You are on page 1of 25

LAPORAN KASUS

STROKE HEMORAGIK

PEMBIMBING : Dr.Yudi Yuwono Wiwoho, Sp.BS

PENYUSUN : Ibrahim Achmad 030.09.117

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR.ESNAWAN ANTARIKSA PERIODE 13 JANUARI 2014 22 MARET 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah laporan kasus dengan judul Stroke hemoragik.Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian Bedah RSAU dr.Esnawan Antariksa Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada : 1. Dr. Yudi Y.W , Sp.BS selaku pembimbing laporan kasus penulis 2. Seluruh dokter dan staff SMF Bedh 3. Rekan-rekan kepaniteraan klinik Bedah RSAU dr.Esnawan Antariksa atas bantuan dan dukungannya Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran guna penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan.Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam bidang Bedah Maret , 2014

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Kesibukan yang luar biasa terutama di kota besar membuat manusia terkadang lalai terhadap kesehatan tubuhnya. Pola makan tidak teratur, kurang olahraga, jam kerja berlebihan serta konsumsi makanan cepat saji sudah menjadi kebiasaan lazim yang berpotensi menimbulkan serangan stroke. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) masih penyebab kematian ketiga, sesudah penyakit jantung dan kanker. Di negara maju, meskipun angka kematian dari GDOP akhirakhir ini cenderung menurun oleh karena pencegahan terhadap penyakit ini telah dilakukan sebaik mungkin. Di negara berkembang kemajuan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi telah memperpanjang usia. Di samping itu, perbaikan metoda penanganan penderita GPDO yang akut, telah menekan angka kematian penderita, akibat dari semua ini dapat diramalkan bahwa jumlah penderita yang mempunyai gejala sisa akibat GPDO akan meningkat.Pada kondisi Gangguan Pembuluh Darah Otak atau Stroke, Masalah yang sering timbul oleh pasien biasanya : Adanya kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang terkena Adanya gangguan keseimbangan,Adanya gangguan postur, Adanya gangguan pernafasan Adanya

atropi, Adanya gangguan kemampuan fungsional.Beberapa definisi tentang stroke secara teoritis dari beberapa literatur dapat digambarkan sebagai berikut antara lain: Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu. Definisi menurut WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak. Menurut Neil F Gordon: stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan bila terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan pada otak
2

dan otak dalah pusat control system tubuh termasuk perintah dari semua gerakan fisik. Dengan kata lain stroke merupakan manifestasi keadaan pembuluh darah cerebral yang tidak sehat sehingga bisa disebut juga cerebral arterial disease atau cerebrovascular disease. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai. Stroke adalah penyebab utama disabilitas dan penyebab ketiga kematian di Amerika Serikat. Lebih dari 700.000 orang per tahun menderita stroke untuk pertama kalinya di Amerika Serikat, dengan 20% nya meninggal satu tahun setelah serangan stroke. Jika hal ini terus berlanjut, angka tersebut akan naik menjadi 1 juta orang per tahun pada tahun 2050.1 Definisi stroke menurut WHO 1986 dan PERDOSSI 1999 adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.2

BAB II LAPORAN KASUS I. IDENTITAS No. RM Nama Jenis kelamin Usia : 062709 : Tn. GS : Laki-laki : 56 tahun

Tempat, tanggal lahir : Pekerjaan Agama Status perkawinan : PNS : Islam : Menikah

II. ANAMNESIS Dilakukan alloanamnesis pada IGD RSAU dr.Esnawan Antariksa.Pada tanggal 6 maret 2014, Jam 20.00

Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran ( Masuk IGD : 16.00 , 6 maret 2014) Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang pasien laki-laki 56 tahun Tn.GS, datang dengan keluhan penurunan kesadaran. Awalnya kurang lebih satu hari sebelumnya(5 maret 2014) Jam 9 malam, tiba-tiba saja pasien mengelami penurunan kesadaran secara mendadak, Sebelum nya pasien tidak mengeluhkan apa, tidak ada sakit kepala, mual atau pun muntah, saat itu pasien sedang duduk setelah menunaikan solat isya. Ketika itu pasien tiba-tiba pingsan, terjatuh kelantai dan beberapa saat kemudian pasien sadar dan hanya mampu mengerang dan tidak dapat bergerak, dan menurut keluarga yaitu istri pasien yang pertama kali menolong pasien, saat itu pasien terlihat sangat lemah, tidak muntah, dan masih dapat ber interaksi walaupun hanya melirik dan bergerak sedikit. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa kerumah sakit swasta dijakarta kurang lebih jam 10.30 malam di IGD RS Tugu Ibu tersebut. Saat itu pasien sudah tidak dapat berinteraksi, hanya terdengar suara mengorok dari pasien.menurut keluarga saat datang ke IGD RS tersebut tekanan darah pasien lebih dari 200mmhg, Kemudian oleh rumah sakit tersebut di
4

diagnosa sebagai stroke hemoragik dan dilakukan CT-Scan kepala pada pukul 1.30 dini hari, dan menurut rumah sakit terjadi perdarahan yang kemungkinan harus dilakukan operasi segera, dan karena kerterbatasan sumberdaya. Lalu dirujuk pasien tersebut di RSAU dr.Esnawan Antariksa dan sampai di IGD kurang lebih tiba Jam 16.00. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah seperti ini sebelumnya, menurut keluarga pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan, pasien tidak memiliki riwayat DM. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang seperti ini Riwayat Kebiasaan : Pasien mengkonsumsi rokok kira 1 bungkus per hari, tidak pernah olahraga III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran GCS Sikap Koperasi Keadaan Gizi Tekanan Darah Nadi Suhu Pernafasan : Coma : E1V1(Tube)M1 = 3 : Berbaring : (-) : Cukup : 190/110 mmHg(dextra) ; 190/110 mmHg(sinistra) : 120 x/menit : 36oC : 25 x/menit

Keadaan Lokal Trauma Stigmata :-

Pulsasi arteri karotis : cukup, regular, equal kanan dan kiri Perdarahan perifer KGB : capilary refill time < 2 detik : tidak teraba membesar

Columna vertebralis : letak ditengah, skoliosis (-), lordosis (-) Kulit : warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-), Keringat( hiperhidrosis pada kulit daerah thorak, extremitas atas dext&sinistra)
5

Kepala

: normosefali, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah dicabut, jejas (-), nyeri tekan perikranial (?)

Mata

: konjungtiva anemis -/-, ptosis -/-, lagoftalmus -/-, pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+(lambat), refleks cahaya tidak langsung +/+(lambat)

Telinga Hidung Mulut Tenggorok Leher

: normotia +/+, perdarahan -/: deviasi septum -/-, perdarahan -/-, Sekret -/: bibir sianosis(-), lidah kotor (-), : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 : bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB dan tirod, tidak terdapat dilatasi Vena leher

Pemeriksaan Jantung Inspeksi Palpasi : ictus cordis terlihat : ictus cordis teraba di ICS V 2 jari Medial linea midklavikula sinistra Perkusi : Batas atas jantung, ICS III parasternalis kanan, batas kanan ICS IV linea parasternalis dextra, batas kiri ICS V 2 jari media linea midklavikularis sinistra Auskultasi Pemeriksaan Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : pergerakkan dada simetris pada statis dan dinamis : vocal fremitus kanan dan kiri sama : sonor di seluruh lapang paru : suara nafas Bronchial +/+, ronkhi +/+ (basah kasar), wheezing -/Pemeriksaan Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Punggung : datar, tidak tampak buncit : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba membesar : timpani : bising usus (+) normal : deformitas (-), gibus (-) : SI dan SII normal reguler, Murmur (-); Gallop (-)

Pemeriksaan Ekstremitas
6

Atas Bawah

: akral hangat + / +, edema - / : akral hangat + / +, edema - / -

IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS GCS Rangsang Selaput Otak Kaku kuduk Laseque Kerniq Brudzinsky I Brudzinsky II : E1V1(tube)M1 = 3 : : (-) : >700 / >700 : > 1350 / > 1350 ::-/-

Nervus Kranialis N. I (Olfaktorius) Normosmia: tidak valid dinilai N. II (Optikus) Acies visus : tidak valid dinilai

Visus campus : tidak valid dinilai Lihat warna Funduskopi : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai

N. III, IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducens) Kedudukkan bola mata Pergerakkan bola mata Exopthalmus Nystagmus Pupil Bentuk Reflek cahaya langsung : bulat, isokor, diameter 3mm/3mm : +/+(lambat) : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai :-/:-/-

Reflek cahaya tidak langsung : +/+(lambat)

N. V (Trigeminus) Cabang Motorik


7

Gerakan rahang Menggigit Cabang sensorik Ophtalmicus Maksilaris Mandibularis Refleks Kornea

: tidak valid dinilai : tidak valid dinilai

: tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai

: -/-

N. VII (Fascialis) Motorik Sikap wajah Angkat alis : kesan Simetris : tidak valid dinilai

Mengernyitkan dahi : tidak valid dinilai Menutup mata Menyeringai Plika nasolabialis Rasa kecap : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : kesan simetris : tidak valid dinilai

Sensorik Pengecapan lidah 2/3 depan : baik N. VIII (Vestibulocochlearis) Vestibular Vertigo Koklearis : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai

N. IX, X (Glossopharyngeus, Vagus) Motorik Kedudukan uvula Kedudukan arcus faring Menelan Sensorik N. XI (Accesorius)
8

: di tengah : tidak ada deviasi : tidak valid dinilai(gagling +)

: tidak valid dinilai

Mengangkat bahu Menoleh N.XII (Hypoglossus) Pergerakkan lidah Menjulurkan lidah Atrofi Fasikulasi Tremor

: tidak valid dinilai : tidak valid dinilai

: tidak valid dinilai : tidak valid dinilai :::-

Sistem Motorik Trofi Tonus : eutrofi : normotonus

Kekuatan otot : Ekstremitas atas proksimal - distal Ekstremitas bawah proksimal - distal Gerakkan involunter : Tremor Chorea Atetose Miokloni Tics :-/:-/:-/:-/:-/: 0000/0000 : 0000/0000

Sistem Sensorik Propioseptif Getar : tidak dilakukan Sikap : tidak valid dinilai Eksteroseptif Nyeri : tidak valid dinilai Suhu : tidak valid dinilai Raba : tidak valid dinilai

Refleks Fisiologis Kornea Biceps Triceps Patella Achilles :+/+ : +2/+2 : +3/+3 : +2/+3 : +2/+2

Refleks Patologis Hoffman Tromer Babinsky Chaddok Gordon Schaefer Klonus patella Klonus achilles :-/:-/+ :-/:-/:-/:-/:-/-

Fungsi Serebelar Ataxia Tes Romberg Disdiadokokinesia Jari-jari Jari-hidung Tumit-lutut Rebound phenomenon Hipotoni : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai : tidak valid dinilai :-/-

Fungsi Luhur Astereognosia Apraxia Afasia MMSE :::: tidak valid dinilai

10

Fungsi Otonom Miksi Defekasi Sekresi keringat : DC on : (-) : Baik

Keadaan Psikis Intelegensia Tanda regresi Demensia : tidak valid dinilai ::-

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium(6 maret 2014) Pemeriksaan Hematologi Hb Hematokrit Leukosit Trombosit Fungsi Ginjal Ureum darah Kreatinin darah Gula Darah Sewaktu Lemak Trigliserida Kolesterol total Kolesterol HDL Kolesterol LDL Elektrolit Darah Natrium Kalium 136 4,3 135-147 mmol/L 3,10-5,10 mmol/L <150 mg/dL <200 mg/dL 34-87 mg/dL <130 mg/dL 43 1,49 229 20-40 mg/dL 0,6-1,5 mg/dL 70-140 mg/dL 15,6 46 21.900 250 13,2 17,3 g/dL 33-45 % 5,0-10,0 ribu/uL 150-440 ribu/uL Hasil Nilai Rujukan

11

Klorida EKG

101

95-108 mmol/L

Kesan: Sinus tachycardi

Foto Thoraks Tidak terlampir Kesan : Cor : kardiomegali Pulmo : corakan bronkovascular meningkat, infilrat pada perikardial dextra dan sinistra Kesan Pneumonia

12

CT Scan Kesan : Perdarahan intraparenkim di occiptocereberal(volume ?) Pelebaran ventrikel lateralis

VI. RESUME

VII. DIAGNOSIS KERJA Diagnosis klinis : Coma, Hemiparese Duplex, Sups. Pneumonia, Hipertensi grade II Diagnosis etiologis : Stroke Hemoragik
13

Diagnosis topis

: Sub Korteks

VIII. PENATALAKSANAAN Non-Medikamentosa : Bagian kepala dan dada ditinggikan 20-30o dengan kepala dan dada pada satu bidang O2 3 L per menit NaCl 0,9 % 500 cc/ 12 jam Pemasangan DC( Dower Catheter) Pemasangan NGT(1700 cal) Pemantauan Tanda Vital( ICU)

Medikamentosa : Inf. Manitol 20% 6 x 250 cc Ceftriaxone 2 x 1 gr Transamin 3x500 mg Brainact (citicoline) 3 x 500mg Ranitidine 2 x 1 amp Ceftriaxone 1 x 2 gr Inpepsa 4 x 15 cc Paracetamol 3 x 500 Captopril 3 x 25 mg

IX.

PROGNOSIS Ad vitam : ad malam

Ad functionam : Dubia ad malam Ad sanationam : Dubia ad malam

14

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI STROKE Stroke adalah hilangnya sebagian fungsi otak yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Tanpa oksigen dan nutrisi penting yang dialirkan bersama dengan darah, sel otak akan rusak atau mati dalam beberapa menit. Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas, invaliditas), utama pada kelompok usia diatas 45 tahun

B.

ANATOMI PEMBULUH DARAH OTAK Menurut American Heart Association (AHA) dalam Family Guide to Stroke,otak adalah organ manusia yang kompleks. Setiap area dari otak mempunyai fungsi khusus. Otak merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi pada semua kegiatan tubuh, yang apat berupa bergerak, merasa, berfikir, berbicara, emosi, mengenang, berkhayal, membaca, menulis, berhitung, melihat, mendengar, dan lain-lain. Bila bagian-bagian dari otak ini terganggu, misalnya suplai darah berkurang, maka tugasnya pun dapat terganggu. Otak membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat badan seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari kebutuhan badan seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Pada keadaan normal, darah yang mengalir ke otak (CBF = cerebro blood flow) adalah 50-60 ml/100 g otak/menit. Ada 3 selaput yang melapisi otak, yaitu duramater, araknoid dan pia mater.16 (dapat dilihat pada gambar)

15

Suplai darah ke otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis (kanan dan kiri) dan arteri karotis interna (kanan dan kiri). Arteri vertebralis menyuplai darah ke area belakang dan area bawah dari otak, sampai di tempurung kepala dan arteri karotis interna menyuplai darah ke area depan dan area atas otak. (dapat dilihat pada gambar

Cabang-cabang dari arteri vertebralis dan arteri karotis interna bersatu membentuk sirkulus willisi. Sistem ini memungkinkan pembagian darah di dalam kepala untuk mengimbangi setiap gerakan leher jika aliran darah dalam salah satu pembuluh nadi leher mengalami kegagalan.

16

Ada dua hemisfer serebri (belahan otak), yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri sinistra (kiri) berfungsi dalam mengendalikan gerakan sisi kanan tubuh, seperti berbicara, berhitung dan menulis, sedangkan hemisfer serebri dextra (kanan) berfungsi dalam mengendalikan gerakan sisi kiri tubuh, seperti perasaan, kemampuan seni, keterampilan dan orientasi.

C. KLASIFIKASI STROKE A. STROKE NON HEMORAGIK ( CEREBRAL INFARCTION ) 1. Klinis terdiri dari TIA (Transient Ischemic Attack) RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit) Progressing stroke = stroke in evolusi Complete stroke

2. Secara kausal Stroke trombotik Stroke emboli/non trombotik

B. STROKE HEMORAGIK PSD (Perdarahan Sub Dural )


17

PSA (Perdarahan Sub Araknoid ) PIS (Perdarahan Intra Serebral )

D.

STROKE HEMORAGIK a) Definisi Stroke Hemoragik Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang paling mematikan dan merupakan sebagian kecil dari stroke total yaitu 10-15% perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan subaraknoid Stroke hemoragik merupakan 15% sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vascular intraserebrum mengalami rupture sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vascular yang dapat menyebabkan perdarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma sakular dan malformasi arteriovena (MAV)
18

b) Klasifikasi Stroke Hemoragik i. Perdarahan Sub Dural (PSD) Perdarahan subdural terjadi diantara duramater dan araknoid. Perdarahan dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus venosus di dalam dura mater atau karena robeknya araknoid. ii. Perdarahan Sub Araknoid (PSA) Perdarahan Subaraknoid (PSA) adalah keadaan akut dimana

terdapatnya/masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid, atau perdarahan yang terjadi di pembuluh darah di luar otak, tetapi masih di daerah kepala seperti di selaput otak atau bagian bawah otak.6 PSA menduduki 7-15% dari seluruh kasus Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO). PSA paling banyak disebabkan oleh pecahnya aneurisma (50%) iii. Perdarahan Intra Serebral (PIS) Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang primer berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma, dimana 70% kasus PIS terjadi di kapsula interna, 20% terjadi di fosa posterior (batang otak dan serebelum) dan 10% di hemisfer (di luar kapsula interna).PIS terutama disebabkan oleh hipertensi (50-68%) Angka kematian untuk

perdarahan intraserebrum hipertensif sangat tinggi, mendekati 50%. Perdarahan yang terjadi diruang supratentorium (diatas tentorium cerebeli) memiliki prognosis yang baik apabila volume darah sedikit. Namun, perdarahan kedalam ruang infratentorium didaerah pons atau cerebellum memiliki prognosis yang jauh lebih buruk karena cepatnya timbul tekanan pada strukturstruktur vital dibatang otak

E.

GEJALA STROKE HEMORAGIK a) Perdarahan Sub Dural Gejala-gejala perdarahan sub dural adalah nyeri kepala progresif, ketajaman penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda defisiensi neorologik daerah otak yang tertekan. b) Perdarahan Sub Araknoid
19

Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut hanya 10%, 90% tanpa keluhan sakit kepala.

Kesadaran sering terganggu, dari tidak sadar sebentar, sedikit delirium sampai koma. Fundus okuli : 10% penderita mengalami papil edema beberapa jam setelah perdarahan. Gangguan fungsi saraf otonom, mengakibatkan demam setelah 24 jam karena rangsangan meningeal, muntah, berkeringat, menggigil, dan takikardi. Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hamtemesis dan melena stress ulcer), dan sering disertai peningkatan kadar gula darah, glukosuria dan albuminuria.

c) Perdarahan Intra Serebral Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan seringkali di siang hari, waktu bergiat atau emosi/ marah. Pada permulaan serangan sering disertai dengan mual, muntah dan hemiparesis. Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara -2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari)

F.

LETAK PERDARAHAN STROKE HEMORAGIK28 1) Hemisfer Serebri Hemisfer serebri dibagi menjadi dua belahan, yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri kiri mengendalikan kemampuan memahami dan mengendalikan bahasa serta berkaitan dengan berpikir matematis atau logis, sedangkan hemisfer serebri dextra berkaitan dengan Ketrampilan, perasaan dan kemampuan seni. 2) Ganglion Basalis Fungsional peranan umum ganglion basal adalah untuk bekerja sebagai stasiun-stasiun pemrosesan yang menghubungkan korteks serebrum dengan nukleusnukleus thalamus tertentu dan akhirnya berproyeksi ke korteks serebrum. Kerusakan pada ganglion basalis akan mengakibatkan penderita mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang diingini.

20

3)

Batang Otak Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri dan serebelum diangkat. Medula oblongota, pons dan otak tengah merupakan bagian bawah atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang otak akan mengakibatkan gangguan berupa nyeri, suhu, rasa kecap, pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan apresiasi bentuk, berat dan tekstur

4)

Serebelum Serebelum terbagi menjadi tiga bagian, yaitu archiserebelum berfungsi untuk mempertahankan agar seseorang berorientasi terhadap ruangan. Kerusakan pada daerah ini akan mengakibatkan ataxia tubuh, limbung dan terhuyunghuyung. Paleoserebelum, mengendalikan otot-otot antigravitas dari tubuh, apabila mengalami kerusakan akan menyebabkan peningkatan refleks regangan pada otot-otot penyokong. Neoserebelum, berfungsi sebagai pengerem pada gerakan dibawah kemauan, terutama yang memerlukan pengawasan dan penghentian, serta gerakan halus dari tangan. Kerusakan pada neoserebelum akan mengakibatkan dysmetria intenton tremor dan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan mengubah-ubah yang cepat.

G.

TINDAKAN MEDIS STROKE HEMORAGIK Tindakan medis pada stroke hemoragik ditujukan agar penderita tetap hidup dengan harapan pendarahan dapat berhenti secara spontan. Sekali terjadi pendarahan maka terapi medikanmentosa tidak dapat menghentikannya. Tindakan medis yang dilakukan pada penderita stroke hemoragik meliputi : 1) Tindakan Operatif Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superficial (lobar) hemisfer serebri atau perdarahan sereberal. Penentuan waktu untuk operasi masih bersifat kontroversial. Berdasarkan data mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-9 pasca perdarahan. Tindakan operasi segera setelah terjadi perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena terjadinya retraksi otak

21

yang dalam keadaan membengkak. Sementara itu tindakan operasi yang dini dapat menimbulkan komplikasi iskemi otak. 2) Tindakan Konservatif a. Pencegahan peningkatan tekanan intrakranial lebih lanjut Upaya pencegahan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) lebih lanjut adalah pengendalian hipertensi dan pengobatan kejang. Hipertensi yang menetap akan meningkatkan edema otak dan TIK. Pengendalian hipertensi harus hati-hati karena apabila terjadi hipotensi maka otak akan terancam iskemia dan kerusakan neuron.Obat yang di anjurkan dalam mencegah peningkatan TIK adalah beta bloker atau obat yang mempunyai aksi beta dan alfa bloking (misalnya labetolol), diberikan secara intravena di kombinasikan dengan deuretika. Kejang biasanya terjadi pada perdarahan obar sehingga pemberian anti konpulsan secara rutin tidak dianjurkan. Pada hiperglikemia tidak diajurkan untuk diberi difenilhidantoin karena glukosa darah akan meninggi dan kejang tidak terkontrol. Secara umum antikonfulson yang dianjurkan adalah difenilhidantoin (bolus intravena) dan diazepam. b. Pengendalian peningkatan tekanan intracranial Secara umum terapi untuk hipertensi intrakranial meliputi

hiperventilasi,diuretika, dan kortikosteroid. Hipertventilasi paling efektif untuk menurunkan hipertensi intrakranial secara cepat, biasanya dalam beberapa menit untuk mencapai tingkat hipokapnia antara 25-30 mmHg. Urea intravena (0,30 gr/Kg BB), atau lebih umum dipakai manitol (0,251,0 gr/Kg BB) dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan bersama-sama dengan hiperventilasi pada kasus herniasi otak yang mengancam.

H.

PENCEGAHAN STROKE 1) Pencegahan Premordial Tujuan pencegahan premordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko bagi individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan premordial dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi kesehatan, seperti berkampanye
22

tentang bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian masyarakat. Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah program pendidikan kesehatan masyarakat, dengan memberikan informasi tentang penyakit stroke hemoragik melalui ceramah, media cetak, media elektronik 2) Pencegahan Primer Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke bagi individu yang mempunyai faktor risiko tetapi belum menderita stroke dengan cara melaksanakan gaya hidup sehat bebas stroke, antara lain: a. Menghindari merokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya b. Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan seperti jerohan, daging berlemak, goreng-gorengan c. Mengatur pola makan yang sehat seperti kacang-kacangan, susu dan kalsium, ikan, serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan suplemen (vit C, E, B6, B12 dan beta karoten), teh hijau dan teh hitam serta buah-buahan dan sayur-sayuran d. Mengendalikan faktor risiko stroke, seperti hipertensi, diabetes mellitus,penyakit jantung dan lain-lain. e. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur, minimal jalan kaki selama 30 menit, cukup istirahat dan check up kesehatan secara teratur minimal 1 kali setahun bagi yang berumur 35 tahun dan 2 kali setahun bagi yang berumur di atas 60 tahun

3)

Pencegahan Sekunder a. b. c. Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai Diabetes melitus : diet, obat hipoglikemik oral/ insulin Penyakit jantung aritmik nonvalvular (antikoagulan oral)

d. Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat antidislipidemia e. f. Berhenti merokok Hindari alkohol, kegemukan dan kurang gerak
23

g.

Polisitemia

h. Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama. Tiklopidin diberikan pada penderita yang tidak tahan asetosal i. Antikoagulan oral diberikan pada penderita dengan faktor risiko penyakit jantung dan kondisi koagulopati yang lain j. Tindakan bedah lainnya

4)

Pencegahan Tertier Meliputi program rehabilitasi penderita stroke yang diberikan setelah terjadi stroke. Rehabilitasi meningkatkan kembali kemampuan fisik dan mental dengan berbagai cara. Tujuan program rehabilitasi adalah memulihkan independensi atau mengurangi ketergantungan sebanyak mungkin. Cakupan program rehabilitasi stroke dan jumlah spesialis yang terlibat tergantung pada dampak stroke atas pasien dan orang yang merawat.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

1. Jauch EC. Ischemic stroke. Available at : emedicine.medscape.com/article/1916852overview. Accessed on : October 13th, 2013. 2. PERDOSSI. Updates in neuroemergencies II. Jakarta : Balai penerbit FKUI ; 2004. 3. Hartwig MS. Penyakit serebrovaskular. In : Price SA, Wilson LM, editors. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. 6th ed. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC ; 2003. 4. http://www.medquarterly.com/mq88/MQPDF/MM/OxfordStrokeClassification.pdf 5. http://ptjournal.apta.org/content/86/3/369/F1.expansion 6. http://www.stroke.org/site/DocServer/SCU_-_Jan-Feb_2006.pdf

24

You might also like