You are on page 1of 3

Halaman 4 1.2.1.

Kepolaran Atom dan Molekul Kepolaran adalah penyimpangan gerak awan elektron di dalam sebuah atom atau molekul. Semakin besar kepolaran atom dan molekul maka awan elektron di dalamnya semakin mudah terdistorsi dan dipol yang terinduksi semakin mudah terbentuk. Secara umum, ketika jumlah elektron di dalam atom atau molekul bertambah maka ukuran awan elektron di dalam atom atau molekul juga bertambah. Hal ini menyebabkan awan elektron lebih mudah terdistorsi dan dipol terinduksi lebih mudah terbentuk. Oleh karena itu, atom dan molekul yang memiliki awan elektron besar mengalami gaya London lebih kuat daripada atom atau molekul dengan awan elektron yang lebih kecil. Semakin kuat gaya London maka semakin tinggi pula titik leleh dan titik didih suatu zat. Pengaruh jumlah elektron terhadap titik didih dapat diketahui dengan membandingkan titik didih gas mulia dengan halogen seperti pada tabel 1.2 Gas Mulia He Ne Ar Kr Xe Rn Jumlah Elektron 2 10 18 36 54 86 Titik Didih (oC) -268,6 -245,9 -185,7 -152,3 -107,1 -61,8 Halogen F2 Cl2 Br2 I2 Jumlah Elektron 18 34 70 106 Titik Didih (oC) -188,1 -34,6 58,8 184,3

Dari golongan 18 ke bawah (golongan gas mulia), semakin besar jumlah elektron maka ukuran awan elektron semakin besar, awan elektron semakin polar, dipol terinduksi makin mudah terbentuk, gaya london makin kuat dan titik didih gas mulia semakin tinggi. Penambahan jumlah elektron di dalam atom dan molekul selalu diikuti juga dengan penambahan massa atom dan molekul. Oleh karena itu, kekuatan gaya London bertambah seiring dengan penambahan massa atom dan massa molekul.

Latihan 1 a. Senyawa manakah yang memiliki titik didih lebih tinggi, metana atau karbon tetraklorida? Jelaskan! b. Mengapa I2 berupa padatan pada suhu ruangan sementara Cl2 berupa gas? Jelaskan!

1.2.2. Jumlah Atom dalam Molekul Molekul yang terdiri dari unsur-unsur berjenis sama, gaya London akan semakin kuat seiring dengan penambahan jumlah atom. Hal ini diilustrasikan oleh titik didih beberapa hidrokarbon rantai lurus seperti pada Tabel 1.3.

Hidrokarbon CH4 C2H6 C3H8 C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22

Nama Inggris Methane Ethane Propane n-butane n-pentane n-hexane n-heptane n-octane n-nonane n-decane Indonesia Metana Etana Propana n-butana n-pentana n-heksana n-heptana n-oktana n-nonana n-dekana

Titik Didih pada 1 atm (oC) -161,5 -88,6 -42,1 -0,5 36,1 68,7 98,42 125-126 150,80 174,1

Penambahan jumlah atom pada hidrokarbon akan menambah juga ukuran awan elektron sehingga awan elektron semakin mudah terpolarisasi, dipol terinduksi lebih mudah terbentuk, gaya London semakin kuat dan titik didih hidrokarbon semakin tinggi. 1.2.3. Bentuk Molekul Bentuk molekul mempengaruhi gaya London. Hal ini diilustrasikan dengan titik didih pentana (C5H12). Pentana memiliki tiga struktur, dua diantaranya dapat dilihat di gambar 1.5. Bentuk neopentana tersusun lebih rapat daripada n-pentana. Dengan kata lain, neopentana lebih simetris daripada n-pentana. Semakin simetris bentuk suatu molekul, maka semakin sulit pula elektron terpolarisasi. Kepolaran n-pentana semakin besar daripada neopentana. Pembentukan dipol terinduksi di dalam n-pentana lebih mudah daripada neopentana. Kekuatan daya London diantara molekul n-pentana lebih tinggi daripada molekul-molekul neopentana. Oleh karena itu, titik didih n-pentana (36,1oC) lebih tinggi daripada neopentana (9,7oC). Salah satu bentuk kristal karbon adalah grafit. Kristal grafit terdiri dari lapisan atom karbon yang tersusun dalam gabungan cincin beranggotakan enam karbon seperti yang terlihat pada gambar 1.6.

Di dalam masing-masing lapisan, setiap atom karbon terikat secara kovalen dengan tiga atom karbon lainnya. Ikatan kovalen mengikat atom-atom dalam lapisan dua dimensi, sementara gaya London menahan lapisan satu sama lain. Grafit bersifat lembut karena gaya London yang lemah menyebabkan lapisan licin dan saling terselip satu sama lain. Oleh karena itu, grafit dapat digunakan sebagai pelumas.

You might also like