You are on page 1of 15

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

IDENTIFIKASI BAKTERI KONTAMINAN LUKA OPERASI PASIEN DI BANGSAL BEDAH UMUM RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE MEI-JULI 2013
Nurliani1, Husna Dharma Putera2, Lia Yulia Budiarti3 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2 SMF Bedah RSUD Ulin Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 3 Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Nurliani63@gmail.com Jl. Veteran Banjarmasin
Abstrak: Luka operasi merupakan luka yang terbentuk secara sengaja akibat
1

pembedahan. Pada luka operasi dapat terjadi kontaminasi bakteri, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh bakteri kontaminan. Kontaminasi bakteri dapat memperlambat proses penyembuhan luka pasca operasi. Kontaminasi bakteri dapat menyebabkan ILO (Infeksi Luka Operasi). ILO merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada pasien yang menjalani operasi. Pasien yang telah melakukan tindakan operasi merupakan pasien dengan keadaan sistem pertahanan tubuh yang rendah sehingga mudah terinfeksi dan dapat memperberat penyakitnya. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengidentifikasi jenis bakteri kontaminan yang terdapat pada daerah luka operasi pasien di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin periode Mei-Juli 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan luka operasi yang di rawat di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan 30 sampel luka operasi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Bakteri ditanam di media agar darah dan diidentifikasi secara makroskopik, mikroskopik serta uji biokimia. Hasil identifikasi bakteri didapatkan 4 jenis bakteri yaitu Staphylococcus aureus (56%) sebagai bakteri kontaminan yang paling banyak ditemukan pada luka operasi pasien. Bakteri lain yang juga ditemukan yaitu Staphylococcus epidermidis (23%), Pseudomonas aeruginosa (16%), dan Streptococcus sp. (5%). Kata-kata kunci: bakteri penyebab ILO, kontaminasi, luka operasi.
Abstract: Surgical wound is a wound intentionally formed as a result of surgery.

In the surgical wound can cause bacterial contamination, either directly or indirectly by bacterial contaminant. Bacterial contamination can delay the process of wound healing post surgery. Bacterial contamination can cause ILO 1

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

(surgical wound infection). The ILO is the most common complication in patients undergoing surgery. Patients who have surgery are patients with state of low immune system so easily infected and may aggravate the disease. In this study research aims to describe and identified the type of bacterial contaminants found in the area of surgical wound patients at surgery ward of Ulin General Hospital Banjarmasin during may-july 2013. This study research is a descriptive methode with cross sectional approach. The subjects were patients with surgical wound is treated at surgery ward of Ulin General Hospital Banjarmasin during may-july 2013. The samples were taken with consecutive sampling methode. The samples of this study research were 30 patients wound according to the inclusion and exclusion criteria. Bacteria were planted in blood base agar and identified with macroscopic and microscopic the biochemical test. The result of bacterial identification showed there was four types of bacteria. Staphylococcus aureus (56%) as contaminant bacteria most commonly found in patients surgical wound. Other bacteria also found that Staphylococcus epidermidis (23%), Pseudomonas aeruginosa (16%), and Streptococcus sp. (5%) Keywords: bacteria causing ILO, contamination, surgical wound.

PENDAHULUAN: Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah infeksi nosokomial ketiga yang paling sering dilaporkan untuk 14-16% dari semua infeksi pada pasien rawat inap di rumah sakit. ILO selalu menjadi salah satu komplikasi yang paling umum dari pasien yang menjalani operasi yang bertambah secara signifikan terhadap morbiditas pasien sehingga merupakan penyebab ketidakberdayaan dan kematian. Luka yang didapatkan di rumah sakit sering terjadi akibat pembedahan dan dengan menggunakan alat alat medis intravena. Meskipun tidak sengaja diinduksi, luka yang didapat di rumah sakit bisa menyebabkan ulkus dekubitus yang disebabkan iskemik lokal (1,2,3). Berdasarkan penelitian salah satu rumah sakit di Amerika SerikatILO diperkirakan telah terjadi hingga 15% pada pasien operasi elektif dan sekitar 30% dari pasien operasi sesuai prosedur telah terkontaminasi (4). Penelitian lain yang dilakukan di rumah sakit Rajah Muthaiah di India pada tahun 2010 dilaporkan 2

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

kejadian tahunan ditemukan 30,2% per 1000 pasien mengalami ILO (5). Sedangkan penelitian yang di lakukan di RSUP Fatmawati Jakarta pada bulan Maret tahun 2011dilaporkan dari 68 kali tindakan operasi terdapat 2 pasien (4,3%) dengan jenis operasi elektif dan 4 pasien (19%) dengan jenis operasi cito mengalami ILO (6). Menurut data di Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin selama tahun 2012, diperkirakan di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin rata rata dilakukan tindakan operasi sebanyak 61 kali perbulan. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa angka kejadian dari luka operasi cukup tinggi. Sampai sekarang belum ada laporan mengenai ada atau tidaknya prosedur yang terkontaminasi yang dapat mengakibatkan ILO (7). Risiko infeksi pada luka yang invasif sangat dipengaruhi oleh kedalaman luka, kuantitas dan virulensi dari bakteri kontaminan. Hasil identifikasi swab luka, bakteri kontaminan penyebab infeksi luka operasi yang paling banyak ditemukan adalah Staphylococcus aureus. Selain itu juga bakteri lain seperti: Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis, Acinobacter sp, Escherichia coli,

Pseudomonas sp, Klebsiella sp, dan Proteus sp. (3,8). Pengetahuan tentang jenis bakteri kontaminan pada luka operasi penting untuk diketahui dalam upaya tindakan pencegahan dan pengobatan infeksi pada pasien pasca operasi. Untuk mengetahui gambaran jenis bakteri pada luka operasi pasien di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin, maka dilakukan penelitian ini. Pada penelitian ini sampel berupa swab luka dari pasien pasca operasi yang dirawat di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin dibatasi periode Mei Juli. 3

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

METODE PENELITIAN: Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin dalam periode Mei-Juli 2013, yang memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan luka operasi yang di rawat di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin dalam periode Mei-Juli 2013. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu pasien dengan luka operasi dirawat 3x24 jam di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin dan bersedia mengikuti penelitian ini. Kriteria eksklusi yaitu pasien tidak bersedia mengikuti penelitian, pasien dengan luka operasi yang dirawat kurangdari 3x24 jam. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengusap kapas lidi steril pada daerah luka pasien. Hasil pengambilan sampel dimasukkan ke media Buillon, setelah itu tabung reaksi ditutup menggunakan kapas dan aluminium foil. Kemudian sampel dimasukkan dalam termos es dan dibawa ke laboratorium untuk selanjutnya dilakukan proses identifikasi bakteri. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak satu kali. Penelitian dilaksanakan di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin dan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013.

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

HASIL DAN PEMBAHASAN: Berdasarkan hasil identifikasi secara mikroskopik dan makroskopik dari semua sampel penelitian ini didapatkan 4 jenis bakteri seperti yang tercantumkan pada gambar 5.1. Bakteri yang paling dominan adalah bakteri Gram Positif (84%) yaitu Staphylococcus aureus (56%), Staphylococcus epidermidis (23%), dan Streptococcus sp. (5%), diikuti dengan bakteri Gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa (16%).

60%

56%

50%

40%

30% 23% 20% 16%

10%

5%

0%
Staphylococcus aureus Staphylococcus epidermidis Pseudomonas aeruginosa Streptococcus sp

Gambar 5.1 Jenis-jenis Bakteri Kontaminan dari Sampel Luka Operasi Pasien di Bagian Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin Periode Mei-Juli 2013

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitan di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2011 bahwa bakteri kontaminan penyebab infeksi luka operasi pasien pasca seksio sesaria 5

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

adalah Streptococcus sp, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa (9). Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan di Bangsal Bedah RSUP DR.M. Djamil Padang tahun 2011 mengatakan bahwa bakteri kontaminan penyebab infeksi luka operasi berupa bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis) dan bakteri Gram negatif (Klebsiella pneumonia, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa) (10). Hasil penelitian di rumah sakit Al-Yarmouk di Baghdad tahun 2007 menyebutkan bakteri kontaminan penyebab infeksi luka operasi yang paling banyak ditemukan adalah Staphylococcus aureus, sedangkan bakteri lainnya adalah Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis, Acinobacter sp, Escherichia coli, Pseudomonas sp, Klebsiella sp, dan Proteus sp (8). Hasil penelitian di rumah sakit Rajah Muthaiah (India) tahun 2010, jenis bakteri yang paling umum ditemukan adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (5). Selanjutnya hasil penelitian di salah satu rumah sakit di Perancis pada tahun 2012, melaporkan bahwa sebanyak 40% dari 50% sampel swab luka operasi dari pasien rawat inap didapatkan bakteri kontaminan berupa bakteri Gram positif yaitu, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus dan berupa bakteri Gram negatif yaitu, Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella sp. (11). Sumber kontaminan bakteri pada luka operasi pasien dapat berasal dari sumber endogen (endogenous source) dan sumber eksogen (exogenous source). Bakteri yang berasal dari sumber endogen berasal dari tubuh pasien, pengunjung pasien maupun petugas medis yang berada di rumah sakit. Sedangkan sumber eksogen dapat berasal dari luar tubuh pasien, antara lain: pengunjung pasien, 6

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

petugas medis yang berada di rumah sakit. Bakteri yang berasal dari sumber endogen misalnya bakteri di kulit, skuaman kulit, partikel rambut serta bakteri yang berasal dari saluran pencernaan. Bakteri yang berasal dari sumber eksogen misalnya bakteri yang terdapat pada pakaian, alas kaki pengunjung pasien maupun petugas medis dan dapat juga berasal dari faktor sanitasi seperti suhu, kelembaban, sterilisasi ruangan yang kurang optimal dan desinfeksi lantai yang kurang optimal (12,13). Staphylococcus aureus merupakan bakteri kontaminan infeksi luka operasi yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini yaitu 56%. Staphylococcus sp. merupakan bakteri gram positif yang berbentuk sferis, secara makroskopik tampak bergerombol seperti buah anggur.Bakteri golongan ini mempunyai diameter 1 m, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Kebanyakan dari Staphylococcus sp. bersifat fakultatif anaerob yang dapat tumbuh dalam suasana aerob ataupun dengan fermentasi untuk menghasilkan asam laktat (14). Staphylococcus sp. menghasilkan katalase, yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Ini yang membedakan Staphylococcus dengan Streptococcus, karena Streptococcus tidak mempunyai katalase sehingga pada tes katalase memberikan hasil negatif. Hanya saja pada Staphylococcus aureus tes manitol positif. Staphylococcus aureus membentuk koloni berwarna kuning emas sampai abu-abu di dalam media yang diperkaya seringkali menunjukkan proses hemolitik pada biakan agar darah. Bakteri ini penyebab dari penyakit infeksi bakterial pada manusia (15).

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

Patogenitas dan virulensi Staphylococcus sp ditentukan oleh substansisubstansi yang diproduksi oleh organisme ini antara lain adalah enzim ekstraseluler yang dikenal dengan eksoprotein. Staphylococcus aureus

memproduksi eksoprotein yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, kelompok enzim antara lain koagulase, lipase, hialuronidase, stafilokinase (fibrinolisin) dan nuklease serta eksotoksin misalnya leukosidin, eksfoliatif toksin, enterotoksin dan toksin shock syndrome toxin- 1 (TSST-1). Eksoprotein enzimatis ini kemungkinan mempunyai fungsi utama dalam menyokong nutrisi untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan eksotoksin berperan dalam menimbulkan berbagai penyakit (16). Staphylococcus patogen sering menghemolisis darah dan mengkoagulasi plasma. Beberapa diantaranya tergolong flora normal kulit terutama hidung, lipatan kulit, rambut kepala, perineum, umbilicus dan selaput lendir manusia. Seseorang dapat terinfeksi jika organisme ini menyerang kulit atau jaringan yang lebih dalam dan memperbanyak diri disana. Infeksi luka operasi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus maupun Staphylococcus koagulase negatif lainnya dapat muncul dari kontaminasi luka oleh flora normal kulit pada waktu pembedahan (16,17). Bakteri kedua yang didapatkan dari hasil identifikasi bakteri kontaminan pada penelitian ini adalah Staphylococcus epidermidis dengan presentase 23%. Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada kulit dan selaput mukosa manusia, bakteri ini dapat ditemukan pada manusia sejak usia neonatus. Bakteri Staphylococcus epidermidis dapat hidup pada kulit dari saluran 8

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

pernafasan bagian atas manusia, di rongga mulut serta saluran cerna manusia. Koloni ini biasanya berwarna putih atau krem (18). Staphylococcus epidermidis bersifat non-hemolotik dan koagulase negatif. Koagulase merupakan protein ekstraselular yang mengikat prothrombin hospes dan membentuk kompleks yang disebut staphylothrombin. Karakteristik aktifitas protease pada thrombin diaktifasi dalam kompleks tersebut, menghasilkan konversi fibrinogen dan fibrin. Bakteri Stapyhlococcus epidermidis tidak dapat membentuk kompleks tersebut sehingga darah dari hospes tidak menggumpal (14). Faktor utama virulensi Staphylococcus epidermidis adalah membentuk biofilm pada peralatan rumah sakit. Biofilm berupa lendir atau kapsul sehingga tahan terhadap sterilitas pada alat medis. Kapsul Staphylococcus epidermidis dikenal sebagai Polysaccharide Intercellular Adhesion (PIA) terdiri dari polisakarida sulfat yang dapat menurunkan aktivitas metabolisme bakteri yang kemudian dan menyebabkan pat menurunkan metebolisme dan menyebabkan gangguan difusi antibiotik, sehingga antibiotik sulit untuk merusak bakteri ini (19). Pseudomonas aeruginosa ditemukan sebanyak 16% pada penelitian ini. Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,5-1,0 x 3,04,0 mm. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek. Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak 9

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak (20). Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan tubuh yang rendah. Pasien dalam keadaan sistem pertahanan tubuhnya rendah antara lain pasien sehabis operasi, pasien bedah, pasien yang terluka atau luka bakar, atau pasien yang menjalani pengobatan radiasi. Pseudomonas aeruginosa disebut patogen oportunistik, yang dapat memamfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan tubuh yang rendah untuk memulai suatu infeksi (20). Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri multiresisten terhadap berbagai golongan antibiotika. Luka yang terjadi di kulit jika tidak ditangani dengan benar sering menimbulkan infeksi. Hal ini terjadi karena di kulit banyak hidup flora normal diantaranya Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini merupakan komponen flora normal yang terdapat pada kulit, mulut, faring, hidung, vagina (20). Pseudomonas aeruginosa juga dapat dijumpai di banyak tempat di rumah sakit, beberapa contoh reservoir yaitu alat bantu pernafasan, makanan, saluran pembuangan air dan kain pel. Penyebaran Pseudomonas aeruginosa melalui aliran udara, air, vector (lalat, nyamuk), tangan tercemar, penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit. Selain itu Pseudomonas aeruginosa dapat mengkontaminasi perlengkapan anastesi, peralatan terapi pernafasan dan cairan intravena. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya dan melakukan penyebaran lalu masuk ke tubuh pasien yang sistem pertahanan pertahanan 10

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

tubuhnya rendah. Cara pemindah sebarannya dapat melalui penanganan dan penggunaan alat yang tidak steril (9). Bakteri keempat yang didapatkan dari hasil identifikasi bakteri kontaminan pada luka operasi pada penelitian ini adalah Streptococcus sp. 5%. Streptococcus adalah bakteri Gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. Kebanyakan spesiesnya bersifat anaerob fakultatif dan hanya sebagian kecil yang bersifat aerob obligat, merupakan salah satu bakteri yang patogen bagi manusia. (20). Penularan Streptococcus sp. terjadi baik secara kontak langsung maupun tidak langsung seperti melalui tangan, kulit ataupun baju. Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri Streptococcus sp. adalah erisipelas, sepsis dan radang tenggorokan. Infeksi lainya dapat terjadi dalam traktus genitalis, mulut dan pada intestinum, serta dapat menimbulkan lesi supuratif . Setiap jaringan maupun organ tubuh dapat diinfeksi oleh bakteri ini dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukkan abses (18,20). Jenis-jenis bakteri kontaminan yang diteliti pada penelitian ini dapat berefek kepada pasien maupun petugas medis yang berada di bagian. Salah satu penyebab adanya bakteri kontaminan yaitu karena kurangnya kedisiplinan dan kesadaran dari pengunjung pasien dan pasien yang berada di ruang tersebut. Selain itu, faktor sanitasi yang kurang mendapat perhatian juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Pasien yang telah melakukan tindakan operasi merupakan pasien dengan keadaan sistem pertahanan tubuh yang rendah sehingga 11

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

mudah terinfeksi, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh bakteri kontaminan sehingga akan memperberat penyakitnya (9). Untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dimulai dari persiapan praoperasi pasien bedah, yaitu dengan teknik yang benar-benar steril pada ruang operasi serta prinsip operasi yang ditaati dari mencuci tangan, hemostasis, irigasi luka, dan penutupan luka yang baik. Selain itu tindakan sterilisasi yaitu dengan penggunaan sinar UV, sinar UV menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan bakteri bahkan bakteri tersebut mati. Selain itu cara membersihkan ruangan juga perlu diperhatikan. Pencegahan pada tenaga medis dilakukan dengan pemakaian masker, topi, dan pakaian khusus yang suci hama sehingga dapat mengurangi kontaminasi dari luar ke dalam ruangan. Selanjutnya juga memperbaiki cara mencuci tangan dan tidak menggunakan suatu alat secara berturut-turut pada beberapa pasien tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Selain itu pembatasan pengunjung juga perlu dlilakukan terutama di ruang Bedah Umum (9,12).

PENUTUP Dari hasil identifikasi jenis bakteri terhadap isolat-isolat yang berasal dari swab luka operasi pasien rawat inap di Bangsal Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin periode Mei-Juli 2013 ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar bakteri kontaminan yang terdapat pada sampel luka adalah bakteri Gram positif sebesar 84% dan Gram negatif sebanyak 16%. Jenis bakteri antara lain,

12

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

Staphylococcus aureus (56%), Staphlococcus epidermidis (23%), Streptococcus sp. (5%), Pseudomonas aeruginosa (16%).

13

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

DAFTAR PUSTAKA

1. Rubin RH. Surgical Wound Infection: Epidemiology, Pathogenesis. Diagnosis and Management. BMC Infection Disease 2006. 6;171. 2. Saenz MC, Sanchez NR, Celador RG. Epidemiological Study of Surgical Wound Infections. Departement of Preventif Medicine.Spain 1986. 3. Giaometti A, Cirioni O, Schimizzi M et al. Epidemiology and Microbiology Surgical Wound Infections. J Clin. Microbiol 2000. 38:918-922. 4. Peterick ES, Dalton JE, Moore PJ et al. Metods and Identifying Surgical Wound Infection after Discharge from Hospital: a Systematic Review. BMC Infection Disease.2006. 6:170. 5. Anusha S, Vijaya LD, Pallavi K. An Epidemiological Study of Surgical Wound Infections in a Surgical Unit of Tertiary Care Teaching Hospital. Association of Pharmaceutical Teachers of India. 2010. 6. Fatimah S. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Infeksi Nosokomial Luka Operasi di Ruang Bedah RSUP Fatmawati Tahun 2011. Skipsi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Jakarta 2011. 7. Data SMF Bedah Banjarmasin.2013. Central Rumah Sakit Umum Daerah Ulin

8. Sinai W. Isolation and Identification of Aerobic Pathogenic Bacteria From Burn Wound Infections. Journal of Al-Nahrain University. Baghdad 2007. 10(2) pp 94-97. 9. Susanty R. Identifikasi Bakteri Infeksi Luka Operasi Pasien Pasca Seksio Sesaria di Bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin. KTI. Banjarbaru: PSPD FK UNLAM. 2011. 10. Raihana N. Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi Luka Operasi Laparatomi di Bangsal Bedah RSUP DR.M.Djamil Padang. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang.2011 11. Sergent AP, Slekovec C, Pauchot J, et al. Bacterial Contamination of The Hospital Environtment During Wound Dressing Change. Orthopedics & Traumatology: Surgery & Research. 2012;98: 441-445

14

Nurliani. Dkk. Identifikasi Bakteri Kontaminan...

12. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta: EGC, 1995. 13. Todar K. The Normal Bacterial Flora of Human. Todars online textbook of bacteriology, online, available at: http//textbookofbacteriologi.net/staph.html. 14. Todar K. The Normal Bacterial Flora of Human. Todars online textbook of bacteriology, online, available at: http//textbookofbacteriologi.net/staph.html. 15. Suharto, and Aidifiet C. Fisiologi Pertumbuhan Kuman. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi. Jakarta: FK UI, 1994. 16. Salasial SIO, MH Wibowo, Khusnan. Karakterisasi Fenotipe Isolat Staphylococcus aureus dari sampel susu sapi perah mastitis subklinis. J.Sain vet 2005; 23: 2. 17. Otis. Staphylococcus aureus and pregnancy.CDC, 2007. 18. Jawetz E, Melnick J, Adelberg E. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC, 1999. 19. Fitzpatrick F,Humphreys H, OGara JP. The Genetics of Staphylococcal Biofilm Formation Will a Greater Understanding of Pathogenesis Lead to Better Management of Device Related Infection. Clin microbial infect. 2005. 967-73. 20. Karsinah. Batang Gram Negatif Dalam : Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta: EGC, 1994 .

15

You might also like