You are on page 1of 1

Kasus 1 Adanya jejas berupa trauma fisik yang dialami oleh pasien ini memicu adanya respon pertahanan

dari tubuh. Ketika terjadi trauma maka akan menyebabkan adanya kerusakan pada jaringan tubuh, yaitu jaringan lunak dan jaringan keras. Jika terdapat kerusakan jaringan, maka tubuh akan mengadakan respon inflamasi yang merupakan respon vaskular, neurologik, humoral, dan selular. Tanda kardinal inflamasi adalah kalor (panas), dolor (nyeri), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dan fungsiolaesa (kehilangan fungsi jaringan). Tanda kardinal ini muncul saat inflamasi akut yang berlangsung dalam rentang waktu beberapa waktu setelah terjadinya jejas pada tubuh. Respon inflamasi yang pertama kali dan paling banyak berperan adalah respon vaskuler, dimana akan dilepaskan mediator-mediator inflamasi berupa prostaglandin, serotonin, histamine dan bradikinin. Setelah itu, pembuluh darah akan beradaptasi dengan terjadinya vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Dengan adanya vasodilatasi, maka akan terjadi hipereremia di jaringan sekitar yang akan memberikan warna kemerahan serta suhu yang agak meninggi. Karena adanya peningkatan permeabilitas maka berbagai bentuk fagosit yang sebelumnya terdapat pada pembuluh darah, yaitu leukosit PMN, neutrofil, histiosit/makrofag akan keluar ke jaringan sebagai respon imun humoral. Fagosit-fagosit tersebut akan bekerja pada jaringan untuk melisis jaringan yang telah mati ataupun antigen jika ada. Hal ini akan menyebabkan jaringan tersebut edema dan membesar atau bengkak. Bengkak ini akan menekan saraf pada jaringan sehingga tercipta sensasi nyeri.

You might also like