You are on page 1of 3

Dian Agus Hermawan 11/319739/TK/38856

ANALISIS KERUSAKAN BAUT PENGIKAT MEJA PUTAR PADA SISTEM TRANSPORTASI ALAT ANGKAT

Nama Komponen Baut pengikat meja putar Crane Drott Cruz Bahan Material Baja karbon rendah yang berbentuk gulungan kawat baja batangan Kondisi operasi pemakaian Pada penelitian ini dianalisis kerusakan baut pengikat yang terjadi pada meja putar alat transportasi pemindah barang atau kendaraan alat angkat jenis Crane Drott Cruz. Baut yang digunakan untuk mengikat meja putar tersebut berjumlah 36 buah dengan ukuranM 24 x 70 dan kelas mutu (grade) 12.9. Kerusakan terjadi ketika alat angkat ini digunakan untuk memindahkan suatu barang seberat 20 ton tiba-tiba terjatuh dan selumh baut pengikat lepas, ada yang putus, ada ulimya dol dan ada juga yang bengkok. Padahal alat angkat ini baru berumur sekitar 2 tahun atau sekitar 6000 jam operasi sebelum kerusakan ini terjadi. Identifikasi dan Penyebab Kerusakan Hasil analisa komposisi kimia terhadap baut pengikat meja putar yang telah putus dan yang masih baru disajikan pada Tabel.

Dari hasil analisa komposisi kimia, nampak bahwa baut meja putar yang patah tersebut terbuat dari bahan baja karbon rendah (C < 0,45 %), sedangkan unsur Cr,Cu, dan Mo dan Al

yang terdapat pada baut pengikat ini walaupun prosentasenya sangat sedikit, berguna untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi atmosfir.Unsur Nb, Sn dan W berguna untuk menghaluska nbutiran struktur mikro dan meningkatkan kekerasan dari baut. Hasil pengujian kekerasan Brinnel yang dilakukan terhadap kelima baut meja putar yang putus dan yang masih baru menunjukkan ahwa nilai kekerasan terendah adalah 352 HB sedangkan nilai kekerasan tertinggi mencapai 399 HB. Hasil analisa visual dan makro fraktografi,menunjukkan bahwa kelima baut yang patah merupakan karakteristik patahan karena lelah. Akibat beban dinamis (beban fluktuasi) yang dialami oleh crane tersebut pada saat dioperasikan.

Dari hasil pengujian nampak bahwa baut yang digunakan untuk pengikat meja putar crane drott cruz melebihi kekuatan yang seharusnya digunakan pada konstruksi baja atau peralatan alat berat (heavy equipment),sebab beban atau gaya yang dialami adalah beban dinamis. Bentuk permukaan patahan dari kelima baut yang dianalisis sangat bervariasi (Gambar 5), nampak bahwa luas daerah penjalaran retak (crack propagation) ada yang besar dan ada yang kecil .Hal ini menunjukkan bahwa proses perambatan retak hingga patah akhir pada baut berlangsung sangat cepat. Keadaan demikian dapat disebabkan oleh tingkat tegangan yang terjadi sangat besar atau kemungkinan adanya cacat pada ulir baut. Disamping itu kondisi permukaan patahan dari kelima baut tersebut menunjukkan bentuk patah getas. Gambar 6, menunjukkan hasil uji tarik tarik terhadap baut dengan grade 8.8, baut jenis ini banyak digunakan pada konstruksi baja dan alat berat, terutama untuk beban dinamis atau statis tak tentu. Bentuk permukaan patahan dari hasil uji tarik baut grade 8.8 berbentuk cup & cone,hal ini menunjukkan bahwa baut tersebut cukup liat, karena nampak adanya perubahan penampang sebelum terjadi patahan. Permukaan patahan yang terjadi baut dikatakan getas, apabila bentuk permukaan patahannya hampir datar dan halus, akan tetapi dikatakan liat apabila bentuk permukaan patahannya membentuk sudut yang mendekati 45 derajat atau 45 derajat. sedangkan bentuk permukaan patahan cup & cone merupakan bentuk patahan yang cukup liat[3].

Gambar 6. Bentuk permukaan patahan baut yang telah mengalami uji tarik

Hasil uji metalografi yang dilakukan pada baut pengikat meja putar crane drott cruz, nampak pada Gambar 7. Bentuk struktur mikro baut tersebut menunjukkan bentuk martensit temper. Struktur ini biasanya dicapai melalui proses perlakuan panas, yaitu proses pengerasan (hardening) yang kemudian diikuti oleh proses temper. Proses pengerasan dilakukan dengan memanaskan baut tersebut hingga mencapai suhu austenisasi dan kemudian dicelupkan kedalam media pendingin, seperti oli atau yang lainnya. Setelah

dicelup beberapa saat lamanya hingga kondisi baut tersebut kembali ke suhu ruang, selanjutnya baut tersebut dipanaskan pada suhu temper hingga menghasilkan struktur martensit temper[4]. Bentuk struktur mikro pada bagian kepala ulir nampak adanya cacat yang berbentuk lipatan (laps).Cacat ini merupakan salah satu bentuk cacat akibat proses manufaktur yang kurang sempurna. Pada dasarnya pembuatan baut dilakukan dengan proses machining atau proses cold heading, kedua proses ini hanya dilakukan pada suhu ruang. Pada proses machining, pembentukan ulir dilakukan dengan menggunakan mesin bubut atau CNC, sedangkan pada proses cold heading, pembentukan ulir dilakukan dengan menggunakan mesin thread rolling[2].Perbedaan dari kedua proses pembentukan ini secara visual sangat sukar dibedakan, akan tetapi dengan uji metalografi nampak dengan jelas perbedaannya, yaitu : untuk baut yang memalui proses machining bentuk struktur mikro pada daerah ulir lurus saja mengikuti arab pengerolan, sedangkan pada proses cold heading bentuk struktur mikro di daerah ulir nampak bergelombang mengikuti bentuk alur dari ulir. Proses terjadinya lipatan pada kepala ulir baut yang nampak dadi hasil uji metalografi, diawali oleh pembentukan tonjolan (overfills) yang kemudian mengalami perlipatan pada proses pembentukan ulir. Pada lipatan tersebut kemudian terjadi proses oksidasi dan dekarburisasi, saat dilakukan perlakuan panas, sehingga nampak pada daerah lipatan struktur ferit relatif kasar. Cacat yang terjadi pada bagian kepala ulir merupakan awal dari kerusakan yang dialami oleh baut tersebut tanpa beban, selanjutnya akibat beban dinamis yang terjadi saat crane tersebut beroperasi, siklus demi siklus berlalu, retak yang ada pada awalnya kemudian menjalar dengan cepatnya hingga mengakibatkan baut tersebut patah. Selain adanya cacat awal yang dialami oleh baut tersebut, faktor yang sangat dominan berpengaruh adalah grade baut yang sangat tinggi (grade 12.9), sebab baut sejenis ini sangat sensitif terhadap beban dinamis, akibat adanya bentuk takikan(notch) berupa ulir.

Gambar 7. Bentuk struktur mikro baut yang telah mengalami kerusakan, nampak adanya bentuk cacat lipatan pada daerah ulir, etsa natal 5 %, perbesaran 200x.

Solusi dan Penyelesaian Salah satu penyebab kerusakan adalah dari kesalahan manufaktur dari baut itu sendiri, oleh karenanya harus diperhatikan quality control dalam proses produksi. Bahan baut yang terlalu keras juga menjadi penyebab kerusakan, penggantian bahan baut menjadi yang lebih lunak untuk mengurangi tingkat kesensitifan terhadap beban dinamis.

You might also like