dapat dititrasi secara langsung jumlahnya terbatas. 2. Proses tak langsung Disini intermediet aktifnya adalah hasil kuantitatif pertama oleh proses titrasi elektroda kemudian bereaksi langsung dengan zat yang akan ditentukan.[3] lebih meluas dibandingkan coulometri potensial

Coulometri

108

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

Persyaratan utama kedua metode coulometri adalah zat yang ditentukan berinteraksi dengan efektivitas arus 100%. Jadi tiap faraday arus listrik harus menyebabkan perubahan kimia yang sesuai dengan dengan satu setara analit. Tetapi persyaratan ini tidak menunjukkan bahwa analit harus ikut serta langsung dalam proses perpindahan elektron di katoda. Kenyataannya, seluruh atau sebagian zat yang akan ditentukan ini lebih sering terlibat dalam suatu reaksi yang merupakan reaksi elektroda jenis kedua. Metode coulometri mempunyai presisi dan akurasi tinggi sesuai yang dijelaskan oleh hukum Faraday. Coulometri dianggap memiliki potensi untuk menjadi metoda utama untuk mengkarakterisasi dan sertifikasi bahan referensi kemurnian tinggi seperti standar utama untuk menjamin keandalan analisis kimia yang dilakukan. Bahan referensi ini dapat digunakan sebagai standar utama dalam asam / basa, curah hujan, dan redoks titrasi kompleksometri untuk menentukan konsentrasi zat kimia yang beragam.[4] Titrasi coulometri memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Larutan standar diproduksi secara elektrolisis, bukan ditambahkan melalui buret. Arus konstan dapat dipergunakan untunk

menghasilkan asam, basa, oksidator, reduktor, pengendap atau pengompleks yang sangat murni. Dengan kata lain, coulomb menjadi standar primer ,menggantikan zat kimia. 2. Dapat digunakan untuk menghasilkan zat-at yang mudah menguap (Cl2, Br2, I2 yang tidak stabil). 3. Zat-zat yang mudah menguap, terurai atau bersifat racun pada titrasi volumetri, dapat dianalisa dengan metoda ini. 4. Dapat digunakan untuk analisa bahan-bahan yang radioaktif karena analisa secara ini dapat berlangsung secara otomatis.[3]

Coulometri

109

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

III.

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan a. Alat 1. CCPS 2. mA meter : sebagai alat pengamatan warna : sebagai alat pengukur arus

3. 1 set elektroda Pt : sebagai sumber arus 4. Labu ukur 5. Buret 6. Gelas piala : sebagai wadah pengenceran : sebagai mengambil larutan dengan teliti : sebagai wadah sampel

b. Bahan 1. Na2S2O3 2. H2SO4 3. KI 10 % 4. Amilum : sebagai larutan standar


:

sebagai pemberi suasana asam

: sebagai oksidator : sebagai indikator (bereaksi dengan I2 menghasilkan warna biru) : sebagai pelarut

5. Akuades

Coulometri

110

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

3.2 Cara Kerja 1. Larutan induk Na2S2O3 0,1 N diencerkan menjadi 0,01 N dalam labu 50 mL. 2. Dibuat variasi larutan standar 0; 0,5; 1,0; 3,0; 5,0; dan 10,0 mL larutan Na2S2O3 0,01 N dalam labu 50 mL 3. Masing-masing ditambahkam 3 mL KI 10 %, 1 mL H2SO4 4 N dan 3 tetes amilum, lalu diencerkan sampai tanda batas 4. Larutan terpekat dipindahkan ke beaker gelas, diletakkan diatas magnetic stirrer, dimasukkan ke stirrer bar, celupkan sistem elektroda coulometer 5. Tombol Adjust diminimumkan, on-kan alat dan dibiarkan stabil 5 menit 6. Tombol start di-on-kan, mA meter diamati, tombol Adjust diamati hingga arus tertentu 7. Stop watch diatur bersamaan dengan tombol on / start CCPS hingga timbul warna biru yang stabil. 8. Waktu dicatat, ganti larutan dengan standar dengan tingkat konsentrasi di bawahnya 9. Lakukan langkah No. 7 dan bilas dengan akuades setiap penggantian larutan elektroda 10. Jumlah arus dihitung untuk masing-masing larutan 11. Larutan tugas diperlakukan sama 12. Buat kurva kalibrasi standar vs konsentrasi, masukkan pengukuran jumlah arus pengukuran sampel dan kadar ditentukan

Coulometri

111

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

3.3 Skema Kerja a. Pembuatan larutan standar Na2S2O3 0,1 N - diencerkan menjadi 0,01 N pada labu ukur 50 mL - dibuat variasi larutan standar 0; 0,5; 1,0; 3,0; 5,0 dan 10,0 mL dalam labu 50 mL - ditambah masing-masing 3 mL KI 10 %, H2SO4 4 N, 3 tetes amilum, diencerkan sampai tanda batas Deret larutan standar b. Pemakaian alat Larutan standard dari konsentrasi tertinggi - diminimumkan tombol Adjust dan dion-kan kemudian dibiarkan stabil selama 5 menit - diisi larutan standar ke beaker gelas, diletakkan di atas magnetic stirrer, dimasukkan magnetic bar, lalu dicelupkan sistem elektroda coulometer - diatur kuat arusnya sebesar 10 mA dengan tombol Adjust - stop watch dihidupkan bersamaan dengan tombol start CCPS Larutan biru yang stabil - alat CCPS dimatikan bersamaan dengan stopwatch - dicatat waktu yang terpakai - dilanjutkan dengan pengukuran sampel - dihitung jumlah arus yang mengalir pada tiap larutan - dibuat kurva kalibrasi standar Konsentrasi larutan tugas

Coulometri

112

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

3.4 Skema Alat

2 3

1
4

Keterangan : 1. CCPS 2. mA meter 3. Elektroda 4. Larutan standar/sampel 5. Magnetic Stirrer

Coulometri

113

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Hasil A. Data 1. Konsentrasi larutan induk Na2S2O3 2. Arus (I) = 0,1 N = 10 mA = 10 x 10-3 A

3. Na2S2O3 diencerkan dalam labu ukur 5 mL dengan variasi volume 0; 0,5; 1,0; 3,0; 5,0; 10,0 mL Hasil pengukuran : Vol. Na2S2O3 (mL) 0 0,5 1,0 3,0 5,0 10,0 Cx t (detik) 12 29 62 202 216 454 133

B. Perhitungan 1. Pengenceran larutan induk Na2S2O3 0,01 N dalam labu 50 mL V1 . 0,1N V1 = = 50 mL . 0,01N 5 mL

2. Pembuatan larutan standar Na2S2O3 dengan berbagai varisasi konsentrasi, rumus: V1 x N1 a) 0 mL 0 mL . 0,01 N N2 b) 0,5 mL 0,5 mL . 0,01 N = N2 = 50 mL . N2 0,0001 N = = 50 mL . N2 0N = V2 x N2

Coulometri

114

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

c) 1 mL 1 mL . 0,01 N N2 d) 3,0 mL 3,0 mL . 0,01 N N2 e) 5,0 mL 2 mL . 0,01 N N2 f) 10,0 mL 10,0 mL . 0,01 N N2 3. Menghitung Harga Q Q=ixt a. 0 mL Q = 10.10-3 A x 12 s = 0,12 C b. 0,5 mL Q = 10.10-3 A x 29 s = 0,29 C c. 1,0 mL Q = 10.10-3 A x 62 s = 0,62 C d. 3,0 mL Q = 10.10-3 A x 202 s = 2,02 C e. 5,0 mL Q = 10.10-3 A x 216 s = 2,16 C f. 10,0 mL Q = 10.10-3 A x 454 s = 4,54 C = = 50 mL . N2 0,002 N = = 50 mL . N2 0,001 N = = 50 mL . N2 0,0006 N = = 50 mL . N2 0,0002 N

Coulometri

115

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

4. Tabel hasil percobaan

Volume (ml) 0 0,5 1,0 3,0 5,0 10,0

Waktu / t (s) 12 29 62 202 216 454

[] N 0 0,0001 0,0002 0,0006 0,001 0,002

Q (A.s) 0,12 0,29 0,62 2,02 2,16 4,54

5. Persamaan regresi X = konsentrasi No 1 2 3 4 5 6


Y=Q Y (Q) 0,12 0,29 0,62 2,02 2,16 4,54 9,75 1,625 XY 0 2,9 x 10-5 1,24 x 10-4 1,21 x 10-3 2,16 x 10-3 9,08 x 10-3 0,012603 X2 0 1 x 10-8 4 x 10-8 3,6 x 10-7 1 x 10-6 4 x 10-6 5,41 x 10-6

X (C) 0 0,0001 0,0002 0,0006 0,001 0,002 0,0039 0,00065

a. Menghitung nilai B B =
( ( ( ) )( ) )

= 2179,304 b. Menghitung nilai A A = B = 1,625 (2179,304 x 0,00065) = 0,2085

Coulometri

116

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

c. Persamaan regresi Y = A + Bx = 0,2085 + 2179,304x d. Konsentrasi larutan sampel Cx t = 133 s Q (Cx) = i.t = 10.10-3 A x 133 s = 1,33 C ............. (nilai Y) e. Maka konsentrasi sampel (Cx) Y 1,33 1,1215 x = A + Bx = 0,2085 + 2179,304x = 2179,304x = 5,1 x 10-4 N

f. Volume sebenarnya (Cx) = 3 mL Volume percobaan = V1 V1 . N1 V1. 0,01N V1 = = = V2 . N2 50 mL . 5,1 x 10-4 N 2,55 mL x 100% x 100% 15 %

g. % kesalahan Cx = = =

Coulometri

117

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

4.3 Grafik

Konsentrasi Natrium thiosulfat vs Jumlah Arus


5 Jumlah Arus (Q) 4 3 2 1 0 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 Konsentrasi Natrium thiosulfat (N) Cx y = 2179.6x + 0.2097 R = 0.9763

Coulometri

118

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mengenai titrasi Coulometri, dimana Coulometri ini adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pengukuran besaran jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu larutan elektrolit, dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi ion-ion yang terkandung dalam larutan elektrolit tersebut. Larutan standar yang digunakan adalah natrium tiosulfat 0,01 N. Titrasi coulometri yang dilakukan pada percobaan ini adalah titrasi coulometri dengan arus tetap. Sehingga yang sangat berpengaruh dalam hal ini adalah waktunya. Reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah: KI 2I K+ + I I2 + 2e-

KI dalam percobaan ini berfungsi sebagai oksidator yang akan terion menjadi I-, I- ini yang kemudian di oksidasi menjadi I2. Oksidasi ini terjadi akibat adanya arus yang mengalir didalam larutan, sehingga selama arus masih mengalir, KI akan terus diubah menjadi I 2. Kemudian I2 (biloks 0) ini yang akan bereaksi dengan Na2S2O3 dan tereduksi menjadi NaI dengan biloks (-1). Adanya I2 dalam larutan inilah yang kemudian bereaksi dengan amilum yang merupakan indikator titik akhir titrasi, sehingga menghasilkan warna biru. Reaksinya adalah : I2 + 2Na2S2O3 0 +2 2NaI + Na2S4O6 -1 +2,5 (oksidasi)

(reduksi)

I2 + amilum biru Dalam percobaan ini dilakukan titrasi coulometri dengan arus konstan, dimana yang divariasikan adalah volume Na 2S2O3. Percobaan ini disebut dengan titrasi karena pengerjaannya sama dengan proses titrasi yaitu digunakannya Na2S2O3 sebagai titran (larutan yang dititrasi), I2 sebagai pentiter dan amilum sebagai indikator sehingga pengamatan titik akhir titrasi dapat dilakukan.

Coulometri

119

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya volume (mL) Na2S2O3 maka waktu yang diperlukan juga semakin naik. Karena rumus jumlah muatan adalah Q = i x t. Maka dapat dilihat bahwa Q (muatan) dan t (waktu) berbanding lurus sehingga muatan yang diperoleh juga naik seiring dengan naiknya waktu. Dalam percobaan ini, larutan Na2S2O3 dengan volume 0 mL ini langsung berwarna biru karena I- bereaksi dengan udara menjadi I2, namun jumlahnya sangat sedikit sekali dan belum mampu menyebabkan larutan berwarna biru, sehingga masih memerlukan bantuan arus untuk merubah I- lain menjadi I2. Persamaan regresi yang didapat adalah Y = 0,2085 + 2179,304x, dimana nilai Y merupakan absorban sampel dan x adalah konsentrasinya. Dari regresi ini diperoleh konsentrasi sampel sebesar 5,1 x 10-4 N dengan volume 2,55 mL. Persen kesalahan yang diperoleh adalah 15 %. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang sempurnanya proses pengenceran yang dilakukan serta ketepatan dalam melihat perubahan warna dan waktu yang dibutuhkan.

Coulometri

120

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan dalam mencapai titik akhir titrasi. 2. Banyaknya muatan yang diperlukan untuk mengoksidasi I2 bertambah sebanding dengan kenaikan konsentrasi larutannya. 3. Konsentrasi berbanding lurus dengan intensitas warna, dimana semakin besar konsentrasi, maka akan semakin pekat warna larutannya. 4. Persamaan regresi Y = 0,2085 + 2179,304x dengan volume sampel sebanyak 2,55 mL, dengan konsentrasi 5,1 X 10-4 N.

5.2 Saran Agar didapatkan hasil yang optimal , perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Teliti dalam pengenceran. 2. Teliti dalam pengamatan titik akhir titrasi yaitu perubahan warna dari bening ke biru. 3. Jangan biarkan larutan KI terbuka terlalu lama diudara karena dapat mempengaruhi hasil percobaan.

Coulometri

121

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

DAFTAR PUSTAKA
[1] Hendayana, Sumar. 1994. Kimia analitik instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press [2] Skoog, Douglas A. 1985. Principle of Instrumental Analisys 3rd ed., Saunders College Publishing New York [3] Underwood, A.L. 1993. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerbit Erlangga : Jakarta [4] Borges, Paulo P. dkk. 2011. Constant-Current Coulometry and Ion Chromatography Bromide Determination to Characterize the Purity of the Potassium Chloride. Journal Brazilian Chemistry. Soc., Vol. 22, No. 10, 1931-1938.

Coulometri

122

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

JURNAL DAN ANALISA JURNAL Judul : Constant-Current Coulometry and Ion Chromatography Bromide Determination to Characterize the Purity of the Potassium Chloride Prinsip : Titrasi Skema Kerja Titrasi coulometri arus konstan (Titrasi awal)

- Muatan ditambahkan pada tiga tahapan - ditambahkan sejumlah kecil analit - kenaikan muatan pada arus rendah
mengindikasikan titik akhir (end point)

- Larutan elektrolit disiapkan untuk titrasi kedua


Titrasi utama Sampel ditambahkan 99.95% dari reaksi elektrokimia dilakukan dengan menggunakan arus yang lebih tinggi dari titrasi awal Titrasi akhir Proses diakhiri ketika titik akhir titrasi dari sampel terdeteksi menggunakan kenaikan muatan dalam jumlah kecil seperti titrasi awal Dengan menggunakan hokum Faraday, muatan antara dua titik akhir ekuivalen dengan jumlah sampel

Titik akhir titrasi diamati dengan menggunakan metoda potensiometri dengan glass dan silversilver chloride electrodes.

Hasil

Coulometri

123

Praktikum Cara Pemisahan dan Elektroanalisis Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

Hasil Hasil karakterisasi bahan referensi utama KCl menggunakan titrasi coulometri dengan kromatografi ion akan menjamin kompetensi Inmetro dalam mengukur jumlah konten dengan akurasi dan kehandalan yang dibutuhkan untuk mengembangkan CRM untuk asam, basa dan garam. Setelah studi pendahuluan dilakukan untuk mengkarakterisasi kemurnian KCl dan juga untuk berpartisipasi dalam perbandingan internasional, nilai diperoleh sebagai jumlah konten (dengan

ketidakpastian yang diperluas) dari 13,4090 0,0032 mol kg-1 yang sesuai dengan 99,9662% dalam kemurnian untuk karakterisasi dari CRM calon yang dikembangkan oleh Inmetro. Kandidat CRM, setelah sertifikasi, dapat digunakan untuk memberikan kualitas pengukuran hasil dengan keandalan dan ketertelusuran ke sistem internasional unit (SI) bila dilakukan oleh laboratorium kimia di Brazil, terutama mereka yang menggunakan teknik analisis titrimetri. Kesimpulan Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa metode kromatografi ion berhasil untuk menentukan bromida sebagai pengotor utama dalam kemurnian tinggi KCl dan semua parameter kromatografi yang memuaskan untuk analisis pada tingkat ini.

Coulometri

124

You might also like