You are on page 1of 6

Cardiovascular: Angina Pectoris

Skenario I

Skenario
Sakit Jantungkah Saya?
Laki-laki, 40 tahun, datang ke RS, dengan keluhan nyeri dada. Pada anamnesis tidak didapatkan sesak napas, lekas lelah maupun dada berdebar-debar. Kebiasaan merokok 2 bungkus sehari. Kebiasaan olahraga arang, kadang-kadang seminggu sekali. Riwayat penyakit pasien tidak menderita diabetes mellitus. Dia takut terkena penyakit antung karena ayahnya !ernah mengeluh nyeri dada, dira"at ina!, dan dinyatakan menderita sakit antung koroner . Pada pemeriksaan !isik didapatkan data" kesadaran #ompos mentis, tekanan darah: #20$%0 mm&g, denyut nadi" $%&'menit, irama regular, isian #ukup. Respiration rate" ($&'menit, J)P tidak meningkat. Pada inspeksi menun ukkan ape& tidak ada hea*ing, +ampak di linea medio#la*i#ularis sinistra SI, I). Pada palpasi didapatkan ape& di SI, I) linea medio#la*i#ularis sinistra, tidak ada thrill. Pada perkusi didapatkan pinggang antung normal, ape& di SI, I) linea medio#la*i#ularis sinistra. Pada auskultasi" bunyi antung I intensitas biasa, bunyi antung II intensitas biasa, normal splitting. -idak ada bising .murmur/. -idak ada gallop. -idak ada rhon#hi. Pemeriksaan laboratorium normal. Pemeriksaan tambahan 0,1 normal. Pada !oto thora&" ,-R 2 %,34, *askularisasi peri!er normal, aorta tidak menon ol, pinggang antung normal. 5pe& tidak bergeser ke lateral atau lateral bawah. Pemeriksaan e&er#ise street test .treadmill test/ normal. Pemeriksaan e#ho#ardiography menun ukkan antung dalam batas normal.

'in auan Pustaka


(yeri )ada
+yeri dada dapat disebabkan oleh berbagai ma#am sebab. 6okasi nyeri dada tergantung deri*at segmental sara! a!eren. Klasi!ikasi anatomik nyeri dada .modi!ikasi dari Prout dan ,ooper, (4$7/" #* +antung a. 8iokardium .iskemia, in!ark, miokarditis/ b. Perikardium .perikarditis/ #. Katup .prolaps katup mitral, insu!isiensi aortalstenosis/ 2* Struktur intratoraks yang lain

a. Saluran bronkopulmonal dan pleura .pneumonia, pleuritis, tumor, pneumothoraks/ b. 0so!agus .re!luks eso!agitis, hiatus hernia, tumor dan spasme/ #. 5orta.aneurisma/ d. 8ediastinum .em!isema, tumor atau in!eksi nodus lim!atikus dan struktur mediatinum yang lain/ e. Dia!ragma .tumor, radang/ ,* +aringan leher dan dinding dada a. Kulit dan kelen ar mammae .herpes 9oster. mastitis/ b. :tot .mialgia interkostal/ #. -ulang .trauma, neoplasma, artritis/ d. 8edula spinalis dan serabut syara! .radang dan lesi kompresi/ 4* Struktur abdomen a. 6ambung dan duodenum .ulkus dan neoplasma lmbung/ b. ;epar dan saluran empedu .kolesititis/ #. Pankreas .pankreatitis/ d. Peritoneum e. 6impa !. 1in al g. <sus besar .Sugiyanto, (447/ +yeri dada dapat merupakan salah satu ge ala iskemia miokard. Karena suatu si!atnya yang nyeri alih .re!erred pain/, maka lokasi dan kualitas nyeri dapat ber*ariasi. Keluhan yang termasuk khas dirasakan substernal dengan pen alaran ke bagian medial lengan bawah kiri, kadang-kadang men alar pula ke lengan kanan, leher atau mandibula. Dapat pula terasa men alar ke daerah punggung'belikat. Kualitas nyeri dapat merupakan rasa berat di dada, rasa tertindih batu, rasa ditusuk, dirobek, dan sebagainya. +yeri yang berhubungan dengan gerakan napas lebih sering berasal dari proses pleura, sedangkan nyeri dengan gerakan lengan dapat disebabkan karena suatu gangguan saraa! tepi .neuritis inter#ostal/. +yeri yang si!atnya sebentar .beberapa detik/, bergetar atau berdenyut, biasanya bukan merupakan nyeri antung. +yeri pada angina sering di#etuskan oleh akti!itas !isik atau oleh suatu perubahan emosional. =ang perlu diperhatikan dalam e*aluasi nyeri dada adalah lokasi dan pen alaran nyeri, kualitas

nyeri, lama nyeri, pen#etus dan penghilang nyeri, dan respon terhadap nitrogliserin .Ra#hman, (44>/.

Angina Pectoris -erganggunya aliran koroner menyebabkan kerusakan miokard yang dapat dibagi men adi tiga tingkat" (/ iskemia, kelainan yang paling ringan dan masih re*ersible? @/ in uri, yaitu kelainan yang lebih berat, tetapi masih re*ersible? A/ nekrosis, yaitu kelainan yang sudah ire*ersibel, karena kerusakan sel-sel miokard sudah permanen .Pratanu et.al, @%%7/.
8ani!estasi iskemia miokard, biasanya akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner paling sering adalah angina pe#toris, in!ark miokard akut, dan kematian mendadak, tetapi kadang-kadang uga timbul sebagai gagal antung atau aritmia. 5ngina pe#toris adalah B eritanB otot antung yang merupakan sakit dada kekurangan oksigen? suatu ge ala klinik yang disebabkan oleh iskemia miokard yang sementara. Ini adalah akibat dari tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen se#ukupnya untuk kontraksi miokard. 1e ala Klinik Sakit dada sentral atau retrosentral yang dapat menyebar kesalah satu atau kedua tangan, leher, atau punggung. Sakit sering timbul pada kegiatan !isik maupun emosi dan dapat timbul spontan waktu istirahat. Subset angina pe#toris" Angina pectoris stabil Pola sakit dadanya dapat di#etuskan kembali oleh kegiatan dan !a#tor pen#etus tertentu, dalam A% hari tidak ada perubahan dalam hal !rekuensi, lama, dan !a#tor-!aktor pen#etusnya .sakit dada tidak lebih lama dari (C menit/. Angina pectoris tidak stabil <mumnya ter adi perubahan pola" meningkatnya !rekuensi, parahnya, dan atau lama sakitnya dan !a#tor pen#etusnya. Sering termasuk disini sakit pada waktu istirahat, semakin memburuk. Angina Prinzmental (variant) -er adi karena spasme arteri koronaria. Da#tor pen#etus yang paling banyak menyebabkan angina adalah kegiatan !isik, emosi yang berlebih dan kadang sesudah makan. Semua mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen miokard dengan meningkatkan baik denyut nadi maupun tekanan darah sistemik. ;asil perkalian kedua parameter ini merupakan indeks dari kebutuhan oksigen miokard. Diagnosis Eanding 0*aluasi dakit dada iskemia dimulai dengan lima pertanyaan berikut" dimana sakitnya .lokasi/, seperti apa sakitnya .si!at/, apa penyebabnya .sebab'pen#etus/, kemana men alarnya .radiasi/, apa yang mengurangi sakitnya? apa yang anda lakukan bila sakitnya datang .bebas sakit/. Sakit yang khas adalah retroseternal, dan radiasi dapat ke leher dengan perasaan ter#ekik. Sering menyebar ke bagian dalam tangan kiri dibawah ketiak sedangkan rasa sakit dari mus#uloskeletal biasanya terasa di bahu atau di bagian luar tangan. Si!at sakitnya seperti tertekan, perasaan ken#ang atau berat, seperti diperas, rasa sesak atau pegal. Perasaan seperti pisau ditusuk pisau biasanya bukan disebabkan oleh iskemia miokard apalagi kalau bisa ditun uk dengan arinya.

Perbedaan si-at sakit dada

Jantung -egang tidak enak -ertekan Eerat 8engen#angkan'diperas +yeri'pegal 8enekan'menghan#urkan

+on Jantung -a am Seperti pisau Ditusuk Di ahit Ditimbulkan tekanan'posisi -erus menerus seharian

Penyebab sakit dada berhubungan dengan pengisian arteri koronaria sewaktu diastole. Setiap keadaan yang akan meningkatkan denyut antung akan meningkatkan uga kebutuhan antung yang tidak bisa dipenuhi oleh pasok aliran darah koroner dan akan mengakibatkan sakit. Sakit menghilang bila ke#epatan denyut antung diperlambat, relaksasi, istirahat, atau makan obat gly#eryl trinitrat. Sakit biasanya hilang dalam C menit. Disamping !a#tor riwayat penyakit, kelamin dan umur harus diperhatikan uga bahwa pre*alensi penyakit antung koroner lebih tinggi pada pria .dibawah C% tahun/ dan umur lan ut. Ketepatan diagnosti# dapat uga ditingkatkan dengan memperhatikan adanya !a#tor-!aktor risiko. .;ana!iah, (44>/ Pemeriksaan Pada pemeriksaan !isik penderita dengan sakit dada didapatkan bunyi antung ketiga, bunyi antung keempat, dan sering terdengar bising sistolik di apeks sesuai dengan dis!ungsi otot papilaris. Diantara serangan tidak ditemukan tanda !isik apa-apa .atau hanya bunyi antung keempat/. Pada C%F kasus terdapat kelainan berupa iskemia miokard yang mani!est sebagai depresi hori9ontal atau upsloping segmen S-. 0K1 normal belum tentu menyingkirkan adanya suatu angina. Sebaliknya, kelainan 0K1 yang menyerupai iskemia dapat sekunder disebabkan oleh hal-hal lain seperti digitalis, hipertro!i *entrikel kiri atau kelainan elektrolit. Pada angina *ariant biasanya sakit lebih hebat dan lebih lama dari angina klasik, sering ter adi saat istirahat. ;asil pemeriksaan radiologis dan laboratorium pada umumnya dalam batas normal ke#uali kalau sudah ada komplikasi atau penyakit lain yang bersamaan. Dian urkan untuk memeriksa darah lengkap, gula darah, dan lipid. Penting untuk diingat bahwa < i 6atih Jantung dengan Eeban .<J6E/ angan diinterpretasikan sebagai positi! atau negati*e sa a. -etapi interpretasi dari tes harus dihubungkan dengan kemungkinan adanya iskemia miokard atau berat penyakit koronernya. Jadi penderita yang mampu <J6E untuk waktu yang lama .(% menit atau lebih lama/ dan mempunyai kelainan system S- yang minor serta respon tekanan darah yang normal mempunyai prognosis lebih baik dibandingkan dengan penderita dengan depresi segmen S- dini, waktu <J6E yang pendek dan hipotensi waktu latihan. Kateterisasi antung dan angiogra!i koroner dilakukan pada penderita dengan angina stabil yang

kronik dimana diagnosis masih diragukan atau sebagai persiapan operasi pintas koroner dan angioplasty. Pemeriksaan ini merupakan #ara paling akurat untuk menentukan luas dan beratnya pernyakit koroner .;ana!iah, (44>/. Pengobatan :bat-obat beker a men#apai sasarannya dengan #ara" (/ menurunkan kebutuhan oksigen miokard? @/ meningkatkan aliran darah miokard dengan dilatasi arteria koroner? A/ kombinasi keduanya. <ntuk men#apai sasaran tersebut diatas, terdapat obat-obat yang" (/ menyebabkan dilatasi *ena kapasitans sehingga menurunkan beban awal, yaitu nitrat? @/ beker a pada antung dengan mengurangi !rekuensi denyut antung, tekanan darah, dan kontraktilitas miokard, yaitu penghambat betaadrenergik? A/ dengan dilatasi arteriol atau pembuluh darah resistan#e terutama akan menurunkan beban akhir, yaitu antagonis kalsium., 3/ mengatasi spasme koroner dengan obat *aso akti! yaitu nitrat dan antagonis kalsium. :bat-obat ini dapat dipakai sendiri-sendiri atau bersamaan untuk men#apai e!ek lebih kuat .;ana!iah, (44>/.

Pembahasan
Jenis kelamin .laki-laki/ men adi !a#tor risiko yang meningkat karena pada perempuan, lebih kebal, karena terdapat e!ek perlindungan dari esterogen. Kemudian !a#tor risiko uga meningkat berdasarkan usia .pada usia 3%->% tahun, risiko meningkat C kali lipat/. ;al ini dapat dikarenakan adanya dua proses utama, yaitu degenerasi dan akumulasi. Da#tor ayah pasien yang merupakan pasien PJK men adi predisposisi PJK yang berasal dari !a#tor geneti#. Selain itu, tekanan darah pasien yang termasuk hipertensi .menurut standar terbaru @%%7/ uga men adi !a#tor risiko karena dapat menyebabkan aterosklerosis karena tekanan yang tinggi men adi beban pada dinding arteri. Daktor merokok uga sangat elas men adi salah satu !a#tor risiko pemberat karena beberapa penyebab dibawah ini"

Kaitan merokok dengan angina pe#toris dan aterosklerosis koroner" 8erokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena e!ek langsung terhadap dinding arteri. Karbon monoksid .,:/ dapat menyebabkan hipoksia aringan arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambahkan reaksi trombosit dan menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, sedang glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensiti! dinding arteri .Kusmana dan ;ana!i, (44>/.

Selain itu, kebiasaan pasien yang arang berolahraga men adi salah satu !a#tor risiko minor yang tidak langsung karena mungkin sa a ter adi dislipidemia akibat gaya hidup yang tidak sehat. Kesimpulannya, pasien mengalami angina pe#toris, namun masih dalam penanda awal adanya predisposisi kearah penyakit antung koroner .PJK/.

)a-tar Pustaka

;ana!iah, 5sikin. (44>. 5ngina Pe#toris dalam Rilantono, 6ily Ismudiati. Earaas, Daisal. Karo, Santoso Karo. Roebiono, Poppy Surwianti. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta" DK<I. Kusmana, Dede. ;ana!i, 8oe#htar. (44>. Pato!isiologi Penyakit Jantung Koroner dalam Rilantono, 6ily Ismudiati. Earaas, Daisal. Karo, Santoso Karo. Roebiono, Poppy Surwianti. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta" DK<I. Pratanu, Sunoto. =amin, 8. ;arun, S aharuddin. @%%7. 0lektrokardiogra!i dalam Sudoyo, 5ru G. Setiyohadi, Eambang. 5lwi, Idrus. Simadibrata K, 8ar#ellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ilid I !disi I" . Jakarta" Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam DK<I. Ra#hman, :tte J. (44>. 5namnesis dan Pemeriksaan Disik Pada Penyakit Jantung dalam Rilantono, 6ily Ismudiati. Earaas, Daisal. Karo, Santoso Karo. Roebiono, Poppy Surwianti. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta" DK<I. Sugiyanto, 0di. (447. +yeri Dada dan 8akna Klinisnya dalam #ermin Dunia Kedokteran $o% &&'% Akses tanggal &( )ebruary *+&+, &-.// di

http"''www.kalbe.#o.id'!iles'#dk'!iles'%$+yeriDadadan8aknaKlinisnya((>.pd!'%$+y eriDadadan8aknaKlinisnya((>.htmlH

You might also like