You are on page 1of 24

Fungsi dan Mekanisme Sistem Kerja Jantung Manusia

Nodya Melinda Noori 102012297 / A6 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2013 Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 nodya.noori@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan A. Latar Belakang Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi, ada tiga macam lintasan sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sitemik, sirkulasi paru dan sirkulasi khusus. Sistem kardiovaskular dapat berjalan dengan baik karena ditunjang oleh organ yang menyusunnya yaitu jantung dan pembuluh darah. Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen, nutrient dan hormone keseluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme dari seluruh tubuh. Jantung terbagi atas 4 ruangan yaitu atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa, jantung dapat berkontraksi dan relaksasi. Proses kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut jantung. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (diastole), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari jantung (sistole). Untuk itu kita perlu memahami struktur, mekanisme cara kerja jantung dan pengaturan kerja jantung.

B. Tujuan Mengetahui letak serta topografi anatomi yang terkait pada sistem dan mekanisime jantung. Mengetahui faktor- faktor yang dapat mempengaruhi gangguan sistem kerja jantung manusia

C. Manfaat Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami mekanisme dan sistem kerja jantung pada manusia serta faktor-faktor yang dapat mengganggu sistem kerja jantung tersebut.

Pembahasan Skenario 8 Seorang laki-laki berusia 45 tahun dating ke rumah sakit karena merasakan berdebar-debar. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, T: 36,3C, pada pemeriksaan EKG dokter mengatakan pasien tersebut ditemukan ekstrasistole.

A. Istilah yang tidak diketahui 1. EKG (Elektrokardiogram) Rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang diinduksidi cairan tubuh oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.6 2. Ekstrasistole Kontraksi premature jantung yang tidak tergantung pada irama normal dan timbul sebagai respon terhadap impuls di luar nodus sinoartial.

B. Rumusan Masalah Laki-laki 45 tahun mengeluh merasakan berdebar-debar

C.

Analisis Masalah

Berdebardebar struktur organ mikro siklus jantung aktifitas kerja listrik jantung pengaturan irama jantung fungsi peranan enzim curah jantung dan volume tkanan fungsi dan mekanisme makro

pemeriksaan gelombang EKG

D.

Hipotesis Pasien merasakan berdebar-debar karena gangguan fungsi dan mekanisme kerja jantung.

Struktur Anatomi Jantung Secara Makroskopik dan Mikroskpik Makroskopik Jantung merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/ tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada diaphragm diantara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membrane khusus, yang disebut pericardium dan terletak pada mediastinum medialis dan sebagia tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan dbatasi oleh sternum dan iga 3,4,dan 5. Hamper dua pertiga bagian jantung terletak disebalh kiri garis media sternum. Jantung terletak diatas diaphragm, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan dari rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4-5 dekat garis medio-klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri plmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kana dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.1

Gambar 1. Letak Jantung Normal


Sumber: www.tommyutama.wordpress.com

Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luar dan dalam. Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulcus coronaries yang mengelilingi jantung. Pada sulcus ini berjalan arteri coroner kanan dan arteri cirkumflexus setelah dpercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulcus interventrukuler anterior disebelah depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri, dan sulcus interventrikularis posterior disebelah belakang, yang dilewati oleh arteri desendens posterior.1,2 Pericardium, adalah jaringan ikat tebal yang membungkus jantung. Pericardium terdiri dari 2 lapisan yaitu pericardium visceral (epikardium) dan pericardium parietal. Kerangka jantung jaringan ikat tersusun kompak pada bagia tengah jantung yang merupakan tempat pijakan atau landasan ventrikel, atrium dan katup-katup jantung. Bagian tengah badan jaringan ikat tersebut disebut trigomum fibrosa dextra, yang mengikat bagian medial katup tricuspid, mitral, dan annulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas kea rah lateral kiri membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua trigonum tersebut melingkari katup trikuspid dan mitral membentuk annuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot ventrikel, atrium,katup trikuspid,dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka jantung ke dalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars membranasea. Bagian septum ini juga meluas dan berhubungan dengan daun septal katup trikuspid dan sebagian dinding atrium kanan. 4

Gambar 2. Anatomi Jantung Tampak Anterior dan Posterior


Sumber: www.medicalexhibits.com

Anatomi dalam, jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Atrium kanan, darah vena mengalir kedalam jantung melalui vena kava superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero-superior atrium kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut aurikula. Permukaan endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikula permukaannya kasar dan tersusun dari serabut - serabut otot yang berjalan paralel yang disebut otot pectinatus. Tebal rata - rata dinding atrium kanan adalah 2 mm. Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada,yaitu tepat dibawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan melintang. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4 -5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel kanan (right ventricular inflow tract ) dibatasi oleh katup trikuspid,

trabekula anterior dan dindinginferior ventrikel kanan. Sedangkan alur keluar ventrikel kanan 5

(right ventricular

outflow

tract )

berbentuk

tabung

atau

corong,

berdinding arteriosus.

licinterletak dibagian superio ventrike kanan yang disebut infundibulum ataukonus daun katup trikuspid.1,2

Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh kristasupraventrikuler yang terletak tepat di atas

Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding postero - superior atau postero-lateral, masing -masing sepasang vena kanan dan kiri. Letak atrium kiri adalah di posterior-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding atriumkanan. Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada pada aurikelnya.Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagianujungnya mengarah ke antero- inferior kiri menjadi apeks kordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2- 3 kali lipat dinding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8 - 12 mm.
1,2,3

Gambar 3. Antomi Jantung Bagian Dalam


Sumber: www.blogspot.com

Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup 6ndocardi yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup mitral atau 6ndocard yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri serta dua katup semilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal 6

adalah katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.2,3 Jantung dipersarafi oleh saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Serabut serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk pembuluh darah. Saraf parasimpatis terutama memberikan persarafan pada nodus sinoatrial,atrioventrikular dan serabut serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke ventrikel kiri. Persarafan simpatis eferen pereganglionik berasal dari medulla spinalisthorakal atas, yaitu thorakal 3- 6, sebelum mencapai jantung akan melalui plexus cardialis kemudian berakhir pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post 7ndocardiu akan menjadi saraf cardialis untuk masuk ke dalam jantung. Persarafan parasimpatis berasal dari pusat nervus vagus di medulla oblongata; serabut serabutnya akan bergabung dengan serabut simpatis di dalam plexus kardialis. Rangsang simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.1,2,3

Mikroskopik

Susunan umum pembuluh darah yaitu : 4 Tunika intima o Terdiri atas endotel, bagian dalam terdapat endotel yang merupakan lapisan jaringan ikat. o Terdapat lamina elastika interna yang merupakan batas antara tunika intima dengan tunika media. Tunika media o Terdiri atas serat otot sirkular o Anyaman serabut elastin halus yang terdapat diantara sel otot polos o Antara tunika media dan tunika adventisia terdapat lamina elastika interna Tunika adventisia o Terdiri dari selapis lebar jaringan ikat. o Pada vena lapisan adventisia lebih tebal daripada di arteri. Antara sel endotel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan junctional complex. 7

Sel endotel mesekresi factor-faktor yang mencegah pembekuan darah dan mensekresi factorfactor yang memelihara tonus otot polos pembuluh darah. Arteri memiliki tiga tipe yaitu arteri besar (elastic), arteri sedang (muscular), arteri kecil (arteriol) Tabel 1. Tipe-tipe Arteri4,5 Pembeda Fungsi Arteri Besar Menyalurkan darah Arteri Sedang , Membagi darah Arteri Kecil ke Mendistribusikan darah

meredam tekanan yang organ disebabkan sitol jantung, membutuhkannya menjaga darah agar tetap

yang ke organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah kedalam kapiler

aliran (distributing arteries) mulus

(conducting arteries) Diameter T. intima 2,5 cm 0,4 mm dengan 50-300m

Endotel dengan lamina Endotel basalis lamina basalis Subendotel terdiri dar Sebendotel jaringan kolagen,elastin otot polos. Terdapat elastika interna lamina ikat dan

terdiri

dari sedikit jaringan ikat Terdapat elastika interna Otot polos sirkular, kolagen , beberapa serat elastin Tidak fibroblast Terdapat lamina mempunyai Mempunyai satu-dua lapis otot polos. Mempunyai elastika interna lamina lamina

T. Media

Lapisan lebih tebal Serat elastin, kolagen, dan sel-sel otot polos Beberapa fibroblast

elastika eksterna 8

T. adventisia

Terdiri dari jaringan Tebal lapisan jaringan ikat dan fibroblast Lebih tipis dari tunika media Terdapat serat elastin Terdapat vasa vasorum dan serat saraf Vasa vasorum terdapat dari tunika adventisia sampai tunika media ikat kira-kira sama dengan medianya beberapa Kandungan kolagen tebal T.

Tunika tipis dan

adventisia kurang

berkembang

yang tinggi dengan fibroblast Serat terkonsentrasi lamina eksterna elastic di elastika

Selain itu, terdapat metarteriol yang merupakan arteriol dengan ukuran terkecil, otot polsnya tunggal, satu dengan lainnya ada jarak. Fungsinya sebagai sfingter yaitu mengatur darah ke kapiler. Vena mempunyai fungsi sebagai pembawa darah dengan tekanan darah kembali ke jantung. Terdapat tiga jenis vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Dinding vena lebih tipis, lunak dan kurang elastic daripada dinding arteri, dan mempunyai tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia. Vena mempunyai katupp untuk mencegah aliran darah kembali. Vena berjalan mendampingi arteri, unsure jaringan ikatnya lebih mencolok, unsure otot polos dan elastinnya tidak mencolok. 5,6 Katup pada vena merupakan lipatan intima dan ditengahnya diperkuat jaringan ikat. Fungsi dari katup adalah mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali k arah arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah. Venula merupakan vena dengan ukuran diameter 15-20 m dan terdiri atas satu lapis endotel, mempunyai permeabilitas yang sangat tinggi.4

Vena kecil adalah diameter venula makin lama makin besar. Sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot bertambah banyak mengelilingi endotel. 4 Tabel 2. Ciri-ciri vena sedang dan vena besar5 Pembeda T. Intima Vena Besar Sama dengan vena sedang Vena Sedang Selapis sel endotel Kadang terdapat jaringan ikat dibawahnya T. Media Kurang sempurna perkembangannya bahkan tidak ada. Jika ada, strukturnya mirip dengan vena sedang T. Adventisia Beberapa kali lebih tebal dari tunika mediannya Terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal Terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal Lebih tebal daripada tunika medianya, terdiri atas jaringan ikat dan otot polos Lebih tipis dari arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada otot polos

Selain itu, terdapat arteri dan vena khusus. Yang termasuk dalam arteri khusus adalah arteri koronaria dimana dindingnya lebih tebal daripada arteri lainnya, tunika medianya tebal dan terbagi atas 2 lapisan luar dan dalam. Arteri umbilikalis dimana tunika elastika interna tidak ada, tunika medianya terdiri dari 2 lapis otot polos. Vena-vena khusus tidak mempunyai otot polos dan tidak mempunyai tunika media misalnya vena-vena serebral dan meninges, sinus duramater, piamater, medulla spinalis vena retina, dan lain-lain. Vena ini mempunyai otot polos setebal vena umbilikalis.

10

Kapiler darah merupakan tempat pertukaran zat. Dinding selapis endotel atau hanya tunika intima saja. Umumnya lebih besar sedikit 11ndocardiu dengan eritrosit dan hanya dapat dilalui satu eritrosit saja. Sel yang menonjol ke dalam lumen disebut sel endotel sedangkan sel yang menonjol ke luar lumen itu disebut sel perisit. Terdapat tiga jenis kapiler darah yaitu:5 Kapiler tipe visceral yang sel endotel berpori atau bertingkap atau berjendela. Sangat permeable. Terdapat di pancreas, usus, kelenjar endokrin dan ginjal Kapiler tipe muscular, sel endotel yang kontinyu. Terdapat di otot jaringan saraf pusat. Ujung-ujung endotelnya dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yangmembentuk sawar sarah otak Sinusoid, bangunan yang berbentuk rongga. Pembuluh darah relative berdinding tipis dan lumen relative besar dibandingkan dengan kapiler dan dilalui oleh darah dan cairan limf. Terdapat di hati, lien, dan lain-lain. Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu 11ndocardium, miokardium dan epikardium. Rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung melekat. Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat. Katup jantung terdiri atas lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus. Dalam jantung terdapat serat purkinye yang mempunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar dari pada serat otot jantung biasa. Serat purinye lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma dan mempunyai jumlah myofibril sedikit terletak ditepi serat.5,6 Fungsi dan Mekanisme Sistem Kardiovaskular

Aktifitas Kerja Listrik Jantung Kontraksi sel jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membrane sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaiu 99% adalah sel kontraktil yang melakukan kerja mekanis yaitu memompa, sel-sel ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. 1% adalah sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk sel-sel pekerja.7 Sel otot ritmik jantung tidak mempunyai masa istirahat yang mantap atau tidak memiliki potensial istirahat. Sel 11

tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu dengan membrane mereka secara perlahan mengalami depolarisasi atau bergeser antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai pada saat mengalami potensial aksi. Melalui siklus tersebut secara berulang-ulang, sel-sel otot ritmis ini secara klinis mencetuskan potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh permukaan jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Aktivitas listrik jantung:1,7

Grafik 1. Aktifitas Pemacu Sel Otoritmik


Sumber: www.blogspot.com

o Penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang berlangsung dengan pengeluaran lamban Na+ ke dalam. o Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara potensial-potensial aksi karena saluran K+ diinaktifkan. o Permeabilitas membrane terhadap ion Na+ tidak berubah o Pemasukan ion Na+ tidak seimbang dengan pengeluaran ion K+ o Pemasukan ion Na+ yang terus menerus menyebabkan kenegatifan sel berkurang secara lambat terjadi proses depolarisasi lambat, sampai mencapai ambang letup mengaktifasi channel Ca++ sehingga ion Ca++ masuk dengan cepat terjadi fase naik potensial aksi 12

o Fase penurunan terjadi saat channel K+ repolarisasi

mengeluarkan cepat K+ terjadi

System penghantar khusus mampu membentuk rangsang (impuls) tanpa rangsangan dari luar, terdiri dari:7 o o Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena cava superior Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertautan atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel o Jaras intermodal (intermodal pathway), terdiri dari tiga jaras yaitu o Anterior : berkas bachman membentuk cabang yang menembus septum atrium menuju atrium kiri Middle Posterior : berkas Wenchkebach : berkas Torel

Berkas His, suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel , tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkan kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.

Serat purkinye, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel

Kecepatan pembentukan impuls berbagai system penghantar khusus berbeda-beda sehingga kecuraman depolarisasi lambat berbeda. Urutan kemampuan system penghantar khusus adalah simpul SA : 80-100/menit, simpul AV : 40-60/menit, simpul purkinye : 20-40/menit. Selsel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi adalah simpul SA. Sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus. Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls dari simpul SA melalui gap junction keseluruh atrium kanan.

13

Simpul SA melalui cabang berkas bachman (interatrial band) ke atrium kiri melalui gap junction ke miokardium atrium kiri. Depolarisasi dan kontraksi atrium kanan dan kiri secara bersamaan. Simpul SA melalui intermodal pathway menuju simpul AV dihantarkan lebih lambat, kelambatan ini menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisian ventrikel sempurna. Impuls ini tertunda selama sekitar 0,1 det (perlambatan nodus AV, AV nodal delay) yang memungkinkan atrium mengalami depolarisasi sempurna dan berkontraksi mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi.

Gambar 4. Sistem Hantaran Khusus di jantung


Sumber: www.blogspot.com

Irama jantung berasal dari simpul SA dan penyebaran impuls seperti yang telah disebutkan sehingga jantung berdenyut normal disebut dengan irama sinus.1 Bila simpul SA gagal membentuk impuls spontan maka fungsi simpul SA akan diambil alih oleh system penghantar khusus yang lain yang tercepat membentuk yaitu simpul AV. Pada keadaan normal simpul SA sebagai penentu irama dasar kerja jantung (pacemaker).1 Potensial aksi di sel otot jantung kontraktil walaupun dimulai oleh sel-sel pemacu di nodus, cukup bervariasi dalam mekanisme ionic dan bentuknya dibandingkan dengan potensial nodus SA. Membrane sel kontraktil pada dasarnya tetap berada dalam keadaan istirahat sebesar -90 mV sampai tereksitasi oleh aktivitas listrik yang merambat dari pemacu. Setelah membrane eksitasi , timbul potensial aksi melalui

14

hubungan rumit antara perubahan permeabilitas dan perubahan potensial membrane sebagai berikut,7 o Fase depolarisasi cepat (fase 0), peningkatan tiba-tiba permeabilitas membrane untuk ion Na sehingga pemasukan Na banyak menyebabkan potensial intrasel naik 30 mV o Permeabilitas membrane untuk ion Na segera turun terjadi fase repolarisasi (fase 1) dipertahankan oleh potensial membrane selama beberaa ratus mili detik dan menghasilkan fase datar(plateau phase) potensial aksi. o Perubahan voltase mendadak yang terjadi selama fase naik potensial aksi menimbulkan dua perubahan permeabilitas bergantung-voltase yang bertanggung jawab

mempertahankan fase tersebut : pengaktifan saluran Ca lambat (fase 2) dan penurunan mencolok permeabilitas K. pembukaan saluran Ca menyebabkan difusi lambat Ca masuk ke dalam sel karena konsentrasi di extrasel lebih besar. Fase plateau diikuti inaktifasi channel Ca, pemasukan Ca kedalam sel menurun. o Fase penurunan potensial aksi yang berlangsung cepat terjadi akibat inaktivasi saluran Ca dan pengaktifan saluran K. Penurunan permeabilitas Ca menyebabkan Ca tidak lagi masuk ke dalam sel, sedangkan peningkatan mendadak permeabilitas K yang terjadi bersamaan menyebabakan difusi cepat K (repolarisasi cepat fase 3). Potensial membrane kembali ke keadaan semula (fase 4) istirahat mantap.

Grafik 2. Potensial aksi di Sel Kontraksil Otot


Sumber: www.wordprez.com

15

Siklus Jantung Sistem sirkulasi darah dalam tubuh diperankan oleh kerja jantung. Siklus jantung secara garis besar terdiri atas dua fase, yaitu:7 o Fase sistol (kontraksi) = pengosongan o Fase diastole (relaksasi) = pengisian Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah, kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung. Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih ada dalam keadaan diastole. Karena aliran darah yang kontinyu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Siklus jantung dapat dibedakan menjadi tujuh fase yaitu 7 o Relaksasi isovolumenterik ventrikel (volume tetap, semua katup tertutup) o Pengisian cepat ventrikel o Pengisian lambat ventrikel o Sistol atrium o Kontraksi isovolumenterik ventrikel o Ejeksi cepat o Ejeksi lambat Awal diastole ventrikel, atrium masih relaksasi sehingga tidak ada darah masuk atau keluar, katup masih tertutup. Darah dari vena besar mengalir ke atrium meningkatkan tekanan intrasel, volume naik, tekanan atrium naik dan katup AV terbuka, darah mengalir cepat ke ventrikel (pengisian cepat ventrikel) diikuti pengisian lambat (pengisian lambat ventrikel). Pengisian cepat dan lambat meliputi 70% pengisian ventrikel. Akhir fase diastole ventrikel, potensial simpul SA mencapai ambang letup terjadi potensial aksi dan kontraksi atrium. Penyebaran impuls ke seluruh ventrikel merupakan depolarisasi ventrikel. Awal kontraksi ventrikel terjadi peningkatan tekanan ventrikel yang curam sama dengan kontraksi isovolumenterik ventrikel menyebabkan semua katup tertutup. Bila tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan aorta maka katup semilunar aorta terbuka darah dipompakan cepat ke aorta yang disebut fase ejeksi cepat disusul ejeksi lambat.

16

Vasodilatasi dan Vasokonstriksi Perubahan metabolic yang menghasilkan vasodilatasi antara lain, pada kebanyakan jaringan adalah penurunan tegangan O2 dan pH. Perubahan ini menyebabkan relaksasi arteriol dan sfingter prakapiler. Peningkatan tegangan CO2 dan osmolaritas juga mendilatasikan pembuluh. Peningkatan suhu menimbulkan efek vasodilatator langsung, dan penignkaran suhu di jaringan aktif membantu proses vasodilatasi. K adalah substansi lain yang terakumulasi setempat, memperlihatkan aktivitas vasodilatator dan mungkin berperan ada dilatasi yang terjadi di otot rangka.1 Laktat juga yang ikut berperan dalam dilatasi. Saraf simpatis yang menyebabkan konstriksi arteriol dan vena serta meningkatkan frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup, melepaskan impuls dengan cara tonik, dan tekanan darah disesuaikan dengan variasi kecepatan pelepasan impuls tonik ini. Aktivitas reflex spinal mempengaruhi tekanan darah dilakukan oleh sekelompok neuron di medulla oblongata yang disebut daerah vasomotor. Impuls yang mencapai medulla juga mempengaruhi frekuensi denyut jantung melalui pelepasan impuls vagus ke jantung. bila pelepasan impuls vasokonstriktor meningkat, konstriksi arteriol dan tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, penurunan pelepasan impuls vasomotor menimbulkan vasodilatasi, penurunan permukaan tekanan darah dan peningkatan simpanan darah dalam cadangan vena. Biasanya juga terjadi penurunan pada frekuensi denyut jantung, tetapi hal ini terutama

disebabkan oleh stimulasi persarafan vagus. Neuron praganglion yang merupakan bagian dari system ini mengaktifkan neuron pascaganglion yang menuju pembuluh darah di otot rangka yang secara anatomis bersifat simpatis namun mensekresi asetilkolin. Perangsangan system ini menimbulkan vasodilatasi di otot rangka, tetapi peningkatan aliran darah yang terjadi menyebabkan penurunan dan bukan peningkatan konsumsi O2. Hal ini menunjukan bahwa darah dialihkan melalui pembuluh transit dan bukan melalui kapiler. Sekresi epinefrin dan norepinefrin medulla adrenal tampaknya meningkat bila system ini dirangsang. Perannya pada manusia tidak pasti namun, tetapi diduga system vasodilatator simpatis bertanggung jawab pada terjadinya pingsan dalam situasi emosi. Suatu keadaan meningkatnya aktivitas saraf otonom yang menyebabkan vasodilatasi secara mendadak disebut dengan syok neurogenik atau pingsan.1 Curah Jantung dan Volume Tekanan Kontraksi berulang miokardium adalah denyut jantung. Jumlah darah yang dipompa keluar per denyutan adalah volume sekuncup (stroke volume). Curah jantung (cardiac output)

17

adalah volume darah yang dipompa per menit bergantung pada hasil kali kecepatan denyut jantung (heart rate, HR) dan volume sekuncup (stroke volume, SV). Peningkatan cruah jantung dapat terjadi karena peningkatan kecepatan denyut jantung atau volume sekuncup. Curah jantung dapat meningkat atau menurun akibat dari gaya gerak yang bekerja secara intrinsik atau ekstrensik pada jantung. Pengaturan intrinsik curah jantung ditentukan oleh panjang serabut otot jantung. Pengaturan eksternal adalah efek dari rangsangan saraf pada jantung. a) Pengaturan Intrinsik Pengaturan intrinsik berkaitan dengan mekanisme hukum starling, yaitu berkaitan dengan end diastolik volume (EDV) dimana EDV semakin besar maka kontraksi akan semakin kuat yang mengakibatkan stroke volume meningkat. Tetapi hanya dalam batas EDV tertentu, bila EDV terlalu besar justru akan mengakibatkan kontraksi dan stroke volume menurun. b) Pengaturan Ektrinsik Pengaturan ektrinsik berkaitan dengan faktor saraf dan zat kimia dalam darah, dimana faktor ektrinsik ini tidak berpengaruh pada panjang serat otot. Ada beberap azat kimia yang dapat mengiatkan atau menghambat jantung untuk melakukan pengaturannya yaitu epinefrin yang dilepaskan oleh serabut saraf simpatis akan menggiatkan kerja jantung, digitalis dan tiroksin juga menggiatkan semntara itu asetilkolin dan barbiturata bersifat menghambat kerja jantung. Pemeriksaan EKG (Elektorkardiogram) Sadapan-sadapan Elektrokardiografik Sadapan I. Sewaktu merekam sadapan anggota badan I, ujung negatif elektokardiograf dihubungkan ke lengan kiri. Oleh karena itu, kalau titik yang menghubungkan lengan kanan dengan dada bersifat elektronegatif, dibanding dengan titik yang menghubungkan lengan kiri, maka rekaman elektrokardiografnya akan menjadi positif yakni di atas garis voltase nol pada elektrokardiogram. Jika terjadi sebaliknya, rekaman elektrokariogramnya akan berada di garis bawah.

18

Sadapan II. Untuk merekam sadapan anggota badan II, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan ke lengan kanan dan ujung positifnya pada tungkai kiri. Oleh karena itu bila lengan kanan bersifat negatif dibandingkan dengan tungkai kiri, maka rekaman elektrokardiografnya akan positif. Sadapan III. Untuk merekam sadapan anggota badan II. Ujung negatif

elektrokardiografnya dihubungkan ke lengan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada tungkai kiri. Ini berarti bahwa rekaman elektrokardiografnya akan menjadi positif bila lengan kiri bersifat negatif dibandingkan tungkainya. Segitiga Eithoven. Segitiga ini mengambarkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri membentuk puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak di bagian atas segitiga itu menunjukkan titik-titik tempat kedua lengan berhubungan secara listrik dengan cairan yang terdapat di sekeliling jantung, dan puncak bawah merupakan titik tempat tungkai kiri berhubungan dengan cairan. Hukum Eithoven. Hukum eithoven menyatakan bahwa bila besar potensial listrik dapat diketahui setiap saat pada dua dari tiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial pada sadapan ketiga dapat ditemukan secara matematis hanya dengan menjumlahkan besar kedua potensial yang pertama.4

Grafik 3. Elektrokardiogram Sadapan Eithoven


Sumber: www.blogspot.com

19

Sadapan Dada (Sadapan Prekordial) Seringkali gambaran elektrokardiogram direkam dengan cara menempatkan sebuah elektrokardiogram pada permukaan anterior dada langsung di atas jantung, yakni pada salah satu titik di dada. Elektorda yang digunakan dihubungkan dengan ujung positif pada elektrokardiograf sedangkan ujung elektrode negatif yang disebut sebagai elektrode indiferen, dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri dan tungkai atas. Biasanya dari dinding anterio dada dapat direkam enam macam sadapan dada yang standar satu per satu, keenam elektroda dada di letakkan secara berurutan pada enam titik. Macam-macam rekaman tersebut dikenal sebagai sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6. Pada sadapan V1 dan V2, rekaman QRS dari jantung yang normal terutama negatif, sebab seperti elektroda dada pada sadapan ini lebih dekat basal jantung daripada apex, dan basal jantung merupakan arah ke negatifan selama berlangsungnya sebagian besar proses depolarisasi ventrikel. Sebaliknya kompleks QRS dalam sadapan V4, V5 dan V6 terutama positif sebab elektroda dada dalam sadapan ini terletak di sebelah apex jantung yang merupakan arah kepositifan selama berlangsungnya proses depolarisasi.4 Sadapan Anggota Badan Unipolar yang Diperbesar Sistem sadapan ini disebut juga augmented unipolar limb lead. Pada tipe perekaman ini, kedua anggoota badan dihubungkan melalui tahanan listrik dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkan anggota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif. Bila ujung positif terletak pada lengan kanan maka sadapan dikenal dengan aVR, bila pada lengan kiri aVL, dan bila pada tungkai kiri dikenal dengan sadapan aVF. Rekaman yang normal dari sadapan anggota badan unipolar yang diperbesar menghasilkan gambaran grafik aVR yang terbalik.4

20

Gambar 5. Sadapan Prekordial


Sumber: www.Wikipedia.id

Fungsi Peranan Enzim pada Sistem Kardiovaskuler Enzim kardiovaskuler dapat dibedakan menjadi enzim fungsional dan enzim non fungsional. Enzim Fungsional memiliki ciri sebagai berikut: Umumnya dibuat di dalam hati Terdapat dalam sirkulasi darah Substratnya juga terdapat dalam sirkulasi Bersifat kontinu Kadarnya lebih tinggi dalam jaringan Contoh enzim fungsional adalah lipoprotein, proenzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darahh. Enzim nonfungsional memiliki ciri sebagai berikut: Tidak berfungsi di dalam darah Substratnya tidak terdapat dalam darah

21

Kadarnya rendah di jaringan Kehadirannya dalam plasma dengan kadar lebih tinggi daripada keadaan normal merupakan indikasi kerusakan jaringan

Dapat digunakan untuk membantu diagnosa dan pengobatan suatu penyakit Beberapa enzim nonfungsional yang dapat digunakan untuk diagnosa suatu penyakit adalah enzim dari golongan transminase, beberapa diantaranya adalah:

1. Glutamic oxaloacetic trasminase (GOT) dan Glutamic pyruvic transminase (GPT) GOT merupakan enzim yang terlokalisasi di dalam mitokondria dan sitoplasma. Terbentuk dari pemindahan gugus asam aspartat ke asam alfa keto glutarat menjadi asam glutamat dan asam oxaloasetat. GPT merupakan enzim yang terlokalisasi di dalam sitoplasma. Memindahkan asam gugus amino alanin ke as. Alfa keto glutarat menjadi asam glutamat dan asam piruvat. Kadar enzim ini dalam serum pada manusia sehat rendah. Bila otot jantung yang mengandung kaya transimnase rusak akan mengakibatkan kadar GOT dalam jaringan meningkat. Kadar transminase GPT juga ikut meningkat tetapi bila kerusakan terjadi pada otot jantung makan kadar GOT akan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan GPT, sedangkan kerusakan organ hati akan mengakibatkan kadar GPT lebih meningkat dibandingkan kadar GOT, meskipun keduanya sama-sama meningkat.5 2. LDH (lactic dehidrogenase) Pada infrak miokard akut konsentrasi serum laktat dehidrogenase atau LDH naik dalam 24 jam setelah infark dan kembali ke normal dalam 5-6 hari. Kadar LDH yang tinggi juga terjadi pada pasien-pasien leukimia akut dan kronis ketika relapse (kambuh), pada karsinomatosis generalisata dan pada hepatitis akut.5 3. CPK (creatine phospho kinase) atau CK (creatin kinase)

22

Enzim ini tinggi dalam otot lurik. Pengukuran aktivitas kreatin fosfokinase serum akan sangat menunjang dalam diagnosa gangguan-gangguan mengenai otot terutama otot jantung. Gangguan infark miokaridum akut akan meninggikan kadar enzim ini di dalam serum jaringan. CPK mempunyai bentuk isozim dimer dalam jaringan manusia yaitu: CPK 1 (BB) : terdapat di dalam otak CPK 2 (MB) : terdapat dalam otot jantung CPK 3 (MM): terdapat di otot skelet Sasaran Pembelajaran A) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang struktur jantung secara makroskopik dan mikroskopik B) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami fungsi dan mekanisme kerja listrik jantung C) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami fungsi dan mekanisme siklus jantung D) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengaruh enzim pada system kardiovaskular

Kesimpulan Organ jantung merupakan ogran yang terdiri dari 4 ruangan yang memiliki sekat-sekat sebagai pembatas antar ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Jantung memiliki otot yang disebut miokardium yang berfungsi untuk kontraksi atrium dan ventrikel. Pembuluh darah memiliki 3 lapisan utama yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventitia serta terdapat lapisan serat elastin yang memisahkan antara tunika intima dan tunika media yaitu tunika elastika interna dan serat elastin pemisah antara tunika media dan tunika adventitia yaitu tunika elastika eksterna. Jantung mempunyai 1 siklus utama yang terdiri dari sistolik dan diastolik. Terdapat bagian dari otot jantung yang mengalami modifikasi menjadi serabut simpul saraf yang dapat menghasilkan impuls tanpa ada rangsangan dari luar yaitu simpul SA, simpul AV, internodular pathway, berkas his dan serat purkinye. Kerja jantung di pengaruhi oleh sistem saraf otonom, dan dapat dijaga keseimbangannya oleh reseptor baroreseptor dan kemoreseptor. EKG 23

dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu sadapan unipolar withoven, sadapan percardional, dan augmented extermitas. Enzim-enzim kardiovaskuler dapat digunakan untuk mendiagnosa kelainan yang terjadi pada jantung.

Daftar Pustaka 1. Hanafiah,Asikin,Sani.A,Sitompul B.S,dkk.Anatomy Jantung dan Pembulih

Darah.Jakarta:Fakultas Kedokteran Indonesia.1996;h7-13 2. 3. 4. Rilantono L.I,Baras.F, surwianti.P. Buku Ajar Kardiologi.Jakarta:1998;h13-9 Netter F. Atlas of Human Anatomy. USA: Saunders Elsevier. 2011 Eroschenko VP. Atlas histology di Fiore dengan korelasi fungsional. Jakarta : EGC. 2003;h30-6 5. 6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histology. Jakarta : EGC. 2002;h20-4 Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Jakarta: EGC. 2006;h333-45

24

You might also like