You are on page 1of 26

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI II Analisis Semiotik, Analisis Wacana, dan Partisipator action researc!

"

Ole! # Kelompok $ Andika Persia %&'(&)*+&&), Prati-i D-i P.tri %&'(&)*+&+(, Ninin/ 0.lianti %&'(&)*+&12,

Ilm. Kom.nikasi 3ak.ltas Ilm. Sosial dan Ilm. Politik Uni4ersitas Andalas +&(&

5A5 I PENDA6ULUAN
I7( Latar 5elakan/ Penelitian Kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksankan demi kesejahteraan bersama. Menurut Sugiono, ( 2 ! " 2#$ % & Masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentati'e dan penelitian komunikasi yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan(. Metodelogi kualitatif yakni )nalisis *si, )nalisis Semiotik, )nalisis +a,ana, Semiotik -raming dan )nalisis Korelasional. .amun dalam makalah ini hanya membahas )nalisis Semiotik, )nalisis +a,ana, dan partisipatory a,tion resear,h. I7+ 8.m.san Masala! /. )pakah pengertian )nalisis Semiotik dan ,ontohnya0 2. )pakah Pengertian )nalisis +a,ana dan ,ontohnya0 #. )pakah pengertian partisipatory a,tion resear,h dan ,ontohnya0 I71 T.9.an /. 1apat memahami pengertian )nalisis Semiotik beserta ,ontohnya. 2. 1apat memahami pengertian )nalisis +a,ana beserta ,ontohnya. #. 1apat memahami pengertian partisipatory a,tion resear,h beserta ,ontohnya.

5A5 II PEM5A6ASAN
II7( Analisis Semiotik Pokok Pen/ertian dan Karakter Menurut 2,o, semiotik sebagai &ilmu tanda( (sign% dan segala yang berhubungan dengannya ,ara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya. Menurut 2,o, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode ,e,apan, paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik, bahasa yang diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia, bahasa alam, komunikasi 'isual, sistem objek, dan sebagainya. Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak terbatas, misalnya saja bisa mengambil objek penelitian, seperti pemberitaan di media massa, komunikasi periklanan, tanda-tanda non'erbal, film, komik kartun, dan sastra sampai kepada musik. 3erkenaan dengan hal tersebut, analisis semiotik merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari hal tersebut adalah semua perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sebagai tanda. 3ahasa merupakan bagian linguistik, dan linguistik merupakan bagian dari obyek yang dikaji dalam semiologi. Selain bahasa yang merupakan representasi terhadap obyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyek semiotika juga mempelajari pada masalah-masalah non linguistik. Se,ara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik merupakan ,ara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. 4eks yang dimkasud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang baik yang terdapat pada media massa maupun yang terdapat diluar media massa. 5rusan analisis semiotik adalah mela,ak makna-makna yang diangkut dengan teks yang berupa lambang-lambang. 1engan kata lain, pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam teks yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik.

5e:erapa Toko! 0an/ Mem:erikan Kontri:.si a7 ;!arles Sanders Pierce %('1)<()(2, 6harles sanders pier,e adalah seorang ahli matematika dari )S yang sangat tertarik pada persoalan lambang-lambang. *a melakukan kajian mengenai semiotika dari perspektif logika dan filsafat dalam upaya melakukan sistematisasi terhadap pengetahuan. 1alam hal ini, ia menggunakan istilah representamen yang tak lain adalah lambang (sign% dengan pengertian sebagai something which stand to somebody for something in some respect or capacity (sesuatu yang mewakilik sesuatu bagi seseorang dalam suatu hal atau kapasitas% (Matterlart dan Matterlart, /77$" 2#%. 1ari pemaknaan ini dapat dilihat bahwa lambang men,akup keberadaan yang luas, termasuk pahatan, gambar, tulisan, u,apan lisan, isarat bahasa tubuh, musik, dan lukisan. 6ara berfikir pier,e pada dasarnya dipengaruhi aliran filsafat pragmatisme yang ,enderung bersifat empirisme radikal. Segala sesuatu adalah lambang, bahkan alam raya sebenarnya adalah suatu lambang yang bukan main dahsyat sifatnya. Karena jalan pikiran demikian maka banyak kalangan yang menilai bahwa pandangan pier,e tentang lambang kadangkala bersifat kabur, sulit dibedakan mana yang benar-benar lambang dan mana yang bukan lambang. 8al ini membawa konsekuansi kaburnya batas-batas semiotika sebagai suatu disiplin. Pier,e mebedakan lambang menjadi tiga kategori pokok " ikon (icon), indeks (index), simbol (symbol). 9ang dimaksud ikon disini adalah suatu lambang yang ditentukan (,ara pemaknaannya% oleh objek yang dinamis karena sifat-sifat internal yang ada. 8al-hal seperti kemiripan, kesesuaian, tiruan, dan kesan-kesan atau ,itra menjadi kata kun,i untuk memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang bersifat ikonik. *kon karena itu, dapat dilihat karena memang mirip. :ukisan foto 1r. *r. Sukarno ;leh <atna Sari 1ewi yang dapat memberikan kesan ke,erdasan, ke,eriaan, kegigihan, kesederhanaan, serta jiwa kepemimpinan seorang Sukarno, semuanya adalah teks atau lambang-lambang ikonik yang membawa makna-makna tertentu. *stilah indeks menunjukan lambang yang ,ara pemaknaannya lebih ditentukan oleh objek dinamis dengan ,ara keterkaitan yang nyata dengannya. Proses pemaknaan lambanglambang bersifat indeks tidak dapat bersifat langsung, tetapi dengan ,ara mamikirkan serta mengkaitkanya. 3ebrapa hal dapat di,ontohkan dalam hal ini, misalnya ada isyarat asap yang

dengan itu orang lalu memaknainya sebagai apai ataupun kebakaran. *sarat maraknya aksiaksi protes yang dengan itu orang lalu manfsirkan ketidakpuasan terhadap pemerintah ,enderung meluas. Simbol dalam konteks semiotika biasanya dipahami sebaggai suatu lambang yang ditentukan oleh objek dinamisnya dalam arti ia harus benar-benar di interpretasi. 1alam hal ini, interpretasi dalam upaya pemaknaan terhadap lambang-lambang simbolik melibatkan unsur dari proses belajar dan tumbuh atau berkembangnya pengalaman serta kesepakatan kesepakatan dalam masyarakat. Misalnya kita harus belajar bi,ara, berlatih mengu,apkan kata-kata untuk dapat mengungkapkan perasaan serta keinginan-keinginan. 3endera disepakati sebagai lambang bersifat simbolik dari suatu bangsa yang karenanya segenap warga melakukan penghormatan terhadapnya. Kemarahan suatu bangsa terhadap bangsa lain sering diekspresikan dengan pembakaran bendera bangsa lain, dan tindakan ini bersifat simbolik yang dapat dimaknai justru sangat dalam oleh bangsa yang benderanya dibakar tadi, yang kemudian juga dapat meman,ing kemarahan balik. :7 3erdinand de Sa.ss.re %('=$<()(1, 3eliau adalah seorang ahli ilmu bahasa dari Swiss. Saussure menyarankan bahwa studi tentang bahasa selayaknya menjadi bagian dari area yang ia sebut dengan semiology yang ketika itu belum banyak berkembang. Saussure mendasarkan pemikiran demikian pada keyakinan bahwa studi tentang bahasa pada dasarnya adalah studi tentang sistem lambanglambang. Saussure menggunakan istilah semiology dengan makna ilmu yang mempelajari selukbeluk lambang-lambang yang ada atau yang digunakan masyarakat. *a bermaksud memberikan pemaknaan pada perihal yang ikut membentuk atau menentukan lambanglambang, dan hukum-hukum atau adanya ketentuan-ketentuan bagaimana yang mengaturnya. Sejak saat ini berkembanglah pandangan bahwa semiotika atau semiologi tidak lain adalah ilmu tantang lambang-lambang. Suatu hal yang menarik, bahwa terdapat dua istilah yang berbeda" semiotika dan semiologi. Semiotika pada umumnya digunakan untuk menunjukan studi tentang lambanglambang se,ara luas baik dalam konteks kultural maupun natural, sementara semiologi lebih tertuju pada lambang-lambang bahasa, terutama dalam konteks komunikasi yang memliki

tujuan-tujuan tertentu atua yang sering disebut intentional communication, yang karenanya bersifat kultural (malone, /77=" //>2%. Saussure mengelompokkan lambang menjadi dua jenis" signifier dan signified. Signifier menunjukan pada aspek fisik dari lambang, misalnya u,apan, gambar, lukisan, sedangkan signified menunjukan pada aspek mental dari lambang, yakni pemikiran bersifat asosiasif tentang lambang. Kedua jenis lambang ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Saussure mengajukan dua dalil berkenaan dengan sistem lambang, terutama dalam linguistik (Malone, /77=" //>2%, sebagai berikut" Pertama, bahwa hubungan antara signifier dan signified bersifat ditentukan atau dipelajari, pemberian makna terhadap lambang merupakan hasil dari proses belajar. 8al ini mengingatkan kita pada lambang jenis simbolik sebagaimana dimaksud Pier,e. Kedua, bahwa signifier linguistik (misalnya kata-kata atau u,apan-u,apan% dapat berubah dari waktu ke waktu. 8al demikian berbeda dengan signifier 'isual, yang relatif tidak berubah, seperti gambar-gambar dan lukisan. c7 8oland 5art!es <oland batrhes menggunakan istilah denotasi dan konotasi untuk menunjukan tingkatantingkatan makna. Makna denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni dengan mengaitkan se,ara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjuk. Makna konotasi adalah maknaa-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan menga,u pada nilai-nilai budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua. 9ang menarik berkenaan dengan semiotika <oland 3arthes adalah digunakannya istilah mitos, yakni rujukan bersifat kultural (berasal dari budaya yang ada% yang digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang, penjelasan mana yang notabene adalah makna konotatif dari lambang-lambang yang ada dengan menga,u sejarah. 3agi 3arthes, teks merupakan konstruksi lambang-lambang atau pesan yang pemaknaanya tidak ,ukup hanya dengan mengaitkan signifier dengan signified, namun juga harus dilakukan dengan memerhatikan susunan (,onstru,tion% dan isi (,ontent% dari lambang. Pemaknaan terhadap lambang-lambang selayaknya dilakukan dengan merekonstruksi lambang-lambang bersangkutan. 1alam upaya ini, deformasi rupanya tak terelakkan" banyak

hal di luar lambang harus di,ari untuk dapat memberikan makna-makna terhadap lambanglambang, dan inilah yang dinamakan mitos.

5e:erapa ;onto! Penelitian den/an Analisis Semiotik (, Analisis Semiotik .nt.k 3ilm )ditia Sonyaruri 8apsari (2 >%, misalnya meneliti film biola tak berdawai produksi 2. 1isini hapsari menggunakan

Kalyana Shira -ilm (bekerjasama dengan 6inekom% tahun 2

analisis semiotik <oland 3arthes untuk meneliti lambang-lambang yang terdapat dalam film tsb. 8apsari memperoleh kesan ini sarat dengan pesan-pesan moral, terutama ,inta-kasih dengan konteks yang ber'ariasi, seperti ,inta-kasih terhadap sesama, ,inta-kasih antara dua insan yang berbeda jenis kelamin, ,inta-kasih dalam konteks ibu dan anak, serta ,inta-kasih terhadap seluruh makhluk ,iptaan 4uhan berupa binatang dan tumbuhan. Ke,intaan terhadap sesama manusia ditunjukan dalam film ini, misalnya ketika tokohtokoh sentral 3hisma, <enjani, dan Mbak +id mau merawat 1ewa dan anak-anak ,a,at lainnya di Panti )suhan *bu Sejati dengan tulus penuh kasih kendari orang tua anak-anak bersangkutan telah membuang mereka. Kemudian ,inta-kasih dalam pengertian umum sebagaimana yang la?im terjadi antara pria dan wanita ditunjukan dengan romantisme jalinan hubungan asmara antara 3hisma dan <enjani. 6inta-kasih terhadap sesama makhluk ,iptaan 4uhan, misalnya, ditunjukan lewat adegan betapa <enjani berusaha menangkap seekor kupukupu tanpa melukai atau menyakitinya. Selain nilai ,inta-kasih, film berdurasi 7 menit ini juga membawa pesan moral lain, yakni ketegaran dan kejujuran. 8al demikian ditunjukan lewat tokoh <enjani yang walaupun sebenarnya ia seorang perempuan korban pemerkosaan dan melakukan aborsi, tetap tegar menjalani hidup dengan tindakan terpuji, yakni mendirikan panti asuhan yang menampung anak-anak ,a,at yang dibuang oleh orang tuanya. +, Analisis Semiotik .nt.k Ta an/an Lan/s.n/ Tele4isi 1apat diambil ,ontoh dalam penelitian )hmad Muhibbin (2 pukul />.# -/!. >% yang meneliti paket

a,ara campursari Tambane Ati yang ditayangkan oleh 4@<* Aawa 4imur setiap hari Minggu +*3. a,ara ini sangat unik sebab menggabungkan berbagai unsur budaya tradisional, termasuk pakaian, musik, tari, dialek. 1isini, Muhibbin tampak banyak

dipengaruhi oleh pandangan-pandangan -air,lough (mengenai semiotika% serta 3erger dan :u,kman (untuk teori konstriti'isme%. Sebanyak 2 episode rekaman 'ideo diteliti oleh Muhibbin, dengan menitikberatkan pada le'el teks, dan tidak meneliti persoalan discourse practice, dan sociocultural practice menga,u pandangan -air,lough. .amun demikian, Muhibbin merasa penting untuk melakukan wawan,ara dengan beberapa pimpinan dan seniman musik ,ampursari, termasuk para penyanyi yang pernah tampil dalam a,ara tersebut di stasiun tele'isi untuk &memperkaya informasi(, disamping studi literatur &untuk melihat bagaimana aspek sosial budaya ikut memengaruhi wa,ana( (Muhibbin, 2 >" 7/%.

Pendekatan konstrukti'isme digunakan dalam penelitian untuk melihat bagaimana pesan atau tepatnya tanda-tanda mengkonstruksi tiga wa,ana penting" apresiasi budaya, akulturasi budaya, dan elastisitas budaya Aawa. 1alam hal ini Muhibbin memperoleh kesan bahwa a,ara ini mengkonstruksi wa,ana apresiasi budaya dengan ,ara menyajikan beberapa elemen budaya daerah Aawa.tayangan ini juga mengapresiasi busana tradisional yang selalu dikenakan oleh penyanyi, pemusik, dan bahkan penonton. Muhibbin juga memperoleh kesan bahwa a,ara tsb mengkonstruksi wa,ana akulturasi melalui beberapa elemen budaya menjadi satu paket a,ara, yang meliputi musik ,ampursari, senitari, lawak, dan budaya parikan. Musik-musik ,ampursari merupakan paduan dari beberapa jenis musik, baik dari segi instrumen, maupun aransemen. 3erkenaan dengan unsur tari, a,ara tersebut menampilkan berbagai 'ariasi tari tradisional yang diiringi dengan musik ,ampursari. 3erkenaan dengan wa,ana elastisitas budaya Aawa, Muhibbin memperoleh kesan bahwa paket a,ara ini mengkontruksi hal tsb melalui beberapa hal, termasuk sifat gamelan dan instrumen musik lainnya, keragaman instrumentasi dan 'okabuler musik, menyuguhkan realitas bahwa musik tradisional Aawa dapat menerima unsur musik lain, serta realitas bahwa seni tari tradisional dapat dipadukan dengan seni tari modern (Muhibbin, 2 >" /72-/7#%.

II7+ Analisis Wacana (discourse analysis) Pe/ertian Pokok dan Karakter Se,ara singkat analisis wa,ana adalah suatu ,ara atau metode untuk mengakji wa,ana yang terdapat atau terkandung didalam pesan-pesan komunikasi baik se,ara tekstual maupun kontekstual. )nalisis wa,ana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian di antaranya nerupa teks, seperti naskah pidato, transkrip sidang, artikel yang termuat disurat kabar, buku-buku dan iklan kampanye pemilihan umum. )nalisis wa,ana berkembang pesat, terutama seyelah dekade /7! -aan. Kendati demikian analisis wa,ana telah tumbuh sejak awal abad ke 2 , khususnya setelah -ran? 3oas (seorang ahli linguistik dan antropologi budaya% menyarankan untuk adanya penelitian yang lebih serius mengenai saling keterkaitan yang kompleks antara bahasa dan kebudayaan. Kendati berkenaan dengan wa,ana, para antropolog biasanya lebih mementingkan bahsa lisan dibanding dengan bahsa tulis. *stilah wa,ana sebenarnya se,ara praktis berkenaan dengan kedua bentuk bahasa tadi yakni lisan dan tulisan sekaligus. Pada umumnya disepakati pendefinisian wa,ana adalah proses sosiokultural sekaligus juga proses linguistik. 1alam konteks komunikassi sekarang analisis wa,ana tampaknya semakin diminati dan terkesan sebagai sema,am titik temu antara berbagai jenis disiplin. )nalisis wa,ana memungkinkan diupayakanya jembatan yang menghubungkan analisis mengenai bahsa yang bersifat mikro di satu sisi dengan analisis dinamika yang bersifat makro disisi lain. Se,ara garis besar kita dapat menyatakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam analisis wa,ana (Matsuki, /77=" #>/-#>2%. Pertama, pendekatn sosiolinguistik yang menitikberatkan persoalan-persoalan bahasa se,ara makro, seperti persoalan formasi tekstual dari wa,ana, atau bentuk-bentuk serta fungsi-funsi dari lambang-lambang bahasa yang digunakan dalam teks. Pendekatan ini seringkali di kritik sebagai terkesan kurang mementingkan proses-proses makrohistoris dari teks bersangkutan. Kedua, pendekatan sosiokultural yang melihat wa,ana sebagai praktik sosial. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada praktik sosial kehidupan manusia, dan menempatkan wa,ana sebagai tindakan manusia yang senantiasa berkaitan dengan prosesproses simbolik, seperti kekuasaan dan ideologi. Pendekatan ini lebih menempatkan lambang-lambang dalam konteks situasional maupun historis se,ara lebih luas sehingga lebih

dekat dengan semiotika. Mi,hael fou,ault seorang poststrukturalis Pran,is mengingatkan adlam hubungan ini bahwa pengguliran wa,ana dibatasi dan bahkan ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan-kekuatan pranata sosial yang kompleks yang ada di masyarakat, dan bukan semata merupakan persoalan bahasa (Keiko Matsuki, /77=" #>/%. Selain pembedaan ini, analisis wa,ana juga dapat dibedakan dengan ,ara lain, yakni dengan melihat posisi peneliti dalam perspektif kritis. 3ertolak dengan ,ara demikian maka analisis wa,ana dalam kajian komunikasi dapat dibedakan menjadi empat jenis " (a% wa,ana representasi (discourse of representation), (b% wa,ana pemahaman atau wa,ana interpretif (discourse of understanding), (,% wa,ana keragu-raguan (discourse of suspicion), (d% wa,ana posmodernisme (discourse posmodernism). Keempat jenis analisis wa,ana ini memiliki karakter masing-masing yang dapat ditunjukan, seperti yang tampak pada tabel berikut ini" . o / wa,ana representasi Aenis Karakter 5mum dan Posisi Peneliti 3ersifat positi'istik. Peneliti terpisah dari objek yang diteliti dan mempersepsi objek serta membuat representasi realitas dalam bentuk pengungkapan bahasa. 2 wa,ana pemahaman 3ersifat modernisme. )ntara peneliti dengan objek (realitas yang diteliti% tidak terpisah. <ealitas didefinidikan oleh peneliti melalui interaksi antara yang (subjek dengan peneliti mengetahui penelitiBinforman% sumber literatur%, interpretatif 4idak kritikal bersifat 4idak kritikal bersifat Kritis

pengetahuan (terutama dari sumbermenstruktur obser'asi yang karena itu menstruktur apa yang diketahui. # wa,ana keragu3ersifat struktural dan kritikal 3ersifat kritikal

raguan

modernisme. Mengkonstruksi berdasarkan arrangement. frame realitas so,ial

wa,ana posmodernisme

3ersifat poststruktural dengan menolak segala so,ial arrangement.

3ersifat kritikal

1ikemukakan ,atatan penegasan disini bahwa analisis wa,ana memiliki dua nuansa pokok " bersifat kritis dan bersifat bukan kritis. 1isini, analisis wa,ana yang bersifat kritis sangat dipengaruhi oleh teori kritikal. Karakter kualitatif interpretif dengan sendirinya berlaku sebagai pijakan penting. 1isamping itu, juga mengambil titik tekan pada penekanan ideologi atau kekuatan-kekuatan dominan dan meyakini bahwa pengetahuan adalah kekuatan. 1engan kata lain, dalam konteks penelitian komunikasi pendekatan kritikal se,ara umum dan analisis wa,ana bersifat kritis se,ara khusus berusaha untuk mela,ak bagaimana pesan-pesan komunikasi mengukuhkan penekanan, pengekangan, atau opresi di dalam masyarakat. Prinsip Dasar Analisis Wacana Kalangan peminat analisis wa,ana, terlepas dari perbedaan-perbedaan di dalam memaknai istilah &wa,ana( serta fokus dari jenis wa,ana yang diteliti, pada umumnya berkeyakinan bahwa" a% Komunikasi terdiri dari tindakan-tindakan kompleks yang kemudian membentuk pesan dimana dikandung wa,ana atau wa,ana-wa,ana tertentu. b% Menusai terikat oleh ketentuan-ketentuan ketika menggunakan bahasa, membawa wa,ana, atau melakukan tindakan. ,% Komunikator menggunakan wa,ana untuk men,apai tujuan, dan ,ara yang ditempuh dalam penggunaan wa,ana pada dasarnya terikat oleh ketentuan-ketentuan. d% Kendati bahasa dan sistem simbol lainnya merupakan wujud nyata dari akti'itas komuniasi, namun sebenarnya dis,ourse-lah yang menjadi materi dari komunikasi.

5e:erapa Toko! dan S.m:an/ann a (7 >o!n Po-er 3agi Powers, pesan merupakan hal yang bersifat sentral dalam komunikasi. Pesan memiliki tiga unsur pokok yang bersifat struktural, yakni sebagai berikut" :ambang atau simbol sebenarnya relatif bersifat independen. )rtinya, antara lambang dan realitas yang dilambangkan sebenarnya tidak ada hubungan yang logis. 3ahasa merupakan suatu kode yang bersifat formal. )rtinya, kata-kata serta kalimatkalimat, dan tanda-tanda bahasa lain dikembangkan dan dimaknai sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan yang ada dalam masyarakat. +a,ana pada umumnya memiliki struktur tertentu sebagai konsekuensi dari sifat saling kait-mengkait antara unsur wa,ana yang satu dengan undur wa,ana lainnya. +7 Scott >aco:s S,ott menyaraankan tiga jenis persoalan yang dapat dila,ak dengan menggunakan analisis w,ana. Pertama, masalah makna, yakni berkenaan dengan persoalan bagaimana orang memahami pesan-pesan atau informasi-informasi apa yang terkemas dalam suatu struktur pesan. Kalau ditanyakan, apakah ada air panas, maka salah satu makna yang dapat kita berikan terhadap pertanyaan tersebut adalah bahwa orang yang bersangkutan membutuhkan air panas. Kedua, masalah tindakan, yakni berkenaan dengan persoalan bagaimana ,ara yang digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu dengan pesan-pesan yang disampaikan. Seseorang yang kehausan dan membutuhkan minuman maka kemingkinan akan mengatakan &aduh, saya haus,( sambil menunjukan kegelisahan. Ketiga, koherensi, yakni berkenaan dengan persoalan bagaimana menyususn pola-pola perbin,angan yang mudah diterima dan logis, serta prinsip bagaimana yang dipakai dalam menjalin suatu pernyataan dengan pernyataan lain. Seseorang yang kehausan tadi setelah

mengatakan &aduh, saya haus,( mungkin akan melepas kan,ing baju bagian atas, mengipasngipas wajah, serta mengatakan, &apakah ada air dingin0(

Area Analisis Wacana )da tiga bidang kajian yang telah membuat analisis wa,ana menjadi berkembang pesat, terutama dalam antropologi yang kemundian berpengaruh kedisiplin ilmu komunikasi, yakni sebagai berikut" a, Etno/ra?i kom.nikasi 2tnografi komunikasi dirintis oleh 1ell 8ymes di awal dekade /7= -an. *a lebih memfokuskan studinya pada persoalan penggunaan bahasa serta fungsi-fungsinya ketimbang pada struktur bahasa. *a menyarankan seyogyanya para antropolog meneliti relati'isme linguistik tidak hanya mengenai struktur bahasa, tetapi juga funsi-fungsinya dengan ,ara membandingkannya dengan budaya lain. )rea ini sangat penting bagi masyarakat *ndonesia yang terdiri dari berbagai ma,am suku bagsa dan budaya. Penelitian etnografis kemunikasi dapat membantu meningkatkan saling pegertian, kerukunan, dan kerjasama. :, Analisis Percakapan analisis per,akapan dirintis dalam tradisi sosiologi interaksional, terutama

ethnomethodology yang dikembangkan oleh 8arold Darfikel di akhir dekade /7= -an. 1alam ,on'ersational analysis, wa,ana atau per,akapan dianggap sebagai produk dari proses interaksi. Suatu realitas sosial tidak hadir se,ara objektif diluar pengaruh unsur-unsur sosial, tetapi terkonstruksi melalui per,akapan yang ,enderung bersifat tatap muka diantara pihakpihak yang terlibat dalam proses interaksi. c, Et!nopoetics )nalisis yang sangat rin,i terhadap persoalan-persoalan bahasa lebih dipentingkan dalam ethnopoeti,s. 4radisi ini merupakan yang paling tu dalamanalisis wa,ana sejak dirintis oleh 3oas beserta para mahasiswanya. )kan tetapi, pada dasawarsa /7! -an 8ymes dan 4edlo,k mengupyakan terobosan baru dengan meneliti struktur dan fungsi dari keindahan bahasa yang digunakan masyarakat bukan barat. Kedua tokoh ini mengembangkan tradisi analisis wa,ana berkenaan dengan bentuk wa,ana teru,ap (oral dis,ourse%. 4radisi ini rupanya memberikan

inspirasi untuk berkembangnya penelitian mengenai berbagai bentuk karya seni yang menggunakan bahasa lisan, termasuk drama, puisi, musik, khususnya lirik-lirik lagunya. 4itik berat dari studi area ini adalah pesan-pesan 'erbal yang digunakan oleh komunikator (penyair, pengarang, penulis, naskahBskenario% dengan melihat penggunaan bahasa sebagai bentuk ekspresi yang memiliki struktur dan fungsi-fungsi tertentu dalam mengungkapkan nilai-nilai keindahan serta pandangan-pandangan filsafat dan moral. Prosed.r penelitian Analisis Wacana Melakukan penelitian dengan mengguakan analisis wa,ana dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut" /. Memilih topik 2. Merumuskan pertanyaan penelitian, dengan membawa implikasi pada area penelitian dengan metode analisis wa,ana dan juga jenis penelitian dengan analisis w,ana serta pendekatan mana yang sesuai. #. Melakukan studi pustaka berkenaan dengan topik dan fokus yang dipilih sebagaimana tersurat dalam pertanyaan penelitian. Studi pustaka akan meghasilkan penjelasan tentang konsep-konsep dan simbol-simbol yang terdapat dalam teks yang sedang diteliti serta pandangan-pandangan teoritik yang rele'an dengan keduanya. C. Menentukan metode penelitian sesuaiBkonsisten dengan pertanyaan penelitian. >. Mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan merujuk pandangan-pandangan teoritik yang diperoleh dengan telaah pustaka. =. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menga,u pada pertanyaan penelitian. Kesimpulan tidak lain adalah asil interaksi antara kesan peneliti terhadap ke,endrunganke,endrungan yang ada pada data serta pilihan rujukan berupa pandangan teoritis yang diambil yang kemudian membingkai analisis. !. Penyusunan laporan penelitian mungkin dapat diawali dengan laporan awal yang diseminarkan.

;onto! penelitian 3agaimana soekarno mengembangkan wa,ana tentang perampuan dalam buku yang ditulisnya berjudul sarinah diteliti oleh Pawito (2 =%. Penelitian ini mengambil titik tekan pada pertanyaan" (a% bagaimana realitas tentang perempuan dilukiskan oleh soekarno0, (b% bagaimana bahasa yang digunakan oleh soekarno dalam mengembangkan wa,ana tentang perempuan dan apa fungsi dari bahasa bersangkutan0, (,% simbol-simbol apa (bagaiman% yang digunakan oleh soekarno dalam mengembangkan wa,ana tentang perempuan0. 1alam kaitan ini peneliti mengambil area analisis wa,ana, terutama etnografi komunikasi dengan menggunakan pendekatan sosiokultural, yakni dengan menempatkan wa,ana sebagai praktik sosial yang karenanya melihat wa,ana perempuan yang dikembangkan oleg soekarno dalam sarinah ini sebagai tindakan manusia yang senantiasa berkaitan dengan proses-proses simbolik, seperi kekuasaan dan ideologi. Peneliti mendapatkan kenyataan, antara lain, bahwa malalui sarinah soekarno mengembangkan wa,ana tetang perempuan ke dalam bingkai atau koteks yang ber'ariasi, termasuk budaya masyarakat, kekuasaan, dan ideologi, serta perjuangan bangsa *ndonesia. 3erkenaan dengan konteks budaya masyarakat, soekarno melihat bahwa masyarakat *ndonesia memperlakukan kaum perempuan (/7= -an% se,ara tidak adil, yakni ,enderugn ditempatkan di belakang dan tidak diberi peran. Soekarno juga mengamati bahwa kaum perempuan ,enderung di perlakukan seperti dewi tolol, yang senantiasa di pundi-pundi dan dijaga-jaga seperti seorang dwi, namun juga di tolong-tolong seolah-olah kaum perempuan tidak dapat berbuat apa-apa untuk dirinya sendiri.

II71 Partisipator Action 8esearc! Parti,ipatory ),tion <esear,h memiliki prinsip dasar yang harus dipahami terlebih dahulu, yakni antara lain sebagai berikut" /. P)< harus diletekkan sebagai suatu pendekatan untuk memperbaiki praktek-praktek sosial dengan ,ara merubahnya dan belajar dari akibat-akibat dari perubahan tersebut. 2. Se,ara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik% dimana akan membentuk sebuah spiral yang berkesinambungan sejak dari peren,anaan (planing%, tindakan

(pelaksanaan atas ren,ana%, obser'asi (e'aluasi atas pelaksanaan ren,ana%, refleksi (teoritisi pengalaman%. #. P)< merupakan kerjasama (kolaborasi%, semua yang memiliki tanggungjawab atas tindakan perubahan dilibatkan dalam upaya-upaya meningkatkan kemampuan mereka. C. P)< merupakan suatu proses membangun pemahaman yang sistematis (systemati, learning pro,ess%, merupakan proses penggunaan ke,erdasan kritis saling mendiskusikan tindakan mereka dan mengembangkannya, sehingga tindakan sosial mereka akan dapat benar-benar berpengaruh terhadap perubahan sosial. >. P)< suatu proses yang melibatkan semua orang dalam teoritisasi atas pengalamanpengalaman mereka sendiri 1ari kesemua prinsip-prinsip P)< yang ada, yang terpenting adalah dalam P)< tidak mengharuskan membuat dan mengelola ,atatan rekaman yang menjelaskan apa yang sedang terjadi se-akurat mungkin, akan tetapi merupakan analisa kritis terhadap situasi yang se,ara kelembagaan di,iptakan (seperti melalui proyek-proyek, program-program tertentu atau sistem. Salah satu prinsip dalam P)< yang paling uniEue adalah menjadikan pengalamanpengalaman mereka sendiri sebagai sasaran pengkajian (obje,tifying their own eFperien,e%. Pada dasarnya Parti,ipation ),tion <esear,h (P)<% adalah penelitian yang melibatkan semua pihak yang rele'an dalam meneliti se,ara aktif bersama-sama tindakan saat ini ( yang mereka alami sebagai bermasalah % dalam rangka untuk mengubah dan memperbaikinya. Mereka melakukan hal ini dengan merenungkan se,ara kritis historis, politik, budaya, ekonomi, geografis dan konteks lainnya yang dapat di pahami. Parti,ipatory a,tion resear,h tidak hanya melitian apa yang diharapkan akan diikuti oleh suatu tindakan. 8al ini adalah tindakan yang harus diteliti, diubah dan kemudian diteliti kembali, dalam proses penelitian di lakukan oleh para peserta. 8al ini juga bukan hanya sekadar 'arian dari konsultasi eksotis. Sebaliknya, bertujuan untuk menjadi aktif dengan adanya penelitian oleh dan untuk orang-orang yang akan membantu. *ni juga tidak dapat digunakan oleh sekelompok orang untuk mendapatkan sekelompok orang lain untuk melakukan apa yang pikiran terbaik untuk mereka , apakah itu adalah untuk menerapkan kebijakan pusat atau suatu organisasi atau perubahan layanan. Sebaliknya adalah men,oba untuk menjadi orang yang benar-benar demokratis atau non-

koersif proses di mana orang-orang yang akan membantu, menentukan tujuan dan hasil penyelidikan mereka sendiri. +adsworth, 9. (/77$% )pa *tu Parti,ipation ),tion <esear,h0 )sal muasal action research tidak jelas dalam suatu literatur. Pengarang seperti Kemmis dan M, 4aggert (/7$$%, Guber-Skerrit (/772%, 8oler dan S,hwart?-3ar,ott (/77#% menyatakan bahwa action research berasal dari Kurt :ewin, seorang psikolog )merika. M,Kernan (/7$$ seperti disitasi dalam Me,Kernan /77/% menyatakan bahwa action research sebagai sebuah method of inquiry telah berkembang pada abad lalu dan studi literatur memperlihatkan &dengan jelas dan meyakinkan bahwa action research berakar pada deri'atif dari metode ilmiah( yang berhulu kepada gerakan ilmu pendidian pada akhir abad /7.( (M,Kernan /77/"$%. M,Kernan (/77/% juga menyatakan bahwa ada bukti bahwa dimana penggunaan action research oleh sejumlah reformis sosial sebelum lewin, seperti 6ollier tahun /7C>, :ippitt and <adke tahun /7C= dan 6orey tahun /7>#. M, 4aggert (/772% mensitasi karya Dstettner and )lltri,her menggunakan group participation pada tahun /7/# pada sebuah inisiatif pengembangan komunitas prostitusi di @ienna. -reideres (/772% memasukan konsep participation research yang mun,ul tahun /7! pengalaman negara berpenghasilan rendah. Meskipun masih berkabut asal mula action research, Kurt :ewin pada tahun /7C -an membuat teori action research, yang menjelaskan action research sebagai proceeding in a spiral steps, each of which is composed of planning, actions, and the e aluation of the result of action (Kemmis and M, 4aggert /77 %. :ewin berargumentasi bahwa dalam rangka memahami dan merubah paksis-praksis sosial tertentu, ilmuwan sosial harus memasukkan prakatisioner dari dunia sosial nyata dalam semua fase penyelidikan (M,Kernan /77/%. Konstruksi dari teori action research oleh :ewin ini membuat action research menjadi sebuah metode penyelidikan yang dapat diterima (M,Kernan /77/%. Pen/ertian Participation Action !esearch %PA8, Participation Action !esearch (P)<% adalah suatu ,ara membangun jembatan untuk menghubungkan orang. Aenis penelitian ini adalah suatu proses pen,arian pengembangan pengetahuan praktis dalam memahami kondisi sosial, politik, lingkungan, atau ekonomi. P)<(Participation Action !esearch) adalah suatu metoda penelitian dan pengembangan dari pengembangan lebih lanjut dari

se,ara partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai realitas pengalaman, pikiran dan perasaan kita. Penelitian ini men,ari sesuatu untuk menghubungkan proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial. Penelitian ini mengakui bahwa poses perubahan adalah sebuah topik yang dapat diteliti. Penelitiain ini membawa proses penelitian dalam lingkaran kepentingan orang dan menemukan solusi praktis bagi masalah bersama dan isu-isu yang memerlukan aksi dan refleksi bersama, dan memberikan kontribusi bagi teori praktis. P)<(Participation Action !esearch) melibatkan pelaksanaan penelitian untuk mendefinisikan sebuah masalah maupun menerapkan informasi ke dalam aksi sebagai solusi atas masalah yang telah terdefinisi. P)<(Participation Action !esearch) adalah &penelitian oleh, dengan, dan untuk orang( bukan &penelitian terhadap orang(. P)<( Participation Action !esearch) adalah partisipatif dalam arti bahwa ia sebuah kondisi yang diperlukan dimana orang memainkan peran kun,i di dalamnya dan memiliki informasi yang rele'an tentang sistem sosial (komunias% yang tengah berada di bawah pengkajian, dan bahwa mereka berpartisipasi dalam ran,angan dan implementasi ren,ana aksi itu didasarkan pada hasil penelitian. P)<(Participation Action !esearch) dikenal dengan banyak nama, termasuk partisipation research, action research, collaborati e inquiry, collaborati e action research, emancipatory research, action learning, contextual action research" semuanya itu hanyalah 'ariasi dalam tema yang sama. P)<(Participation Action !esearch) adalah #seni# membangun jembatan men,apai pemahaman yang saling menguntungkan, menghubungkan orang, gagasan, dan sumber, membangun hubungan melalui itu kita dapat men,iptakan landasan yang kokoh antara perorangan dan komunitas, bekerja menuju solusi yang saling menguntungkan atas masalah bersama, dan belajar bagaimana untuk maju menyongsong masa dengan tana harus membuat $roda#, sambil melewati bermun,ulannya kembali kendala, se,ara esensial meraih suatu tingkat kesadaran yang tinggi dari mana kita menjadi berdaya untuk mem,ahkan masalahmasalah. P)<(Participation Action !esearch) adalah sebuah dual shift yaitu sebuah pergeseran dalam paradigma penelitian kita maupun sebuah pergeseran dalam ,ara-,ara kita mengejar pembangunan. Paradigma pertama, P)<(Participation Action !esearch) merubah ,ara berpikir kita tentang penelitian dengan menjadikan penelitian sebuah proses partisipasi.

P)<(Participation Action !esearch) itu sendiri adalah sebuah kondisi yang diperlukan dimana orang memainkan peranan kun,i di dalamya dan memiliki informasi yang rele'an tentang sistem sosial atau komunitas, yang tengah berada di bawah studi. $%ub&ek# penelitian lebih baik untuk dirujuk atau menjadi rujukan sebagai anggota-angota komnitas, dan mereka berpartisipasi dalam ran,angan, implementasi, dan eksekusi penelitian. P)<( Participation Action !esearch) juga adalah sebuah pergeseran dalam pengertian bahwa ke dalamnya termasuk elemen aksi. P)<(Participation Action !esearch) melibatkan pelaksanaan penelitian untuk mendefinisikan sebuah masalah maupun penerapan informasi dengan mengambil aksi untuk menuju solusi atas masalah-masalah yang terdefinisikan. )nggotaanggota komunitas berpartisipasi dalam ran,angan dan implementasi dalam ren,ana tindak strategis didasarkan pada hasil penelitian. Paradigma kedua, P)<(Participation Action !esearch) adalah proses dengan mana komunitas-komunitas berusaha mempelajari masalah se,ara ilmiah dalam rangka memandu, memperbaiki, dan menge'aluasi keputusan dan aksi mereka. 6ara-,ara penelitian yang selama ini biasa dilakukan kalangan akademisi dan peneliti dalam komunitas kita, justru dapat menjadi tantangan dan an,aman bagi sebuah komunitas. 8ubungan antara penelitian ilmiah (intellectual research% dapat menjadi intrusi e dan exclusi e. Kedua tipe penelitian ini juga dapat melenyapkan bagian-bagian penting dan 'ital dari sebuah proyek penelitian yakni pengalaman hidup nyata, mimpi, pikiran, kebutuhan, kemauan dari anggota komunitas. P)<(Participation Action !esearch) menawarkan metoda-metoda untuk merubah hakekat hubungan antara orang, dengan organisasi yang biasanya dikejar proyek penelitian dan pengembangan. 8ubungan ini termasuk bagaimana kita memahami peran kita sebagai facilitators, bukan sebagai experts, bagaimana kita mengelola hubungan dengan lembaga pendidikan dan lembaga bisnis, dan bagaimana kita bekerja satu sama lain sebagai siswa, guru, tetangga, dan anggota komunitas. 1alam P)< terdapat tiga features, yakni participation, action, research' /. Participation mengambil bentuk inquirer decision(making yang menggunakan Hthe principle of equity# (dipahami sebagai co(existence and self determination% untuk membawa di ergent contextual factors dan di ergent interpretations dari metodologi ke dalam tugas menggeneralisasi data (subscribing to the $relati ist# characteristic of the paradigm)'

2. Action adalah direct experience dari partisipan dengan isu sebagaimana dipresentasikan dalam setiap kehidupan sehari-hari, dan bagaimana participatory action research methods dapat melibatkan se,ara langsung partisipan dengan dunia mereka. #. Research adalah process and form menghasilkan pengetahuan dalam empat domain pengetahuan" experiental, presentational, propositional, practical (Aohn 8eron /77=%, dan sebagaimana diarahkan oleh partisipan untuk pelananan terbaik bagi kepentingan masyarakat. Pengetahuan dikembangkan melalui dialog reflektif dan analisis kritis yang dilakukan oleh partisipan yang terlibat dalam aksi (subscribing to the hetrmeneutic and dialog characteristic of the paradigm)' ;onto! De?inisi 3eberapa ,ontoh definisi yang pernah dirumuskan " Kurt :ewin, (/7C!% Pen,etus terminologi &Action !esearch) )< adalah proses spiral yang meliputi I peren,anaan tindakan yang melibatkan in'estigasi yang ,ermat I pelaksanaan tindakan I penemuan fakta-fakta tentang hasil dari tindakan I dan penemuan makna baru dari pengalaman sosial. 6orey, (/7>#% ),tion <esear,h adalah proses dimana kelompok sosial berusaha melakukan studi masalah mereka se,ara ilmiyah dalam rangka mengarahkan, memperbaiki, dan menge'aluasi keputusan dan tindakan mereka. 8opkins, (/7$>% 1imaksudkan untuk mengkontribusikan baik pada masalah praktis peme,ahan masalah maupun pada tujuan ilmu sosial itu sendiri dengan mengkolaborasikan didalamnya yang dapat diterima oleh kerangka kerja etik. Peter Park, (/77#%

Para penguatan rakyat melalui penyadaran diri untuk melakukan tindakan yang efektif menuju perbaikan kondisi kehidupan mereka.

Tipe<Tipe Participation Action 8esearc!7 Drundy (/7$$% mendiskusikan tiga mode P)< (Participation Action

!esearch)I technical, practical, emancipatory. 8olter and S,hwart?-3ar,ott (/77#% juga mendiskusikan tiga tipe P)<(Participation Action !esearch), yakni" technical collaborati e approach, mutual collabroati e approach, enhancement approach' M,Kernan (/77/% juga mendaftarkan tiga tipe action research* scientific(technical iew of problem sol ing" practical(deliberati e action research" critical(emancipatory action research' M,6ut,heon and Aurg (/77 % mendiskusikan tiga perspektif tentang P)<" positi ist perspecti e, interpreti ist perspecti e, critical cscience perspecti e' Metode dan Alat Ker9a Participation Action 8esearc!7 Se,ara umum, metode P)<(Participation action !esearch) terbagi dalam dua tipe, yakni 2ksplanatif dan 4ematik. P)<(Participation action !esearch) 2ksplanatif memfasilitasi komunitasBmasyarakat untuk menganalisis kebutuhan, permasalahan, dan solusinya, kemudian meren,anakan aksi transformatif. Sedangkan P)<(Participation action !esearch) 4ematik menganalisis program yang sudah berjalan, sebagai alat e'aluasi dan pengamatan (monitoring%. Memanfaatkan kekayaan riset-riset kon'ensional yang masih terus berkembang, <)P melengkapi diri dengan banyak metode dan alat kerja. 5ntuk mengumpulkan data lapangan dan menganalisisnya, P)<(Participation action !esearch) memiliki metode pemetaan lokasi melalui kegiatan kunjungan lapangan (transect%, wawan,ara mendalam (in(depth inter iew% dan diskusi kelompok terfokus (focus group discussionB-D1%. 1alam -D1 misalnya, partisipan atau informan tidak sebatas berdiskusi dalam posisi duduk, melainkan bisa berdiskusi dalam dinamika tertentu dengan menggunakan alat kerja tertentu, misalnya pemetaan gagasan (mind mapping%, menggambar diagram pohon masalah (problem tree%, menulis peringkat kualitas (ranking%, menggambar diagram keterkaitan

(linkage diagram%, hingga bermain peran (role play% kemudian mendialogkan peran masingmasing dalam konteks situasi yang dimaksud. 1alam dinamika tersebut, anggota komunitas sebagai partisipan P)< (Participation action !esearch) berpeluang lebih besar mengungkapkan pengalaman, gagasan, dan refleksi mereka se,ara lebih terbuka karena terbantu dengan sejumlah alat kerja yang memudahkan pengamatan ('isual% dan kegiatan yang dinamisBtidak kaku. 1inamika tersebut juga memudahkan dasar fasilitator untuk mendorong sebanyak latar belakang budaya, mungkin anggota komunitas dan pekerjaan berpartisipasi lebih aktif karena menggunakan kegiatan dan alat kerja yang bisa dipilih atas kesesuaiannya dengan pendidikan, partisipanBinforman7 8ancan/an dan Metoda Penelitian7 P)<(Participation action !esearch) se,ara teoritis menggambarkan semua metoda penelitian ilmu sosial yang pernah ada. Karena P)<(Participation action !esearch) memiliki premis prinsip-prinsip bahwa orang dengan sebuah masalah melakukan in'estigasi mereka sendiri, sehingga mengesampingkan teknik-teknik yang membutuhkan pemisahan antara penelitian dengan yang diteliti, seperti ketika experimental &subje,ts( dikesampingkan sebagai kegunaan penelitian. Metoda P)< berada di balik teknik dan sumber material dari orang yang terlibat. +ield obser ation, penelitian pustaka dan arsip, in'estigasi sejarah menggunakan dokumen dan sejarah pibadi, narrati es and story telling, maupun questionnaires dan wawan,ara, semuanya digunakan dalam P)<(Participation action !esearch). Sekali pertanyaan penelitian diformulasikan, peneliti menyajikan opsi-opsi metodologis bagi kelompok dengan mempertimbangkan orang-orang yang ada dan sumber material dari komunitas, dan menjelaskan logika mereka, efikasi, dan batasan. )spek P)< ini mengekspose metodologi penelitian dan menempatkannya pada tangan orang per orang sehingga mereka dapat menggunakannya sebagai sebuah alat pemberdayaan. 4ujuan dari P)<(Participation action !esearch) adalah agar peneliti menggerakkan proses dengan berbagi pengetahuan dan ketrampilan warga kelompok. Komunikasi adalah sebuah metodologi kun,i dalam P)<(Participation action !esearch). *a menggambarkan kombinasi komunikasi se,ara kreatif seperti tulisan, lisan, dan

'isual dalam ran,angan, implementasi dan dokumentasi penelitian. Pekerja sosial masyarakat misalnya, kalangan perempuan pedesaan, dan kesadaran meningkatkan kelompok menggunakan foto dokumentasi seseorang dalam kehiduoan sehari-hari (photo no ella% untuk men,atat dan merefleksikan kebutuhan mereka, mempromosikan dialog, mendorong aksi, dan menginformasikan kebijakan. Peneliti menggunakan teater dan imajinasi 'isual untuk menfasilitasi collecti e learning, expression, action' 3entuk lain dari komunikasi populer digunakan bersama-sama dalam menulis lagu, membuat kartun, pertemuan komunitas, community self(portraits dan rekaman ideotape. Pengembangan pengetahuan se,ara kritis mengundang pen,ampuran kreatif dari metoda tradisional melalui pertanyaan dan pendekatan. Pengunaan metoda komunikasi alternatif dalam P)<(Participation action !esearch) mendorong peneliti untuk menguji kembali metoda kon'ensional dan membuka kemungkinan menggunakan metoda-metoda yang selama ini tidak pernah mendapatkan legitimasi se,ara ilmiah. Pen/ertian Participation Action 8esearc! Secara Terpisa!7 Pengidentifikasi beberapa karakteristik utama P)<(Participation action !esearch), dan untuk men,oba juga menunjukkan mengapa terdapat dua kesimpulan berikut" P)<(Participation action !esearch) adalah deskripsi penelitian sosial (meskipun penelitian sosial yang lebih benar akan asumsi-asumsi yang mendasarinya, dan kolekti'is alam, tindakannya mengatur konsekuensi dan nilai-nilai%.

berbagai hambatan terhadap praktek, yang bahkan ketika kita berpikir kita mungkin bisa melakukan itu, kita sering memiliki keraguan. 1isini disimpulkan bahwa hampir semua riset kita akan terlibat didalamnya, kurang lebih suatu pendekatan ke arah P)< (Participation action !esearch). )rtinya, setiap bagian dari penelitian kurang lebih berpartisi. 1an memungkinkan tindakan sebagai bagian dari proses. 1an itu semua melibatkan refleksif kritis, skeptis dan imajinatif penyelidikan. 1itemukan untuk meringkas ,iri utamanya di bawah tiga judul yang membentuk nama, yaitu" parti,ipation, a,tion dan resear,h. 1imulai dengan menguraikan karakteristik Pendefinisian P)<(Participation action !esearch) sebagai penelitian dalam jenis

pengalaman sehari-hari dalam hidup kita. 1alam ,ontoh yang paling ke,il dapat ditemukan struktur yang sama atau logika penyelidikan sebagai yang paling luas dalam jangka panjang J program penelitian uni'ersitas.

5A5 III PENUTUP


Kesimp.lan )nalisis semiotik merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari hal tersebut adalah semua perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sebagai tanda. 3ahasa merupakan bagian linguistik, dan linguistik merupakan bagian dari obyek yang dikaji dalam semiologi. Selain bahasa yang merupakan representasi terhadap obyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyek semiotika juga mempelajari pada masalahmasalah non linguistik. Se,ara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik merupakan ,ara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. 4eks yang dimkasud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang baik yang terdapat pada media massa maupun yang terdapat diluar media massa. 5rusan analisis semiotik adalah mela,ak makna-makna yang diangkut dengan teks yang berupa lambang-lambang. 1engan kata lain, pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam teks yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik. Pada dasarnya P)<(Participation action !esearch) yang banyak dipopulerkan oleh pemikiran-pemikiran kritis seperti halnya Paulo -reire, )ntonio Drams,i dan para pemikir kritis ma?hab kritis -rankfurt adalah upaya keluar dari kebuntuan mainstream analisis sosial dan riset yang mekanis dan positi'istik. Prinsip pokok yang ingin diangkat dalam riset ini adalah meletakan keterlibatan subjek masyarakat sebagai bagian penting dalam analisis sosial. ;rientasi riset diarahkan untuk melakukan usulan-usulan perubahan dalam nilai proses yang dialektikal yakni dikembangkan dalam spirit & parti,ipation K a,tion K resear,h (.

1alam proses riset ini tidak ada kesimpulan akhir, karena menyadari bahwa kondisi objektif masyarakat akan selalu berkembang, berubah dan berdinamika dengan seluruh keterkaitan perubahan-perubahan kondisi objektif yang ada. Menjadi jelas bahwa P)<(Participation action !esearch) memang tidak diorientasikan untuk melakukan kesimpulan atas hipotesa kita tentang masyarakat, melainkan menjadi ,alat dan sen&ata analisis) untuk mendorong berbagai perubahan sosial. )da tiga pilar penting untuk memba,a se,ara utuh dimensin riset aksi ini, yakni " metodologi riset, dimensi aksi dan dimensi partisipatoris. 4iga pilar itu lebih jelasnya akan mengatakan bahwa P)< (Participation action !esearch) dikerjakan dengan mema,u pada paradigma dan metodologi riset tertentu, harus diorientasikan untuk melakukan aksi perubahan dan transformasi sosial, dan dalam praktiknya riset ini harus melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses riset sosial. P)<(Participation action !esearch) se,ara sadar mengakui bahwa riset ini mempunyai kerangka dasar perspektif yang lebih kritis dibandingkan dengan pola-pola riset &kon'ensional( yang masih menjadi mainstream penelitian saat ini. Paradigma kritis tentu saja mendorong lahirnya sebuah riset sebagai ,ara membangun emansipasi. <iset ini se,ara sadar mengakui adanya usaha wajib untuk keterlibatan penuh antara subjek peneliti dan subjek komunitas (rakyat%. Persentuhan dan keterlibatan peneliti dalam masyarakat bukan hanya dalam hal kedekatan jarak se,ara fisik melainkan subjek peneliti menjadi bagian utuh dari proses hidup komunitas. <iset )ksi Partisipatpris dilaksanakan se,ara partisipatoris di antara masyarakat dalam sebuah komunitas atau lingkup sosial yang lebih luas untuk mendorong terjadinya aksi-aksi transformatif. Konsep transformasi yang ditawarkan minimal membawa pesan " pertama, membawa orang-orang yang terisolasi kedalam masalah dan kebutuhan bersamaI kedua, melakukan berbagai dialog dan 'alidasi pengalaman untuk proses pemahaman dan refleksi kritisI ketiga, menyajikan pengetahuan dan pengalaman peneliti sebagai informasi tambahan bagi upaya refleksi se,ara kritisI keempat, mengkontekstualisasikan apa yang selama ini dirasakan setiap pribadiI

kelima, menghubugkan pengalaman pribadi dengan kenyataan-kenyataan sosial di sekitarnya

DA3TA8 PUSTAKA

http"BBroel,up.wordpress.,omB2 / B #B22Bparti,ipation-a,tion-risetBLmore-/>! Pawito. 2 !. Penelitian Komunikasi Kualitatif. 9ogyakarta. :kiS

www.google.,omBmetodologipenelitiankomunikasi diakses pada tanggal 2C 1esember 2 / , jam /7./> www.google.,omBanalisiswa,ana diakses pada tanggal 2C 1esemser 2 / , jam /7.C

You might also like