You are on page 1of 11

Makhluk Budaya dan Kebudayaannya

1. Hakikat manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis , rohani , dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti manusia yang tahu).Homo sapien adalah jenis primata yang mempunyai kemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan

penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal

sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-

anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli: NICOLAUSD.&A.SUDIARJA Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani

dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang ABINENO J.I Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana UPANISADS Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik SOKRATES Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar KEES BERTENS Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan I WAYAN WATRA Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa

Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia itu : a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. c. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya. e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

f. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

2.Hakikat budaya Budaya (culture) secara luas sebagai makna yang dimiliki bersama oleh (sebagian besar) masyarakat dalam suatu kelompok sosial. Namun demikian, karena budaya adalah nilai-nilai yang dirasakan bersama oleh suatu grup masyarakat (berapa pun ukurannya), kita juga dapat menganalisis makna budaya. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak kata budhi yang berarti budi atau akal. Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, kars,dan rasa Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahakan dengan katacultur, dalam bahasa Latin, berasal dari

kata colera. Colera berarti

mengolah,

mengerjakan,

menyuburkan,

mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berdasarkan pendapat Kotler budaya (culture) merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Budaya adalah keyakinan, nilai-nilai, perilaku dan obyke-obyek materi yang dianut dan digunakan oleh komunitas/masyarakat tertentu (Prasetijo dan Ihalauw 2005, p.184).Budaya merupakan cara hidup dari masyarakat secara turun-temurun. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli: 1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemapuan yang lain serta kebiadaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

3.

Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.

4.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

5.

Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan manusia. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. JJ. Hogman dalam bukunya The World of Man membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku Pengantar Antropologi menggolongkan wujud budaya menjadi: a. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. b. Sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat c. Sebagai benda-benda hasil karya manusia Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat

mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret. Budaya yang Bersifat Abstrak Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturanperaturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan. Budaya yang Bersifat konkret

Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:perilaku, bahasa dan materi. a. Perilaku Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya. b. Bahasa Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada. c. Materi Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi. Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar adalah sebagai berikut: 1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya. 2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil 3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait 4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya. Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).

3.Hakikat kebudayaan Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena manusia memiliki akal yang dapat digunakan sebagai pembeda dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Dengan adanya akal ini, manusia dapat membedakan baik dan buruk, indah dan kotor, sopan dan tidak sopan, dan lain sebagainya. Ketika manusia tidak menggunakan akalnya seperti pada kodratnya, biasanya orang menyamakan manusia seperti hewan. Karena pada dasarnya ada ilmuan biologi yang menggolongkan manusia dalam golongan keluarga animalia. Sama halnya hewan yang memiliki mata, telinga, kaki, dan juga mulut juga dikaruniai nafsu seperti manusia. Jika akal itu tidak digunakan dan hanya menggunakan nafsu, maka sama saja manusia seperti hewan. Untuk itu, manusia yang menggunakan akal sesuai fungsinya akan menghasilkan suatu hal yang berguna bagi kehidupannya, baik kehidupan secara individu maupun kehidupan dengan orang-orang sekelilingnya. Hasil ciptaan manusia inilah yang disebut kebudayaan. Misalnya manusia membuat mobil yang dapat digunakan untuk dikendarai, maka mobil itu adalah kebudayaan. Rumah, baju, itu semua adalah kebudayaan. Namun apakah sebenarnya kebudayaan itu hanya berupa benda saja, ternyata tidak. Seluruh hasil ciptaan manusia, baik berupa fisik maupun abstrak itu disebut dengan kebudayaan. Tidak hanya manusia yang membentuk kebudayaan, namun manusia juga dibentuk dari kebudayaan (Panuju, 1996:28). Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar

(Koentjaraningrat, 2002:180). Kebudayaan (culture) menurut asal katanya yaitu dari kata budhayah yang merupakan jamak dari kata budhi dan berasal dari bahasa sansekerta yang berarti budi atau akal. Budaya bebeda dengan kebudayaan. Budaya merupakan daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa, dan karsa tersebut. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang merupakan hasil dari budaya. Menurut E.B. Tylor (1871), kebudayaan

adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaankebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soekanto, 2007:150). Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan itu memiliki tiga wujud, yaitu: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.Wujud ini abstrak, karena berada dalam fikiran manusia (berada dalam kepala), tidak dapat diraba, difoto, ataupun dilihat. Dengan kata lain, wujud ini berada dalam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Namun dengan berkembangnya kebudayaan itu sendiri yang menghasilkan suatu simbolsimbol untuk mengungkapkan sebuah kata-kata, yaitu tulisan, maka wujud ini diabadikan dalam sebuah tulisan, disk, pita komputer, silinder. Jadi lokasi dari kebudayaan ideal tidak lagi hanya berada dalam kepala, namun juga di tempat penyimpanan tulisan tersebut. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ide-ide atau gagasan manusia sering digunakan secara bersama-sama menjadi suatu sistem yang disebut dengan sistem budaya atau cultural system. Secara lebih tepatnya lagi, di Indonesia disebut adat yang jamaknya adalah adat-istiadat. Cultural system inilah yang merupakan wujud kedua dari kebudayaan. Wujud ini berupa aktivitasaktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain waktu demi waktu sesuai dengan adat yang berlaku di masyarakat. dalam wujud yang kedua ini, kebudayaan bersifat konkri, yaitu dapat diraba, dilihat, difoto, dan didokumentasikan serta dapat diobservasi. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga dari kebudayaan ini adalah segala sesuatu yang berupa fisik hasil dari aktifitas manusia. Wujud ketiga ini adalah wujud kebudayaan yang paling konkrit dari kedua wujud kebudayaan yang lain. Misalnya pabrik, kapal, pesawat, dan yang lainnya.

Antara tiga wujud kebudayaan yang satu dengan yang lainnya tidak dapat terpisahkan dan berkaitan satu dengan yang lainnya berdasarkan suatu patokan berupa pranata-pranata sosial yang berlaku dimasyarakat yang bersangkutan. Setiap masyarakat memiliki pranata-pranata sendiri yang tentu berbeda dengan pranata yang ada di masyarakat lainnya. Dengan demikian, masyarakat yang luas tersebut dapat diperinci ke dalam pranata-pranata yang khusus. Begitu pula kebudayaan yang luas, juga dapat kita perinci ke dalam unsur-unsurnya yang khusus. Unsur-unsur kebudayaan ada tujuh, yaitu: a) Bahasa b) Sistem pengetahuan c) Organisasi sosial d) Sistem peralatan hidup dan teknologi e) Sistem mata pencaharian hidup f) g) Sistem religi Kesenian (Koentjaraningrat, 2010:203-204)

4.Hubungan manusia dengan budaya dan kebudayaannya Tidak mungkin ada kebudayaan tanpa ada masyarakat: yaitu sekelompok orang yang mendiami suatu daerah tertentu, yang saling bergantung satu sama lain dalam perjuangan hidup. Masyarakat terikat oleh hubungan-hubungan, yang ditentukan oleh struktur sosial dan organisasi sosial. Kebudayaan tidak mungkin tanpa masyarakat, meskipun mungkin ada masyarakat tanpa kebudayaan. Kebudayaan tidak semuanya serba seragam. Di dalam setiap masyarakat manusia pasti terdapat perbedaan antara peran pria dan wanita; juga variasi berdasarkan umur; dan terdapat juga kebudayaan yang memiliki sejumlah kebudayaan khusus. Kebudayaan khusus adalah suatu kelompok yang berfungsi didalam kerangka umum kebudayaan yang lebih besar, sambil menaati seperangkat peraturan yang sedikit berbeda dengan yang

baku. Masyarakat majemuk adalah masyarakat dimana variasi kebudayaan khusus tampak dengan jelas. Karakteristiknya berupakelompok-kelompok yang masing-masing berjalan menurut perangkat peraturannya yang berbeda-beda.

Kebudayaan khusus di Amerika Serikat dapat dilihat pada orang Amish. Karakteristik dasar kedua dari semua kebudayaan adalah bahwa kebudayaan merupakan hasil belajar. Secara individual anggota masyarakat mempelajari norma-norma perilaku sosial yang diterima di dalam masyarakat melalui proses enkulturasi.Karakteristik ketiga adalah bahwa kebudayaan didasarkan pada sejumlah lambang. Kebudayaan diteruskan melalui

komunikasi gagasan, emosi, dan keinginan yang diekspresikan dalam bahasa. Akhirnya, kebudayaan adalah terpadu, sehingga semua aspek kebudayaan berfungsi sebagai kesatuan yang integral. Akan tetapi, dalam kebudayaan yang berfungsi baik tidak dituntut harmoni seratus persen diantara semua unsurnynya Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi. Dengan akal dan pikirannya itulah manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya, seperti kekuatan alam, maupun kekuatan lain yang tidak selalu baik. Karena, manusia memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai : 1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya. 2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan- kemampuan lain. 3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia. 4. Pembeda manusia dan binatang. 5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.

6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain. 7. Sebagai modal dasar pembangunan. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Kebudayaan masyarakat tersebut sebgaian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalammnya. Dalam tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakat yang telah kompleks, dimana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam.

DAFTAR PUSTAKA
http://ariefsz.blogspot.com/2010/04/hakikat-kebudayaan.html http://candraferi.blogspot.com/2012/05/aspek-dan-hakikat-kebudayaanmanusia.html http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2258584-hakikat-budaya/ http://www.anneahira.com/hakikat-kebudayaan.htm

You might also like