You are on page 1of 12

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA BANDUNG JAWA BARAT

KOTA BANDUNG

ADMINISTRASI

Profil Wilayah
Kota Bandung yang terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh : 1. Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya : a. Barat - Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara b. Utara - Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan). 2. Letak yang tidak terisolasi dan dengan komunikasi yang baik akan memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.
TABEL III. 36. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kecamatan Bandung Kulon Babakan Ciparay Bojongloa Kaler Bojongloa Kidul Astanaanyar Regol Lengkong Bandung Kidul Margacinta Rancasari Cibiru Ujungberung Arcamanik Cicadas LUAS WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN 2002 Luas (Km) 6,48 7,96 3,03 6,27 2,89 4,30 5,92 4,32 10,90 13,18 10,61 10,35 8,80 8,67 No. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Kecamatan Kiaracondong Batununggal Sumur Bandung Andir Cicendo Bandung Wetan Cibeunying Kidul Cibeunying Kaler Coblong Sukajadi Sukasari Cidadap
Total

Luas (Km) 3,40 5,27 6,13 3,71 6,87 3,39 4,62 4,32 7,00 5,92 6,28 6,11
166,70

Sumber : BPS Kota Bandung (Hasil Registrasi Penduduk 2002)

Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Temperatur rata-rata 23,10 C, curah hujan rata-rata 204,11 mm, dan jumlah hari hujan rata-rata 18 hari per bulannya (keadaan tahun 2001). Dominasi penggunaan lahan di kota Bandung adalah tanah pekarangan dengan prosentase 56,76% atau seluas 9.487 Ha. Lahan sawah seluas 1.290 Ha atau 12,73%. Penggunaan lahan Kota Bandung tahun 2002 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL III. 37. No. PENGGUNAAN LAHAN KOTA BANDUNG TAHUN 2002 Lahan Luas (Ha) 2.128 1.290 13 9.487 69 2 3.762 16.715 Persentase (%) 12,73 7,72 0,08 56,76 0,00 0,41 0,01 22,29 100,00

1. Sawah 2. Kebun / Tegalan 3. Ladang / Huma 4. Pekarangan 5. Perkantoran / Rekreasi 6. Kolam / Tebat / Empang 7. Tambak 8. Lainnya JUMLAH
Sumber : BPS Kota Bandung (Hasil Registrasi Penduduk 2002)

Orientasi Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Bandung berada antara 10736 BT dan 655 LS dengan luas wilayah 167,45 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

Batas Utara Batas Timur Batas Barat

: Kabupaten Bandung : Kabupaten Bandung : Kabupaten Bandung

Batas Selatan : Kabupaten Bandung

Wilayah Kota Bandung terbagi dalam : 1. 26 Kecamatan, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Camat. 2. 139 Kelurahan / Desa yang masing-masing dikepalai oleh seorang Lurah / Kepala Desa. 3. 1.494 Rukun Warga (RW) yang masing-masing diketuai oleh seorang Ketua RW. 4. 9.205 Rukun Tetangga (RT), yang masing-masing dikepalai oleh seorang Ketua RT Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 meter di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah Selatan 675 meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung bagian selatan sampai lajur lintasan kereta api, permukaan tanah relatif datar sedangkan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit yang menjadikan panorama indah. Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada jaman kwarter dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol.

PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2002 adalah sebanyak 1.868.542 jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 1997 adalah 1,65%. Pertumbuhan penduduk tertinggi adalah pada tahun 2000 dan pertumbuhan penduduk minus terjadi pada tahun 2001. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan penduduk dari tahun 1997-2002.

Sebaran dan Kepadatan Penduduk


TABEL III. 38. LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2002 No. Kecamatan Luas (Km) 6,48 7,96 3,03 6,27 2,89 4,30 5,92 4,32 10,90 13,18 10,61 10,35 8,80 8,67 3,40 5,27 6,13 3,71 6,87 3,39 4,62 4,32 7,00 5,92 6,28 6,11 166,70 Penduduk Jumlah 94.585 84.253 84.834 59.142 69.936 69.697 69.751 34.229 73.712 51.613 58.985 59.598 69.816 85.704 103.865 103.016 39.285 88.767 85.274 55.098 91.066 54.392 97.096 79.933 60.396 42.967 1.867.010 Kepadatan 14.596 10.585 27.998 9.433 24.199 16.209 11.782 7.923 6.763 3.916 5.559 5.758 7.934 9.885 30.549 19.548 6.409 23.926 12.413 16.253 19.711 12.591 13.871 13.502 9.617 7.032 11.200

1. Bandung Kulon 2. Babakan Ciparay 3. Bojongloa Kaler 4. Bojongloa Kidul 5. Astanaanyar 6. Regol 7. Lengkong 8. Bandung Kidul 9. Margacinta 10. Rancasari 11. Cibiru 12. Ujungberung 13. Arcamanik 14. Cicadas 15. Kiaracondong 16. Batununggal 17. Sumur Bandung 18. Andir 19. Cicendo 20. Bandung Wetan 21. Cibeunying Kidul 22. Cibeunying Kaler 23. Coblong 24. Sukajadi 25. Sukasari 26. Cidadap TOTAL 2002

Sumber : BPS Kota Bandung (Hasil Registrasi Penduduk 2002)

Tenaga Kerja
Menurut Laporan Departemen Tenaga Kerja, 15.235 penduduk Kota Bandung tercatat sebagai pencari kerja tahun 2001, sedangkan lowongan kerja yang tersedia sebanyak 2.851 orang dan jumlah penempatan hanya untuk 1.854 orang saja. Dari data tahun 2001, lapangan sektor usaha utama mampu menampung 826.620 tenaga kerja yang terdiri dari 541.880 tenaga kerja laki-laki dan 284.740 tenaga kerja perempuan. Sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar yaitu sektor perdagangan (286 ribu tenaga kerja), diikuti sektor industri (204 ribu tenaga kerja).
TABEL III. 39. JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN JENIS KELAMIN Lapangan Usaha Utama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pertanian Pertambangan & Galian Industri Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Transpor dan Komunikasi Keuangan Jasa Lain-lain Jumlah Laki-laki 6.440 115.460 3.220 46.920 191.820 45.540 28.980 103.500 541.880 Perempuan 1.380 88.780 2.300 97.980 6.440 10.120 77.740 284.740 Jumlah 7.820 204.240 3.220 49.220 289.800 51.980 39.100 181.240 826.620

Sumber : BPS Kota Bandung (Hasil Susenas 2001)

TABEL III. 40. KEADAAN BURSA KESEMPATAN KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEGIATANNYA DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2001 Pendidikan Pendaftaran L 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP SLTA Umum SLTA Kejuruan Diploma I dan II Diploma III IPA Diploma III Teknik Pertanian Kesehatan Sosial Keguruan Sarjana (1) IPA Teknik Pertanian Kesehatan Sosial Keguruan Jumlah 2001 1 52 545 2.927 3.135 226 26 123 16 38 437 4 62 332 116 86 958 146 19 9.247 P 47 615 2.024 1.106 225 36 26 11 84 382 2 65 125 70 177 811 170 12 5.988 Lowongan L 7 68 474 756 61 7 131 3 16 4 52 3 1 1.583 P 2 95 456 445 95 2 2 98 30 8 2 49 10 1 1.268 Penempatan L 7 49 380 469 36 7 56 3 11 2 45 3 1 1.069 P 2 78 404 149 48 1 56 3 8 44 10 1 785

9.

Sumber : BPS Kota Bandung (Hasil Susenas 2001)

Rata-rata tingkat pendidikan pencari kerja dan tenaga kerja pada tahun 2001 adalah SLTA umum dan kejuruan dengan jumlah calon tenaga kerja sejumlah 9 ribu, realisasi penempatan 1,5 ribu tenaga kerja. Sedangkan kenaikan pertumbuhan tenaga kerja dari tahun 1996-2001 mengalami kenaikan cukup banyak. Pertanian mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan peternakan serta kehutanan. Pembangunan dalam bidang pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan taraf hidup petani, peternak dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor.

EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Bandung yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (32,68%), kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan (31,36%), sektor jasajasa (12%), sektor pengangkutan dan komunikasi (9,44%). Sedangkan sektor lainnya (14,57%) meliputi sektor pertambangan, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 2-3%.

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI TAHUN 2001

Industri , Pengolahan 31.36%

, Perdagangan Hotel, dan , Restoran 32.68%

, Pertanian 0.44% , Jasa jasa 12% Pengangkutan , dan Komunikasi 9.44%

, Bangunan 4.94%

, Keuangan 7.05%

Listrik Gas, dan , Air Bersih 2.09%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2001

TABEL III. 41.

REALISASI EKSPOR KOMODITAS TERBESAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2000 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 JENIS BARANG Tekstil Alat Elektronik The Pensil Marmer Karet Mentah Alat Rumah Tangga Alat Musik NILAI (US $) 705.469.391,14 145.916.956,80 51.852.654,35 33.540.262,26 15.517.713,82 9.332.892,77 8.807.676,70 4.290.693,00 VOLUME (kg) 103.963.785,22 15.017.309,23 44.854.853,58 7.798.567,88 4.128.751,77 10.544.295,17 4.641.805,16 680.529,43

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2002

Komoditi ekspor Kota Bandung pada tahun 2000 dengan nilai tertinggi yaitu komoditi tekstil, diikuti alat elektronik, teh, pensil, marmer, karet mentah, alat rumah tangga dan alat musik. Nlai total realisasi ekspor nonmigas mencapai lebih dari 1 milyar US$. Dari Dinas Pendapatan Kota Bandung, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap targetnya untuk tahun anggaran 2001 mencapai 97,79%, dimana targetnya adalah Rp126.782.348.151,29, sedangkan realisasinya adalah Rp123.984.485.749,23.

Keuangan Daerah
Dari sisi penerimaan APBD kota Bandung pada tahun 2002, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 61% atau sekitar 559,3 milyar dari sekitar 902,7 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 20% atau sekitar 188,4 milyar. Sedangkan penerimaan lain yang cukup besar yaitu sebesar 119,9 milyar yang berasal dari penerimaan yang sah lainnya dan sebesar 35 milyar yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu hampir sekitar 75% atau sekitar 679,1 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan, dialokasikan hanya sebesar 226,7 milyar atau sekitar 25%. Dengan alokasi dana pembangunan yang cukup kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin, salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut; Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery.
TABEL III. 42. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2002 KOTA BANDUNG PENERIMAAN 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 3. Bagian Dana Perimbangan 4. Bagian Pinjaman daerah 5. Bagian Lain lain Penerimaan yang Sah TOTAL PENGELUARAN 1. Belanja rutin Pos DPRD 2. Belanja Pembangunan TOTAL
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2001

JUMLAH (Rp) 35.000.000.000 188.444.984.400 559.372.001.000 0 119.976.042.606 902.793.028.006 679.065.143.006 226.727.885.000 902.793.028.006

Penerimaan PAD kota Bandung perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah.

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL

Pendidikan
Pada tahun 2002, jumlah sekolah negeri dan swasta dari jenjang TK sampai dengan SMU/SMK di Kota Bandung adalah sebanyak 1.711 unit sekolah. Berikut ini adalah tabel jumlah sekolah dirinci menurut status pada setiap kecamatan di Kota Bandung tahun 2002.
TABEL III. 43. JUMLAH SEKOLAH DIRINCI MENURUT STATUS PADA SETIAP KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2002 TK N 1 1 1 3 S 13 9 10 5 17 17 20 4 16 18 19 11 11 15 15 11 10 22 18 15 10 13 20 8 17 7 351 SD N 37 21 18 43 36 38 21 14 35 18 34 33 30 39 52 39 23 27 36 5 20 48 43 39 30 13 792 S 6 4 5 7 7 9 11 1 2 3 2 2 2 5 7 22 12 17 2 4 6 8 2 5 151 N 3 2 1 4 2 1 3 1 1 2 1 2 2 3 2 5 3 4 2 1 2 1 3 51 SLTP S 4 2 6 2 5 12 11 2 2 6 5 4 3 7 4 7 17 14 9 5 6 11 2 8 5 159 N 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 3 1 26 SMU S 2 6 1 8 14 1 2 4 3 1 2 4 5 16 7 6 2 5 12 2 4 2 109 N 4 5 1 1 2 1 1 15 SMK S 1 4 9 2 1 3 1 1 1 5 2 4 6 2 1 1 5 2 2 1 54

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Kecamatan Bandung Kulon Babakan Ciparay Bojongloa Kaler Bojongloa Kidul Astanaanyar Regol Lengkong Bandung Kidul Margacinta Rancasari Cibiru Ujungberung Arcamanik Cicadas Kiaracondong Batununggal Sumur Bandung Andir Cicendo Bandung Wetan Cibeunying Kidul Cibeunying Kaler Coblong Sukajadi Sukasari Cidadap Jumlah 2002

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Pada jenjang pendidikan tinggi, di Kota Bandung terdapat Beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dari tingkat akademi, sekolah tinggi, institut dan universitas.

Fasilitas Kesehatan
TABEL III. 44. JUMLAH SARANA KESEHATAN DI KOTA BANDUNG MENURUT STATUS KEPEMILIKANNYA PADA TAHUN 2002
No Unit Kerja

Pemilikan Depkes Pemda


1 65 5 1 -

Jumlah

TNI
3 1 -

Swasta
11 4 3 54 285 1.103 343 13 40 106 12 480 16 141 341 128 16 7 65 5 4 54 285 1.103 343 21 40 106 12 480 16 141 341 128 -

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.

Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus Puskesmas Puskesmas dan Perawatan Puskesmas Pembantu Rumah Sakit Bersalin Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Klinik Klinik Spesialis Praktek Dokter Swasta Bidan Praktek Sekolah Kesehatan Laboratorium Klinik Optik, dll Industri Farmasi Industri Obat Tradisional Industri Alat Kesehatan Pedagang Besar Farmasi Apotek Toko Obat Berijin Gudang Farmasi

1 3 7 -

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bandung

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN


Komponen Air Bersih
Sumber air bersih untuk pelayanan Kota Bandung berasal dari air permukaan, mata air dan sumur dalam. Kapasitas produksi air bersih dari ketiga jenis sumber adalah sebesar 77.902.392 m3. Jika dibandingkan dengan tahun 1998 yang hanya 71.067.511m3, kapasitas sumber air tersebut mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,34% setiap tahunnya. Berikut ini adalah tabel produksi dari masing-masing sumber selama tahun 2002.
TABEL III. 45. PRODUKSI AIR MINUM DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2002 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sumber Air Minum Sungai Danau Waduk Mata air Artesis / Air tanah / Sumur bor Lainnya Jumlah Kapasitas (m3) 67.443.289 5.067.147 5.391.906 77.902.342

Sumber: PDAM Kota Bandung dalam Kota Bandung Dalam Angka 2002

Jumlah air minum yang disalurkan ke pelanggan oleh PDAM sampai akhir tahun 2002 adalah sebanyak 35.828.311 m3 dengan nilai penjualan sebesar Rp93.839.990.000,00 yang terdiri atas 9 kategori yaitu rumah tempat tinggal 27.777.922 m3 atau lebih dari 77,53%, sedangkan sisanya terdiri dari hotel/obyek pariwisata, badan-badan sosial dan rumah sakit, tempat peribadatan, umum, perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah, dan lain-lain.
TABEL III. 46. JUMLAH PELANGGAN AIR MINUM DI KOTA BANDUNG SELAMA TAHUN 2002 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kategori Pelanggan Rumah Tangga Sosial Umum Sosial Khusus Kedutaan Besar Instansi Pemerintah Niaga Kecil Niaga Besar Industri Kecil Industri Besar Pelabuhan Lain-lain Jumlah 2002 Jumlah Pelanggan 128.799 2.339 166 1.531 4.220 6.525 219 245 144.044 Air Minum yang Disalurkan Jumlah (m3) 27.777.922 1.467.704 391.012 2.366.712 1.032.658 2.374.233 45.484 91.253 281.333 35.828.311 Nilai (Rp. 000) 68.749.802 1.459.593 622.417 7.083.162 3.647.611 9.924.152 367.862 491.905 1.493.486 93.839.990

Sumber: PDAM Kota Bandung dalam Kota Bandung Dalam Angka 2002

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Metropolitan sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 185 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Bandung disajikan dalam tabel berikut ini.
TABEL III. 47. KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH KOTA BANDUNG Jumlah Penduduk 1.867.010
Sumber: Analisis

Kapasitas Produksi Eksisting liter/detik liter/hari 2470,2671 213.431.074

Kebutuhan ideal Kota Metropolitan 185 l/orang/hari

Kebutuhan Total (liter/hari) 345.396.850

Selisih (liter/hari) 131.965.776

Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu kebutuhan air bersih 185 liter/orang, Kota Bandung dengan jumlah penduduk 1.867.010 jiwa membutuhkan 345.396.850 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 185 liter/orang/hari. Namun PDAM Kota Bandung baru dapat memproduksi sebanyak 213.431.074 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan kapasitas produksi sebanyak 131.965.776 liter/hari.

Komponen Persampahan
Seperti kota-kota metropolitan lain, masalah sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang serius untuk ditangani. Menurut data dari PD Kebersihan Kota Bandung, pelayanan sampah di Kota Bandung hanya mencakup 62,73% dari total timbulan sampah. Timbulan sampah terbesar berasal pemukiman yaitu sebesar 3.921,76 m 3/hari atau 57,92% dari total timbulan sampah. Timbulan sampah per hari di Kota Bandung dirinci menurut sumbernya, disajikan dalam tabel berikut ini.

TABEL III. 48. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

RATA-RATA PRODUKSI SAMPAH PER HARI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2002 Sumber Pemukiman Pasar Pertokoan dan Restoran Penyapu jalan Kawasan Industri Fasilitas Umum Saluran lain-lain Jumlah Volume 3.921,76 618,58 602,82 452,29 798,46 363,64 12,94 6.770,49 Persentase (%) 57,92 9,14 8,90 6,68 11,79 5,37 0,19 100 Sampah Terangkut (m3/hari) 2.460,28 388,06 189,97 228,13 283,74 509,91 8,12 4.068,21

Sumber: PD Kebersihan Kota Bandung

Jumlah total sarana pengangkutan sampah adalah sebanyak 108 unit. Sebagian besar masa pakai lebih dari lima tahun, yaitu sebanyak 96 unit. Masalah yang timbul dengan dipakainya alat berumur lama, kerusakan yang terjadi pada alat-alat tersebut. Selain biaya operasional yang tinggi, juga kapasitas dan kemampuan alat tersebut lebih rendah. Dari 108 unit alat pengangkutan yang ada, 34 diantaranya dalam kondisi rusak dan tidak bisa beroperasi.
TABEL III. 49. SARANA ANGKUTAN SAMPAH KOTA BANDUNG TAHUN 2001
No Jenis Sarana Kapasitas (m3) Jumlah (unit) Jumlah Alat dan Masa Pakai < 5 th 5 th Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Truk Compactor Besar Truk Compactor Kecil Dump Truck Besar Dump Truck Kecil Arm Roll Besar Arm Roll Kecil Mobil Kecil Jumlah

14 6 10 6 10 6 2

5 7 17 12 52 11 4 108

2 7 3 12

5 7 15 12 45 11 1 96

Rusak 3 buah Rusak 6 buah Rusak 1 buah Rusak 2 buah Rusak 18 buah Rusak 4 buah Baik

Sumber : PD Kebersihan Kota Bandung

Proses terakhir dari pengelolaan sampah adalah pengolahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk melayani pembuangan sampah dari Kota Bandung, tersedia tiga lokasi Tempat Pembuangan Akhir, yaitu TPA Pasir Impun, TPA Leuwigajah dan TPA Jelekong. Namun saat ini, yang bisa beroperasi penuh hanya dua TPA yaitu TPA Leuwigajah dan TPA Jelekong, sedangkan TPA Pasir Impun tidak beroperasi lagi karena tuntutan masyarakat sekitar yang terganggu kenyamanannya dengan adanya TPA tersebut. Berikut ini adalah data tentang TPA yang berada di Kota Bandung.
TABEL III. 50. TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH MENURUT LUASNYA KEADAAN TAHUN 2001 URAIAN Pasir Luas Area (Ha) Jarak Sumber sampah Jarak ke Pemukiman terdekat Jarak dengan Sungai Jarak dengan Pantai
Keterangan *) : tidak beroperasi

LOKASI TPA Impun*) 10 7 0,05 0,5 300 Leuwigajah 16,5 30 0,5 1 300 Jelekong 10 20 0,05 1 320

TABEL III. 51. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA BANDUNG Jumlah Penduduk 1.867.010
Sumber: Analisis

Timbulan Sampah Kota Metro 3,5 liter/orang/hari

Perkiraan timbulan sampah total 6534,53

Sampah yang terangkut saat ini 4068,21 m3

Selisih 2466,32

Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 0.0035 m3/orang/hari, Kota Bandung dengan jumlah penduduk 1.867.010 jiwa, menghasilkan 4068,21 m3 sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 0.0035 m3/orang/hari. Namun PDAM Kota Bandung baru dapat memproduksi sebanyak 4068,21 m3. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 2466,32 m3

Komponen Jalan dan Transportasi


Panjang jalan yang ada di wilayah Kota Bandung adalah 1.103,710 km yang menurut statusnya dibagi menjadi jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kota. Sedangkan bila menurut jenis jalan dibedakan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal.
TABEL III. 52. PANJANG JALAN MENURUT STATUS DAN KONDISINYA TAHUN 2002 Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Jumlah Panjang Jalan Menurut Statusnya (Km) Jalan Nasional 42,114 42,114 Jalan Propinsi 22,990 42,114 Jalan Kota 854,290 249,420 Jumlah 919,394 249,420 1.103,710

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung

Komponen Drainase
Kondisi prasarana drainase Kota Bandung secara umum dalam kondisi baik. Frekuensi terjadinya banjir dan genangan juga relatif kecil, mengingat keadaan topografi Kota Bandung yang sebagian besar adalah daerah dengan kemiringan cukup besar. Hanya saja ada daerah-daerah tertentu, pada saat-saat tertentu terjadi genangan akibat sumbatan sampah pada saluran drainase.

Komponen Sanitasi
Sebagian besar penduduk Kota Bandung telah memiliki prasarana MCK sendiri. Namun, data kuantitatif tentang jumlah tanki septik dan sarana MCK lainnya belum terdata lengkap.

You might also like