You are on page 1of 4

Debt Swap Sebagai Alternatif Pengurangan Utang (Studi kasus Debt Swap Indonesia Jerman)

Septian Fachrizal1)
1) 8A DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan pschzeptzophrenic@gmail.com Abstrak Posisi utang luar negeri bukan lagi sebatas penutup defisit anggaran melainkan sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pemerintah terutama untuk membayar kembali utang masa lalu. Pemerintah harus mencari cara untuk keluar dari perangkap utang ini karena jumlah cicilan ditambah bunga yang dibayar tiap tahun menjadi beban yang besar. Salah satu upaya untuk mengurangi utang luar negeri Indonesia adalah dengan melakukan debt swap. Debt swap merupakan pengkonversian utang menjadi modal. Pemerintah dapat memperoleh manfaat ganda dari hasil penerapan debt swap ini. Selain dapat mengurangi beban utang luar negeri tanpa tambahan beban APBN, debt swap memberikan manfaat jangka panjang di berbagai sektor. Sebagai contoh debt swap antara pemerintah Indonesia dengan Jerman diarahkan untuk pengembangan sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Kata Kunci: debt swap, utang luar negeri, sasaran jangka panjang 1. PENDAHULUAN 1.3.3 Manfaat apa yang diperoleh pemerintah dari penerapan debt swap? 2. LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang Indonesia telah mangalami dinamika ekonomi dengan sejarah yang panjang. Masa krusial terjadi ketika krisis ekonomi melanda. Krisis ekonomi membawa ekonomi Indonesia pada ekonomi riil yang macet dan hiper-inflasi sehingga menyebabkan Pemerintah Indonesia terjerat dalam utang yang sangat besar. Utang pemerintah meningkat dengan sangat tajam dari US$55,3 miliar sebelum krisis menjadi US$134 miliar (83 persen PDB) di awal tahun 2000.. Sejalan dengan upaya pengurangan utang luar negeri ini, tentunya upaya-upaya pencarian dana alternatif kreatif dan murah bagi pembangunan baik dari sumber dalam negeri maupun dalam negeri harus dilakukan. Bila upaya pencarian ini tidak dilakukan, tentunya akan berakibat berkurangnya sisi penerimaan dari APBN yang pada akhirnya tidak akan tercapainya kesinambungan fiskal (fiscal sustainability). Di sisi pengeluaran, upaya untuk meningkatkan dana pembangunan dapat ditingkatkan melalui upaya pengurangan beban pembayaran utang, misalnya mekanisme debt swap. 1.2 Maksud dan Tujuan Paper ini bertujuan untuk mengkaji penerapan debt swap dengan berbagai manfaatnya. 1.3 Perumusan Masalah 1.3.1 Apa itu debt swap? 1.3.2. Bagaimana mekanisme debt swap?

2.1 Metode penelitian Metode pengkajian untuk paper Debt Swap Sebagai Alternatif Pengurangan Utang (Studi Kasus Debt Swap Indonesia Jerman) ini dilakukan melalui observasi kepustakaan dan pencarian data melalui internet. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian dan bentuk debt swap Debt swap secara umum dapat dipahami sebagai pertukaran utang dengan ekuitas atau dana dalam mata uang lokal untuk pembiayaan suatu proyek atau program. (OECD, 2000) Ide dasar skema ini adalah bagaimana mengatasi kesulitan negara-negara debitor dalam pembayaran utang (debt service) dengan cara yang memuaskan baik bagi kreditor sendiri maupun debitor Berdasarkan peruntukannya, skema debt swap dapat dibedakan menjadi: 1. Debt for Equity Skema ini lebih diarahkan untuk mendukung program privatisasi dan investasi. Dalam hal ini privatisasi dan divestasi perusahaanperusahaan milik negara dikaitkan dengan upaya pembayaran utang luar negeri pemerintah. 2. Debt for Development Swap Skema ini diarahkan sebagai upaya untuk membantu negara-negara debitor dalam

mencapai sasaran-sasaran jangka panjang pada bidang-bidang yang lazimnya mengalami kesulitan pendanaan akibat tekanan-tekanan atau kesulitan keuangan jangka pendek. Contoh skema jenis ini antara lain Debt for Nature Swap, Debt for Poverty Swap, Debt for Education Swap. (Mukherjee, 1992). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Dasar Hukum 1. TAP MPR No. X/MPR/2001 Pemerintah perlu mengupayakan program restrukturisasi utang luar negeri, baik melalui rescheduling pelunasannya, penukaran utang yang mahal, maupun program debt swap. 2. Article IV Paris Club Agreement II dan III Atas dasar sukarela dan bilateral, pemerintah masing-masing negara kreditur yang berpartisipasi atau masing-masing lembaga yang tepat dapat menjual atau pertukaran, dalam rangka utang untuk alam, utang untuk bantuan, debt equity swap, atau debt swap mata uang lokal lainnya 3.2 Proses debt swap RI-Jerman Pada tanggal 4 Juni 1998, pemerintah terlibat dalam perundingan dengan para kreditur di Frankfurt untuk membantu melakukan negosiasi utang swasta. Skema yang ditawarkan adalah penjadwalan kembali dan pengampunan utang (debt relief) dalam bentuk debt swap. Forum internasional lain adalah London Club dan Paris Club. Hasilnya, sejumlah penjadwalan kembali disepakati dengan perpanjangan tenor mencapai 17,5 tahun (London Club) dan 20 tahun (Paris Club). Selain itu, diupayakan pula pendekatan bilateral kepada masing-masing kreditur. Perundingan dengan Paris Club dilakukan pada 25 September 1998, 13 April 2000 dan 12 April 2002. Ada 4 Negara Kreditur yang telah memberi pengalihan (konversi) utang kepada Indonesia dan Jerman adalah salah satunya. 3.3 Mekanisme debt swap RI-Jerman Debt swap bukan mekanisme untuk memperoleh dana cash. Dalam mekanisme ini, pemerintah selaku borrower, sebagai pihak yang memanfaatkan debt swap harus mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan satu atau beberapa program/kegiatan. Sektor-sektor yang dimungkinkan untuk masuk dalam program debt swap meliputi antara lain: sektor lingkungan, kehutanan, kesehatan dan pendidikan. Pemerintah Jerman akan menghapus utang pemerintah Indonesia kepada Jerman sebesar 2 X dari dana yang dibelanjakan Pemerintah untuk membiayai kegiatan yang telah disepakati bersama. Program debt

swap dengan Pemerintah Jerman dimulai tahun 2004, dengan perincian sebagai berikut: 1. Debt swap I (untuk pendidikan) sebesar 25,56 juta Euro diarahkan untuk pengembangan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 2. Debt swap II (pendidikan) sebesar 23,00 juta Euro diarahkan pendirian 100 SMP di Indonesia bagian timur 3. Debt swap III (lingkungan hidup) 25,00 juta Euro diarahkan untuk Taman Nasional dan pengembangan lingkungan. 4. Debt swap IV (pendidikan) 20 juta Euro diarahkan untuk prehabilitasi dan pembangunan sekolah/madrasah dan SMP di Yogyakarta dan Jawa Tengah pasca gempa. 5. Debt swap V (kesehatan) 50 juta Euro diarahkan untuk program pendanaan AIDS, TBC dan malaria(GFATM). 6. Debt swap VI belum ditandatangani 7. Debt swap VII (pendidikan) 18,8 juta Euro diarahkan untuk program beasiswa di Jerman melalui kerjasama Kemendikbud dengan Deutscher Akademischer Austauch Dienst (DAAD) 3.3.1 Debt swap I-IV

Mekanisme debt swap I-IV ini pada prinsipnya adalah 1. Pemerintah Jerman (GoG) memberikan komitmen penghapusan utang, berdasarkan Consolidation Agreement. 2. Pemerintah Indonesia (GoI) menyampaikan usulan proyek yang akan dilaksanakan dalam rangka Debt Swap (nilai proyek senilai ekuivalen dari 50% komitmen debt swap). GoG memberikan Persetujuan. 3. Penandatanganan Agreement debt swap. 4. GoI (dalam hal ini executing agency) melaksanakan Proyek dari dana APBN. 5. Setelah proyek selesai, dilaksanakan audit oleh Auditor Independen.

6.

7.

Independent Auditors Report disampaikan kepada Pemerintah Jerman sebagai dasar penghapusan Utang. Setelah proyek dinyatakan memenuhi, GoG menghapuskan utang yang telah dikomitmenkan. Debt swap V

3.3.2

DAAD yang akan bertindak sebagai pengelola program di Jerman. 2. Berdasarkan mekanisme pelaksanaan yang dituangkan dalam MoU tersebut, Kemkeu dan KfW menandatangani Debt Swap Arangement. 3. Kemendikbud melakukan pembayaran kepada DAAD untuk biaya pelaksanaan selama satu tahun. 4. Setelah 1 tahun DAAD harus membuat laporan pelaksanaan penggunaan dana scholarship dan menyampaikan kepada Kemendikbud. 5. Kemendikbud menyampaikan laporan penggunaan dana tersebut kepada Kemkeu. 6. Kemkeu menyampaikan laporan penggunaan dana tersebut kepada KfW untuk dilakukan penghapusan utang (loan cancellation ). 7. KfW menyampaikan loan cancellation kepada Pemerintah Indonesia 3.4 Implementasi Debt Swap

Mekanisme debt swap V ini adalah 1. Pemerintah Jerman (GoG) memberikan komitmen penghapusan utang, berdasarkan Consolidation Agreement. 2. Pemerintah Indonesia (GoI) dan Pemerintah Jenderman melakukan penandatanganan Amending Consolidation Agreement, untuk memberikan penghapusan utang sebesar EUR 50 juta dengan ketentuan GOI akan memberikan kontribusi kepada Global Fund sebesar EUR 25 juta (50%). 3. GOI melakukan transfer dana ke Global Fund sebesar EUR 5 juta per tahun selama 5 tahun. 4. Global Fund akan memberitahukan tranfer dana oleh GOI ke Pemerintah Jerman (KfW). 5. Pemerintah Jerman akan melakukan penghapusan utang GOI sebesar 2x dari jumlah dana yang telah ditransfer oleh GOI via Global Fund. 3.3.3 Debt swap VII

Mekanisme debt swap VII ini adalah 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menandatangani MoU dengan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa realisasi debt swap dengan Jerman ini telah mengurangi beban utang luar negeri Indonesia sebesar 78,5 juta euro. Bagi pemerintah, pelaksanaan debt swap dapat mengurangi utang tanpa tambahan beban APBN pada saat pelaksanaannya. Manfaat yang diterima dari Debt Swap lebih besar dari nilai nominal dana yang dikeluarkan Pemerintah. Debt swap juga memberikan manfaat yang dinikmati secara langsung yaitu hasil dari kegiatan berupa perbaikan kualitas sarana dan prasarana baik SD, SMP,Taman Nasional, dan perbaikan lingkungan. Program debt swap ini dapat secara langsung berkontribusi nyata pada pembangunan melalui perbaikan aspek lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan melalui alokasi dana secara selektif dan transparan terhadap sektor yang perlu mendapatkan prioritas. Potensi jangka panjang dapat membantu perbaikan perekonomian yang berdampak positif bagi sektor sosial.

4.

KESIMPULAN

Debt swap merupakan salah satu fasilitas yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pengurangan utang luar negeri. Meskipun disadari bahwa jumlah utang yang dapat dikonversi melalui skema ini relatif tidak banyak dibandingkan dengan stok utang yang ada (outstanding debt), skema debt swap merupakan skema yang cukup menguntungkan bagi pemerintah bagaikan sekali merengkuh dayung,dua tiga pulau terlampaui karena upaya pengurangan utang dapat dilaksanakan sekaligus upaya pencapaian sasaransasaran pembangunan yang bersifat sosial. Sebagai contoh adalah debt swap pemerintah Indonesia dengan Jerman. Skema debt swap yang digunakan dalam kerjasama ini adalah Debt for Development Swap dimana debt swap diarahkan sebagai upaya untuk membantu Indonesia dalam mencapai sasaran-sasaran jangka panjang. Hal tersebut terlihat dari sasaran debt swap I-VII yang diarahkan pada sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Sektor pendidikan misalnya, dengan banyaknya pemuda bangsa yang dikirim ke Jerman melalui beasiswa, ke depannya diharapkan akan dapat meningkatkan kapasitas SDM Indonesia untuk memberikan perubahan bagi kemajuan bangsa Indonesia. DAFTAR REFERENSI [1] Ariadi, Kurniawan. Pemanfaatan Skema Debt Conversion Sebagai Upaya Pengurangan Utang Luar Negeri Pemerintah. 2002 [2] Hutabarat, Silver. Kajian Kemungkinan Pemanfaatan. Dana Debt-for-Nature Swaps untuk Pengurangan Beban Utang Negara. Natural Resources Management Program The Nature Conservancy World Bank. Jakarta. 17 Desember 1998 [3] Statistik Utang Luar Negeri Indonesia. Bank Indonesia. Januari 2014 [4] Laporan Pengelolaan Pinjaman Dan Hibah Pemerintah Semester Ii Tahun 2011. Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu. 2011 [5] Sulistyowati. Berjuang Menghindari Jebakan Hutang Melalui Pengelolaan Apbn Yang Sarat Beban. Jakarta.2011 [6] Sumiyarto. Program Debt Swap-Jerman Di Indonesia.DJPU. 2010 [7] Taufiq, Mengapa Indonesia Harus Melanjutkan Momentum Pertumbuhan.Marketeers, Desember 2011. [8] Nopirin dan Anggito Abimanyu. Pergeseran Nilai Tukat Dan Pengaruhnya Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia. Damal Prisma.2 Februari 1987 [9] Prawoto, Agus. Pengantar Keuangan Publik(Edisi :1), BPFE, Yogyakarta. 2010.

[10] Suparmoko, Keuangan Negara (Dalam teori dan praktek, Edisi :5), BPFE, Yogyakarta. 2000. [11] German Debt Swap. German Embassy Jakarta. Februari 2004. [12] Santoso, Bagus. Studi Manajemen Utang Luar Negeri Dan Dalam Negeri Pemerintah dan Assessment Terhadap Optimal Borrowing. Penelitian dan Pengembangan Ekonomi. FE UGM. 2004 [13] Consolidation Agreement between the Kreditanstalt fr Wiederaufbau and the Government of the Republic of Indonesia dated November 22, 2000 [14] Occhiolini, Michael, Debt-for-Nature Swaps, Working Paper, World Bank, Washington DC, 1990 [15] Pengembangan Sumber Dana Alternatif

Untuk Pembiayaan Pembangunan. Direktorat Neraca Pembayaran dan Kerjasama Ekonomi Internasional. 2002 [16] Wahyudi. Penghapusan Hutang Bersyarat Menurut hukum Islam. UIN Yogyakarta. 2010.

You might also like