You are on page 1of 37

A.

Materi Pada mata pelajaran kimia kali ini akan mempelajari tentang ikatan kimia untuk Menjelaskan kecenderungan suatu unsur dalam mencapai kestabilannya, menggambarkan lambang Lewis unsur gas mulia (duplet dan oktet) dan unsur bukan gas mulia menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion, menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga dan menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi. Sedangkan Ikatan kimia merupakan daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999). Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa (Syukri, 1999). 1. Sifat Senyawa Ion Beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar (Baroroh, 2004). 2. Sifat Senyawa Kovalen Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999). B. Karekteristik Materi Pembelajaran kimia kali ini mengenai ikatan kimia yang memepelajari tentang reaksi ikatan kimia agar siswa dapat mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), Mencipta (C6) dengan melihat indikator yang ingin di capai dalam pembelajaran tersebut. Lebih jelas lagi tentang karekteristik materi dapat dilihat di Analisis Karekteristik Materi Dimensi Proses Kognitif dan Analisis Materi Pelajaran (AMP).(di Lampiran) 1|Page

C. Model Belajar Menurut Mc brein dan Brandt salah satu pendiri dari teori kontruktivisme. Konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan kepada penyelidikan tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penyelidik berpendapat setiap individu membina pengetahuan dan bukannya hanya menerima pengetahuan daripada orang lain. Sedangkan menurut briner, konturktuvisme adalah Murid membina pengetahuan mereka dengan menguji idea dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sedia ada, mengaplikasikannya kepada situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan binaan intelektual yang sedia wujud. Kedua teori tersebut menerangkan bagaimana seorang siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan kemampuannya dan beberapa pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, akan tetapi kedua teori tersebut memfokuskan terhadap pembelajaran Student Center (berpusat pada murid) bukan Teacher Center (berpusat pada guru). Pada pembelajaran kali ini dengan materi ikatan kimia menggunakan model Problem Base Instruction (pembelajaran berbasis masalah) karena dalam pembelajaran dengan model problem base instruction ini berupaya memberikan rangsangan kepada otak siswa terhadap masalah yang berkaitan dengan ikatan kimia. Adanya rangsangan tersebut akan meningkatkan siswa dalam kognitif dan metakognitif. Model pembelajaran Problem based instruction menggunakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah kehidupan nyata. Problem based instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata. Arends dalam Trianto (2007 : 68) menjelaskan bahwa Problem based instruction merupakan pendekatan belajar yang menggunakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi , mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Problem based instruction berpusat pada siswa. Problem based instruction merupakan salah satu dari berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengaktifkan siswa dalam belajar (Abbas dkk 2007: 8). Guru berkewajiban menggiring siswa untuk melakukan kegiatan . guru sebagai penyaji masalah, memberikan instruksi-instruksi, membimbing diskusi, memberikan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri . guru diharapkan dapat menberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Pelaksanaan Problem based instruction didukung dengan beberapa metode mengajar diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, penemuan dan pemecahan masalah.

Page | 2

Karakter Problem Based Instruction Arends dalam Trianto (2007: 69-70) menyatakan bahwa pengembangan Problem based instruction memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pengajuan pertanyaan atau masalah Problem based instruction menggunakan masalah yang berpangkal kehidupan nyata siswa dilingkungannya. Masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa sehingga tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa, selain itu masalah yang disusun mencakup materi pelajaran disesuaikan dengan waktu, ruang dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Adanya keterkaitan atar disiplin ilmu Apabila Problem based instruction diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran tertentu, hendaknya memilih masalah yang autentik sehingga dalam pemecahan setiap masalah siswa melibatkan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah tersebut. 3. Penyelidikan autentik Problem based instruction mewajibkan siswa melakukan penyelidikan autentik menganalisis dan merumuskan masalah, mengansumsi, mengumpulkan dan menganalisis data, bila perlu melakukan eksperimen, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah. 4. Menghasilkan dan memamerkan hasil suatu karya. Problem based instruction menuntut siswa menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang ditemukan. Siswa menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang ditemukan. Siswa menjelaskan bentuk penyelesaian masalah dan menyusun hasil pemecahan masalah berupa laporan atau mempresentasikan hasil pemecahan masalah di depan kelas. 5. Kolaborasi Problem based instruction memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil. Guru juga perlu memberikan minimal bantuan pada siswa, tetapi harus mengenali seberapa penting bantuan itu bagi siswa agar mereka lebih saling bergantung satu sama lain, dari pada bergantung pada guru. Problem based instruction mengacu pada inkuiri, kontruktivisme dan menekankan pada berpikir tingkat tinggi. Model ini efektif untuk mengajarkan proses proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa membangun sendiri pengetahuannya dan membantu siswa memproses informasi yang telah dimiliki. Problem based instruction menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Lingkungan belajar yang terbuka menuntut peran aktif siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah sehingga menjadi pembelajar yang mandiri. Page | 3

Page | 4

D. Strategi Pembelajaran Salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah strategi pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selanjutnya disebut CTL. Strategi CTL fokus pada siswa sebagai pembelajar yang aktif, dan memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang menggunakan kemampuan-kemampuan akademik mereka untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan nyata yang kompleks. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara materi yang mereka pelajari dengan pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Pemahaman konsep akademik yang dimiliki siswa hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan siswa. Pembelajaran secara konvensional yang diterima siswa hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari sekian macam topik, tetapi belum diikuti dengan pengertian dan pemahaman yang mendalam yang bisa diterapkan ketika mereka berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya. CTL adalah konstruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Pendekatan ini selaras dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi yang diberlakukan saat ini dan secara operasional tertuang pada KTSP. Kehadiran kurikulum berbasis kompetensi juga dilandasi oleh pemikiran bahwa berbagai kompetensi akan terbangun secara mantap dan maksimal apabila pembelajaran dilakukan secara kontekstual. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah. b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna. c. d. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman. e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam. f. g. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan. Page | 5

Secara lebih sederhana karakteristik pembelajaran kontekstual dapat dinyatakan menggunakan sepuluh kata kunci yaitu: kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa

aktif, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah CTL.

E. Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam rancangan rencana pembelajaran ini adalah ceramah plus dan diskusi problem solving, sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalampembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Yang digunakan pada pembelajaran ini metode pembelajaran ceramah plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Dalam pembelajaran kali ini menggunakan metode ceramah plus demosntrasi dan latihan. Metode ceramah ini dilengkapi dengan demonstrasi dan latihan secara langsung. Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.

Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Page | 6

Kelebihan Metode Demonstrasi : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelemahan metode Demonstrasi : a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

2. Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi. Pada diskusi ini menggunakan problem solving. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya. Page | 7

F. Gaya Belajar Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasana dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya. Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing. Rancangan rencana pembelajaran ini yang ingin ditingkatkan gaya belajar, antara lain : 1. VISUAL (Visual Learners) Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu : a. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar b. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi c. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak d. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi. e. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan f. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan g. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu

2.

AUDITORI (Auditory Learners ) Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa

memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama Page | 8

orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu : a. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas b. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio c. Cenderung banyak omong d. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya e. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis f. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain g. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll

3. KINESTETIK (Kinesthetic Learners) Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu : a. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar b. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak c. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar d. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar e. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing f. Menyukai praktek/ percobaan g. Menyukai permainan dan aktivitas fisik

Dengan menggunakan gaya belajar tersebut diharapakn siswa dapat memahami materi ikatan kimia lebih baik lagi. Teori otak menjelaskan bahwa permukaan otak kita (cortex cerebri) terdiri dari sel-sel otak (neuron) dan serabut-serabut saraf. Ada sel yang berfungsi membawa Page | 9

informasi menuju ke cortex, ada juga sel yang membawa perintah/informasi dari cortex ke bawah, tapi ada juga sel-sel di dalam cortex yang berfungsi menghubungkan antar sel di cortex, sel seperti ini dikenal sebagai sel interneuron. Sel interneuron ada yang bersifat inhibisi dan ada juga bersifat eksitasi. Sistem koneksisitas ini membuat suatu sistem sirkuit intrakortikal dan beberapa literatur menyatakan bahwa sistem tersebut membuat semacam pola atau pattern (template). Setiap sesuatu atau peristiwa ataupun kejadian, nantinya akan membentuk suatu pola (template), maka dikenal ada movement template, sensory template dan template lainnya. Antara satu sel dengan sel yang lain membentuk sinaps dan di dalam sinaps ini mengandung neurotransmitter, jenis neurotransmitter yang berfungsi tergantung jenis interneuron mana yang terstimulasi. Hal ini yang lebih membuatkerja otak semakin kompleks. Tidak berlebihan jika Richard Bandler menyebutnya sebagai brain juice. Sehingga siswa dapat menjadi asimilator (memperhatikan dan berpikir) dan konvergen (berpikir dan melakukan) secara baik.

G. Teori Otak Menurut Prof Roger Sperry, penerima Nobel tahun 1981 melalui penelitian panjangnya bertahun-tahun, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak, maka paradigma baru muncul dan berkembang. Hipotesisnya telah dibuktikannya sendiri bahwa setiap aktivitas yang berbeda memunculkan gelombang otak yang berbeda pula. Temuan ini sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang potensi dan kreativitas otak manusia. Hal yang mengejutkan, rata-rata otak membagi kegiatannya secara jelas ke dalam kegiatan "otak belahan kiri" (korteks kiri) dan kegiatan "otak belahan kanan" (korteks kanan). Saat korteks kanan sedang aktif, korteks kiri cenderung tenang atau istirahat, demikian sebaliknya. Kegiatan yang paling mudah diamati tentang pergantian aktivitas otak adalah saat kita berjalan. Kaki kanan digerakkan oleh aktivitas otak belahan kiri, saat kaki kiri bergerak otak belahan kanan mengambil alih. Setiap otak memiliki keterampilan yang khas dalam urutan kerja yang sangat rapi. Kondisi penuh harapan dari olahan dan kembangan penemuan ini adalah setiap orang memiliki banyak sekali keterampilan intelektual, berpikir, dan kreativitas, yang belum digunakan sepenuhnya. Mengacu pada beberapa definisi bakat terdahulu, jelas bahwa bakat-bakat yang dipenuhi oleh potensi intelektual, keterampilan dan kreativitas masih dapat terus digali dari diri kita. Hal ini memberikan harapan besar dan makna sangat dalam, yakni kita tidak pernah menduga bahwa ternyata kita bukannya tidak berbakat menggambar atau tidak berbakat matematika. Yang terjadi adalah kita tidak memberi kesempatan pada kedua belahan otak untuk menggalidiri dan unjuk maksimal. Page | 10

Jika dalam dunia pendidikan, kebanyakan sistem pendidikan yang terdapat di dunia lebih menjurus kepada aliran pemikiran otak kiri. Siswa di seluruh dunia dilatih untuk membuat keputusan dan melakukan satu-satu tindakan berdasarkan logik, rasional dan yang mendapat pulangan materi semata-mata. Ciri-ciri pemikiran otak kiri lebih ketara apabila pelajar memasuki gerbang universiti. Jika dikategorikan dalam ilmu teknik berfikir, gaya berfikir menggunakan otak kiri ini bolehlah dikelaskan sebagai gaya pemikiran vertikal. Gaya berfikir seperti ini sangatsangat memerlukan sebab-sebab rasional dan logik; segala keputusan mesti berdasarkan sebab dan akibat, pengalaman-pengalaman yang lalu dan mesti mempunyai rujukan; setiap idea mesti berasaskan logik dahulu kemudian baru boleh dilaksanakan. Ringkasnya, segala idea dan imaginasi akan dikongkong oleh logik dan rasional. Para pelajar tidak akan bebas berfikir dan tidak mampu dan tidak berani melahirkan idea-idea baru apatah lagi idea-idea yang amat bertentangan dan dianggap pelik oleh individu-individu yang berfikiran konvensional. Fikiran konvensional adalah fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang telah kukuh dan diterima ramai sebelum ini. Jika ada idea-idea baru yang dilahirkan pun hanyalah berbentuk inovatif atau improvement daripada idea-idea sebelum ini, bukan berbentuk kreatif. Boleh jadi siswa, boleh cemerlang dalam akademik tetapi mungkin mereka tidak akan menghargai apa yang telah dipelajari. Sekiranya para pelajar dilatih lebih menggunakan otak kanan, mereka akan menjadi lebih kreatif dalam mengeluarkan idea. Idea-idea yang dilahirkan adalah lebih bebas, abstrak dan tidak terkongkong oleh fikiran-fikiran lama /

konvensional. Berbeda daripada corak pemikiran otak kiri, dalam gaya pemikiran otak kanan, logik dan rasional akan menyokong imaginasi bukan imaginasi menyokong logik dan rasional. Di dalam ilmu teknik berfikir, gaya pemikiran otak kanan ini dikenali sebagai gaya pemikiran lateral. Jika gaya pemikiran ini diterapkan dengan lebih sistematik di sekolah-sekolah dan institusiinstitusi pendidikan tinggi, maka kemajuan teknologi sudah pasti akan lebih terkehadapan daripada yang kita lihat hari ini. Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan tahun sembilan puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5) bahwa diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi tentang emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997, Goleman, 1995). Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan Page | 11

kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah impuls untuk bertindak. Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri, bekerja secara sinergis dan harmonis. Manusia yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan sumber rasio, yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah kerja neocortex yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan dan strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11). Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan emosional seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan tentang kesenangan dan keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun keterkaitan sistem lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak, yang menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak memiliki kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa belajar panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam 'pabrik' otak ini. Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem dekat dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio). Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi.Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York University menemukan peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input langsung melalui alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat memberikan respons sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia sebelum ia berfikir. Dalam perkembangan pendidikan terbaru saat ini, musik klasik (dengan ketukan tertentu yang selaras dengan detak jantung manusia, jadi tidak semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar di ruang-ruang kelas. Buku-buku pendidikan dengan penjualan best seller international, seperti Quantum Learning, Quantum Teaching dan The learning Revolution, semuanya mempromosikan musik klasik untuk digunakan sebagai program belajar. Sebagai dampak dari ide yang kompak dan serempak ini, beberapa lembaga pendidikan saat ini sedang berlomba-lomba membunyikan musik klasik sebagai pengiring kegiatan belajar mengajar di kelas. Fenomena ini bisa kita sebut sebagai efek promosi Quantum Learning. Efek promosi Quantum Learning ini juga merembet ke lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah. Banyak lembagaPage | 12

lembaga kursus dan pelatihan di kota-kota besar Indonesia saat ini yang memperdagangkan program-program learning skill berbasis Quantum Learning. Lalu mengapa musik klasik? Atau bahkan mengapa musik digunakan dalam program belajar? Alasannya karena musik merupakan salah satu makanan penting dari otak kanan. Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang melulu bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang ini kemudian cepat menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Otak kanan yang tidak punya kerjaan tadi kemudian berfungsi sebagai pengganggu saudaranya, otak kiri yang sedang pusing dengan rumus-rumus dan hafalan. Di sinilah fungsi musik klasik (begitu pula warna-warni dan gambar) dalam belajar. Ia memberi sebuah aktifitas bagi otak kanan sehingga ia tidak lagi mengganggu otak kiri di saat belajar.

H. Evaluasi Evaluasi adalah pengontrolan atas kemampuan siswa memahami materi pembelajaran yang dilihat dari kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran kali ini evaluasi yang digunakan adalah penilaian kognitif yang berupa (PG dan Uraian), penilaian afektif dalam diskusi dan psikomotorik

Page | 13

Daftar Pustaka Briner,M.(1999).[Online]Available:http://carbon.cudenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.h tml Brooks,J.G. & Books,M.G. (1999). The Courage To Be Constructivist.Educational Leadership, 57(3). Brooks,J.G. & Brooks,M.G. (1993). In Search Of Understanding: The Case For Constructivist Classrooms. Alexandria, VA:Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD) Dick,M.H. (1994). An Instructional Designers View Of Constructivism. Educational Technology, May, 41-44.Ediati, Ratna. 2008. Kimia untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. http: skjasin.files.wordpress.com/.../konstruktivisme.pdf (13/12/12, 12:52) http://iendah09.wordpress.com/2010/01/17/model-pembelajaran-pbi-problem-based-instruction/ (13/12/12, 13:10) http://almasdi.unri.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=68:berita6&catid=25:the-project (13/12/12, 13:45) http://fs-galery.blogspot.com/2012/02/teori-otak-kanan-dan-otak-kiri.html (13/12/12, 13:45)

Page | 14

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu

: SMK Ibnu Rusyd : Kimia : Ikatan Kimia : X/1 : 2 Jam Pelajaran Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

Standar Kompetensi : 1.

Kompetensi Dasar

: 1.1 Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.

I.

Indikator Pembelajaran Dalam pembelajaran ini yang akan indikator, yaitu: (1) Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. (2) Menggambarkan lambang Lewis unsur gas mulia (duplet dan oktet) dan unsur bukan gas mulia. (3) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion (4) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga. (5) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi.

II. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran, diharapkan siswa mampu : (1) Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. (2) Menggambarkan lambang Lewis unsur gas mulia (duplet dan oktet) dan unsur bukan gas mulia. (3) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion (4) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga. (5) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi.

Page | 15

III. Materi Pembelajaran Materi pembalajaran yang dibahas dalam Ikatan Kimia, yaitu : 1. Aturan oktet 2. Lambang Lewis 3. Ikatan ion 4. Ikatan kovalen (tunggal, rangkap dan rangkap tiga) 5. Ikatan kovalen koordinasi.

III. Model/Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran 2. 3. 4. Model Strategi Metode : Kontruktuvisme : Contextual Teachers and Learning (CTL) : Ceramah plus/ penyampaian informasi, Diskusi problem solving method dan pemberian tugas 5. Pendekatan : Keterampilan proses : 70

IV. KKM

V. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Kegiatan TP Langkah-langkah Alokasi Waktu Pertama Kegiatan Awal 1,2, dan Pendahuluan - Guru memberikan salam - Beberapa siswa diminta mempresentasikan tugas baca tentang ikatan kimia - Guru menjelaskan aturan pengikatan kimia - Siswa di beri pertanyaan tentang aturan oktet dan duplet - Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok diskusi dengan materi berbeda-beda 15 menit

Tahap Persiapan 3

Page | 16

Kegiatan Inti Tahap Penyajian Materi Tahap Kegiatan Kelompok

- Guru menginformasikan kepada siswa tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan diskusi ikatan kimia Karakter : gemar membaca, rasa ingin tahu

65 menit

Eksplorasi - Mengkaji lembar masalah yang terdapat dalam ikatan kimia - Melakukan diskusi setiap kelompok mengenai ikatan kimia - Melakukan interpretasi data dan menyimpulkan hasil diskusi Karakter : rasa ingin tahu, kerjasama, tanggung jawab

Elaborasi - Presentasi hasil diskusi oleh wakil kelompok - Diskusi kelompok membahas contoh ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi Karakter : Toleransi dan kerjasama Konfirmasi - Diskusi kelas untuk menyamakan persepsi tentang ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan hidrogen dan ikatan koordinasi Karakter : Toleransi Kegiatan Akhir Membuat ringkasan setiap individu Karakter : tanggung jawab, jujur, disiplin Page | 17 10 menit

VI. Alat dan Sumber Belajar a. Buku Kimia Kelas X SMK; b. LKS, c. multimedia.

VII.

Penilaian Penilaian Uraian

1. Gambarkan terjadinya ikatan kovalen dengan menggunakan rumus titik elektron Lewis dari: a. HF b. PCl3 c. C2H4 d. C2H2 e. C2H6

2. Perhatikan pasangan atom unsur-unsur berikut?i) 11Na dengan 8O iii) 19K dengan 17Cl) 12Mg dengan 8O iv) 20Ca dengan 9F a. Gunakan rumus titik elektron Lewis untuk menjelaskan terjadinya ikatan ion! b. Tuliskan rumus senyawa ion yang terjadi? 3. Tuliskan pasangan ion-ion dan rumus senyawa ion yang terjadi pada tabel berikut. 4. Apa yang dimaksud dengan model lautan elektron menurut Drude dan Lorentz? 5. Jelaskan mengapa logam besi (Fe) dapat ditempa dan diulur, sedang batu kapur (kalsium karbonat, CaCO3) tidak dapat ditempa dan diulur.

Penilaian (Pilihan Ganda) 1. Pasangan senyawa di bawah ini yang merupakan senyawa ion adalah a. NaCl dan KBr b. CH4 dan NH3 c. SO2 dan HCl 2. Nomor atom unsur P, Q, R dan S adalah 6, 9, 11, dan 18. Pasangan unsur-unsur yang diharapkan dapat membentuk ikatan ion adalah a. P dan Q b. R dan Q c. Q dan S 3. Suatu senyawa dengan rumus molekul XY. Jika konfigurasi elektron atom X: 1s2 2s2 2p63s2dan konfigurasi elektron atom Y: 1s2 2s2 2p4, maka XY mempunyai ikatan a. Kovalen polar b. Kovalen non polar d. Elektrovalen e. Logam Page | 18 d. S dan R e. P dan S d. H2O dan KBr e. KCl dan HCl

c. Kovalen koordinasi 4. Pasangan unsur yang membentuk ikatan kovalen adalah a. b. c.


17X 12P 6R

dan 11Y dan 17Q

d. 20M dan 16T e. 19A dan 35B

dan 17Q d. Li2O, CaO, MgO e. IF5, CCl4, CF4

5. Deretan senyawa berikut ini tergolong senyawa kovalen, kecuali a. HF, HCl, HI b. BH3, BF3, CO2 c. H2O, NH3, CO2 6. Di antara senyawa berikut yang bukan molekul kovalen polar adalah a. HCl b. NaCl c. NH3 7. Di antara senyawa berikut yang paling polar adalah a. HF b. HCl c. F2 8. Di antara senyawa-senyawa berikut, (1) HF (2) NH3 a. (1),(2) dan (3) b. (1),(3) dan (4) c. (2), (3) dan (4) 9. Titik didih HF lebih tinggi daripada HCl. Hal ini disebabkan karena antara molekulmolekul HF terdapat ikatan a. Kovalen b. Ion c. Hidrogen 10. Pernyataan manakah berikut ini yang tidaktepat untuk senyawa BF3? a. terdapat ikatan kovalen b. terdapat pasangan elektron bebas c. bentuk molekulnya segitiga datar d. mempunyai momen dipol = 0 e. bentuk molekul oktahedral Page | 19 d. van der waals e. kovalen koordinat (3) H2O (4) HCl d. HBr e. HI d. H2O e. PCl3

Senyawa apa yang dapat membentuk ikatan hidrogen adalah d. (1), (2) dan (4) e. (4) saja

Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda 1. Jawab: A Syarat ikatan ion: golongan I A / II A berikatan dengan VI A / VII A Na dan K golongan I A Cl dan Br golongan VII A 2. Jawab: B
6P 9Q 11R 18S

= 2 4 = 2 7 = 281 = 288

Golongan IV A Golongan VII A Golongan I A Golongnan VIII A

3. Jawab: D X : 3s2 Golongan II A Y : 2p42s2 Golongan VI A 4. Jawab: C Syarat ikatan kovalen: golongan IV A, V A, VI A, VII A, dan H
17X 12P 6R

: 2 8 7 dan 11Y : 2 8 1 ikatan ion : 2 8 2 dan


17Q

: 2 8 7 ikatan ion

: 2 4 dan 17Q : 2 8 7 ikatan kovalen : 2 8 8 2 dan 16T : 2 8 6 ikatan ion : 2 8 8 1 dan 35B : 2 8 18 7 ikatan ion

20M 19A

5. Jawab: D Syarat ikatan kovalen: golongan IV A, V A, VI A, VII A, dan H Pilihan D : terdapat Ca dan Mg 6. Jawab: B Molekul Penyusun Keterangan Ikatan HCl Gas Gas 2 atom tidak sejenis : polar Kovalen polar NaCl Logam Gas NH3 Gas Gas PEI = 3 N golongan V A PEB = 5 3 = 2 Kovalen polar Page | 20 Ion Golongan II A

H2O Gas Gas PEI = 2 O golongan VI A Kovalen polar PCl3 Gas Gas PEI = 3 P golongan V A Kovalen polar 7. Jawab: A Paling polar beda keelektronegatifan besar HF golongan I A dan VII A maka elektronegativitasnya besar PEB = 5 3 = 2 PEB = 6 2 = 4

8. Jawab: A Syarat ikatan hidrogen: H berikatan langsung dengan N, F, atau O. Pilihan (1), (2) dan (3) benar. 9. Jawab: C HF H berikatan langsung dengan F, artinya ikatan hidrogen Ikatan hidrogen membuat senyawa mempunyai titik didih tinggi

Aturan penilaian Nilai = (skor yang didapat/skor maks) x 100 Contoh Format observasi sikap siswa Nama Disiplin Aktifitas Kerjasama Kejujuran Etika

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5 Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik

Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Latifudin Munaf, S.Pd

Adi Nugroho, S.Pd.Si Page | 21

NIP. LAMPIRAN II MATERI IKATAN KIMIA

KONFIGURASI ELEKTRON YANG STABIL Hampir semua atom membentuk ikatan dengan atom-atom lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian, yaitu unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari: helium (2He), neon (10Ne), argon (18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan radon (86Rn). Unsurunsur gas mulia hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan karena tidak reaktifnya maka sering disebut gas inert. Gas mulia yang paling dikenal adalah helium, neon, dan argon dengan struktur elektron (disebut rumus titik elektron Lewis) sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur Elektron Helium, Neon, dan Argon Kecuali helium yang memiliki 2 elektron (duplet), semua gas mulia memiliki 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya. Susunan yang demikian menurut Kossel dan Lewis sangat stabil, sehingga atom-atom gas mulia tidak menerima elektron ataupun melepaskan elektron terluarnya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gas mulia sangat stabil. Lambang Unsur 2He 10Ne 18Ar 36Kr 54Xe Tabel 1. Konfigurasi elektron gas mulia Elektron Jumlah Elektron Pada Kulit Valensi KLMNO 2 2 28 288 2 8 18 8 2 8 18 18 8 8 8 8 8

Atom-atom lain agar stabil berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. Kecenderungan ini bisa terjadi dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu dengan atom lainnya. Cara untuk mencapai hal itu adalah:

Page | 22

a. Melepaskan elektron terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation). Misalnya, atom Na yang tidak stabil melepaskan satu elektron valensinya menjadi
+

ion Na dengan konfigurasi elektron seperti neon.

Atom 11Na (2. 8. 1)

Ion 11Na 2. 8
+

Gambar 2. Perubahan Struktur Elektron Atom Na menjadi Ion Na b. Menerima tambahan elektron dari atom lain sehingga terjadi ion negatif (anion). Misalnya,
-

atom Cl yang tidak stabil menerima tambahan satu elektron, sehingga menjadi ion Cl dengan konfigurasi elektron seperti ar

Atom 17Cl (2. 8. 7)

Ion 17Cl 2. 8. 8
-

Gambar 3. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi Ion Cl Serah terima elektron yang terjadi dari penggabungan kedua cara di atas disebut ikatan ion. c. Menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Atom 17Cl (2. 8. 7) yang tidak stabil bisa menjadi stabil dengan cara menggunakan bersama satu pasang elekltron dengan atom klor yang lain sehingga terbentuk molekul fluor, F2. Dengan demikian masing-masing atom akan memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia argon (2. 8. 8). Pembentukan molekul dengan cara ketiga ini disebut ikatan kovalen.

Atom 17Cl Atom 17ClMolekul Cl2, setiap

Cl konfigurasi elektronnya 2.

8. 8 Gambar 4. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi Molekul Cl2 Page | 23

IKATAN ION Garam dapur yang disebut natrium klorida, NaCl merupakan contoh yang mudah untuk memahami terjadinya ikatan ion. Disini terjadi serah terima elektron, yaitu atom natrium
+

melepaskan sebuah elektron valensinya sehingga terjadi ion natrium, Na dan elektron ini
-

diterima oleh atom klor sehingga terjadi ion klorida, Cl . Na (2. 8. 1)


+

Na (2. 8) + e Cl (2. 8. 7) + e
-

Cl (2. 8. 8) Selanjutnya ion klorida dan ion natrium saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terjadi ikatan ion. Terbentuklah natrium klorida, NaCl.

Gambar 5. Serah Terima Elektron Pada Pembentukan Natrium Klorida, NaCl

Secara sederhana kristal NaCl digambarkan seperti berikut.

Page | 24

Gambar 6. Susunan Ion dalam Kristal Natrium Klorida, NaCl Mari kita perhatikan magnesium klorida, MgCl2. Setiap atom logam magnesium
2+

melepaskan dua elektron pada kulit terluarnya membentuk ion Mg . Dua elektron ini diserahkan
-

kepada dua atom non-logam klor sehingga terbentuk dua ion klorida, Cl .

Mg (2. 8. 2)
2+

Mg (2. 8) + 2e [ Cl (2. 8. 7) + e
-

Cl (2. 8. 8) ] 2x Ion-ion magnesium dan klorida melakukan tarik-menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terbentuk MgCl2. Lihat gambar 7 berikut.

Gambar 7. Ikatan Ion yang terbentuk pada Magnesium Klorida, MgCl2 Senyawa-senyawa seperti NaCl dan MgCl2 yang berupa padatan terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik. Ikatan ion terjadi antara atom-atom logam dengan non-logam. Dalam ikatan ion jumlah elektron yang dilepas logam sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh non-logam. muatan
+

Satu ion Na : 1 x (1+) = 1+

seimbang Page | 25

Satu ion Cl : 1 x (1-) = 1Jadi rumus natrium klorida adalah Na1Cl1, tetapi sering ditulis sebagai NaCl muatan
2+

Satu ion Mg : 1 x (2+) = 2+

seimbang
-

Dua ion Cl : 1 x (1-) = 2Rumus magnesium klorida adalah Mg1Cl2, tetapi sering ditulis sebagai MgCl2
3+ 2-

Aluminium oksida yang mengandung ion Al


3+ 2-

dan ion O , muatannya menjadi seimbang

jika dua ion Al berikatan dengan tiga ion O . muatan


2+

Satu ion Mg : 1 x (2+) = 2+

seimbang
-

Dua ion Cl : 1 x (1-) = 2 Rumus aluminium oksida adalah Al2O3. Dengan cara yang sama berlaku pula untuk
2+

ion yang lebih kompleks, misalnya kalsium nitrat yang dibentuk dari ion Ca
2+

dan ion NO3 .


-

Muatan kedua ion ini akan seimbang jika satu ion Ca rumus kalsium nitrat adalah Ca(NO3)2.

berikat-an dengan dua ion NO3 . Jadi

a. Atom-atom membentuk ikatan ion melalui serah terima elektron. Atom yang melepas elektron membentuk ion positif (kation), atom yang menerima elektron membentuk ion negatif (anion). b. Ion-ion memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. c. Ikatan ion merupakan gaya tarik menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif. d. Ikatan ion terbentuk dari atom logam dengan atom non logam. e. Dalam senyawa ion banyaknya muatan positif dan muatan negatif adalah seimbang.

Page | 26

IKATAN KOVALEN Zat-zat lain di sekitar kita berupa molekul-molekul gas, cair, dan ada beberapa zat berupa padatan tersusun atas atom-atom yang menggunakan ikatan kovalen. Atom-atom yang sama atau hampir sama keelektronegatifannya cenderung membentuk ikatan kovalen dengan menggunakan pasangan elektron bersama. Hampir semua senyawa kovalen terbentuk dari atom-atom nonlogam. Dua atom nonlogam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang dijadikan milik bersama. Senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa kovalen. Atom hidrogen memiliki sebuah elektron pada kulit pertamanya, agar konfigurasi elektronnya penuh seperti gas mulia helium maka hidrogen memerlukan satu elektron lagi (gambar 8). Gas hidrogen yang merupakan molekul H2 terdiri dari dua atom hidrogen yang saling menyumbangkan elektronnya sehingga masing-masing atom hidrogen memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Jika kita perhatikan gambar 8, elektron pada atom pertama diberi tanda titik kecil dan atom lainnya dengan titik besar. Pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen ditandai oleh garis penghubung (-).

Gambar 8. Konfigurasi Elektron Hidrogen dan Helium

Gambar 9. Ikatan Kovalen antara Dua Atom Hidrogen

Air mengandung molekul H2O. Atom oksigen yang mempunyai 6 elektron valensi membutuhkan 2 elektron lagi agar seperti gas mulia. Kedua elektron itu diperoleh dari dua atom hidrogen. Jadi atom oksigen dapat membentuk dua ikatan kovalen dalam molekul H2O.

Page | 27

Pembentukan molekul metana, CH4 dapat kita ikuti pada gambar 11. Atom karbon dengan konfigurasi elektron 2. 4 memerlukan 4 elektron tambahan agar seperti gas mulia neon, sehingga karbon membentuk 4 ikatan kovalen.

Beberapa atom dapat membentuk ikatan rangkap. Pada ikatan kovalen tunggal mengandung dua elektron, ikatan kovalen rangkap dua mengandung empat elektron, sedang dalam ikatan rangkap tiga terdapat enam elektron. Pada molekul karbon dioksida, CO2 terdapat dua buah ikatan rangkap dua. Ketiga atomnya sekarang masingmasing memiliki 8 elektron terluar. Sedang pada molekul nitrogen, N2 setiap atomnya menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersamasama sehingga setiap atom N memiliki elektron valensi 8.

Molekul CO2 Molekul N2 Gambar 12. Ikatan rangkap dua pada CO2 dan rangkap tiga pada N2

IKATAN KOORDINASI Tidak semua ikatan kovalen yang terjadi, elektron-elektronnya diperoleh dari sumbangan atom-atom yang membentuk ikatan. Beberapa molekul ada yang pasangan elektronnya berasal dari salah satu atom saja, sedang atom lainnya menggunakan pasangan elektron itu untuk berikatan. Molekul NH3 mempunyai satu pasang elektron yang belum digunakan bersama, sedang
+

ion H dapat menerima satu pasang elektron untuk menjadi lebih stabil karena mempunyai konfigurasi elektron helium. Oleh karena itu pasangan elektron tersebut dapat digunakan bersama
+ + +

oleh molekul NH3 dan ion H sehingga terbentuk ion amonium, NH4 . Ikatan antara NH3 dengan ion H ini juga merupakan ikatan kovalen yang diberi nama ikatan kovalen koordinasi. Adanya ikatan kovalen koordinasi ditandai dengan anak panah .

Page | 28

Gambar 13. Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi pada Ion Amonium, NH4

STRUKTUR RUANG DAN BENTUK MOLEKUL

Pasangan elektron tersebut dapat berupa pasangan elektron yang membentuk ikatan (PEI) dan pasangan elektron yang tidak membentuk ikatan atau pasangan elektron bebas (PEB). Hubungan banyaknya pasangan elektron dengan struktur ruang disajikan pada Tabel 2. Sering ditemui bentuk suatu molekul tidak sesuai dengan struktur ruangnya. Hal ini disebabkan adanya beberapa molekul yang mempunyai pasangan-pasangan elektron yang tidak digunakan untuk berikatan (pasangan elektron bebas). Pada Tabel 2 juga dicontohkan beberapa molekul dengan atom pusat dilembangkan A, atom-atom yang terikat pada atom pusat diberi lambang X, dan pasangan elektron bebas diberi lambang E. Tabel 2. Struktur Ruang Molekul

Page | 29

Page | 30

IKATAN LOGAM DAN SIFAT-SIFATNYA Drude dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam sebagai suatu kristal terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah elektron yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas bergerak. Hal ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik, dan juga mengkilat. Gambar 19 berikut mengilustrasikan suatu model logam dengan elektron-elektron membentuk suatu lautan muatan negatif.

Page | 31

Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat ditempa menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki titik leleh dan kerapatan yang tinggi. Logam dapat dimampatkan dan direntangkan tanpa patah, karena atom-atom dalam struktur kristal harus berkedudukan sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada kedudukan yang sama. Hal ini disebabkan mobilitas lautan elektron di antara ion-ion positif meru-pakan penyangga (Gambar 19). Keadaan yang demikian ini berbeda dengan kristal ionik. Dalam kristal ionik, misalnya NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar ion-ion yang muatannya berlawanan dengan elektron valensi yang menempati kedudukan tertentu di sekitar inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka akan terjadi keretakan atau pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion positif dan negatif sedemikian rupa sehingga ion positif be rdekatan dengan ion positif dan ion negatif dengan ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan terjadi tolak-menolak sehingga kristal ionik. menjadi retak (gambar 20 b. )

Page | 32

LAMPIRAN III ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN (AMP) Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Tahun Pelajaran Kurikulum Alokasi Waktu : Kimia : Ikatan Kimia : X/1 : 2012/2013 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) : 2 Jam Pelajaran Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

Standar Kompetensi : 1.

KompetensiDas ar Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik

Indikator Menjelaskan kecenderungan suatu unsur

MateriPokok/ UraianMateri Aturan oktet Lambang Lewis Ikatan ion Ikatan kovalen (tunggal, rangkap dan rangkap tiga) Ikatan

Klasifikasi/ TipeMateri Fakt a Konsep Prosedu r Metakognit if

Metode/ Pendekatan Media Model pengajaran : Contructivisme Learning Strategi CTL Metode yang digunakan : Ceramah Plus Problem solving

Penilaian

Sumber

Alokasi Waktu

untuk mencapai kestabilannya. Menggambarka n lambang

Laporan diskusi siswa Presentasil isan Presentasit ertulis Ujian Tertulis

Internet 2x45

Page | 33

senyawa yang terbentuk

Lewis unsur gas mulia (duplet dan oktet) dan unsur bukan gas mulia. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi

kovalen koordinasi

Page | 34

Lampiran III ANALISIS KARAKTERISTIK MATERI DimensiPenget ahuan Mengevaluas i

Mengingat

Memahami

Menerapkan

Menganalisis

Menciptakan

Pengetahuan Faktual

Dapat mengetahui Dapat membedakan unsur dengan aturan unsur oktet dan duplet Dapat membentuk Dapat menggambarkan ikatan kimia ikatan kimia Dapat Dapat menjelaskan menuliskan lambang lewis pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi Dapat

Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan Prosedural

menggambarkan prosedural pembentukan ikatan kimia Memahami ikatan kovalen koordinasi

Metakognitif

Page | 35

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Disusun Guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah : ANALISIS PEMBELAJARAN KIMIA DAN PENERAPANNYA Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nurbaity. M.Si

Disusun Oleh :

Adi Nugroho 7846121058

JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA 2012

Page | 36

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................................... A. Materi ......................................................................................................................... B. Karekteristik Materi ................................................................................................. C. Model Belajar ............................................................................................................ D. Strategi Pembelajaran .............................................................................................. E. Metode Pembelajaran ............................................................................................... F. Gaya belajar ............................................................................................................... G. Teori Otak ................................................................................................................. H. Evaluasi ...................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... LAMPIRAN- LAMPIRAN ..............................................................................................

i ii 1 1 2 5 6 8 10 13 14 15

Page | 37

You might also like