You are on page 1of 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT OSTEOPOROSIS PADA LANSIA

I.

Judul Penyuluhan

Hipertensi pada Lansia

II. III.

Hari dan tanggal Pokok Bahasan

Minggu, 2 Maret 2014

1. Pengertian osteoporosis 2. Akibat dari penyakit osteoporosis 3. Mengapa bisa terjadi penyakit osteoporosis 4. Gejala-gejala dari penyakit osteoporosis 5. Cara mencegah penyakit osteoporosis 6. Sumber-sumber bahan makanan yang tinggi kalsium IV. Sasaran : Lansia 09.00 10.00

V.

Waktu

VI.

Tempat

Aula Puskesmas H.A.H Hasan

VII.

Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan diharapkan lansia dapat memahami arti dari penyakit osteoporosis, gejala dan akibat dari penyakit osteoporosis, cara pencegahan penyakit osteoporosis, dan menjelaskan sumber bahan makanan yang tinggi kalsium.

VIII.

Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapakan para lansia dapat : 1. Memahami arti dari penyakit osteoporosis 2. Mengetahui gejala dan akibat dari penyakit osteoporosis 3. Mengetahui cara pencegahan penyakit osteoporosis, dan

4. Menjelaskan sumber bahan makanan yang tinggi kalsium.

IX.

Materi

Materi penyuluhan terlampir

X.

Metoda

Ceramah dan tanya jawab

XI.

Media

Infocus LCD

XII.

Kegiatan penyuluhan :

NO

WAKTU

KEGIATAN PENYULUHAN Pembukaan : 1. Membuka kegiatan dengan

KEGIATAN PESERTA dari

Menjawab salam

1.

3 menit

mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan penyuluhan 4. Menyebutkan akan diberikan Pelaksanaan :
1. Menjelaskan arti dari penyakit

Mendengarkan Memperhatikan

tujuan

materi

yang

Memperhatikan

Memperhatikan

2.

25 menit

osteoporosis 2. Menjelaskan gejala dan akibat dari penyakit osteoporosis 3. Menjelaskan cara pencegahan

Memperhatikan Memperhatikan

penyakit osteoporosis, dan 4. Menjelaskan sumber bahan

Memperhatikan

makanan yang tinggi kalsium.

Evaluasi : 1. Memberi kesempatan kepada 3. 30 menit peserta untuk bertanya 2. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah Menjawab pertanyaan

Bertanya

diberikan Terminasi : 4. 2 menit 1. Mengucapkan salam penutup Mendengarkan dan menjawab salam

Binjai, Maret 2014 Mengetahui Kepala Puskesmas H.A.H Hasan

dr. Arlina 19710427 200604 2 004

Lampiran

OSTEOPOROSIS PADA LANSIA

I.

Pengertian Osteoporosis Merupakan penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa dan mineral tulang yang menyebabkan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang sehingga mudah patah. Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).

II. Epidemiologi

Satu diantara tiga wanita di atas usia 50 tahun dan satu diantara lima pria di atas 50 tahun menderita osteoporosis. Penderita osteoporosis di Eropa, Jepang, Amerika sebanyak 75 juta penduduk, sedangkan China 84 juta penduduk. Ada 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia. Risiko kematian akibat patah tulang pinggul sama dengan kanker payudara. (Studi Cummings et al, 1989)

Studi di Indonesia:

Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. (Yayasan Osteoporosis Internasional) Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun. (Yayasan Osteoporosis Internasional) Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. (Yayasan Osteoporosis Internasional)

Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. (DEPKES, 2006) Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir Depkes, yang mematok angka 19,7% dari seluruh penduduk dengan alasan perokok di negeri ini urutan ke-2 dunia setelah China.

III. Faktor Resiko


1. Wanita

Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun. 2. Usia Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium 3. Ras/Suku Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki 4. Keturunan Penderita osteoporosisJika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama 5. Gaya Hidup Kurang Baik risiko yang signifikan meskipun rendah. menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.

Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung

fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium Minuman dari berkafein dalam dan darah. beralkohol.

Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh Dr.Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty dari creighton University Osteoporosis Research Centre di Nebraska yang menemukan hubungan antara minuman berkafein dengan keroposnya tulang. Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas). Malas Olahraga

Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. Merokok

Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.

Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung.

Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut Kurang sudah berhenti. Kalsium

Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.

IV. Gejala

V. Pengobatan VI. Cara mencegah

You might also like