You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Sumber daya hutan merupakan berkah yang tak ternilai harganya bagi semua aktor biologis disekitarnya. Salah satu sumber daya alam yang begitu potensial dan merupakan tumpuan bagi keberlangsungan hidup suatu insan biologis adalah hutan. Hutan merupakan rumah dan sekaligus bank yang mensuplay kebutuhan hidup mendasar dari aktor biologis yang ada didalamnya termasuk manusia (masyarakat). Selama ini perhatian khusus terhadap nilai pentingnya keberadaan hutan bagi masyarakat sangat kurang. Hutan selalu identik dengan bank-hidup yang mampu memberikan keuntungan dan kepuasan ekonomi diantaranya dalam bentuk uang tunai. Hal ini sangat mencolok dalam perubahan pola kehidupan masyarakat sekitar hutan. Masyarakat secara teknis sudah mampu untuk memanfaatkan hasil hutan baik hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu. Kondisi ekonomi yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu mendorong laju perubahan pola hidup masyarakat yang semakin cepat pula. Kebutuhan akan uang manjadi faktor pendorong krusial dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Namun sangat disayangkan bahwa perubahan-perubahan diatas tidak diseimbangkan dengan baik (Arief, 2008). Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan sangatlah penting dalam proses budidaya tanaman karena merupakan salah satu faktor utama. Seringkali para petani melalaikan pemeliharaan teradap tanaman, sehingga mangalami kerugian. Hal ini tentunya bukanlah yang diharapkan oleh mereka. Ada beberapa perlakuan tanaman yang diberikan agar diperoleh hasil tanaman bermutu baik. Iklim tidak dapat dikontrol, yang masih bisa dipengaruhi

adalah Ketersediaan air, penyerbukan dan jumlah buah yang dihasilkan. Setelah ditanam, tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti : gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya. Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat tersebut (Kasmudjo,1999). Pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman. Menurut sifat pemeliharaan tanaman dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Pemeliharaan yang bersifat umum, antara lain : penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, irigasi dan drainase. Pemeliharaan yang bersifat khusus : pemangkasan, pembumbunan, dan pemberian seresah. Pelaksanaan pemeliharaan tersebut disesuaikan dengan jenis tanaman dan umur atau stadia pertumbuhan. Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam pemeliharaan tanaman yaitu : tanah yang memberi hara dan kelembaban disamping sebagai pendukung secara mekanik, energi penyinaran dalam bentuk panas cahaya, dan udara yang memberikan karbondioksida dan oksigen. Tanah dan energi penyinaran bervariasi di permukaan bumi. Walaupun komposisi udara di atas bumi hampir seragam di atas tanah, persentasi udara di dalam tanah bervariasi sangat besar. Dalam pemeliharaan, faktor tanah sangat penting

sehingga perlu pemeliharaan terhadap tanah agar tetap subur dan dalam kondisi yang baik untuk ditanami, yaitu tersedianya unsur hara dalam tanah (Mindawati, 2007).

Tujuan Adapun Tujuan makalah Penunggalan Batang (Singling) ini adalah agar pertumbuhan dan perkembangan batang tanaman yang diharapkan dapat optimal agar dihasilkan tegakan satu batang dengan pertumbuhan dan kualitas kayu lebih bagus dan untuk mendapatkan pohon yang memiliki bebas cabang yang tinggi dan volume kayu yang tinggi saat panen.

BAB II ISI

Penunggalan Batang (Singling) Penunggalan batang (singling) adalah kegiatan pemotongan beberapa batang hasil trubusan yang memiliki bentuk batang yang tidak bagus sehingga tersisa 1 trubusan yang diharapkan mampu tumbuh menjadi 1 batang pohon yang lurus dengan bebas cabang tinggi, dan diameter lebih besar. Singling juga diartikan suatu kegiatan pemeliharaan pada tanaman muda dengan maksud memotong batang ganda (multistem), kemudian disisakan satu diantaranya, agar pertumbuhan dan perkembangan batang tanaman yang diharapkan dapat optimal. Dalam hal ini pemeliharaan batang tunggal cermat dan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan tujuan. Jangan salah justru batang yang potensial untuk dipelihara justru yang dipotong. Singling sangat penting dilaksanakan karena batang ganda (multistem) menimbulkan berbagai kerugian terutama multistem akan meningkatkan proporsi kayu juvenil yang tidak termanfaatkan dalam industri pulp. Selain itu multistem umumnya akan menyebabkan diameter batang lebih kecil yang secara langsung akan mempengaruhi besaran volume individu pohon (Zulfadhli, 2010).

Gambar 1. Sebelum dilakukan Singling

Cara Melakukan Penunggalan Batang (Singling) Penunggalan batang dilakukan pada cabang tanaman yang tidak diperlukan yaitu batang yang tumbuh lebih dari satu (multistem). Penunggalan perlu dilakukan agar dihasilkan tegakan satu batang dengan pertumbuhan dan kualitas kayu lebih bagus dan untuk mendapatkan pohon yang memiliki bebas cabang yang tinggi dan volume kayu yang tinggi saat panen, maka cabang kayu yang lain harus di potong. Selain itu, cabang-cabang pohon yang rusak atau patah dan cabang yang terkena serangan penyakit juga harus dilakukan. Ini dilakukan agar kualitas kayu batang tunggal relatif lebih baik karena seluruh energi tersalurkan pada batang tersebut sehingga pertumbuhannya optimal. Pertumbuhan batang lebih dari satu juga lebih banyak memerlukan waktu dalam kegiatan pemanenan sehingga menimbulkan biaya yang lebih besar. Tindakan singling perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak terlambat menghasilkan batang tunggal berkualias. Waktu penunggalan batang dilakukan pada umur 3-4 bulan dengan memotong batang ganda dan menyisakan 1 batang pohon yang terbaik. Peralatan yang digunakan untuk memotong batang diantaranya bisa memakai pisau yang tajam ataupun gergaji. Teknik penunggalan batang harus dilakukan dengan cara hati-hati, jangan sampai merusak batang utama. Luka bekas penunggalan batang sebaiknya ditutupi dengan bahan penutup luka seperti teer atau parafin agar menghindari kontak dengan bibit penyakit. Pasalnya penunggalan batang yang terlalu dalam atau cabang masih menempel di batang dapat menyebabkan kayu cacat atau mudah terserang penyakit (Kasmudjo, 1999).

Gambar 2. Setelah dilakukan Singling

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 1. Pertumbuhan batang lebih dari satu juga lebih banyak memerlukan waktu dalam kegiatan pemanenan sehingga menimbulkan biaya yang lebih besar. 2. Peralatan yang digunakan untuk memotong batang diantaranya bisa memakai pisau yang tajam ataupun gergaji. 3. Luka bekas penunggalan batang sebaiknya ditutupi dengan bahan penutup luka seperti teer atau parafin agar menghindari kontak dengan bibit penyakit. 4. Waktu penunggalan batang dilakukan pada umur 3-4 bulan dengan memotong batang ganda dan menyisakan 1 batang pohon yang terbaik. 5. Multistem umumnya akan menyebabkan diameter batang lebih kecil yang secara langsung akan mempengaruhi besaran volume individu pohon.

Saran Diharapkan praktikan agar lebih teliti dan cermat dalam mengerjakan tugas agar hasil yang didapat akurat dan benar serta lebih memperhatikan waktu dalam menyelesaikan laporannya.

You might also like