You are on page 1of 4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai fenomena konsep diri

pada lansia dengan kehilangan pasangan hidup akibat kematian di Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha (RPSTW) Garut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kehilangan pasangan hidup akibat kematian berpengaruh terhadap konsep diri lansia walaupun pada dasarnya sebelum kehilangan pasangan hidup, lansia sudah mengalami stresor yang mengganggu konsep dirinya. Ketika kehilangan pasangan hidup akibat kematian, individu akan mengalami proses duka cita yang merupakan suatu reaksi sekaligus koping dalam menghadapi stresor berbentuk kehilangan orang yang dicintai. Dalam proses duka cita terdapat sebuah tahapan atau fase kehilangan yang meliputi Pengingkaran (denial), Marah (Angry), Tawar Menawar (Bargaining), dan Penerimaan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat dua macam fase yang sedang dilalui oleh setiap partisipan, yang pertama Fase Bargaining (Partisipan pertama dan ketiga) dan yang kedua Fase Depresi (Partisipan kedua). Pengaruh kehilangan pasangan hidup akibat kematian terhadap konsep diri lansia dapat dilihat dari citra diri, ideal diri, harga diri, peran diri, dan identitas diri yang mengalami gangguan ataupun yang masih tetap pada keadaan normal.

93

1) Citra diri terjadi beberapa gangguan seperti kehilangan motivasi merawat diri, ataupun yang masih tetap dalam keadaan normal seperti motivasi merawat diri masih berjalan. 2) Ideal Diri masih tetap dalam keadaan normal seperti masih adanyanya harapan yang ingin dicapai. 3) Harga Diri beberapa gangguan terjadi seperti mengkritik diri sendiri, enggan mencoba hal baru, dan menarik diri. 4) Peran Diri masih berada pada keadaan normal seperti adanya kecocokan terhadap peran yang dijalankan dan sesuai dengan norma dan harapan. 5) Identitas diri yang masih tetap dalam keadaan normal seperti masih mempunyai ideal diri yang realistis.

5.2

Saran Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan akhir skripsi ini, penulis merasa

perlu mengemukakan saran sebagai berikut. (1) Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini mengalami keterbatasan dalam segi pengumpulan data yang singkat dan wawancara yang masih menimbulkan kebingungan terhadap partisipan dalam menjawab pertanyaan , maka dari itu penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan pengumpulan data secara

93

efektif dan efisien. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum dapat digeneralisasikan untuk fenomena konsep diri lansia yang mengalami kehilangan pasangan hidup akibat kematian di tempat lain, maka dari itu peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. (2) Bagi Praktek Pelayanan Keperawatan Lansia yang mengalami kehilangan pasangan hidup akibat kematian merasakan dampak yang besar terhadap kelangsungan hidupnya termasuk mengancam konsep dirinya. Untuk itu dalam praktek pelayanan keperawatan diharapkan perawat dapat memahami kebutuhan biopsikososial lansia dalam membangun konsep diri lansia dalam menghadapi kehilangan pasangan hidup akibat kematian, dengan bersikap bijaksana dalam memberikan bimibingan dan dukungan terhadap lansia dalam menghadapi kenyataan hidupnya. (3) Institusi Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha (RPSTW) Bagi institusi RPSTW agar dapat membekali dan memberikan dukungan kepada lansia dalam menghadapi kenyataan hidup dengan sesuatu yang dapat memberikan ketenangan dan kesejahteraan baik secara batin ataupun jiwa lansia sehingga lansia dapat memiliki pandangan yang baik terhadap dirinya baik secara fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Salah satunya dengan mempertahankan agar lansia tetap menjalankan perannya dengan

93

mengikuti kegiatan-kegiatan. Kegiatan tersebut bisa berupa kegiatan keagamaan, hiburan, olahraga, dan kegiatan yang bervariasi untuk menghindari perasaan jenuh terhadap lansia.

93

You might also like