You are on page 1of 6

PENYAKIT PARKINSON Titiek Sunaryati Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Penyakit Parkinson adalah

suatu kelainan degeneratif sistem saraf pusat yang sering merusak motor penderita itu keterampilan, ucapan, dan fungsi lainnya. Penyakit Parkinson mempengaruhi gerakan (gejala motorik). Gejala lainnya termasuk gangguan suasana hati, perilaku, berpikir, dan sensasi (nonmotor gejala). Gejala-gejala penyakit Parkinson hasil dari aktivitas sangat berkurang dari neuron dopaminergik, yang terutama di daerah pars compacta dari nigra substantia. Ulasan depresi estimasi kejadian di mana saja dari 20-80% dari kasus. Penyakit parkinson tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal dengan sendirinya, namun berkembang dengan waktu. PARKINSON DISEASE Titiek Sunaryati Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya Abstract Parkinson's disease is a degenerative disorder of the central nervous system that often impairs the sufferer's motor skills, speech, and other functions. Parkinson's disease affects movement (motor symptoms). Other typical symptoms include disorders of mood, behaviour, thinking, and sensation (nonmotor symptoms). The symptoms of Parkinson's disease result from the greatly reduced activity of the dopaminergic neurons, which are primarily in the pars compacta region of the substantia nigra. Reviews of depression estimate its occurrence in anywhere from 20-80% of cases. Parkinson Disease is not considered to be a fatal disease by itself, but it progresses with time.

DEFENISI Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pars substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies.

Neurodegeneratif pada Parkinson juga terjadi pada daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukleus dari saraf kranial, sistem saraf otonom. ( Jankovic, 2002 ). Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria

1
Artikel.2012 Digitized by USU digital library

dan wanita seimbang. 5 - 10 % orang yang terjangkit penyakit Parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 - 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 - 89 tahun. (Clarke CE, 2008). ETIOLOGI Penyebab penyakit parkinson belum diketahui. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan Parkinson adalah sebagai berikut: 1. Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 30 tahun. 2. Ras, di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan Afrika. 3. Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita Parkinson pada usia muda. 4. Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2, methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, serta jangkitan. 5. Cedera kranio serebral, meski peranannya masih belum jelas, dan 6. Tekanan emosional, yang juga dipercayai menjadi faktor risiko. PATOGENESIS Sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya
Artikel.2012 Digitized by USU digital library

juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan. KLASIFIKASI Parkinson dapat dibagi atas 3 bagian besar, yaitu : 1. Primer atau idiopatis 2. Sekunder atau simtomatik 3. Parkinson plus GEJALA KLINIS Meskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik penderita Parkinson, umumnya penderita Parkinson mengalami hal itu. 1. Gejala Motorik a. Tremor Tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stress emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. Pada sepertiga penderita Penyakit Parkinson, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor. b. Rigiditas Mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau
2

diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan. c. Akinesia/Bradikinesia kelambatan pergerakkan. Ini adalah gejala klinis paling karakteristik dan menimbulkan kesulitan tidak hanya pada eksekusi pergerakan tapi juga pada perencanaan dan inisiasinya.pergerakan sekuensial dan simultan tidak tampak. d. Mikrografia Tulisan menjadi kecil dan rapat yang merupakan gejala dini dari penyakit. e. Wajah parkinson menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Penyakit Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita Penyakit Parkinson seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita Penyakit Parkinson berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap

karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. f. Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson) Kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang. 2. Gejala non motorik a. Disfungsi otonom b. Ganguan kognitif dan psychiatrik c. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia) d. Gangguan sensasi e. Penderita sering mengalami pingsan DIAGNOSIS Untuk lebih menegakkan diagnosis kita dapat melihat tingkatan berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu : 1. Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala yang mengganggu tetapi belum menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat (teman). 2. Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara berjalan terganggu. 3. Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai

3
Artikel.2012 Digitized by USU digital library

terganggu saat berjalan / berdiri, disfungsi umum sedang. 4. Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibandingkan stadium sebelumnya. 5. Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan berjalan walaupun dibantu. Kriteria Hughes (1992) : 1. Possible : didapatkan 1 dari gejalagejala utama. 2. Probable : didapatkan 2 dari gejalagejala utama. 3. Definite : didapatkan 3 dari gejalagejala utama. TERAPI Penyakit Parkinson adalah penyakit kronik yang memerlukan managemen berbasis luas termasuk edukasi pasien dan keluarga, dukungan kelompok, perbaikan keadaan umum, fisioterapi, olahraga dan nutrisi. Saat ini tidak ada pengobatan untuk penyakit Parkinson, tapi medikasi dan operasi dapat menangani gejalanya. 1. Levodopa: L-dopa bertransformasi menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-aromatic amino acid decarboxylase (dopadecarboxylase). Hanya 1-5 % L-dopa yang memasuki neuron dopaminergik. Karena terjadi inhibisi umpan balik, terjadi reduksi l-dopa pada formasi endogen. 2. Dopamine agonis: bromocriptine, pergolide, pramipexole, ropinirole , piribedil, cabergoline, apomorphine, dan lisuride cukup efektif. Obat-obat ini memiliki efek samping tersendiri

termasuk meningkatnya halusinasi, insomnia dan somnolen. 3. MAO-B inhibitor: Selegiline dan rasagiline mengurangi gejala dengan menghambat monoamine oksidase-B (MAO-B). MAO-B menghancurkan dopamine yang dihasilkan neuron dopaminergik. Efek sampingnya bisa berupa insomnia, bisa juga stomatitis. 4. Operasi dan Deep brain stimulation: pengobatan Parkinson dengan operasi dulu sering dilakukan, tapi setlah penemuan levodopa, operasi hanya dilakukan untuk kasus tertentu. Deep brain stimulation sekarang merupakan pengobatan operasi yang paling sering dilakukan. 5. Neurorehabilitasi: gangguan bicara atau pergerakkan dapat di perbaiki dengan rehabilitasi meskipun penelitian masih langka dan berkualitas rendah. Latihan fisik regular dapat memperbaiki mobilitas, fleksibilitas, kekuatan, kecepatan langkah dan kualitas hidup. Salah satu pengobatan untuk gangguan bicara yang berhubungan dengan Parkinson adalah Lee Silverman Voice Treatment (LSVT) yang dapat meningkatkan keras vokal. KOMPLIKASI 1. Komplikasi Motor Merupakan masalah terapeutik terbesar. Penelitian menunjukkan 50% komplikasi terjadi dalam 5 tahun. a. Gangguan gaya berjalan dan ketidakstabilan postur merupakan masalah yang sering terjadi dan serius pada pasien Parkinson karena bisa meningkatkan resiko jatuh dan cedera. Beberapa penelitian menyarankan kemunculan gejala ini bisa memprediksi lebih cepat

4
Artikel.2012 Digitized by USU digital library

b.

c.

d.

e.

dibandingkan tremor sebagai gejala predominan. Gangguan menelan (disfagia). Disfagia berasosiasi dengan pemendekan waktu bertahan. Gangguan motor dari otot kerongkongan tidak hanya menimbulakan gangguan menelan tapi juga beresiko pneumonia aspirasi. Konstipasi adalah masalah besar dan terjadi sebagai akibat dari penyakit dan efek samping dari pengobatan. Kontrol kandung kemih dan inkontinensia urin juga merupakan komplikasi penting pada parkinson. Gangguan bicara terjadi pada lebih dari 70% pasien Parkinson. Dapat dikarenakan kekakuan otot wajah, kehilangan control motor, dan gangguan kontrol pernapasan. Tonus dapat menjadi monoton, kata-kata dapat berulang terus menerus, atau kecepatan berbicara menjadi sangat cepat.

d. e.

f. g.

h.

i. j.

k. l.

2. Komplikasi Non-motor Mempengaruhi kualitas hidup, berkorelasi dengan usia, lama dan keparahan penyakit. a. Insomnia. Dapat dikarenakan pergerakan lambat saat malam hari, perubahan siklus tidur, nyeri, kram, distonia nokturnal atau pagi hari. b. Kelebihan tidur siang hari. 50% dikarenakan oleh medikasi, sleep apnea, sleep attact, higiene tidur yang jelek. c. Gangguan tidur REM. Merupakan gejala preklinikal, kebiasaan tertawa, bicara, berteriak,

m. n.

menendang waktu bermimpi. Memburuk dengan antidepresan. Halusinasi Fatigue, Dapat berhubungan dengan progresi penyakit, hipotensi, depresi, gangguan tidur. Depresi. Terjadi sekitar 10-45% pada pasien Parkinson. Kecemasan. Merupakan gejala preklinikal. Bisa berupa serangan panic, fobia, atau gangguan kecemasan umum. Kehilangan memori. Terjadi sekitar 40% pada pasien Parkinson. Bersifat progresif. Hipotensi orthostatik. Konstipasi. Kelambatan pergerakan traktus GI, penurunan aktivitas, efek samping medikasi Parkinson (antikolinergik dan dopamine) Nausea Gangguan kandung kemih. Dapat berupa Urinary Incontinence, Urinary frequency, Urinary hesitancy Difungsi seksual. Berkeringat. Biasanya berhubungan dengan levodopa.

PROGNOSIS Penyakit Parkinson tidak menjadi fatal karena penyakit itu, tapi karena progresifitas dengan waktu. Rata-rata lama hidup pasien Parkinson lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit ini. Pada stadium lanjut, dapat menimbulkan komplikasi seperti choking, pneumonia dan terjatuh yang bisa mengakibatkan kematian. Progresivitas gejala Parkinson dapat sekitar 20 tahun atau lebih.ada juga yang terjadi lebih cepat. Tidak dapat memperkirakannya pada tiap individu.
5

Artikel.2012 Digitized by USU digital library

Dengan pengobatan tepat, banyak orang dengan Parkinson dapat hidup beberapa tahun kedepan setelah diagnosis. REFERENSI 1. Fahn S, Greene PE, Ford B. Parkinsonism. In: Hand Book of Movement Disorders. Current Medicine; 1998:13-47. 2. Wolters EC, Bosboom JWL. Parkinsons Disease. In: Parkinsonism and Related Disorders. Amsterdam: VU University Press; 2007:143-155. 3. Jankovic J. Parkinson's disease: clinical features and diagnosis. J. Neurol. Neurosurg. Psychiatr. 2008 april;79 (4): 36876. 4. Anonym. National Institute for Health and Clinical Excellence. Clinical guideline 35: Parkinson's disease. London, June 2006

5. Beals JK. Gaucher Disease Mutation Carriers at Higher Risk for Parkinson's Disease. Medscape Medical News. 2008 6. Hauser RA. Parkinson disease. Updated 2009 Oct 29. University of South Florida. Available from http://emedicine.medscape.com/article/ 1151267-overview 7. Apaydin H, Ahlskog JE, Parisi JE, Boeve BF, Dickson DW. Parkinson Disease Neuropathology; LaterDeveloping Dementia and Loss of the Levodopa Response. Archives of Neurology. 2002;59:102-112

6
Artikel.2012 Digitized by USU digital library

You might also like