You are on page 1of 16

1.

Kelainan Perdarahan (Hemofili) Pasien dengan kelainan perdarahan herediter seperti hemophilia A atau B, von Willbrands disease beresiko mengalami perdarahan hebat jika dilakukan tindakan perawatan kedokteran gigi yang menyebabkan perdarahan seperti scalling dan root planning. Pasien dengan keadaan semacam ini harus diidentifikasi dan dikonsultasikan dengan dokter spesialis. Dental Management pada pasien Dengan Kelainan Perdarahan a. Pengidentifikasian Pasien Ada empat metode atau cara yang dapat digunakan seorang dokter gigi untuk dapat mengidentifikasi pasien yang mempunyai masalah pada perdarahannya. ibutuhkan keahlian untuk pengaplikasian seberapa baik seorang dokter gigi dapat menjaga pasien!pasien tersebut dari bahaya perdarahan hebat setelah perawatan bedah kedokteran gigi. "mpat metode tersebut yaitu sebagai berikut# $iwayat yang baik Pemeriksaan %&sik 'creening clinical laboratory tests Pengawasan terhadap perdarahan hebat setelah prosedur bedah b. (odifikasi $encana Perawatan Persiapan yang baik disajikan untuk pasien!pasien dengan berbagai macam masalah perdarahan. Pasien dengan cacat congenital pembekuan darah harus didukung untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan ronggo mulut pasien, karena sebagian besar perawatan kedokteran gigi pada pasien sekarang disulitkan dengan kebutuhan untuk mengembalikan faktor yang hilang. Perawatan kedokteran gigi sering membutuhkan rawat inap di rumah sakit untuk pasien dengan cacat yang parah. aspirin dan jenis )'A& lainnya sebaiknya tidak digunakanuntuk menghilangkan sakit pada pasien yang sedang menerima medikasi antikoagulan. Berbagai senyawa yang terdapat di aspirin antara lain# Anacin, 'ynalgos! *, %iorinal, Bufferin, Alka!'elt+er, "mpirin dengan *odeine, dan ",cedrin. c. -omplikasi dan (anifestasi Pasien dengan kelainan perdarahan pernah mengalami perdarahan gingival secara spontan .spontaneous gingival bleeding/. 0aringan rongga mulut .seperti soft palate, lidah, mukosa pipi/ kemungkinan terdapat petechiae, ecchymoses, jaundice, pallor, dan ulser. 'pontaneous gingival bleeding dan petechiae biasanya ditemukan pada pasien yang menderita trombositopenia. 1emarthrosis pada 2(0 jarang ditemukan dengan kelainan perdarahan dan tidak ditemukan pada pasien yang menderita trombositopenia. Pembesaran kelenjar parotid glands bisa dihubungkan dengan penyakit hati kronis yang paling sering ditemukan pada para pecandu alcohol. &ndividu penderita leukemia bisa ditandai dengan adanya general gingival hiperplasi. 1. Hemofilia Periodonsia Profilaksis oral biasanya dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. Perdarahan yang disebabkan oleh scalling utrasonik supragingival atau profilaksis rubber cup dapat dikendalikand engan trombosit. 2etapi scalling yang dapat menyebabkan perdarahan serius pada pasien yang tidak mendapat penggantian faktor pembekuan. 2erapi periodontal, termasuk pembedahan, tidak dikontraindikasikan. Pembedahan papila harus dilakukan hanya jika manfaat terapetik yang diharapkan melebihi kemungkinan penyulit
1

pascaoperatif yang parah. 2idak diperlukan penggantian faktor untuk probbing dan scalling supragingiva yang berhati!hati. Penggantian faktor diperlukan sebelum scalling dalam, kuretase, dan pembedahan .$ose, 3ouis, dkk. 4556/. "ndodonsia Pada pasien dengan hemofilia, perawatan endodontik lebih baik dibandingkan ekstraksi. -ami tidak mengetahui adanya gangguan sistemik yang meniadakan perawatan endodontik. Pada semua kasus dengan resiko, perawatan endodontik, terutama instrumentasi saluran akar, harus dilakukan setelah pemberian premedikasi antibiotika, sbb # 7 g penicillin 8 satu jam sebelum operasi dan 4 g enam jam setelah operasi 9 atau erythromicyn satu jam sebelum operasi dan :;; mg < jam setelah operasi sebagai anjuran dari American Heart Association .=rossman, 455:/. Bedah (ulut Pemberian anestesi lokal adalah permasalahan utama dalam terapi dental. 1ematoma diseksi, obstruksi saluran pernafasan, dan kematian adalah penyulit yang diketahui dari blok anestesia pada pasien hemofilia. &njeksi tidak boleh diberikan kecuali pasien memiliki kadar faktor dalam plasma lebih dari :;>. %aktor plasma tambahan dieprlukan jika darah teraspirasi, jika terbentuk hematoma, atau terjadi gejala perdarahan lain seperti nyeri didaerah injeksi. Pada hemofilia parah, terapi penggantian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum teknik anestetik. Anestesi lokal dapat dilakukan dengan injeksi infiltrasi atau perisemental dengan semprit injeksi interligamentum. &njeksi intramuskular juga dikontraindikasiakn karena kemungkinan pembentukan hematoma. 'ebagian besar terapi restoratif dapat dilakukan tanpa penggantian faktor. $ubber dam harus digunakan untuk melindungi jaringan oral dari laserasi yang tidak disengaja. Wedge harus dipasang sebelum preparasi interproksimal untuk melindungi dan meretraksi papila. 2erapi endodontik lebih disukai ketimbang ekstraksi. Perdarahan pulpa mudah dikendalikan dengan cara yang konvensional. ?ver instrumentasi dan overfilling harus dihindari .$ose, 3ouis, dkk. 4556/. Penatalaksanaan Di Bidang Kedokteran Gigi (etode pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat mengidentifikasi pasien dengan kelainan perdarahan adalah membuat riwayat penyakit secara lengkap, pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan observasi terjadinya perdarahan yang luas setelah tindakan pembedahan. $iwayat penyakit pasien harus dibuat selengkap mungkin. Pertanyaan!pertanyaan hendaknya disusun secara berurutan dimulai dari pengalaman!pengalaman pasien terdahulu. Beberapa penyakit gangguan perdarahan dapat diturunkan, sehingga pertanyaan juga perlu diarahkan ke anggota keluarga yang lain. Pengelompokan pertanyaan dilakukan sesuai dengan jenis!jenis penyakit gangguan perdarahan yang mungkin dapat terjadi. Adapun pertanyaan tersebut meliputi# apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan perdarahan, apakah pernah mengalami perdarahan yang cukup lama setelah dilakukan tindakan pembedahan seperti operasi dan cabut gigi, apakah pernah terjadi perdarahan yang cukup lama setelah mengalami trauma, apakah sedang meminum obat! obatan untuk pencegahan gangguan koagulasi atau sakit kronis, riwayat penyakit terdahulu, dan apakah pernah mengalami perdarahan spontan. 'krining laboratoris perlu dilakukan terutama pemeriksaan P2, aP22, 22, P%A!4;; dan platelet count. 0enis pemeriksaan yang dilakukan disesuaikan dengan pengelompokan gangguan perdarahan. 4,44,47 3.4.1. Tindakan Pen egahan Di Bidang Kedokteran Gigi
2

2indakan pencegahan yang dapat dilakukan bagi pasien kelainan perdarahan pada prinsipnya sama dengan pasien normal, yaitu menyikat gigi sehari dua kali dengan menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor 4 ppm untuk anak di bawah usia tujuh tahun dan 4,@ ppm untuk anak di atas usia tujuh tahun, sikat gigi yang digunakan sebaiknya memiliki te,ture medium, menggunakan alat! alat interdental seperti dental floss, tape, dan sikat inter dental, pemberian tambahan fluor melalui cairan, tablet, aplikasi topikal, obat kumur yang mengandung fluor, memakan makanan yang sehat untuk gigi, mengkonsumsi pemanis buatan, dan mengunjungi dokter gigi setiap tiga hingga enam bulan sekali. 4,44,47 3.4.!. Pera"atan Periodontal 0aringan periodontal yang sehat adalah penting untuk mencegah perdarahan dan kehilangan gigi. 0ika oral hygiene buruk, perawatan harus dimulai sesegera mungkin setelah pasien menjalani pemeriksaan gigi dan rencana perawatan dibuat untuk mencegah kerusakan lanjut pada jaringan periodontal. alam kasus penyakit periodontal parah, penting untuk melakukan scaling supragingiva di awal bersama dengan edukasi kebersihan rongga mulut. 'caling subgingiva dapat dimulai sesegera mungkin jika inflamasi telah berkurang. Perawatannya mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan. 'elain itu, obat kumur klorheksidin glukonat dapat dipakai untuk mengontrol masalah periodontal. Antibiotik mungkin diperlukan untuk membantu mengurangi inflamasi. -ehilangan darah jenis apapun dapat dikontrol secara lokal dengan tekanan langsung atau periodontal dressing dengan atau tanpa bahan antifibrinolitik topikal. Bedah periodontal pada pasien dengan kelainan perdarahan harus selalu dianggap tindakan beresiko tinggi dengan resiko kehilangan darah berlebihan. Perawatan bedah hanya boleh dipertimbangkan jika perawatan konservatif telah gagal dan oral hygienenya baik. Bedah periodontal dapat menjadi lebih menyulitkan bagi hemostasis daripada ekstraksi sederhana. 2indakan ini harus secara cermat direncanakan dan resikonya dijelaskan secara lengkap pada pasien. 4,44,47 3.4.3. Pemakaian Geligi Tir#an $epasan Pasien dengan gangguan perdarahan dapat dianjurkan untuk menggunakan geligi tiruan lepasan selama geligi tiruan itu nyaman dipakai. Perawatan periodontal tetap perlu dilakukan untuk mempertahankan gigi yang masih ada. 4,44,47 3.4.4. Pera"atan %rtodonti Pemakaian alat ortodonti lepasan dan cekat dapat dilakukan, namun tetap diperhatikan kekuatan tekan yang akan mengenai gusi agar perdarahan tidak terjadi. (enjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan persyaratan utama agar perdarahan spontan tidak terjadi. 4,44,47 3.4.&. Penam'alan Pemakaian matri, dan wedges saat penambalan perlu diperhatikan dengan benar. 3uka yang diakibatkan karena pemakaian yang salah dapat menjadi masalah saat melakukan penambalan. 4,44,47 3.4.(. Pera"atan )ndodontik Perawatan endodontik umumnya beresiko rendah untuk pasien dengan gangguan perdarahan. 0ika diindikasikan pulpektomi, kemungkinan gigi memerlukan perawatan endodontik konvensional juga harus dipertimbangkan. Penting bahwa prosedur ini dilakukan dengan hati!hati dengan panjang kerja saluran akar dihitung untuk menjamin bahwa instrumen tidak melewati apeks saluran akar.
3

Adanya perdarahan di dalam saluran akan merupakan petunjuk jaringan akar tersisa dalam saluran. 'odium hipoklorit harus dipakai untuk irigasi, diikuti dengan pemakaian pasta kalsium hidroksida untuk mengontrol perdarahan. Bahan dari formaldehid bisa juga dipakai dalam kasus di mana ada perdarahan persisten atau bahkan sebelum pulpektomi. 4,44,47 3.4.*. +nestesi Dan Penangg#langan ,asa -akit 'akit gigi biasanya dapat dikontrol dengan analgesik minor seperti parasetamol .asetaminofen/. Aspirin jangan digunakan karena efek inhibitornya terhadap agregasi platelet. Pamakaian obat antiinflamasi non steroid .A&)'/ harus dibahas sebelumnya dengan dokter ahli hematologis pasien karena efeknya terhadap aggregasi platelet. 2idak ada pembatasan berkenaan dengan tipe bahan anestetik lokal yang dipakai meskipun obat dengan vasokonstriktor bisa memberikan hemostasis lokal tambahan. Penting untuk menyarankan pasien dan orang tuanya mengenai resiko trauma oral lokal sebelum anestetik menghilang. &nfiltrasi bukal dapat dipakai tanpa adanya pengganti faktor. 2indakan ini akan menganestesi semua gigi anterior atas dan bawah dan gigi premolar. 4,44,47 =igi molar mandibula biasanya dirawat memakai blok saraf alveolar inferior. 2indakna ini hanya diberikan setelah meningkatkan level faktor pembekuan dengan terapi pengganti yang tepat, karena adanya resiko perdarahan ke dalam otot bersama dengan potensi hambatan jalan nafas karena hematoma di ruangan retromolar atau pterygoid. 2eknik intraligamen atau teknik intraosseus harus dipertimbangkan selain blok mandibula. Articaine telah dipakai sebagai infiltrasi bukal untuk menganestesi gigi molar bawah. &nfiltrasi lingual juga memerlukan pendekatan pengganti faktor karena suntikannya ke dalam daerah pembuluh darah kaya pleksus dan jarum tidak dekat tulang. 2erdapat resiko hambatan jalan nafas dalam peristiwa perdarahan. 4,44,47 3.4... Pem'edahan Perawatan bedah, termasuk ekstraksi gigi sederhana, harus direncanakan untuk meminimalisasi resiko perdarahan, memar berlebihan, atau pembentukan hematoma. Poin!poin berkut ini dapat membantu mencegah masalah!masalah# intervensi bedah darurat dalam kedokteran gigi jarang diperlukan karena nyeri dapat seringkali dapat dikntrol tanpa terpaksa melakukan perawatan tak terencana. 'emua rencana perawatan haruslah didiskusikan dengan unit hemofilia jika melibatkan pemakaian perlindungan profilaktif. 4,44,47 3.4./. Pera"atan Topikal Bentuk paling umum perawatan topikal diantaranya pemakaian obat kumur antibakteri. ?bat kumur berguna sebagai alat bantu dalam perawatan fase kebersihan. Perawatan paling umum adalah#
4,44,47

-hlorheksidin glukonat# khlorheksidin tersedia dalam bentuk obat kumur, semprot dan jel. -hlorheksidin paling sering dipakai sebagai obat kumur dua kali sehari selama A;!<; detik. 0el bisa bipakai sebagai tambahan obat kumur. -hlorheksidin memiliki kecenderungan untuk mewarnai gigi sehingga lama tiap perawatan harus dibatasi. Povidone!iodine# povidone iodine tersedia sebagai obat kumur dan dapat dipakai untuk perawatan masalah periodontal akut. 'elain itu dapat dipakai untuk mengirigasi poket periodontal. 1arus hati!hati untuk wanita hamil. !. Kelainan ,espirasi (+sma)
4

Penyebab paling umum dari sesak nafas pada penderita asma adalah serangan asma akut. $asa cemas, terutama pada anak!anak dapat menjadi pendorong terjadinya episode asma akut seperti juga alergi atau infeksi. (erupakan tindakan yang bijaksana untuk menghindari perawatan pada penderita asma yang emosional yang baru sembuh dari infeksi pada daerah dada atau pada waktu yang paling buruk bagi penderita asma yang alergi .musim hujan/.

Ge0ala Klinis +sma Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas dengan sejumlah sel dan elemen sel yang berperan. &nflamasi kronik hipereaktivitas saluran napas meningkat episodik berulang # sesak napas, mengi, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam atau dinihari. =ejala episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang difus dengan derajat bervariasi dan bersifat reversibel baik secara spontan atau dengan pengobatan. tanda 1 tanda2 4. sumbatan jalan nafas B sesak napas 7. bunyi mengi yang keras dan memakai otot!otot tambahan untuk bernapas. -adang! kadang begitu sedikitnya udara yang masuk sehingga bunyi mengi tidak jelas terdengar A. takikardia lebih dari 47;Cmenit @. sianosis :. ispnoe yang parah, dimana pasien menjadi sangat susah bernapas dan bicara -trategi penatalaksanaan# a/ Pendidikan penderita b/ &dentifikasi dan menghindari faktor pencetus c/ ?bat!obatan untuk mengontrol asma d/ Penentuan klasifikasi asma e/ Penatalaksanaan eksaserbasi akut yang adekuat f/ Pemantauan dan pengobatan asma jangka panjang g/ 3atihan fisik atau kebugaran jasmani Hal3hal 4ang Har#s Diperhatikan pada Pasien +sma a/ Posisikan pasien harus tenang dan rileks b/ (empersiapkan bronkodilator pada penderita asma bronchial c/ Pada asma kardial dihindarkan penambahan vasokonstriktor Kega"atdar#ratan pada Pasien +sma
a. (empersiapkan & 2 .&nhaler osis 2erukur/ aerosol

& 2 dikocok, tutup dibuka &nhaler dipegang tegak, ekspirasi pelan!pelan

&nhaler di antara bibir yang rapat, inspirasi pelan!pelan, kanester ditekan tarik napas dalam!dalam 2ahan napas sampai 4; detik atau hitung 4;, )aikkan dosis inhaler 7 kali lipat saat kambuh. b. Berikan segera injeksi hidrokortison suksinat 7;; mg &8, dan tambahkan prednisolon oral dengan dosis 7; mg. c. Berikan oksigen d. (intalah bantuan medis dan ambulans e. Dang perlu diingat # berikan adrenalin sebab pasien mungkin menerima bahan stimulan E7 adrenoseptor .contoh # salbutamol berupa inhaler/.
5

f. (enempatkan pasien dalam posisi senyaman mungkin dengan menegakkan tubuh pasien dengan tangan terlentang. Kardio5ask#ler 1. Pasien 6nfark Miokardi#m Penyakit jantung mempunyai hubungan penting dengan praktek kedokteran gigi karena banyak alasan, termasuk resiko bahwa pengobatan oral bisa mengakibatkan endokarditis bakterialis, penjalaran nyeri insufisiensi koroner ke wajah bagian bawah dan mandibulum, dan bahaya anestesi umum dan anestesi lokal dengan adrenalin pada pasien demikian. alam istilah manajemen gigi, pasien dibagi kedalam A kelompok .2abel 76.4/ namun beberapa dapat terbagi lebih dari satu, dan pengobatan dengan obat tertentu dapat menciptakan permasalahan tambahan .2abel 76.7/. &tu harus dihargai karena itu saran manajemen berikutnya adalah generalisasi dan masing!masing kasus harus dipertimbangkan manfaatnya sendiri. 2abel 76.4 (anajemen gigi pada golongan utama penyakit jantung efek katup atau yang berhubungan dengannya .kongenital atau akibat demam rematik sebelumnya/ atau pasien dengan penggantian prostetika, rentan terhadap endokarditis infektif. Antibiotik profilaksis untuk melindungi, khususnya sebelum ekstraksi, merupakan keharusan Penyakit jantung iskemik dengan atau tanpa hipertensi berat. Pemeriksaan gigi rutin menimbulkan bahaya kecil namun resiko aritmia berbahaya harus diminimalisir. Anestesi lokal pada dosis normal hanya memiliki bahaya teoritis, namun nyeri dan kecemasan harus diminimalisir. $esiko utama berasal dari anestesi umum =agal jantung $esiko utama berasal dari anestesi umum 2abel 76.7 Beberapa implikasi obat pada gigi yang digunakan pada penyakit jantung ?bat (etildopa, captopril )ifedipine .dan analog/, diltia+em Antikoagulan Antihipertensi igoksin 6nfark Miokard Definisi
6

&mplikasi pada manajemen gigi 'tomatitis 1iperplasia ginggiva $esiko perdarahan paska operasi yang berkepanjangan Potensiasi anestesi umum (eningkatkan resiko disritmia dengan halothane

&nfark miokard adalah akibat dari cedera iskemik berkepanjangan pada jantung. Alasan yang paling sering bagi seseorang yang terkena infark miokard adalah penyakit arteri koroner progresif sekunder akibat aterosklerosis. Ge0ala Pasien biasanya mendapat nyeri dada berat pada area substernal atau prekordial kiri. )yeri bisa menjalar ke lengan kiri atau ke rahang dan bisa berhubungan dengan nafas pendek, palpitasi, mual atau muntah. )yeri biasanya mirip dengan angina namun lebih panjang dan lama. Komplikasi -omplikasinya termasuk artimia dan gagal jantung kongestif. -omplikasi bergantung pada sejauh mana infark miokard. Pasien dengan infark kecil biasanya sembuh dengan morbiditas minimal. Pasien dengan area cedera luas lebih mungkin menderita gagal jantung dan aritmia yang membahayakan!jiwa. Perhatian Bagi Dokter Gigi Dalam Menangani Pasien dengan 6nfark Miokard Perhatian utama adalah gangguan iskemik jantung atau timbulnya aritmia selama prosedur gigi. $esiko ini lebih mungkin terjadi semakin dekat dalam waktu prosedur gigi ke infark miokard. $esiko ini juga meningkat dengan peningkatan kompleksitas prosedur gigi dan dengan penggunaan vasokonstriktor pada anestesi lokal. ,esiko Pada Pasien dengan ,i"a4at 6nfark Miokard $esiko tertinggi selama < bulan pertama setelah infark miokard $esiko menengah selama periode <!47 bulan setelah infark miokard $esiko terendah setelah 47 bulan (elakukan intervensi bedah pada pasien dengan infark miokard terbaru adalah adanya resiko rekurensi tertinggi jika dilakukan pada < bulan pertama setelah infark miokard. Bedah mayor selama periode ini membawa :;> resiko rekurensi infark miokard, dengan angka kematian yang sangat tinggi. Managemen Gigi (anajemen gigi pada pasien dengan infark miokard sebelumnya bergantung pada keparahan dan arah infark. Pasien yang mengalami infark miokard akut tanpa komplikasi bisa mentolerir prosedur!prosedur .tipe & sampai &8/ durasi singkat setiap saat mengikuti kejadian. Prosedur yang menimbulkan tekanan lebih baik ditunda sampai < bulan setelah infark. -onsultasi dengan dokter disarankan. 2ampaknya tidak terdapat kontraindikasi pada penggunaan epinefrin dalam konsentrasi 4#4;;.;;; pada anestesi lokal pada pasien!pasien ini. )amun, protokol untuk meminimalkan penggunaan vasokonstriktor harus dilaksanakan. -omunikasi yang baik antara pasien!dokter gigi, mengurangi stres, dan pemantauan adalah penting untuk manajemen tepat pada pasien paska infark. Pasien yang mengalami komplikasi infark miokard atau yang penyembuhannya tidak stabil membutuhkan pendekatan konservatif selama < bulan pertama setelah infark. Pasien!pasien ini bisa menjalani pemeriksaan gigi tanpa protokol khusus .prosedur!prosedur tipe &/ dan mendesak, prosedur!prosedur operatif sederhana .tipe &&/ setelah konsultasi dengan dokter pasien. 'emua pengobatan gigi lainnya harus ditunda sampai pasien stabil selama setidaknya < bulan. Pasien pada kelompok dengan kedaruratan gigi ini harus ditangani sekonservatif mungkin. )amun, jika ekstraksi atau pembedahan dibutuhkan, dokter pasien harus berkonsultasi. Protokol meminimalkan stres harus digunakan. 0ika memungkinkan, prosedur!prosedur tersebut terbaik dilakukan di sebuah rumah sakit, dengan pengawasan terus menerus. Pendekatan Medis Pada Pasien Dengan 6nfark Miokard
7

alam < bulan pertama -arena tingginya resiko rekurensi infark miokard dan aritmia pada pasien ini, pekerjaan dokter gigi harus dibatasi pada perawatan paliatif saja. Pengobatan gigi emergensi harus dibebaskan terkontrol, lingkungan dipantau. Penggunaan vasokonstriktor pada anestesi lokal relatif dikontraindikasikan. alam periode <!47 bulan Prosedur bedah sederhana dan non!bedah harus dilaksanankan dengan penggunaan bijaksana anestesi lokal. 3idocaine 7> dengan lidokain 4#4;;.;;;, dan mepivacaine 7> dengan levonordefrin 4#7;.;;;, harus dibatasi sampai 7 *arpule untuk masing!masing pekerjaan. Prosedur elektif kompleks, restoratif dan bedah, masih relatif dikontraindikasikan.

Periode F 4 tahun yang lalu Penting untuk diingat bahwa pasien!pasien ini masih memiliki penyakit arteri koroner yang penting meskipun mereka stabil sepanjang tahun sebelumnya. (ereka mampu, walaupun, lebih siap mentolerir prosedur pembedahan non!gigi dibandingkan pasien!pasien dengan infark miokard yang lebih baru terjadi. 0ika pasien memiliki komplikasi infark miokard dengan gejala sisa seperti aritmia dan gagal jantung kongestif, perencanaan gigi harus diubah pada kenyataannya. 'ebagai contoh pembuatan gigi palsu parsial yang mudah dilepas akan lebih disukai dibandingkan protese tanam periodontal kompleks. 3agi, pembatasan vasokonstriktor hingga 7 *arpule anestesi lokal konvensional dengan epinefrin 4#4;;.;;; atau levonordefrin 4#7;.;;; atau yang sebanding masih direkomendasikan. Pasien dengan infark miokard 6-12 bulan sebelum diusulkan perawatan gigi Pasien!pasien ini bisa menjalani pemeriksaan gigi .prosedur tipe &/ tanpa protokol khusus. Prosedur non!bedah .tipe &&!&&&/ dan prosedur bedah sederhana .tipe &8/ dapat dilakukan setelah konsultasi dengan dokter pasien. engan pasien seperti ini, perhatian harus dilakukan untuk meminimalkan stres. Prosedur yang lebih lama harus dibagi menjadi beberapa prosedur pendek dan teknik sedasi tambahan harus digunakan. 0anji pagi mungkin diperlukan. (eskipun tidak terdapat data spesifik tentang gigi yang tersedia, morbiditas dan mortalitas sehubungan dengan pembedahan non!gigi masih meningkat selama periode ini. -arenanya, mungkin bijaksana untuk menunda prosedur pembedahan gigi menengah sampai lanjut .tipe &8!8/ sampai pasien stabil selama lebih kurang 47 bulan setelah infark miokard. Pasien dengan infark miokard terakhir lebih dari satu tahun yang lalu Penting untuk diingat bahwa pasien!pasien ini masih memiliki penyakit arteri koroner yang penting meskipun mereka stabil sepanjang tahun sebelumnya. (ereka mampu, walaupun, lebih siap mentolerir prosedur pembedahan non!gigi dibandingkan pasien!pasien dengan infark miokard yang lebih baru terjadi. (ereka dapat menjalani pemeriksaan gigi .prosedur tipe &/ dan prosedur non! bedah dan bedah sederhana .tipe &&!&8/ dengan perhatian khusus terhadap teknik sedasi dan minimalisasi stres. Prosedur bedah menengah dan lanjut .tipe 8!8&/ hasur dilakukan hanya setelah konsultasi cermat dengan dokter mereka. 1ospitalisasi elektif yang membolehkan pemantauan memadai harus dipertimbangkan untuk semua pembedahan gigi lanjut .prosedur tipe &8/ dan menjadi wajib jika dibutuhkan anestesi umum. Tindakan Pera"atan Gigi Tindakan Non- edah 2ipe & # Pemeriksaan radiografi, tindakan oral hygiene dan pengambilan cetakan model

2ipe && # 2indakan operatif dentistry sederhana, profilaksis supra!ginggival dan

ortodontik 2ipe &&& # 2indakan operatif dentistry yang lebih dalam, pembersihan karang gigi yang lebih dalam dan tindakan endodontik Tindakan edah 2ipe &8 # "kstraksi gigi, kuretase atau ginggivoplasti 2ipe 8 # "kstraksi gigi yang multipel, ginggivektomi dan tindakan bedah dengan membuka flap 2ipe 8& # "kstraksi gigi untuk seluruh rahang, flap surgery, orthognatic atau implant dan bedah rahang

!. Hipertensi Definisi 1ipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang permanen sebagai akibat meningkatnya tekanan di arteri perifer, dimana komplikasi yang timbul menjadi nyata. (enurut W1? batas tekanan yang masih dianggap normal adalah 4@;C5; mm1g dan tekanan darah sama atau diatas 4<;C5: mm1g dinyatakan sebagai hipertensi. Pen4e'a' hipertensi 1ipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 7 jenis # a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak C belum diketahui penyebabnya .terdapat pada kurang lebih 5; > dari seluruh hipertensi/. b. Hipertensi sek#nder adalah hipertensi yang disebabkanC sebagai akibat dari adanya penyakit lain. 1ipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab9 beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama!sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. 0ika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar :!4;> penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 4!7>, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu .misalnya pil -B/. Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin .adrenalin/ atau norepinefrin .noradrenalin/. -egemukan .obesitas/, gaya hidup yang tidak aktif .malas berolah raga/, stres, alkohol atau garam dalam makanan9 bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang!orang memiliki kepekaan yang diturunkan. 'tres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Ge0ala klinis2 4. 'akit kepala 7. Perdarahan dari hidung A. Pusing @. Wajah kemerahan :. -elelahan Pera"atan gigi dan m#l#t pada pasien hipertensi a. Periodonsia
9

1iperplasia =ingiva merupakan pembesaran gingival noninflamatori yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah sel penyusunnya. =ambaran klinis hiperplasia gingiva yaitu gingiva membesar, padat, warna merah muda, resilien, tidak sakit, tidak sensitive, tidak mudah berdarah, berstippling, dan bergranular. *alcium channel blocker sering menyebabkan hiperplasia gingiva dan berdasarkan survei 47!7;> disebabkan oleh nipedifine. 1iperplasia ginggiva dilaporkan muncul setelah 7 bulan terapi hipertensi. iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat pengguna nifedipine dengan jangka waktu relatif lama. Pembesaran ginggiva dapat mengecil dalam waktu 4 minggu atau lebih setelah pemberhentian obat, namun juga tergantung pada lamanya pemakaian nifedipine dan kebersihan oral penderita. (aka jika bertemu pasien yang didiagnosa hiperplasia ginggiva dan menderita hipertensi, periksa kembali riwayat pemakaian obat antihipertensinya, jika mengkonsumsi nifedipin hentikan pemakaian . b. Penyakit (ulut .?ral (edicine/ Gerostomia adalah mulut kering akibat aliran air ludah yang berkurang. Gerostomia dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan mengkonsumsi makanan. Gerostomia juga merupakan penyebab utama nafas yang bau dan munculnya banyak karies.lubang gigi/ dalam rongga mulut. 1al ini dikarenakan, saliva .air ludah/ dalam mulut yang berfungsi sebagai buffer dan pendorong terjadinya remineralisasi produksinya menjadi berkurang, sehingga menyebabkan rongga mulut lebih rentan terhadap infeksi. -etika kuman masuk ke dalam darah, bisa melalui pembuluh darah yang terbuka akibat gusi berdarah, jenis!jenis bakteri tertentu akan menempel pada platelet, dan menyebabkan sel!sel ini menggumpal dalam pembuluh sehingga menyumbat dan mengganggu alirah darah ke jantung sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah. Perawatan untuk mencegah ,erostomia lebih berat dapat berupa menghindari konsumsi obat! obatan yang mengandung dekongestan dan antihistamin, mengisap!isap permen atau permen karet non!gulaCmengandung ,ylitol secara teratur, dan menggunakan air ludah sintetis .karboksimetil selulosa/. Penderita hipertensi yang mengkonsumsi clonidine dalam dosis besar .F;,< mgChari/ harus digganti obat antihipertensinya jika ingin melakukan bedah gigi, dan tidak boleh meminum obat! obatan selama 4 hari. c. Bedah (ulut Penderita 1ipertensi yang masuk dalam stage & dan stage && masih memungkinkan untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi karena resiko perdarahan yang terjadi pasca pencabutan relatif masih dapat terkontrol .3ittle, 4556/. Pada penderita hipertensi dengan stage && sebaiknya di rujuk terlebih dahulu ke bagian penyakit dalam agar pasien dapat dipersiapkan sebelum tindakan. Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu macam golongan obat, misalnya# golongan obat anti hipertensi .mis# captopril/ dan golongan obat diuretik. ,esiko3resiko 4ang dapat ter0adi pada pen a'#tan gigi penderita hipertensi7 antara lain 2 a. $esiko akibat Anestesi lokal pada penderita hipertensi# 3arutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang dicampur dengan adrenalin dengan dosis 4#H;.;;; dalam setiap cc larutan. -onsentrasi adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila dibandingkan dengan jumlah adrenalin endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi stres atau timbul rasa nyeri akibat tindakan invasif. 2etapi bila terjadi injeksi intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya karena dosis adrenalin tersebut menjadi relatif tinggi. (asuknya adrenalin ke dalam pembuluh darah bisa menimbulkan# takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. $esiko yang lain adalah
10

terjadinya ischemia otot jantung yang menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark myocardium. Adrenalin masih dapat digunakan pada penderita dengan hipertensi asal kandungannya tidak lebih atau sama dengan 4#7;;.;;;. apat juga digunakan obat anestesi lokal yang lain, yaitu (epivacaine A> karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine mempunyai efek vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu diberikan campuran vasokonstriktor. b. $esiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensi# -omplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit dihentikan. Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang sulit berhenti saat dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oo+ing .rembesan darah/ yang membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai. 3.1 ,espirasi 1. Bronkospasme +k#t (-erangan +sma) 'alah satu keadaan gawat darurat yang mungkin dijumpai di klinik gigi adalah asma. Asma merupakan suatu keadaan paroksismal dari hiper reaktifitas saluran tracheo!bronchial. -etika alergen eksternal menyebabkan spasme bronkus yang diperantarai antibodi, kejadian tersebut dikategorikan sebagai asma ekstrinsik, sedangkan asma yang disebabkan oleh faktor!faktor non alergika seperti stress, infeksi saluran pernafasan, uap iritatif atau aktifitas fisik dapat dikategorikan sebagai asma intrinsik. Asma intrinsik umum terjadi pada orang dewasa sedangkan asma ekstrinsik umum terjadi pada anak!anak. 'erangan asma yang terjadi pada praktek kedokteran gigi dapat dihindari dengan mengetahui secara lengkap riwayat kesehatan pasien. 'angat penting untuk menanyakan kepada pasien beberapa hal seperti frekuensi serangan serta derajat keparahan ketika serangan asma terjadi dan apa yang sering memicu serangan tersebut. Petunjuk lain yang dapat digunakan untuk mengetahui keparahan penyakit tersebut adalah dengan menanyakan berapa jumlah obat serta jenis obat yang diminum pasien, demikian juga dengan mengetahui seberapa sering pasien tersebut mendapat perawatan gawat darurat di rumah sakit serta riwayat rawat inap pasien akibat serangan asma. Apabila pasien mendapat perawatan dengan inhaler bronkodilator seperti albuterol atau metaproterenol dan digunakan apabila diperlukan, dapat diindikasikan bahwa pasien menderita asma yang ringan. Pada kasus yang lebih berat pasien dirawat dengan pemberian obat!obatan profilaksis seperti kortikosteroid, cromolyn, beta!7 agonists dan leukotrien modifiers. =ejala yang biasa terjadi diantaranya adalah nafas yang berbunyi, terutama pada saat ekspirasi .mengik/, sesak nafas, batuk! batuk dan dyspnea. Pasien biasanya akan berusaha duduk untuk mencoba mengambil nafas. =ejala yang lebih berat diantaranya adalah cemas, detak jantung cepat,sianosis pada jaringan di bawah kuku dan penggunaan otot!otot aksesorius pernafasan seperti muskulus '*(, muskulus trape+ius dan muskulus abdominalis. Penanganan apabila ter!adi ge!ala-ge!ala asma" maka# menghentikan segala jenis perawatan dental yang sedang dilakukan menempatkan pasien pada posisi yang paling nyaman .biasanya menegakkan tubuh pasien dengan kedua lengan terlentang/ pemberian inhaler bronkodilator serta diikuti dengan pemberian oksigen. 0ika gejala tidak mereda dan cenderung memburuk# segera dilakukan tindakan 'istem =awat darurat (edis .'=(/C(edical "mergency 'ystem .("'/
11

pemberian epinephrine .;,A mg/ pemberian inhaler yang dapat diulang setiap dua menit dan epinephrine setiap 4; menit Apabila serangan asma diakibatkan oleh alergen eksogen dapat diberikan hidrokortison .4;; mg/ intramuskular atau intravena. ari segi teknis untuk mengurangi kecemasan akibat perawatan yang diberikan, dapat dilakukan kontrol nyeri dan teknik sedasi. engan demikian pemicu serangan asma yang diakibatkan oleh faktor intrinsik dapat dikurangi. okter gigi hendaknya juga memastikan apakah pasien sudah meminum obat asma sebelum tindakan perawatan gigi dilakukan. Pasien sebaiknya juga sudah menyiapkan obat pribadi yang khusus digunakan apabila sewaktu!waktu terjadi serangan asma. Apabila pasien sering mengalami serangan asma, maka penggunaan inhaler profilaksis hendaknya dipertimbangkan untuk dilakukan beberapa saat sebelum dilakukan tindakan perawatan gigi. Pengenalan# Pasien sadar kepayahan nafas akut, memperlihatkan adanya whee+ing, retraksi supraklavikula dan interkosta. Posisi# Posisi yang nyaman, biasanya tegak lurus. A, B, *# ianggap adekuat, karena pasien sadar dan dapat berbicara. a. Pemberian bronkodilator b. Pemberian oksigen, baik dengan masker wajah atau kanula hidung sebanyak A!: liter per menit c. (emanggil "(', jika orangtua pasien meminta atau jika episode bronkospasme tidak berakhir setelah pemberian dua dosis bronkodilator. 3.! Gangg#an Hormon Koma dia'eti Pasien diabetes dapat mengalami hilang kesadaran karena hiperglikemia, atau hipoglikemia. 1iperglikemia berkembang perlahan!lahan selama beberapa jam atau beberapa hari, sedangkan hipoglikemia timbul secara mendadak dan berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan secara mutlak dan segera. Hipoglikemia Pasien diabetes dapat menerima injeksi insulin atau pil .sulphonyl urea/ untuk mengontrol kondisi mereka. Beberapa penderita bias dikontrol hanya diet makanan saja, dan tidak berisiko terkena hipoglikemia. Beberapa yang membutuhkan injeksi insulin kurang stabil dibandingkan dengan yang menerima obat!obatan hipoglikemia, dan cenderung mudah mengalami hipoglikemia. Pasien yang telah berpengalaman akan mengenali gejala!gejalanya # 1. Pasien merasa lapar. 2. Pasien mudah marah. 3. Pasien akan menyadari risiko B umpamanya, dia tidak atau terlambat makan. 2anda!tanda lain yang timbul pada pasien yang kurang tanggap # 1. Pasien mudah gelisah, irasional dan mungkin disorientasi. ia dapat saja agresif dan memberikan kesan seperti peminum. 'ebelum memanggil polisi, beritahukan hasil pengamatan Anda dan pertimbangkan bahwa dia mungkin menderita hipoglikemia diabetes. 2. 0ika diikuti dengan hilangnya kesadaran, periksa apakah terdapat takikardia, pupil mata melebar, dan kulit yang lembab. Penatalaksanaan# 1. 0ika pasien sadar, bujuklah agar minum minuman yang mengandung gula. Pilihan yang baik adalah sari buah jeruk dengan tambahan gula.
12

0ika pasien dengan cepat kehilangan kesadaran, berikan injeksi glukagon 4 mg &(. &ni akan menaikkan gula darah sampai batas normal dalam beberapa menit, dengan mengaktifkan glikogen hati. 'ebaiknya sediakan satu ampul glucagon pada setiap praktik dokter gigi. 3. 'egera setelah pemberian glukagon, mintalah bantuan medis. Dang perlu diingat # jika ada keraguan, berikan glukagon. &ni tidak akan menimbulkan kerusakan.
2.

Hiperglikemia -eadaan yang mendekati koma, melalui tahap pra!koma, berlangsung lambat, dan dapat berlangsung selama berhari!hari. 0ika ada infeksi yang parah, akan mempercepat koma dalam beberapa jam sehingga dapat dikenali pada praktek dokter gigi. 2anda!tandanya adalah sebagai berikut# Pasien akan merasa ngantuk dengan cepat. 2erdapat tanda!tanda kekurangan cairan B kulit yang kering dan kendur, hipotensi .tensi rendah/ dengan terasa pusing sewaktu sendiri, dan takikardi .denyut nadi cepat/. 2erdapat gejala!gejala poliuria. 3. 2erdapat tanda!tanda asidosis B pernapasan yang dalam dan panjang mungkin dengan foetor atau ketosis. Penatalaksanaan 1. 1iperglikemia pra!koma atau koma yang sebenarnya tidaklah merupakan keadaan yang sangat darurat, tidak seperti hipoglikemia. 0ika ada keraguan akan bantuk diabetes yang diderita, berikan glukosa secara oral seperti telah diterangkan di atas, karena tidak akan menimbulkan gangguan pada diabetes hiperglikemia, namun bisa menyelamatkan pasien hipoglikemia dari kerusakan yang permanen. 2. 0ika infeksi adalah factor pencetus, pastikan bahwa infeksi ini dirawat dengan baik. 3. $ujuk segera pasien ke dokter ahli melalui telepon. 2idak ada risiko melalui perawatan gigi pada pasien diabetes yang terkontrol dengan baik. 'ebaiknya diberikan dosis normal insulin atau obat!obatan hipoglikemia dan makanan yang normal. Ada beberapa keuntungan bila merawat pasien diabetes di pagi hari sebab diabetes umumnya terkontrol paling baik pada waktu ini. &nfeksi akan mengganggu kadar gula darah, dan bila terjadi infeksi harus dirawat dengan segera dan mutlak . 3.3 +lergi ?bat!obatan dan substansi lain yang dapat memicu reaksi alergi antara lain# anestetik lokal, antibiotik, analgesik, obat!obatan an,iolitik, serta berbagai bahan atau produk!produk dental lainnya.. $eaksi alergi, yang terjadi selama atau setelah perawatan gigi, merupakan salah satu masalah serius yang mungkin terjadi. 4. +nestetik lokal. Alergi yang disebabkan oleh penggunaan anestetik lokal biasanya dipicu oleh bahan pengawet dalam ampul, yang berperan sebagai germisida. Bahan pengawet yang sering digunakan antara lain derivat paraben .metil!, etil!, propil!, dan butil!paraben/. 'aat ini, sebagian besar anestetik lokal tidak mengandung bahan pengawet untuk menghindari timbulnya reaksi alergi, yang mempersingkat waktu penyimpanan larutan anesteik. 7. +nti'iotik. Antibiotik yang harus diperhatikan oleh dokter gigi .untuk menghindari alergi/ adalah penisilin, karena merupakan antibiotik pilihan dalam sebagian besar kasus prosedur dental. %rekuensi reaksi alergi akibat penggunaan penisilin berkisar antara 7> sampai 4;> dan reaksi bermanifestasi sebagai reaksi ringan, parah, atau, fatal.
1. 2. 13

A. +nalgesik. Analgesik yang berperan dalam reaksi alergi, meskipun jarang terjadi, antara lain narkotik .kodein atau fetidin/, dan asam asetilsalisilat .aspirin/. iantara berbagai jenis analgesik, aspirin dinyatakan sebagai obat yang berperan dalam sebagian besar reaksi alergi, yang berkisar antara ;,7> sampai ;,5>. $eaksi alergi akibat konsumsi aspirin bervariasi mulai dari urtikaria biasa sampai syok anafilaktik. -adang!kadang, timbul gejala asma atau edema angioneurotik. @. %'at3o'atan an8iolitik. Barbiturat merupakan obat!obatan an,iolitik yang paling sering menyebabkan reaksi alergi. Biasanya menyerang individu yang memiliki riwayat urtikaria, edema angioneurotik, dan asma. $eaksi alergi biasanya bersifat ringan dan hanya berupa reaksi pada kulit .urtikaria/. :. Ber'agai 'ahan dan prod#k kedokteran gigi. $esin akrilik, antiseptik tertentu, larutan prosesing radiograf, dan sarung tangan dapat memicu alergi. $eaksi alergi biasanya bersifat ringan dan berupa stomatitis .eritema inflamasi/ dan urtikaria kulit. Klasifikasi reaksi alergi Berdasarkan mekanisme imunologis penyebabnya, reaksi alergi dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe # 4. $eaksi tipe & .anafilaksis/ 7. $eaksi tipe && .hipersensitivitas sitotoksik/ A. $eaksi tipe &&& .&mmune!comple,!mediated hipersensitivity/ @. $eaksi tipe &8 .cell!mediated atau delayed!type hipersensitivity/ 9enis30enis reaksi alergi (anifestasi klinis alergi tidak selalu sama. tergantung pada reaksi tubuh, gejala!gejala klinis yang timbul dan keparahannya bervariasi mulai dari ruam biasa sampai kedaruratan medis. Berupa# 4. +nafilaksis. &ni merupakan tipe reaksi alergi yang paling berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian pasien dalam waktu beberapa menit. apat mengakibatkan kerusakan sistem pernapasan dan sirkulasi akut, yang ditandai dengan suara serak, disfagia, kecemasan, ruam, rasa terbakar, sensasi nyeri, pruritus, dispnea, sianosis pada tungkai, bersin!bersin akibat bronkospasme, mual, diare, kecepatan denyut jantung tidak beraturan akibat hipoksia, hipotensi, dan kehilangan kesadaran. Anafilaksis dapat berakibat fatal dalam waktu :!4; menit. 7. :rtikaria. &ni merupakan tipe alergi yang umum terjadi dan ditandai dengan munculnya vesikel dalam berbagai ukuran, akibat sekresi histamin dan serotonin, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas struktur vaskuler. 8esikel akan menginduksi terjadinya pruritus dan sensasi terbakar pada kulit. $eaksi tersebut dapat bersifat lokal atau menyebar ke seluruh tubuh. $eaksi yang parah dapat menyebabkan penurunan volume darah, sehingga terjadi anafilaksis. A. )dema angione#rotik (;#in ke<s edema). $eaksi ini timbul secara mendadak, dan ditandai dengan pembengkakan berbatas tegas pada jaringan lunak, terutama pada bibir, lidah, mukosa bukal, kelopak mata, dan epiglotis. 1idup pasien berada dalam bahaya karena terjadi kerusakan saluran pernapasan bagian atas, yang menyebabkan dispnea dan kesulitan menelan, jika tidak segera dirawat, dapat mengakibakan kematian. @. +sma alergi. &ni merupakan reaksi alergi terisolasi dan berupa bronkospasme dan dispnea pernapasan. $angkah3langkah pen egahan #m#m 4ang har#s dilak#kan 0ika pasien memiliki ri"a4at alergi 0enis apap#n antara lain2
14

Bertanya tentang tipe alergi dan obat!obatan atau substansi yang menyebabkan reaksi (erujuk pasien ke ahli alergi untuk pemeriksaan, jika riwayat menunjukkan bahwa pasien alergi terhadap anestetik local 1indari administrasi obat!obatan yang dapat menimbulkan hipersensitivitas pasien. (isalnya, dalam kasus alergi aspirin, dapat diberikan asetaminofen .2ylenol/, atau dalam kasus alergi penisilin, dapat diberikan makrolid. Pasien yang memiliki riwayat penyakit!penyakit atopik, seperti rhinitis alergi, asma, dan eksema harus diberi perhatian khusus okter gigi harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pasien yang alergi terhadap obat!obatan tertentu .adrenalin, hidrokortison, antihistamin, dan oksigen/ 3.4 Pendarahan !. +nemia "ndodonsia alam menentukan apakah akan mempertahankan atau mencabut gigi tanpa pulpa, harus diingat bahwa .4/ gigi tanpa pulpa pada umumnya bukan penyebab atau menambah sebab penyakit sistemik, .7/ pada pasien dengan penyakit sistemik yang parah, seperti anemia berat, gigi tanpa pulpa dan terinfeksi tidak mudah bereaksi terhadap perawatan. Pada semua kasus dengan resiko, perawatan endodontik, terutama instrumentasi saluran akar, harus dilakukan setelah pemberian premedikasi antibiotika, sbb # 7 g penicillin 8 satu jam sebelum operasi dan 4 g enam jam setelah operasi 9 atau erythromicyn satu jam sebelum operasi dan :;; mg < jam setelah operasi sebagai anjuran dari American Heart Association .=rossman, 455:/. Anemia defisiensi besi Penyembuhan luka mungkin melambat, yang menyebabkan terlambatnya penyembuhan setelah ekstraksi gigi atau prosedur bedah oral lainnya. Prosedur dental elektif tidak tidak boleh dilakukan sampai kadar hemoglobin lebih dari 4; mgCdl. 2erapi anemia defisiensi besi mungkin mencakup pemakaian ferrous sulfate cair, yang menyebabkan pewarnaan hitam pada gigi dan lidah. -eadaan ini dapat dikurangi dengan minum larutan melalui sedotan dan berkumur setelah tiap kali minum. Anemia pernisiosa 3esi oral menyembuh dengan cepat jika diberikan terapi vitamin B47. 2idak ada kontraindikasi untuk terapi dental pada pasien yang menggunakan vitamin B47 untuk anemia pernisiosa. 2etapi pasien tidak boleh diberikan analgesia nitrogen oksida karena terbukti mengganggu metabolisme vitamin B47 dan dapat mencetuskan neuropati yang sedang sampai parah .$ose, 3ouis, dkk. 4556/. 3.& Gangg#an -araf Ge0ala Klinis )pilepsi "pilepsi terbagi atas dua bentuk yang umum, yaitu# a. =rand mal Biasanya mengakibatkan kekejangan dengan hilangnya koordinasi. b. Petit mal (engakibatkan hilangnya kesadaran tetapi tanpa kekejangan dan kehilangan kontrol yang nyata. Pasien dalam keadaan berdiri, bahkan tidak akan kehilangan keseimbangan, hanya kelihatan memeiliki ekspresi kosong selama beberapa saat.
15

-edua bentuk epilepsi ini umumnya berakhir dengan sendirinya dan yang dibutuhkan hanyalah menunggu sampai kesadaran muncul kembali. Tanda3tanda Klinis a. 1ilangnya kesadaran petit mal b. -ontraksi otot!otot secara umum .tahap kronis/ c. -ejang!kejang tubuh yang tidak dapat dikontrol .tahap kronis/ grand mal d. interkontinen Pen egahan serangan a. Penderita epilepsi yang dikontrol dengan baik dapat dirawat sama seperti pasien!pasien lain tanpa pencegahan yang khusus b. "dukasi mengenai perawatan yang dilakukan kepada pasien. c. (engkondisikan ruangan senyaman mungkin agar pasien tidak nervous, karena nervous dapat memicu kambuhnya epilepsi. d. Perawatan diberikan 5; menit setelah pasien makan. e. 1arus selalu menyedikan sendok atau handuk f. 0ikan pasien sangat nervous, sebaiknya diberikan obat penenang tambahan sebelum tiba di rumah sakit. Penatalaksanaan Proses penyembuhan pada serangan petit mal berlangsung cepat, dan tidak ada pencegahan khusus yang perlu dilaksanakan. 0ika perawatan gigi sudah dimulai, maka dapat dilanjukan kembali dan semua peralatan disekitar penderita harus disingkirkan. Penanganan pada serangan grand mal adalah seperti pada pasien tidak sadar. 'angat penting untuk mengangkat seluruh benda!benda yang lepas dari dalam mulut, terutama geligi tiruan penuh, dan melindungi lidah dari kerusakan. 'emua peralatan disekitar penderita harus disingkirkan. apat memberikan alat bantu pernafasan Brook. 2ahap klonikC kejang jarang berakhir lebih dari beberapa menit dan diikuti dengan keadaan mengantuk yang akan berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam, dimana selama masa tersebut pasien akan berbicara dengan ucapan yang tidak jelas, mengeluh sakit kepala dan umumnya merasa tidak sehat. 0ika perawatan gigi sudah dimulai, maka sebaiknya dipersingkat. -adang!kadang pada epilepsi yang tidak stabil, serangan mungkin berlangsung lama atau diikuti dengan serangan lain dalam waktuy yang cepat. Apabila hal ini terjadi, dengan fase klonik berlangsung lebih dari 4; menit, maka diperlukan advis medis dari dokter ahli atau bantuan ambulans. 0ika bantuan yang diharapkan belum datang, persediaan ben+odia+epines pada praktik dapat diberikan secara intravena. ia+epam atau mida+olam 4;mg yang diberikan secara intravena, secara perlahan dapat menggagalkan serangan. -adang!kadang bila dibutuhkan dosis yang lebih besar, mintalah advis medis dari dokter ahli sebelum memberikan dosis yang melebihi jumlah ini.

16

You might also like

  • Makalah Kegawatdaruratan
    Makalah Kegawatdaruratan
    Document26 pages
    Makalah Kegawatdaruratan
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Odon Habibi
    Odon Habibi
    Document11 pages
    Odon Habibi
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Managemen Diabetes Mellitus Di Kedokteran Gigi Wulan
    Managemen Diabetes Mellitus Di Kedokteran Gigi Wulan
    Document2 pages
    Managemen Diabetes Mellitus Di Kedokteran Gigi Wulan
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Paper
    Paper
    Document1 page
    Paper
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Acute Herpetic Gingivostomatitis (Perio)
    Acute Herpetic Gingivostomatitis (Perio)
    Document11 pages
    Acute Herpetic Gingivostomatitis (Perio)
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Makalah Pedodonsia
    Makalah Pedodonsia
    Document18 pages
    Makalah Pedodonsia
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap
    Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap
    Document16 pages
    Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap
    Sixtine Agustiana Fahmi
    50% (4)
  • Sken 2
    Sken 2
    Document12 pages
    Sken 2
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Sken 5
    Sken 5
    Document8 pages
    Sken 5
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Translate
    Translate
    Document5 pages
    Translate
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Yy
    Yy
    Document5 pages
    Yy
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Etiologi Maloklusi
    Etiologi Maloklusi
    Document2 pages
    Etiologi Maloklusi
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Ruang Edentulous
    Ruang Edentulous
    Document1 page
    Ruang Edentulous
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • OHIS
    OHIS
    Document6 pages
    OHIS
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Oklusi
    Oklusi
    Document1 page
    Oklusi
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Oklusi
    Oklusi
    Document1 page
    Oklusi
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Kesehatan Mukosa
    Kesehatan Mukosa
    Document1 page
    Kesehatan Mukosa
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document1 page
    Bab I
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Pertimbangan Umum Dalam Perawatan Jembatan
    Pertimbangan Umum Dalam Perawatan Jembatan
    Document1 page
    Pertimbangan Umum Dalam Perawatan Jembatan
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Sken 5
    Sken 5
    Document8 pages
    Sken 5
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Kirim Sken 4
    Kirim Sken 4
    Document3 pages
    Kirim Sken 4
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Kirim Sken 5
    Kirim Sken 5
    Document1 page
    Kirim Sken 5
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Rumusan
    Rumusan
    Document1 page
    Rumusan
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Indikasi Gigi Tiruan Cekat
    Indikasi Gigi Tiruan Cekat
    Document1 page
    Indikasi Gigi Tiruan Cekat
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Anatomi Gingiva
    Anatomi Gingiva
    Document1 page
    Anatomi Gingiva
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document1 page
    Bab 2
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • GTC Scribd
    GTC Scribd
    Document12 pages
    GTC Scribd
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document1 page
    Bab 2
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet
  • Pulpitis Reversibel Dan Ireversibel
    Pulpitis Reversibel Dan Ireversibel
    Document1 page
    Pulpitis Reversibel Dan Ireversibel
    Sixtine Agustiana Fahmi
    No ratings yet