Professional Documents
Culture Documents
C. KROMATOGRAFI
1. PENDAHULUAN 2. KLASIFIKASI METODE KROMATOGRAFI 3. TERMINOLOGI KROMATOGRAFI 4. PROSEDUR KROMATOGRAFI 5. DINAMIKA KROMATOGRAFI
1. PENDAHULUAN
Teknik kromatografi ditemukan oleh Tswett tahun 1903, teknik ini bermanfaat sebagai cara untuk menguraikan campuran. Dalam kromatografi, komponen-komponen campuran terdistribusi dalam dua fase yaitu fase diam ( stationary phase ) dan fase gerak ( mobile phase ).
Transfer massa antara fase gerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran terserap pada permukaan partikel-partikel atau terserap di dalam poripori partikel atau terbagi ke dalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan atau di dalam pori sorpsi (penyerapan) Laju perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom atau lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungan dengan bagian molekul-molekul tersebut diantara fase gerak dan fase diam.
Jika ada perbedaan penahanan secara selektif laju gerak linarut ,tergantung partisi molekul pada fase gerak dan fase diam. Kp banyaknya komponen pada fase gerak setiap saat. Lama waktu seluruh komponen berada pada fase gerak retensi/pertumbukan Perbedaan retensi = perbedaan laju gerak keluar kolom jarak waktu berbeda; komponen terpisah (muncul peak) proses keseluruhan adalah fenomena migrasi secara diferensial ( differential migration )
Perkembangan kromatografi 1941 1952 1958 1969 : Martin dan Synge mengembangkan kromatografi partisi dengan teorinya yang dikenal dengan Plate Theory, dan menerima hadiah Nobel pada tahun 1952. : Martin dan James mempublikasikan makalah pertamanya mengenai Kromatografi Gas. : Stahl mengembangkan KLT /TLC (Thin Layer Chromatography) yang dirintis oleh Izmailov dan Shraiber, tahun 1938. : Kromatografi Cair sebagai komplemen Kromatografi Gas terus dikembangkan menjadi Kromatografi Cair Tekanan Tinggi /HPLC (High Pressure Liquid Chromatography).
Penggolongan berdasarkan cara pelaksanaan : - kolom - kertas - lapis tipis Subklasifikasi didasarkan atas letak fase diam dan interaksi antara zat terlarut dengan fase diam dapat dilihat pada tabel berikut.
2. fase diam; resin penukar ion 3. fase diam; cair 4. fase diam ; Saringan molekul
Metode
C. Fase gerak cair; dalam bidangplanar. 1. kertas Kromatografi kertas (PC) 2. Padat Kromatografi Lapis Tipis - adsorben (TLC) - resin penukar ion - saringan molekul
Pembagian kromatografi
Kromatografi dikelompokkan berdasarkan: fase gerak, mekanisme pemisahan, tehnik pemisahan dan geometri tempat pemisahan sbb.
Dasar Pemisahan 1. Fase Gerak (Fase Gerak dan Fase Diam) Kelompok Kromatografi Kromatografi Gas (GSC, GLC) Kromatografi Cair (LLC, LSC) Kromatografi Adsorpsi (GSC, LSC) Kromatografi Partisi (LLC) Kromatografi Pasangan Ion Kromatografi Pertukaran Ion Kromatografi Eksklusi Kromatografi Menurun, Menaik, Melingkar, Kromatografi Dua Dimensi Kromatografi Isokratik Kromatografi Gradien Kromatografi Fase Normal Kromatografi Fase Balik Kromatografi Fase Terikat Kromatografi Kolom Kromatografi Bidang Datar (Planar Chromatography) Contoh GLC, GSC CC, PC, TLC, HPLC CC, GSC, TLC, GLC, PC, TLC, HPLC IPC IEC GPC PC TLC HPLC HPLC HPLC HPLC HPLC CC, GC, HPLC PC, TLC, HPTLC
2. Mekanisme Pemisahan
3. Tehnik Pemisahan
3. TERMINOLOGI KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam dibawah pengaruh pergerakan fase gerak yang bergerak. Tujuan Kromatografi untuk memisahkan komponen dari matriks sampel dan tetap dibiarkan dalam fase diam kemudian ditentukan untuk analisis.
Kd ; koefisien partisi :
Kd = Cd Cg
- Cd = konsentrasi zat terlarut dalam fase diam - Cg = konsentrasi zat terlarut dalam fase gerak
R=
tg td + tg
penampang lintang dan Kd tidak konstan sepanjang lintasan zat terlarut, kita memiliki Rf sebagai berikut : R f = Jarak yang ditempuh oleh linarut Jarak yang ditempuh oleh fase gerak
Karena kecepatan f.gerak zat pelarut > f gerak mak R > Rf sebesar 15% . Jika R = fraksi zat terlarut pada keadaan kesetimbangan pada fase gerak, (1-R) = fraksi zat terlarut pada Kesetimbangan di fase diamnya. Perbandingan molekul dalam fase gerak dan fase diam = R Cg .Vg 1- R Cd .Vd
VR ; volume retensi : Banyaknya fase gerak yang keluar dari kolom sampai saat keluarnya maksimum suatu puncak ( artinya setengah zat sudah keluar ) VR . Cg = Vg . Cg + Vg . Cd Cd/Cg = Kd VR = Vg + Kd. Vg VR = tg . Fc Fc = kecepatan aliran pada GC
Vg = L. Fc /Vg + Kd.Vg / V. Vg
v= kecepatan alir linear L = panjang kolom Vg = volume total f.gerak yang disebut volume kosong
K ; kapasitas kolom : K =Cd. Vd / Cg. Vg Hubungan antara faktor kapasitas dan R 1 R= (1 K) Hubungan antara faktor kapasitas dengan VR VR Vg K = V
g
Pengaruh suhu:
Suhu mempengaruhi : Kd, Vg, Vcairan dan difusivitas ( ketersebaran ). Hubungan Kd dengan suhu : kenaikan suhu 20oC , Kd berkurang separuhnya (lebih banyak di fase gerak), nilai R makin besar, sedangkan VR akan berkurang.
Pengaruh suhu ini dimanfaatkan untuk memperbaiki Resolusi dan dikenal sebagai : Kromatografi Gas dengan memprogram suhu. Bentuk konsentrasi dari komponen-komponen menyerupai bentuk kurva fungsi normal atau fungsi kesalahan Gaussian. Kromatografi juga dapat digunakan bersama-sama dengan suatu reagen kimia yang spesifik ,untuk menentukan ada atau tidknya suatu gugus fungsi. Sebagai contoh: kolom silika gel yang dijenuhkan dengan AgNO3 , akan menahan senyawa-senyawaan > C=C < (alken)
4. PROSEDUR KROMATOGRAFI
Untuk melaksanakan pemisahan secara kromatografi kolom, ada tiga cara dapat dilakukan : a. Analisis Frontal b. Analisis elusi c. Pergeseran Dalam arus kromatografi,effluent dan dikumpulkan dalam fraksi-fraksi yang berbeda dan masing-masing komponen terdeteksi dalam aliran effluent .
Pada analisis frontal; Sampel ditambahkan secara kontinu dengan fase gerak pada satu saat terjadi penjenuhan pada kolom.
Pada mulanya pelarut murni dan zat terlarut yang teradsorpsi paling lemah akan meluncur keluar kolom. Jika di plotkan %E terhadap volume effluent , Gambar 1 . Maka diperoleh suatu kurva berbentuk tangga, dimana bagian datarnya menyatakan keluarnya komponen zat terlarut. Pada zat-zat terlarut yang sedikit teradsorpsi, analisis frontal akan memberikan hasil yang baik bila kolomnya sempit dan volume yang digunakan sedikit
Analisis Elusi :
adalah teknik yang paling populer. Eluen (dapat saja pelarut murni) dilewatkan melalui kolom yang dapat menyebabkan migrasi diferensial zat terlarut dalam fase gerak. Jika laju aliran tertentu, maka pemisahan tergantung KD . Jika masing-masing komponen mempunyai perbedaan KD besar, komponen akan terpisah sempurna.
Teknik Pergeseran : - Pada teknik ini pemisahan tercapai dengan mengalirkan suatu reagen yang teradsorpsi lebih kuat ke dalam kolom adsorpsi dan terkonsentrasi pada suatu wilayah puncak kolom. - Semua komponen terdorong keluar dan oleh pergerakan maju agen penggeser sepanjang kolom. - Terbentuknya wilayah dengan kekuatan penyerapan yang makin menurun komponen yang paling lemah terikat keluar pertama , agen penggeser keluar terakhir.
Keuntungan teknik ini : - Kolom dapat di isi dengan sampel cukup banyak. - Untuk tujuan preparatif , kadangkala pemisahan yang sempurna tidak tercapai meskipun tailing sudah diusahakan seminimal mungkin. - Metode pergeseran sangat bermanfaat dalam kromatografi partisi. - Elusi secara bertahap ( gradient elution) salah satu variasi kondisi elusi selama proses pemisahan.
Pada Kromatografi Gas digunakan cairan dengan kemampuan menggeser yang lebih kuat. Dengan cara ini pelebaran pita dan waktu retensi yang terlalu lama dapat dihindarkan.
5. DINAMIKA KROMATOGRAFI
Efektivitas pemisahan tergantung pada : - penguraian komponen pada saat komponen tersebut berpindah dan kepadatan wilayah yang ditempati komponen tersebut. Efisiensi kolom Dalam kromatografi secara umum efisiensi kolom berkaitan dengan lamanya waktu komponen atau molekul yang dianalisis berada dalam kolom (tR) dan jumlah pelat teoritis n = (tR/)2
keterangan: n = jumlah plat teoritis tR= waktu retensi = standar deviasi dari puncak kromatogram Dengan melihat bentuk kromatogram kurva Gauss , jumlah plat teoritis dapat dinyatakan dengan N= 16 (tR/Wb)2 Wb = lebar dasar kurva Gauss
- Untuk menghitung efisiensi kolom (k) yang terbaik adalah menggunakan waktu retensi ( waktu tambat) terkoreksi ; tRdibanding memakai waktu retensi. k = tR tM/ tR k= tR / tM Kalau dipakai waktu retensi terkoreksi , menurut Purnell dan Desty dalam perhitungan digunakan N, bilangan plat teoritis yang dinyatakan sebagai ; N = n (k /k+1)2
Baik n atau N dapat dihitung untuk mengukur efisiensi sebuuah kolom kromatografi . Dalam hal yang sama baik n atau N sangat tergantung pada panjang kolom (L) HETP (Jarak setara Plat) Disingkat H adalah panjang kolom kromatografi (mm) yang diperlukan sampai terjadinya satu kali kesetimbangan molekul komponen dalam fase gerak dan fase diam. H = L/N sebagai pengukur efisiensi kolom
1/H = N/L - N/L = bilangan yg menunjukkan juml plat teoritis efektif per satuan panjang kolom. Misal : N = 3000 untuk H = 0,33 makin besar N/L atau makin kecil H makin efisien kolom yang dipakai untuk pemisahan. Disamping panjang kolom ada parameter lain yang mempengaruhi efisiensi kolom yaitu : Resolusi R = 2d/ W1 + W2
Resolusi
Resolusi = R atau Rs R adalah kualitas pemisahan dari dua puncak. Untuk analisis kuantitatif nilai R minimal 1,5 (berimpit 0,3%). R = 2(t2-t1)/(W2+W1) Resolusi tergantung dari kondisi percobaan yang ditentukan oleh tiga parameter yaitu: , N dan k R = ( -1) N1/2 k/(1+k) (selektivitas) (efisiensi) (retensi) Selektivitas dan retensi kolom ditentukan oleh: 1. Kompoisisi fase gerak 2. Komposisi fase diam 3. Suhu Efisiensi kolom ditentukan oleh: 1. Laju alir (flow rate) fase gerak 2. Panjang kolom 3. Ukuran partikel fase diam.
KROMATOGRAFI PREPARATIF
Kromatografi preparatif - Kromatografi kolom semula dirancang untuk tujuan ini dan telah dipakai secara luas selama bertahuntahun. - KLT preparatif yang dilakukan pada lapisan sampai setebal 1cm ( kr lapis tebal ) sederhana dan murah
- KCKT dan KG ( kromatografi kolom cair-cair ) tidak dapat dipakai untuk pemisahan jumlah besar dalam kromatogram tunggal. Untuk mengatasi masalah ini digunakan sistem suntik berganda dan juga ada rakitan kolom besar. Pemisahan dengan kromatografi preparatif merupakan kejadian sehari-hari dalam bidang : kimia, Biologi, farmasi dan kedokteran. Hampir setiap masalah isolasi dan identifikasi yang ditangani sekarang sudah dapat dipastikan menggunakan salah satu cara Kromatografi Preparatif
KROMATOGARAFI PLANAR
Ada tiga macam meode pemisahan planar : Kromatografi Kertas Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Elektro Kromatografi ( elektro foresa ) Kromatografi Planar: Fase diam : lapisan uniform bidang datar yang di dukung oleh pelat kaca, pelat aluminium, pelat plastik atau pelat selulose pada kromatografi kertas.
Fase gerak :
akan bergerak sepanjang fase diam di bawah : - pengaruh kapiler (ascending), - pengaruh gravitasi (descending) - atau pengaruh potensial listrik (elektro foresa) Kromatografi planar merupakan bentuk terbuka kolom kromatografi. Kromatografi planar pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan kromatografi kolom Peralatan Kromatografi planar sangat sederhana semua laboratorium dapat melaksananya.
Keuntungan kromatografi planar yang lain: - Kromatografi kertas dan Klt banyak digunakan untuk maksud analitik. - Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi atau pemadaman fluoresensi, radiasi lampu UV. - Dapat dilakukan elusi dengan menaik (ascending) atau menurun (descending) atau dengan cara elusi dua dimensi. - Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang ditentukan merupakan noda yang tidak bergerak.
Mulai saat pengembangan kromatografi kertas oleh Martin dan Synge Tahun 1941 , maka teknik pemisahan partisi cair-cair dengan kromatografi mulai populer dan terus ber -kembang. Pada Tahun 1944, Consden, Gordon dan Martin memperkenalkan Teknik dengan menggunakan kertas penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase gerak berupa cairan yang terserap di antara struktur pori kertas. Sampel didepositkan pada kertas saring dan akan mengalir bersama sistem pelarut. Meskipun zat yang terrecovery tidak betul-betul murni , dapat dimanfaatkan juga untuk uji kualitatif dan kuantitatif.
- Kertas yang umum dan banyak digunakan adalah - kertas whatman No. 1, 2,3 dan 3 MM - kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon, dan kertas penukar ion. - kertas sellulosa murni, kertas sellulose dimodifikasi dan kertas srat kaca Jenis-jenis kertas yang dipakai untuk kromatografi kertas tersebut mempunyai sifat yang khusus dalam kecepatan elusi, dipakai untuk analitik atau preparatif .
Kelebihan kromatografi kertas dari KLT adalah : Kromatografi kertas dapat di elusi dengan cara menaik (ascending) , dan maupun menurun (descending), atau dengan cara elusi horizontal. - Untuk cara menaik kertas digantungkan pada penggantung berbentuk kail yang dipasang pada penutup bejana kromatograf. Pelarut berada di dasar bejana. Gambar.7.
- Cara menurun lazimnya dipakai bejana yang lebih besar. Bejana dilengkapi dengan sejenis wadah pelarut yang dipasang pada penopang , dan kertas kromatografi dicelupkan kedalam pelarut di dalam wadah itu dan di berati dengan batang kaca supaya tetap pada tempatnya - Pada kedua cara ini pengembangan terjadi karena kerja kapiler .
Teknik pelaksanaan kromatografi kertas : - Pada prinsipnya hampir sama dengan KLT, hanya prosesnya lebih lama dibanding elusi dengan KLT apalagi HPTLC. - Lembaran kertas diangkat , dikeringkan dan ditampakkan dengan cara yang sama seperti pada KLT. - Demikian juga rumus-rumus perhitungan harga Rf, Rx, dan resolusi atau bilangan plat teori sama dengan perhitungan pada KLT.
Kromatografi Kertas Preparatif Prinsip : - Pada hakekatnya sama dengan KLT preparatif, sampel yang akan dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi carik kertas , dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis sampel sehingga campuran akan terpisah beberapa pita. - Pita ditampakkan dengan cara tidak merusak jika senyawa itu tidak berwarna (colorless =tanwarna)
- Pita yang muncul di gunting , kemudian sampel di elusi dari penjerap (serat selulose pada kertas) dengan pelarut polar. Cara ini dipakai untuk memperoleh komponen campuran dalam jumlah yang memadai (mg sampai gram) dalam keadaan murni sehingga dapat digunakan untuk : - telaah pendahuluan, - menyiapkan sampel analisis - meneliti bahan alam yang lazimnya berjumlah kecil dan campurannya rumit.
Kecepatan pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
Fase diam Bahan padat pada penyangga : pelat gelas gelas/ /logam atau plastik dengan ketebalan 0,25 mm. Fase diam yang banyak dipakai : - silika gel yang dicampur CaSO4 - adsorben lain yang juga banyak dipakai : alumina, kieselguhr,celite, kieselguhr,celite , serbuk selulose selulose, , serbuk poliamida poliamida, , kanji dan sephadex sephadex. .
Kadar air dalam lapisan harus terkendali agar didapat hasil analisis yang reprodusibel. Pemilihan pelarut dan komposisi lapisan tipis ditentukan oleh prinsip kromatografi yang akan digunakan : - pelarut harus non polar dan mudah menguap - Sampel diteteskan/ditotolkan (dengan microsyringe) pada salah satu bagian tepi pelat kromatografi sebanyak 0,01 10 g zat. - untuk pemisahan digunakan teknik ascending yang dilakukan pada suhu kamar sampai permukaan pelarut mencapai tinggi 15 18 cm.
RPPC (Reversed Phase Partition Chromatography) dapat juga dilakukan pada KLT, dengan mengguna kan lapisan yang sudah dicelupkan lebih dahulu pada : parafin, minyak silikon, polietilen glikol dan lain-lain. Pelarut yang digunakan adalah asam aseta atau asetonitril. Kadangkala waktu yang diperlukan untuk RPPC cukup lama. Bercak zat bewarna setelah elusi dapat terlihat langsung, tetapi dapat juga digunakan pereaksi semprot untuk melihat bercak suatu zat. Untuk zat organik sering digunakan asam kromat .
Untuk menempatkan posisi suatu zat, pereaksi semprot dapat juga disemprotkan pada bagian tepi saja.Bagian lainnya dapat diperoleh kembali tanpa pengotoran dengan pengerokan setelah pemisahan selesai. Untuk analisis kuantitatif dapat digunakan plot Fotodensitometer. Analisisnya dapat dilakukan dengana spektrofotometri UV-Vis, IR atau fluoresens atau dengan reaksi kolorimetri.
Aplikasi sangat luas: - Untuk senyawa yang mudah menguap serta termo labil untuk KC. - Uji cemaran - Pemisahan dari : plasticiser, dalam kimia forensik, tinta , formula zat pewarna dan pemisahan anorganik.
Profil kromatogram - kromatogram KLT akan tampak setelah visualisasi dengan cara fisika atau kimia - Bila proses pemisahan baik bercak/ noda bulat - Bila pemisahan kurang sempurna bercak berekor , penyebabnya antara lain ;pemilhan fase gerak yang tidak tepat dan ketidak jenuhan chamber. - Penotolan sampel dengan mikropipet - Selama eluasi suhu harus dijaga , karena kenaikan suhu berpengaruh pada Rf.
10 cm
KLT, FI IV <281>
c
Tebal lempeng 0,25 mm ; (Silikagel GF254) Jarak penotolan dengan tepi lempeng: 2 cm
20 cm
Volume penotolan 10 l Fase gerak: CHCl3 + MeOH + Air (180:15:1) Jarak rambat fase gerak: (3/4 tinggi lempeng)
A a
P (A)
P (B)
S+P
Rf A = a/c
R f B = b/c
Kromatogram KLT
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF (KLTP ) KLTP dapat dipakai dengan dua cara: - KLTP sebenarnya - untuk memandu kondisi untuk kromatografi kolom (KCKT) Penjerap (adsorben ) -Ketebalan 0,5 2 mm -Ukuran pelat 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm - penjerap yang paling umum : silika gel untuk pemisahan campuran senyawa liofil maupun hidrofil.
menggunakan pelat siap pakai sudah terpalisi penjerap atau pelat pralapis.Keuntungan membuat pelat sendiri kita dapat mengatur ketebalan dan susunan lapisan, AgNO3 , senyawa dapar dapat dicampur dengan penjerap. - Pembuatan pelat dapat dikerjakan dengan memakai alat dari Camag adat Desaga. Penotolan sampel - Sebelum ditotolkan sampel dilarutkan dalam sedikit pelarut(pelarut atsiri : heksan diklormetan, etil asetat)
- konsentrasi sampel 5 10 %, ditotolkan berupa pita sesempit mungkin karena pemisahan bergantung pada pelebaran pita. - penotolan dapat dilakukan dengan tangan ,tetapi lebih baik dengan alat penotol otomatis ( Camag , atau Desaga). Pemilihan Fase gerak dan pengembangan pelat KLTP - Pada KLTP sampel 10 100 mg dapat dipisahkan pada lapisan silika gel atau aluminium oksida 20x20 cm yang tebalnya 1 mm, jika tebal didua kalikan sampel dapat ditingkatkan 50%.
Isolasi senyawa yang sudah terpisah - Kebanyakan penjerap KLTP mengandung indikator fluoresensi yang menmbantu kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa yang dipisahkan menyerap sinar UV. - Beberapa indikator menimbulkan masala misalnya: bereaksi dengan asam , bahkan kadang- kadang dengan asam asetat.
- untuk senyawa yang tidak menyerap UV : - menyemprot dengan air (saponin) - menutup pelat dengan sepotong kaca menyem prot salah satu sisi dengan pereaksi semprot - menambahkan senyawa pembanding. Pita yang kedudukannya telah diketahui dikerok dari pelat dengan spatula atau pengerok berbentuk tabung yang disambungkan ke pengumpul vakum. Senyawa yang diperoleh di ekstraksi dari penjerap (adsorben) dengan pelarut yang paling kurang polar ( 5ml pelarut untuk 1 gram penjerap ).
LATIHAN SOAL :
1.Senyawa X dan Y mempunyai waktu retensi 16,4 menit dan 17,63 menit pada kolom 30 m. Spesies tidak terserap mempunyai waktu retensi 1,30 menit . Lebar puncak masing masing , 1,11 dan 1,21 mm . Hitung Resolusi kolom, jumlah pelat rata-rata dan tinggi pelat Petunjuk cara menjawab ; -Untuk resolusi gunakan persamaan R = 2(t2-t1)/(W2+W1) -Untuk jumlah piringan /plat N= 16 (tR/Wb)2 -Untuk tinggi pelat H= L/N
2. Dalam pemisahan suatu sampel yang mengandung zat x, y, dan Z seara kromatografi Kertas (K Kt) , tinggi permukaan pelarut/ jarak rambat pelarut 15 cm , sedangkan untuk masing-masing zat tersebut adalah 13, 10 dan 5 cm. Hitung nilai Rf untuk semua zat tersebut. Petunjuk cara menjawab: kita dapat menghitung Rf dari hubungan Jarak yang ditempuh linarut Rf = Jarak yang ditempuh pelarut Rf x = 13/15
3. Dalam suatu pemisahan suatu campuran dengan KLT nilai Rf untuk senyawa yang tidak diketahui adalah 0,809. Jarak rambat untuk senyawa A, B dan C masing-masing adalah 24, 28, 30 cm , sedangkan jarak rambat pelarut/ fase gerak 34 cm . Tentukan senyawa yang tidak diketahui. Petunjuk cara menjawab : - Hitung nilai Rf Cari nilai Rf yang mirip dengan Rf 0,809 4. Tuliskan apa yang dimaksud dengan : - Koefisien partisi - resolusi - waktu retensi - jarak plat teoritis - faktor retardasi - HETP
5. Tuliskan apa yang dimaksud kromatografi preparatif dan kegunaannya. 6. Apa yang saudara ketahui tentang kromatografi planar mengenai : - fase diam - fase gerak - cara identifikasi pemisahan komponen