You are on page 1of 10

ASKEP FRAKTUR FEMUR

Definisi Fraktur Femur


Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

Anatomi Fisiologi Fraktur


Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

Klasifikasi Fraktur

Ada kapsula.

type

dari fraktur

femur,

yaitu

1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan Melalui Hanya kepala di femur bawah (capital kepala fraktur) femur

Melalui leher dari femur 2. Fraktur Ekstrakapsuler; Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.

Patofisiologi Fraktur
Penyebab trauma yang Penyakit metabolik disebabkan oleh suatu proses., yaitu Osteoporosis Fraktur Adalah Trauma berupa : Imperfekta Osteoporosis Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa

Trauma Dibagi menjadi dua, yaitu : Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

Tanda Dan Gejala Fraktur


Nyeri Tak Rotasi mampu luar hebat dari di menggerakkan

tempat ekstremitas lebih kaki

fraktur bawah pendek

Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

Penatalaksanaan Medik Fraktur


Bone Arteriogram scans, : Tomogram, dilakukan bila atau ada MRI kerusakan X.Ray Scans vaskuler.

CCT kalau banyak kerusakan otot.

Traksi
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka Metode Traksi Dilakukan dengan menarik bagian tubuh. waktu sesingkat Pemasangan mungkin traksi: Manual

Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.

Traksi Mekanik
Ada Traksi Traksi untuk 4 minggu kulit dan beban < 5 dua macam, yaitu : Kulit terbatas kg. Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.

Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

Kegunaan Pemasangan Traksi

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya : Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri Mengencangkan pada perlekatannya. Mengurangi Memperbaiki nyeri dan akibat spasme mencegah otot deformitas Immobilisasi tulang sendi).

Macam Macam Traksi


Traksi mengikat puncak iliaka. Panggul Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk

Traksi

Ekstension

(Bucks

Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

Traksi

Russells

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan. Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

Traksi

khusus

untuk

anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.

Askep Fraktur Femur

Pengkajian Keperawatan
1. a. b. jangka c. bawah 2. a. b. Inspeksi daerah c. Bengkak, adanya nyeri dan Perubahan Kehilangan fungsi warna daerah yang Deformitas Edema, ekimosis Berapa Kapan Proses tulang Tinggikan lama klien klien pertolongan yang ekstremitas Mengidentifikasi mana yang sekitar Apakah klien Riwayat Keluhan Apa Riwayat utama klien datang kapan ke adanya bentuk, Kehilangan mempunyai riwayat penyakit pengobatan waktu mendapatkan mendapatkan pertama fraktur untuk Pemeriksaan tipe yang nampak lokasi pengobatan pengobatan yang sebelum mengurangi penyebabnya, Perubahan Riwayat perjalanan RS atau nyeri, pelayanan atau panas, terjadinya kecelakaan terbatasnya keperawatan penyakit kesehatan trauma bengkak gerakan fungsi osteoporosis sebelumnya lama tersebut terakhir dilakukan dipindahkan edema fisik fraktur terkena jelas cedera Laserasi kulit cidera Palpasi penyebaran Krepitasi

Bagaimana

dirasakan,

Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita

Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di

Nadi,

dingin

Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

Diagnosa Keperawatan pada Fraktur Femur


1. Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak 2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas, Potensial infeksi sehubungan nyeri, dengan luka terbuka. immobilisasi. 3. Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, 4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengobatan sehubungan dengan kesalahan dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.

Rencana Keperawatan
Diagnosa Resiko Intervensi Indenpenden: a)Observasi b)Mengkaji c)Memberikan d)Memberikan Kolaborasi: a)Pemberian fiksasi. cairan per infus b)Pemberian obat koagulan sia (vit.K, Adona) dan penghentian perdarahan dgn banyak sumber, lokasi, tanda-tanda dan posisi cairan banyaknya per vital. darahan supinasi (minum) terjadinya syok s/d perdarahan yg 1 banyak

c)Pemeriksaan Rasional: a)Untuk b)Untuk d)Untuk (mengganti e)Pemberian mengetahui

laboratorium

(Hb,

Ht) mungkin an cairan hilang) perinfus.

tanda-tanda syok sedini tindak kekurangan yang cairan

menentukan mencegah cairan

c)Untuk mengurangi perdarahan dan mencegah kekurangan darah ke otak.

f)Membantu proses pembekuan darah dan untuk menghentikan perdarahan. g)Untuk mengetahui kadar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak. Diagnosa Gangguan back Intervensi Independen: a) Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan b) c) d) Kolaborasi: e) Rasional a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindak annya. b) Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka. c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan mengurangi nyeri. d) Untuk mempersiapkan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan e) Mengurangi rasa nyeri Diagnosa 3 yang akan dilakukan. Pemberian obat-obatan analgesik Mempertahankan Berikan sokongan Menjelaskan skala immobilisasi (support) seluruh pada prosedur nyeri (back ektremitas yang di (0-10) slab) luka. atas slab, rasa stress, dan 2 nyaman: cemas

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan

Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, Independen: a) Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang dll ). immobilisasi tersebut. b) Mendorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, nyeri, immobilisasi.

c) Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak.

d) Membantu pasien dalam perawatan diri

e) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. teratur.

f) Memberikan diit tinggi protein , vitamin , dan mineral. Kolaborasi:

a) Konsul dengan bagian fisioterapi

Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak proposional)

b) Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memusatkan perhatian, meningkatkan mengurangi perasaan mengontrol diri isolasi pasien dan membantu dalam sosial.

c) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca mengontrol situasi, yang meningkatkan tidak kemauan pasien untuk digunakan. sembuh. d) Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam e) Bedrest, penggunaan analgetika dan perubahan diit dapat menyebabkan

penurunan immobilisasi

peristaltik biasanya terjadi

usus penurunan BB

dan (20

konstipasi. 30 lb).

f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.

Untuk menentukan program latihan.

Diagnosa 4

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan Independen: a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul prognosa, dan harapan yang akan datang. b) Memberikan dukungan cara-cara mobilisasi dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian fisioterapi. sumber informasi.

c) Memilah-milah aktifitas yang bisa mandiri dan yang harus dibantu.

d) Mengidentifikasi pelayanan umum yang tersedia seperti team rehabilitasi, perawat keluarga (home care) e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.

Rasional:

a) Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat menentukan penyembuhan penggunaan sehingga alat keterlambatan bantu penyembuhan yang pilihan. disebabkan kurang oleh tepat. b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses

c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang perlu

menolongnya. mandiri.

(apakah

fisioterapi,

perawat

atau

keluarga).

d) Membantu meng- fasilitaskan perawatan mandiri memberi support untuk

e) Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan pasien koopratif.

Daftar Kepustakaan
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

You might also like