You are on page 1of 55

JOKO WIBOWO S (012116424)

1. Tumbuh kembang normal sesuai usia?

anak

Definisi pertumbuhan anak


Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg), ukuran panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Tumbuh Kembang Anak, dr.Soetjiningsih, SpAK, 1995)

Definisi perkembangan anak


Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses deferensiasi dari selsel tubuh tubuh, jaringan tubuh, organorgan dan sistem organ yang berkembang sedemikia rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Tumbuh Kembang Anak, dr.Soetjiningsih, SpAK, 1995)

A.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Dari lahir sampai 3 bulan:

Belajar mengangkat kepala Belajar mengikuti obyek dengan matanya Melihat kemuka orang dengan tersenyum Bereaksi terhadap suara/bunyi Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak. Menahan barang yang dipegangnya Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

B.
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dari 3 sampai 6 bulan:

Mengangkat kepala 90 derajat den mengangkat dada dengan bertopang tangan Mulai belajar merah benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya Menaruh benda-benda di mulutnya Berusaha memperluas lapangan pandangan Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.

C.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Dari 6 sampai 9 bulan:

Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurep dan berbalik sendiri Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Bergembira, dengan melempar benda-benda Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti Mengenal muka anggota-anggota kelurga dan takut kepada orang asing/lain Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyian

D.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.

Dari 9 sampai 12 bulan:

Dapat berdiri sendiril tanpa dibantu Dapat berjalan dengan dituntun Menirukan suara, Mengulang bunyi yang didengarnya Belajar menyatakan satu atau dua kata Mengerti perintah sederhana atau larangan Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya Berpartisipasi dalam permainan

E.
1. 2. 3. 4.

Dari 12 sampai 18 bulan:

Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah Menyusun 2 atau 3 kotak Dapat mengatakan 5-10 kata Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

F.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.

Dari 18 sampai 24 bulan:

Naik turun tangga Menyusun 6 kotak Menunjuk mata clan hidungnya Menyusun dua kata Belajar makan sendiri Menggambar garis dan kertas atau pasir Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/kencing Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orangorang yang lebih besar Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermainmain dengan mereka

G.
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dari 2 sampai 3 tahun:

Belajar meloncat, memaniat, melompat dengan satu kaki Membuat jembatan dengan 3 kotak Mampu menyusun kalimat Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya Menggambar lingkaran Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

H.

Dari 3 sampai 4 tahun:


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga Berjalan pada jari kaki Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri Menggambar garis silang Menggambar orang hanya kepala dan badan Mengenal 2 atau 3 warna Bicara dengan baik Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya Banyak bertanya Bertanya bagaimana anak dilahirkan Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang Mendengarkan cerita-cerita Bermain dengan anak lain Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

H.

Melompat dan menari Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan 3. Menggambar segi empat dan segi tiga 4. Pandai bicara 5. Dapat menghitung jari-jarinya 6. Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu 7. Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita 8. Minat kepada kata baru dan artinya 9. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil 10. Memprotes bila dilarang apa yang diingininya 11. Mengenal 4 warna 12. Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa (Tumbuh Kembang Anak, dr.Soetjiningsih, SpAK, 1995)
1. 2.

Dari 4 sampai 5 tahun:

2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang?


A.

Faktor heredokonstitusionil

1. Jenis kelamin Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalm ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain2nya sehingga memerlukan ukuran2 normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesenasi pd umur 10 th, sedangkan pd pria mulai pada umur 12 th. 2. Ras atau bangsa Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras ini mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih.

3. Keluarga Dalam 1 keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi. 4. Umur Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pd masa fetus, bayi dan masa adolesensi.

B.

Faktor lingkungan pascanatal)

(prenatal

dan

1. Faktor prenatal a. Gizi (defisiensi vitamin, jodium dll)


Ibu dg keadan gizi yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi sehingga meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal.

b. Mekanis

(pitaamniotik, ektopia, posisi fetus yg abnormal, trauma, oligohidramnion )

Posisi fetus yang abnormal dan oligohidromnionmenyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Implantasi ovum yg salahmenggangu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.

c. Toksin

kimia (propiltiourasil, kontrasepsi dll)

aminopterin,
kelainan

obat
seperti

Obat2an tersebut dapat menimbulkan palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.

d. Endokrin (diabetes melitus pd ibu, hormon yg

dimakan, umur tua dan lain2)

Ibu diabetes melitusbayi makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal Bayi hiperplasi pulau langerhanshipoglikemi

e. radiasi (sinar rontgen, radium dll) Pemakaian radium dan sinar rontgen yg tdk mengikuti aturan dpt mengakibatkan kelaianan pd fetus contoh mikrosefali, spina bifida, retradasi mental dan deformitas anggota gerak.

f.

Infeksi
Trimester I: rubella, dll Mengakibatkan kelainan pd fetus seperti katarak, bisu-tuli, mokrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung Trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis, dll Toksoplasmosis pranatalmenyebabkan makrosefali kongenitak atau mikrosefali dan retinitis.

d. Imunitas (eritroblastosisvetalis, kernicterus) Perbedaan golongan darah antara fetus dan ibuibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayimelalui plasentamasuk peredaran darah bayimengakibatkan hemolisisanemia (+) hiperbilirubinemia. Otak sangat peka terhadap bilirubinemiaotak rusak e.

Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta)


Anoksiamengakibatkan pertumbuhan terganggu

2.
a. b.

Faktor pascanatal

Terdiri dari bahan pembangun tubuhprotein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak. Kelainan jantung bawaan dan penyakit kronis seperti glomerulonefritis kronik, tuberculosis paru dan penyakit seliakmenyebabkan retardasi pertumbuhan jasmani. c.

Gizi (masukan makanan kualitatifdan kuantitatif)

Penyakit (penyakit kronis dan kelainan konginental)

Memegang peranan penting dalam pertubuhan anak, ukuran bayi yan lahir dari golongan ortu dengan sosek kurang lebih rendah dibanding dengan sosek cukup.
d. Negeri yang mempunyai empat musimterdapat perbedaan kecepatan tumbuh berat badan dan tinggi. Pertambahan tinggi terbesarmusim semi Pertambahan tinggi paling rendahmusim gugur Penambahan berat badan terbesarmusimgugur Penambahan berat badan kecilmusim semi e. Faktor lain yang ikut berpengaru terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain: pengawasan medis, perbaikan sanitasi, pendidikan, faktor psikologis dll.

Keadaan sosial dan ekonomi

Musim

Lain2

(IKA, FKUI)

3. Ciri2 pertumbuhan perkembangan?


1.

dan
yang

Tumbuh kembang adalah proses continue sejak dari konsepsi sampai

2. 3.

Adanya proses perlambatan dan percepatan

Maturitas dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 th, dan masa pubertas.

Pola perkembangan anak samapada semua anak tapi kecepatan berbeda

4.

Berkaitan maturasi sistem susunan saraf

Antara anak yang satu dengan yang lainnya.

Contoh: tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan ini.

5.

Aktivitas seluruh tubuh individu yang khas

diganti

respon

Contoh: bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tsb. 6.

Arah perkembangan sefalokaudal

anak

adalah
adalah

Langkah pertama sebelum berjalan perkembangan menegakkan kepala. 7.

Reflek primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang


Sebelum garakan volunter tercapai. (Tumbuh Kembang Anak, dr.Soetjiningsih, SpAK, 1995)

4.

Apa saja yg dimaksud 4 domain dan interpretasi dari milestone?

Frankerburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu : 1. personal social (kepribadian/tingkah laku sosial).
2.

Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang ssuatu benda, dll.

3.

Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4.

Gross motor (perkembangan motorik kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. (Tumbuh Kembang Anak, dr.Soetjiningsih, SpAK, 1995)

5.
A.

Mengapa anak blm bisa berjalan dan berbicara pd usia 1 th?


Penyebab Prenatal
Trimester

I: malformasi kongenital, kelainan genetik, infeksi intrauterin (rubella, sifilis, sitomegalovirus, toksoplasma). Percobaan pengguguran. Trimester II dan III: percobaan pengguguran, ibu dengan penyakit kronis, toksemia, IUGR, infeksi intrauterin, trauma. Lain-lain: sinar X, usia ibu < 17 tahun atau > 35 tahun, asfiksia in utero (abrupsio plasenta, plasenta previa).

B.

Toksemia Perdarahan antepartum Kelainan plasenta/umbilikus

Penyebab Perinatal

C.

Penyebab Postnatal

hipoksia/iskemia Trauma persalinan, persalinan macet/lama Asfiksia berat Infeksi Prematuritas dan atau BBLR Hipoglikemia Hiperbilirubinemia/Kern Ikterus Syok

yang

menyebabkan

Abdel-hamid hz, kao a, zeldin as, et al. Cerebral palsy.

Infeksi Trauma Gangguan pembuluh darah otak Epilepsi Keracunan obat, bahan kimia dan logam berat

Perkembangan otak manusia dan waktu puncak terjadinya meliputi berikut: Primer neurulationMinggu 3-4 kehamilan Perkembangan ProsencephalicBulan 2-3 kehamilan Neuronal proliferasiBulan 3-4 kehamilan Neuronal migrasiBulan 3-5 kehamilan OrganisasiBulan 5 dari kehamilan sampai bertahun-tahun pascakelahiran MielinasiLahir sampai bertahun-tahun pascakelahiran
Moster D, Wilcox AJ, Vollset SE, Markestad T, Lie RT. Cerebral palsy among term and postterm births.JAMA. Sep 1 2010;304(9):976-82.

Prematur dan ketidakmatangan pembuluh darah otakdistribusi sirkulasi janin dengan hasil otak pada kecenderungan hipoperfusi ke white matter periventricularperdarahan matriks germinal atau leukomalacia periventricularantara minggu 26 dan 34 usia kehamilan, daerah white matter periventricular dekat ventrikel lateral yang paling rentan terhadap cederakarena daerahdaerah membawa serat bertanggung jawab atas kontrol motor dan tonus otot kakicedera dapat terjadi dalam diplegia spastik (yaitu, kelenturan dominan dan kelemahan kaki, dengan atau tanpa keterlibatan lengan tingkat yang lebih rendah).
Abdel-hamid hz, kao a, zeldin as, et al. Cerebral palsy.

6.

Mengapa didapatkan ekstremitas hipertoni dan head leg (+)?

Kebanyakan pasien dengan cerebral palsy spastik quadriplegi memiliki beberapa gangguan kognitif dan menunjukkan presentasi fisik klasik berikut: Semua anggota badan yang terkena dampak, baik seluruh tubuh hypertonia atau trunkal hipotonia dengan ekstremitas hypertonia Oromotor disfungsi Meningkatnya risiko kesulitan kognitif Kejang Kaki umumnya dipengaruhi sama atau lebih dari lengan Predikat hemiplegia ganda jika lengan lebih terlibat daripada kaki
Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

Sikap kepala bayi sewaktu badannya diangkat dapat memberikan informasi perkembangan motorik. Sebelum usia 5 bulan kepala jatuh lunglai bila badan diangkat dari posisi berbaring dengan cara menarik kedua tangan ke atas. Setelah usia 5 bulan bayi dapat menegakkan kepalanya baik sewaktu badannya hendak didudukkan dengan mengangkat kedua lengannya, maupun pada waktu didudukkan sambil dipegang. Bayi dengan hipotonia memperlihatkan leher yang lemas (head lag) yang mencirikan perkembangan motorik yang terbelakang atau keadaan patologis oleh berbagai abnormalitas SSP dan kelainan motor neuron.
Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.

7.

Bagaimana hubungan riwayat prematur dan BBLR dg kasus?

Sebuah studi Norwegia yang melibatkan anak-anak dengan cerebral palsy didiagnosis sebelum usia 5 tahun menunjukkan bahwa skor Apgar rendah pada 5 menit dikaitkan dengan kejadian ini di semua berat lahir. Prevalensi tertinggi cerebral palsy pada anakanak dengan berat lahir rendah, namun odd ratio kejadian ini dikaitkan dengan skor Apgar rendah (<4) tertinggi pada anak-anak berat badan normal. Meskipun demikian, kebanyakan anak dengan cerebral palsy memiliki skor Apgar lebih tinggi dari 4 pada 5 menit.

Lie KK, Grholt EK, Eskild A. Association of cerebral palsy with Apgar score in low and normal birthweight infants: population based cohort study. BMJ. Oct 6 2010;341:c4990.

Meskipun kelahiran prematur adalah faktor risiko cerebral palsy yang ditegakkan, studi terbaru menunjukkan bahwa kehamilan postterm pada 42 minggu atau lambat telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi ini.
Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

8. Apa tujuan rujukan ke poliklinik tumbuh kembang?


Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan dengan tujuan untuk memnetukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Selain itu, juga dilakukan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) dengan tujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. B. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan : Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
A.

Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu; Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. http://www.kesehatananak.depkes.go.id
C.

9.

Apa kaitan status gizi kurang, wajah dismorfik (-), lingkar kepala mikrosefali?
Cerebral palsygangguan motorikgangguan pemberian makanan, gangguan mengunyah, tidak dapat menelan, refleks menjadi hiperaktif, dan ketidakmampuan untuk mengontrol saat makangangguan kesulitan makan yang terus menerusakhirnya akan berefek signifikan terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan status gizi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kegagalan tumbuh.
Darto Suharto. Cerebral Palsy diagnosis dan tata laksana; c2006.

Wajah dismorfik (+)sindrom down; (-)cerebral palsy.

Etiologi:
1.

2.

Mikrosefali primer: familial (autosomal resesif), autosomal dominan, sindrom (down (trisomi-21), edward (trisomi-18), cri du chat (5 p-), cornelia de lange, rubinstein-taybi, smith-lemlioptiz). Mikrosefali sekunder (non genetik): radiasi, infeksi congenital (sitomegalovirus, rubella, toksoplasmosis), obat (alkohol janin, hidantoin janin), meningitis/ensefalitis, malnutrisi, metabolik, hipertermia, ensefalopati hipoksik-iskemik.

Etiologi mikrosefali primergangguan proses pembelahan mitosis dari struktur kortikal selama masa perkembangan embrionikgangguan dari divisi simetris dapat menyebabkan menipisnya inti progenitor sel sarafpenurunan selanjutnya di tingkat proliferasi dan tingkat neuron dapat mengurangi produksi selhasil akhirnya adalah otak yang lebih kecil dari biasanyamikrosefalus. Wollnik, Bernd. 2010. A Common Mechanism for Microcephaly. Nature Genetics; 42(11): 923-4.

10. Apa saja macam2 gangguan tumbuh kembang dan apa saja terapinya?

Lihat DD

11. Cara pemeriksaan SSP, fungsi pendengaran dan penglihatan?

Pemeriksaan Motorik:
Observasi motorik ditujukan pada posisi saat istirahat dan gerakan keempat anggota gerak. Sikap bayi dapat mencerminkan adanya nyeri, fraktur, paresis, dan gangguan tonus otot. Tindakan yang pertama dilakukan ialah pemeriksaan tonus otot. Dalam menggerak-gerakan lengan dan tungkai bayi secara pasif hendaknya tidak menggunakan tenaga kasar dan menjaga jangan sampai bayi menangis. Melakukan pemeriksaan sambil bermain-main dengan si bayi akan memberikan hasil yang sesuai. Gerakkan setiap sendi-sendi besar untuk menilai ada tidaknya spastisitas atau flasiditas. Peningkatan maupun penurunan tonus dapat menandakan penyakit intrakranial.

Pada lengan, pemeriksaan dilakukan dengan memegang pergelangan tangan bayi dan menggoyang-goyangkan lengan bawahnya. Bila tonus otot tinggi maka tangan tidak akan ikut bergoyang secara luwes, melainkan kaku dan bersikap mengepal. Pemeriksaan tonus otot tungkai dilakukan dengan menggoyang-goyangkan tungkai bayi yang dipegang pada paha. Tungkai bawah bayi akan bergoyanggoyang secara luwes jika otot bertonus normal. Tungkai bawah akan jatuh lunglai dan tetap menjuntai bila tonus rendah, sebaliknya akan bersikap kaku dan lurus dalam mengikuti gerakan pasif tungkai atasnya bila tonus meningkat. Hipotonia dapat diteliti pula dengan menempatkan bayi dalam sikap telungkup di atas tangan pemeriksa. Bila terdapat hipotonia maka lengan dan tungkai bayi jatuh lunglai, sedangkan pada bayi normal lengan dan tungkainya akan fleksi ringan di sendi siku dan lutut.

Sikap kepala bayi sewaktu badannya diangkat dapat memberikan informasi perkembangan motorik. Sebelum usia 5 bulan kepala jatuh lunglai bila badan diangkat dari posisi berbaring dengan cara menarik kedua tangan ke atas. Setelah usia 5 bulan bayi dapat menegakkan kepalanya baik sewaktu badannya hendak didudukkan dengan mengangkat kedua lengannya, maupun pada waktu didudukkan sambil dipegang. Bayi dengan hipotonia memperlihatkan leher yanag lemas (head lag) yang mencirikan perkembangan motorik yang terbelakang atau keadaan patologis oleh berbagai abnormalitas SSP dan kelainan motor neuron.

Pemeriksaan Sensorik:
Pemeriksaan fungsi sensorik pada bayi hanya dapat dilakukan secara terbatas. Yang harus diperhatikan ialah reaksi bayi atas stimulasi. Pemeriksaan dimulai dengan persepsi rangsang raba. Anggota gerak, wajah, dan badan digores dengan seutas kapas. Anggota gerak yang terangsang akan ditarik (menjauhi sumber rangsang), tetapi wajah yang diraba akan berbalik ke arah perangsangan. Pemeriksaan sensasi nyeri dilakukan dengan cara menyentil telapak tangan atau kaki. Hendaknya jangan menggunakan benda tajam untuk pemeriksaan ini. Perhatikan adanya penarikan atau perubahan ekspresi wajah. Bila rangsang nyeri diikuti perubahan ekspresi wajah atau bayi menjadi menangis tetapi tanpa penarikan bagian yang dirangsang, maka kemungkinan terdapat paralisis.

Pemeriksaan Saraf Kranial:

Pemeriksaan Refleks Tendon: Teknik yang digunakan untuk membangkitkan refleks tendon sama dengan teknik yang digunakan pada orang dewasa. Penggunaan palu refleks digantikan dengan jari telunjuk atau jari tengah. Refleks trisep, brakhioradialis, dan abdominal sulit dibangkitkan pada umur <6 bulan. Refleks anal telah ada sejak lahir dan penting untuk diperiksa bila dicurigai adanya lesi medula spinalis. Tidak adanya refleks anal menandakan tidak adanya inervasi otot sfingter eksterna akibat abnormalitas medula spinalis misalnya karena anomali kongenital (misal spina bifida), tumor, atau trauma. Refleks Babinski positif terhadap stimulasi plantar (ibu jari kaki dorsofleksi dan jari lain mengembang) dapat ditemukan pada bayi normal hingga umur 2 tahun. Refleks engkel dengan cara mengetuk tendon Achilles seringkali tidak menimbulkan respon. Untuk itu dapat digunakan metode lain, dengan cara menggenggam maleolus oleh satu tangan lalu mendorsofleksikan engkel secara tiba-tiba. Respon terhadap manuver ini bisa berupa fleksi plantar ritmis berulang (ankle clonus), normalnya hingga 10 kali (unsustained ankle clonus). Bila kontraksi yang timbul terus berlanjut (sustained ankle clonus) harus dicurigai adanya suatu penyakit SSP.

Pemeriksaan Refleks Primitif:

Uji refleks primitif tambahan yang diperiksa bila diduga ada suatu abnormalitas neurologis:

Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.

Pemeriksaan fungsi pendengaran & penglihatan: Tes penglihatan misalnya:

Anak umur< 3 tahun dengan tes fiksasi Anak umur 2,5-3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E.

Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya. Sedangkan screening pendengaran anak melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui adanya kealinan bawaan.

(Tumbuh Kembang Anak, dr.Soetjiningsih, SpAK, 1995)

12. DD?

Definisi:

CEREBRAL PALSY

Palsi Serebral atau Cerebral Palsy (CP) adalah kelainan yang tidak progresif dari gerakan dan sikap tubuh karena kerusakan otak yang terjadi pada periode awal pertumbuhan otak, yang pada umumnya di bawah 3 tahun. Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

Klasifikasi:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

Spastic hemiplegia (20-30%) Spastic diplegia (30-40%) Spastic quadriplegia (10-15%) Cerebral palsy dyskinetic (athetoid, choreoathetoid, dan dystonic) Cerebral palsy Campuran Cerebral palsy hipotonik Monoplegia

Bentuk kelumpuhan pada anak dengan cerebral palsy:

American Academy of Neurology (AAN) menyarankan parameter praktek skrining untuk potensi serebral palsi berikut terkait defisit pada penilaian awal:

Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

Mental retardasi Ophthalmologic dan gangguan pendengaran Gangguan Bicara dan bahasa Disfungsi Oromotor

Pemeriksaan & Diagnosis:


1.
a. b. c. d. e. f.

Anamnesis:

Anak belum dapat berjalan; Belum dapat duduk; Terlambat bicara; Kaki gemetar; Gerakan kurang pada sisi badan; Mata juling.

2.
a.

Paralisis spastik (paraparesis, diplegia, kuadriparesis, hemiparesis, monoparesis); b. Atetosis; c. Koreoatetosis; d. Distonia/atonia; e. Tremor; f. Rigiditas; g. Ataksia; h. Kelainan bahasa; i. Hiperkinesis/hipokinesis. Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

Pemeriksaan fisik:

Laboratorium:
1. 2.

Studi fungsi tiroidfungsi tiroid abnormal mungkin berhubungan dengan kelainan pada otot atau refleks tendon dalam atau gangguan gerak. Kadar laktat dan piruvatKelainan dapat menunjukkan kelainan metabolisme energi (yaitu, cytopathy mitokondria).

3. Kadar

AmoniaPeningkatan kadar amonia dapat menunjukkan disfungsi hati atau cacat siklus urea. 4. Asam Organik dan aminoserum asam amino kuantitatif dan kuantitatif urin nilai asam organik dapat diungkapkan dalam mewarisi gangguan metabolisme. 5. Analisis kromosomanalisis kromosom, termasuk analisis kariotip dan pengujian DNA spesifik dapat diindikasikan untuk menyingkirkan sindrom genetik, jika fitur dismorfik atau kelainan berbagai sistem organ yang hadir. 6. Protein serebrospinalkadar dapat membantu dalam menentukan asfiksia pada periode neonatal. Tingkat protein dapat meningkat, demikian juga rasio laktat ke piruvat.
Abdel-Hamid HZ, Kao A, Zeldin AS, et al. Cerebral Palsy.

Penatalaksanaan: A. Medikamentosa, untuk mengatasi spastisitas: 1. Benzodiazepin: Usia < 6 bulan tidak direkomendasi Usia > 6 bulan: 0,12-0,8 mg/KgBB/hari PO dibagi 6-8 jam (tidak lebih 10 mg/dosis) 2. Baclofen (Lioresal): 3 x 10 mg PO (dapat dinaikkan sampai 40-80 mg/hari) 3. Dantrolene (Dantrium): dimulai dari 25 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 40 mg/hari 4. Haloperidol: 0,03 mg/KgBB/hari PO dosis tunggal (untuk mengurangi gerakan involusi) 5. Botox: Usia < 12 tahun belum direkomendasikan Usia > 12 tahun: 1,25-2,5 ml (0,05-0,1 ml tiap 3-4 bulan) Apabila belum berhasil dosis berikutnya dinaikkan 2x/tidak lebih 25 ml perkali atau 200 ml perbulan B. Terapi Perkembangan Fisik (Rehabilitasi Medik) C. Lain-lain: 1. 1. Pendidikan khusus 2. 2. Penyuluhan psikologis 3. 3. Rekreasi
Saharso D. Palsi Serebral dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Divisi Neuropediatri Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: FK UNAIR?RS DR. Soetomo, 2006.

SINDROM DOWN

Definisi:
Adalah suatu kelainan kromosom autosomal dimana terdapat kromosom 21 yang berlebih yang terletak pada bagian lengan bawah. (Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Etiologi:
Genetik Radiasi Infeksi Auotoimun Umur ibu Umur ayah (Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Gejala klinis:
BB baru lahir biasanya kurang dari normal, sutura sagitalis yang terpisah, fissura palpebralis yang miring, jarang yang lebar antara jari kaki I dan II, fontanella palsu , plantar crease jari kaki I dan II, heperfleksibilitas, peningkatan jaringan disekitar leher, bentuk palatum yang abnormal, hidung hipoplastik, kelemahan otot, hipotonia, bercak brushfield pada mata, mulut terluka, lidah terjulur, lekukan epikantus, single plantar crease pada tangan kiri, single plantar crease pada tangan kanan, brachyclinidactily tangan kiri, brachyclinidactily tangan kanan, jarak pupil yang melebar, tangan yang pendek dan lebar, oksiput yang datar, ukurang telnga yang abnormal, kaki yang pendek yang lebar, bentuk / struktur telinga yang abnormal, letak telinga yang abnormal, kelainan tangan lainnya, kelainan mata lainnya, sindaktili, kelainan kaki lainnya, kelainan mulut lainnya. (Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Pemeriksaan penunjang :
yg terlambat menutup Pemeriksaan kariotipingmencari adanya traslokasi kromosom Dermatoglifikpemeriksaan didik jari, telapak tangan, dan kaki (Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)
Radiologibrachycephalic, sutura dan fontanela

Penatalaksanaan:
A.

Pendengaranpemeriksaan

Penanganan secara medis :

B.

Intervensi

Penyuluhan pada orang tua (Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)
C.

dinistimulasi sensorik dini, latihan khusus yang menyangkup aktivitas motorik kasar dan halus, petunjuk agar anak mampu berbahasa. Taman bermain / taman kanak kanakuntuk meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan halus mll bermain dg temannya. Anak dp melakukan interaksi sosial dg temannya, memberi kesempatan pada anak untuk bergaul dengan lingkungan di luar rumah. Pendidikan khusus ( SLB C )

Pendidikan:

berkala oleh ahli THT Penyakit jantung bawaanpenanganan jangka panjang dengan ahli jantung anak Penglihatannya( katarak dan gg penglihatan ) pemeriksaan secara ruin oleh ahli mata Nutrisi Kelainan tulangdislokasi patella Lain2masalah imunologi, gg fungsi metabolisme, kekacauan biokimiawi.

telinga

dan

tes

pendengaran

RETARDASI MENTAL

Definisi:
Menurut WHO, menkes 1990kemampuan mental yg

tdk mencukupi Menurut carter chsuatu kondisis yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal Menurut melly budhimandikatakan retardasi mental jika memenuhi kriteria sbb:
Fungsi intelektual umum dibawah norma Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial

Gejala timbul dalam masa perkembangan yaitu < 18

tahun

(Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Etiologi:
A.

B.
1.

Non organikkemiskinan & keluarga yang tidak harmonis, faktor sosiokultural interaksi anak pengasuh yang tidak baik, penelantaran anak Organik:
Faktor prakonsepsi: Faktor pranatal:

Abnormalitas single gene (penyakit2 metabolik), kelainan kromosom (X linked, translokasi, fragile X)

2.

gg pertumbuhan otak trimester Ikelainan kromosom (trisomi, mosaik), infeksi intrauteri ( TORCH, HIV), zat2 teratogen (alkohol, radiasi), disfungsi plasenta, kelainan kongenital dari otak (idiopati) gg pertumbuhan otak trimester II dan IIIinfeksi intrauteri ( TORCH, HIV ), zat2 teratogen (alkohol, radiasi, kokain, logam berat), ibu DM, toksemia gravidarum, ibu malnutrisi, disfungsi plasenta

3.

Faktor perinatal:

4.

Trauma berat pada kepala / susunan saraf pusat Neurotoksin (logam berat) Cerebrovasclar accident (CVA) Metabolikgizi buruk, kelainan hormonal (hipotiroid), karbohidrat. (Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Faktor postnatal:

Sangat prematur Asfiksia neonatarum Trauma lahir : perdarahan intrakranial Meningitis Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia

kelainan

metabolisme

Klasifikasi:
A. B. C. D.

(Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Retardasi mental ringan Retardasi mental sedang Retardasi mental berat Retardasi mental sangat berat

Manifestasi Klinis:

(Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Kelainan pada matakatarak, bintik cherry (merah pada daerah makula), korioretinitis, kornea keruh Kejangkejang umum tonik klonik, kejang pada masa neonatal Kelainan kulitbintik cafe au lait Kelainan rambutrambut rontok, rambut cepat memutih, rambut halus Kepalamikrosefali, makrosefali Perawakan pendek Distonia

Pemeriksaan Penunjang:

(Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Kromosomal kariotipe EEG CT Scan dan MRI Titer virus untuk infeksi kongenital Serum asam urat Laktat dan pruvat darah Plasma asam lemak rantai sangat panjang Serum seng Logam berat dalam darah Serum tembaga dan ceruloplasmia Serum asam amino / asam organik Plasma amonia Analisa enzim lisosom pada leukosit / biopsi kulit Urin mukopolisakarida Urin redusing substance Urinketoacid Urinasam vanililmandelik

Penatalaksanaan:

(Tumbuh kembang anak, dr.Soetjiningsih, spak, 1995)

Terapi multidimensi dan sangat individual Psikologuntuk menilai perkembangan mental anak dan kemampuan kognitifnya Dokter anakuntuk memeriksa fisik anak, mencari penyebabnya dan mengobati penyakit / kelainan yang ada Pekeja sosialuntuk menilai situasi keluarga Ahli sarafjika anak menderita epilepsi, serebral palsi Ahli rehabilitasi medikunruk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya Ahli terapi wicarauntuk memperbaiki gangguan bicaranya / merangsang perkembangan bicaranya Guru pendidikan luar biasa Edukasi keluargaagar seluruh anggota kelurga dapat mengerti dan menerima anak tersebut dengan wajar dan tidak diolok olok Pendidikan khusus sesuai tingkat IQ nya

MATUR SUWUN

You might also like