You are on page 1of 12

FISIOLOGI I JANTUNG DAN PENGATURANNY YA

MAKALAH UNTUK K MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Biomedik I yang dibina di oleh Ibu dr. Anindya Hapsari, S.Ked

Disusun Oleh: Der erada Karunia I. Fau auzia Rafidah Rah ahma Ismayanti 130612607847 130612607842 130612607891

PROGRAM STUDI S ILMU KESEHATAN MASYARAKAT AT J JURUSAN ILMU KESEHATAN FAK KULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UN NIVERSITAS NEGERI MALANG Maret 2014

TINJAUAN PUSTAKA

1.

Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang member fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan dari sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. (Soewolo. 2005) Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di antaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler atau interstisiil. Saluran limfe mengumpulkan, menyaring, dan menyalurkan kembali ke dalam darah limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan. (Evelyn. 2009)

2.

Anatomi jantung Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga, basisnya di atas, dan puncaknya di bawah. Apeksnya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. (Evelyn. 2009) Jantung adalah organ yang mempunyai 4 rongga, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Diantara kedua atria dan ventrikel terdapat septum pembatas, dan diantara atria dan ventrikel dibatasi oleh katup (valve) yang disebelah kanan terdiri dari 3 kelopak (cusps) dan disebut valvula tricuspidalis, dan disebelah kiri terdiri dari 2 kelopak yang disebut valvula bicuspidalis atau mitralis. (Effendi. 1979) Diantara rongga ventrikel kanan dengan arteria pulmonalis dan ventrikel kiri dengan aorta dijumpai katup yang bentuk kelopaknya seperti bulan sabit, dan disebut valvula semilunaris. (Effendi. 1979)

Vena-vena besar yang bermuara di jantung tidak dibatasi dengan katupkatup. Atrium berfungsi terutama sebagai jalan masuk bagi darah yang kembali kejantung dari organ-organ seluruh tubuh, tetapi dapat pula berkontraksi lemah dan membantu memompakan darah melewati atria keventrikel. Tenaga utama untuk fungsi jantung sebagai pompa berasal dari kontraksi ventrikel. (Effendi. 1979)

Gb. 1: Anatomi Jantung Sumber: www.penyakitjantungkoroner.net

3.

Aktifitas listrik jantung Nodus sino-atrial (SA) adalah pencetus aliran listrik pada jantung (pacu jantung, pacemaker). Letaknya dekat puncak Krista terminalis, di bawah pintu vena kava superior menuju atrium kanan. Impuls yang dibuat oleh nodus SA dikonduksikan sepanjang otot-otot atrium untuk menghasilkan kontraksi atrium yang sinkron. (Omar. 2003) Selama perkembangan embrional, satu fraksi kecil (kira-kira 1%) dari serabut otot jantung menjadi autoritmik (mampu bangkit sendiri), yaitu dapat menghasilkan impuls secara berulang dan berirama. Serabut-serabut autorithmik mempunyai dua fungsi penting, pertama bekerja sebagai suatu pacemaker (perintis jalan), yang menyusun irama bagi keseluruhan denyut

jantung, dan kedua memebentuk sistem konduksi, yaitu jalur bagi penghantaran impuls ke seluruh otot jantung. Sistem konduksi menjamin ruang-ruang jantung berkontraksi dengan secara terkoordinasi, yang membuat jantung sebagai sebuah pompa yang berdaya guna. Komponen sistem konduksi meliputi: (1). Nodus sinoatrial (nodus SA).; (2). Nodus atrioventrikular (nodus AV); (3). Bundle His; (4). Cabang bundle His kanan dan kiri; (5). Serabut-serabut Purkinje. Secara normal, pembangkitan impuls jantung mulai pada nodus SA, yang terletak di dinding atrium kanan, tepat di bawah lubang masuk vena kava superior. Setiap impuls nodus SA menjalar ke seluruh jantung melalui sistem konduksi dan celah hubungan pada diskus interkalatus. Pada waktu impuls berlangsung, pertama kali atria yang berkontraksi dan kemudian ventrikel yang berkontraksi. Impuls jantung menyebar dari nodus SA ke seluruh serabut atria dan turun ke nodus AV, yang terletak pada sekat jantung antara dua atria. Dari nodus AV, impuls masuk ke bundel His, satu-satunya hubungan listrik antara atria dan ventrikel. Setelah menjalar sepanjang bundel His, impuls masuk ke kedua cabang bundel His kanan dan kiri yang mengalir melalui septum interventrikular ke apeks jantung. Akhirnya serabut Purkinje dengan cepat menghantar impuls ke jaringan otot ventrikel. (Soewolo. 2005) Serabut-serabut autoritmik nodus SA spontan mengawali potensial kerja 60-100 kali setiap menit, lebih cepat daripada bagian tubuh lain manapun. Hasilnya, potensial kerja nodus SA menyebar ke daerah lain sistem konduksi, yang merangsangnya sebelum mereka dapat menghasilkan impuls pada kecepatannya sendiri yang lebih lamban. Jadi perintis jalan normal jantung adalah nodus SA. Kadang-kadang tempat lain selain nodus SA menjadi perintis jalan karena mengembangkan self excitability abnormal. Tempat seperti ini disebut ectopic pacemaker atau actopic focus (perintis jalan di luar SA). Perintis jalan di luar SA hanya kadang-kadang saja bekerja, menghasilkan extra beat (denyut tambahan), atau ia bisa merintis kerja jantung dalam beberapa periode waktu. Pemicu kegiatan ectopic meliputi kafein, nikotin, ketidakseimbangan elektrolit, lipolisis, dan reaksi racun dari obat. Dari nodus SA, impuls jantung menjalar ke seluruh otot atria dan turun

ke nodus AV dalam 0,05 detik. Impuls sangat lamban pada nodus AV karena serabutnya berdiameter lebih kecil. Akibatnya tertunda 0,1 detik yang ternyata merupakan keuntungan. Ini memberi atria waktu untuk melengkapi kontraksinya dan menambah volume darah dalam ventrikel sebelum kontraksi ventricular mulai. Setelah impuls jantung masuk bundel His, konduksi cepat lagi, seluruh miokardium ventricular mengalami depolarisasi kira-kira 0,150,2 detik setelah impuls timbul dalam nodus SA. (Soewolo. 2005)

4.

Proses mekanis siklus jantung Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah disebut siklus jantung. Gerakan jantung berasal dari nodus sinus-atrial, kemudian kedua atrium berkontraksi. Gelombang kontraksi ini bergerak melalui His kemudian ventrikel berkontraksi. (Evelyn. 2009) Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. (Sanjoyo. 2005) Menurut Soewolo (2005) dalam bukunya, Fisiologi Manusia, siklus jantung orang dewasa yang sedang istirahat dapat dibagi menjadi tiga frase utama: 1) Perioda relaksasi. Pada akhir satu denyut jantung ketika ventrikel mulai relaksasi, keempat ruang jantung ada dalam keadaan diastole (dilasi). Ini adalah awal dari perioda relaksasi. Repolarisasi serabut-serabut otot ventrikel memulai relaksasi. Karena ventrikel relaksasi, tekanan di dalam ruang jatuh, darah mulai mengalir balik dari arteri pulmonalis dan aorta ke ventrikel. Aliran darah ini mendorong balik katup semilunar, sehingga katup ini menutup. Akibat menutupnya katup semilunar menimbulkan benturan yang disebut dicrotic wave pada pangkal lengkung aorta. Dengan menutupnya katup semilunar, ada sedikit jarak waktu ketika volume darah ventrikel tidak berubah karena kedua katup semilunar dan

atrioventrikuler menutup. Perioda ini disebut relaksi isovolumetri. Karena ventrikel terus relaksasi, ruang di bagian dalam meluas, dan tekanan dengan cepat turun. Ketika tekanan ventrikel jatuh di bawah tekanan atria, katup atrioventrikular membuka, dan ventrikel mulai terisi lagi. 2) Pengisian ventrikel. Pengisian utama ventrikel terjadi tepat setelah katup atrioventrikuler membuka. Sepertiga pertama waktu pengisian ventrikel dikenal sebagai periode pengisian cepat ventrikel. Sepertiga waktu kedua disebut diastasis, volumenya kecil. Pembangkitan nodus SA berakibat depolarisasi atria. Sistol atria terjadi pada sepertiga terakhir pada perioda pengisian ventrikel. Pada akhir diastole ventrikel, ada kira-kira 130 ml darah dalam setiap ventrikel. Volume darah ini disebut volume akhir diastolic (end diastolic volume = EDV). Karena sistol atrial hanya menyumbang 20-30% keseluruhan volume darah dalam ventrikel, kontraksi atria bukan kebutuhan mutlak aliran darah pada laju normal jantung. Selama periode pengisian ventrikel, katup atrioventrikular membuka dan katup semilunar menutup. 3) Kontraksi ventrikel (sistol). Mendekati akhir sistol atria, impuls dari nodus SA masuk melalui nodus AV ke dalam ventrikel, yang menyebabkan ventrikel depolarisasi. Kemudian kontraksi ventrikel mulai, dan darah mendorong katup atrioventrikular menutup dengan kuat. Selama kira-kira 0,05 detik, keempat katup menutup lagi. Perioda ini disebut kontraksi isovolumetri. Selama waktu ini serabut-serabut otot jantung kontraksi dengan kuat, tetapi belum memendek karena ia sangat sukar menekan setiap cairan, termasuk darah. Kontraksi otot ini adalah isometri (sama panjang). Karena tak ada jalur aliran bagi darah, volume ventrikel dipertahankan sama (isovolumetri). Karena kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan dalam ruang jantung naik tajam. Tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta ( 80 mmHg) dan tekanan ventrikel kanan naik di atas tekanan pada arteri pulmonalis ( 15-20 mmHg), kedua katup semilunar membuka, dan pengeluaran darah dari jantung mulai. Periode ini disebut pengeluaran ventrikel dan berlangsung selama 0,25 detik,

sampai ventrikel mulai relaksasi. Kemudian katup semilunar menutup dan periode relaksasi dimulai. Volume darah yang tetap tinggal dalam ventrikel setelah sistol disebut dengan volume akhir sistolik (end systolic volume = ESV), 60 ml. Lama kontraksi ventrikel adalah 0,3 detik dan tahap pengendurannya selama 0,5 detik. Dengan cara ini jantung berdenyut terus-menerus, siangmalam, selama hidupnya. Dan otot jantung mendapat istirahat sewaktu diastole ventrikuler. (Evelyn. 2009)

5.

Bunyi jantung Selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan menutupnya katup atrio-ventrikuler, dan kontraksi ventrikel. Bunyi kedua karena menutupnya katup aortic dan pulmoner sesudah kontraksi ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan rata; yang kedua pendek dan tajam. Demikianlah, yangpertama terdengar seperti lub dan yang kedua seperti duk. (Evelyn. 2009) Kadang-kadang terdengar pada orang-orang muda nada ketiga yang lembut dan rendah, pada 1/3 masa diastole yang timbulnya bertepatan dengan saat dimana pengisian jantung berlangsung cepat, dan mungkin disebabkan karena getaran yang ditimbulkan oleh darah yang masuk. Sedangkan nada keempat kadang-kadang dapat didengar sebelum nada pertama yang disebabkan oleh pengisian ventrikel, dengan cepat. Nada ini jarang terdengar pada orang dewasa normal. (Effendi. 1979)

6.

Curah jantung Menurut Gibson (2002), Curah Jantung bergantung pada: a. Frekuensi denyut jantung : Saat istirahat biasanya sekitar 70 kali per menit b. Isi Sekuncup: Jumlah darah yang keluar dari ventrikel pada setiap denyut. Saat istirahat biasanya sekitar 70 ml. Pada latihan ringan meningkat sampai 125 ml.

Pada awal kontraksi ventrikel, dengan tubuh dalam keadaan istirahat, mengandung sekitar 50 ml berasal dari ventrikel kiri pada setiap denyutnya. Jumlah darah yang keluar per menit adalah sekitar liter. (Gibson. 2002) Frekuensi jantung dikontrol: a. Terutama oleh reduksi dalam stimulasi serat nervus parasimpatis (vagus) b. Pengaruh yang lebih kecil oleh stimulasi melalui serat nervus simpatis. Curah sekuncup dikontrol oleh perubahan panjang serat otot jantung. Makin panjang ( pada otot yang sehat) makin besar kontraksinya. Ketika lebih banyak darah memasuki jantung ( seperti pada latihan), makin besar kontraksi dan dengan demikian makin besar curah sekuncup. (Gibson. 2002)

7.

Volume sekuncup Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml). jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 ml atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. (Evelyn. 2009) Tiap menit sejumlah volume yang tepat sama kembali dari vena ke jantung. Akan tetapi, bila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung, terjadi payah jantung, vena-vena besar dekat jantung menjadi membengkak berisi darah, sehingga tekanan dalam vena naik. Dan kalau keadaan ini tidak cepat ditangani, terjadi udema. (Evelyn. 2009) Keluaran jantung (ml/menit) = volume sekuncup (70 ml/denyut) x laju jantung (75 denyut/menit) = 70 x 75 ml/menit = 5250 ml/menit. Harga ini mendekati keseluruhan volume darah, yang kira-kira 5.000 ml pada pria dewasa. Keseluruhan pasok darah itu mengalir ke paru dan sirkulasi sistemik kira-kira sekali dalam satu menit. Bila tuntutan tubuh akan oksigen naik atau turun, keluaran jantung berubah sesuai kebutuhan. Factor-faktor yang meningkatkan volume sekuncup dan laju jantung, cenderung menaikkan keluaran jantung. (Soewolo. 2005)

8.

Kontraksi jantung Dengan berkontraksi otot jantung memompa darah, yang masuk sewaktu diastole, keluar dari ruang-ruangnya. (Evelyn. 2009) Urutan depolarisasi teratur yang berlangsung dalam jantung

menimbulkan urutan kontraksi yang dimulai dengan systole atrium. Kontraksi ini menimbulkan kenaikan tekanan dalam rongga atrium dan ventrikel, dan perbedaan tekanan antara atrium dan ventrikel yang menyebabkan katup antara atrium dan ventrikel terbuka, yaitu ketika tekanan ventrikel kanan lebih rendah dari tekanan atrium. Sedangkan katup antara 2 bagian ini tertutup jika tekanan ventrikel lebih besar dari tekanan atrium yaitu ketika terjadinya sistole ventrikel. (Effendi. 1979) Aliran darah dalam jantung terjadi pada saat katup-katup terbuka sebagai akibat kenaikan tekanan dalam rongga jantung tersebut. (Effendi. 1979) Menurut Effendi (1979), Kontraksi ventrikel berlangsung dalam beberapa fase : dimulai dengan fase kontraksi isometris yang disebut isovolumetric ventricular contraction. Dalam fase ini panjang otot jantung diventrikel tetap, karena kenaikan tekanan dalam rongga ventrikel belum cukup besar untuk mengatasi tekanan diastole sebesar 80 mm Hg (untuk ventrikel kiri) dan sebesar 10 mm Hg diarteria pulmonalis (untuk ventrikel kanan). Dalam saat-saat beriktnya akibat berlangsungnya terus sistole ventrikel, kenaikan tekanan dalam rogganya melebihi tekanan dikedua arteri tersebut dan valvula semilunaris yang masing-masing dinamakan valvula aortic dan valvula pulmonal terbuka. Pada saat ini kontraksi ventrikel memasuki fase ejeksi (ejection phase). Pengeluaran darah yang terjadi pada fase ini mula-mula berlangsung cepat kemudian lebih lambat mendekati akhir sistole. Tekanan maximum yang tercapai adalah 120 mm Hg diventrikel kiri dan 25 m Hg diventrikel kanan. Jumlah darah yang dipompakan keluar pada setiap kontraksi jantung sedang istirahat adalah 70-90 ml disebut volume sedenyut (stroke volume).

Pada akhir kontraksi ventrikel, tekanannya menurun cepat, dan masa ini disebut masa protodiastole, berlangsung 0.40 m sec dan berakhir ketika valvula aortic dan pulmonal tertutup. Setelah penutupan valvula-valvula ini tekanan ventrikel terus turun, walaupun panjang ototnya masih belum berobah. Fase ini yang disebut sebagai isovolumetric ventricular relaxation. Fase relaxasi ini berkahir kalau tekanan ventrikel turun dibawah tekanan atrium dan perbedaan ini menyebabkan AV valve terbuka dan terjadi pengisian jantung dari vena-vena sekitarnya. (Effendi. 1979) Keluaran jantung (cardiac output) adalah jumlah darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri (ventrikel kanan) ke dalam aorta (arteri pulmonalis) setiap menit. Keluaran jantung ditentukan oleh: (1). Volume darah yang dipompa ventrikel setiap denyut (volume sekuncup / volume denyutan = stroke volume), (2). Jumlah denyut jantung setiap menit. Pada saat istirahat (pada orang dewasa), rata-rata volume sekuncup 70 ml/denyut dan laju jantung kira-kira 75 denyut/menit. (Soewolo. 2005)

9.

Memelihara otot jantung Jantung memiliki otot yang tahan lelah. Menurut hasil penelitian, jantung manusia mampu berkontraksi terus- menerus tanpa istirahat sampai 4 milyar kali. Jadi, apabila denyut nadi manusia adalah rata- rata 70 kali/ menit, seharusnya usia manusia adalah rata rata 100 tahun. Hal ini disebabkan karena sel otot jantung memiliki mitokondria (mitokonria identik dengan paru paru manusia atau biasa disebut biologic blok) yang jumlahnya banyak sekali, yaitu 40 dari total volume otot jantung. Sebagian perbandingan, sel otot rangka hanya memiliki mitokondria sebanyak 2% dari total volume sel. Sel- sel otot jantung bergaris seperti otot rangka namun serabutnya bercabang dan mengadakan anastomosis

memebentuk apa yang disebut sistium. Panjangnya kurang lebih 100 um dan lebarnya 15 um. Sel otot jantung terdiri dari pita- pita filamen yang terbuat dari protein kontraktil yang kuat. (Karbo. 2008) Walaupun otot jantung kenyal dan kuat, kontraksi otot jantung berlangsung lebih lama, dan otot ini tidak bisa menimbulkan potensial aksi

yang cepat sehingga tidak bisa mengalami tetani ( kramp). Sel otot jantung memiliki resistensi rendah sehingga arus listrik dapat lewat dan menyebar secara cepat dan simultan. Impuls yang lewat akan mengaktifkan kanal natrium yang ada pada membran sel menyebabkan terjadinya depolarisasi sel, diikuti aktivasi kanal kalsium yang menyebabkan kalsium masuk kedalan sel dan menimbulkan respon atau kontraksi. Sesudah kontraksi , sel otot jantung akan kembali ke fase repolarisasi atau relaksasi. (Karbo. 2008) Pemeliharaan Otot Jantung 1. Memenuhi jumlah asupan zat gizi kalsium untuk memenuhi kebutuhan otot jantung yang biasa digunakan sel otot jantung untuk berkontraksi. 2. Tidak merokok, karena rokok dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh yang dapat menggangu kerja otot jantung. 3. Melakukan Relaksasi, dapat menurukan tekanan darah dan hormon stres yang bisa mendatangkan malapetaka pada jantung, sistem kardiovaskular serta kerja otot jantung. 4. Melakukan Latihan/ Olahraga teratur, menambahkan latihan kekuatan atau olahraga beban sebagai salah satu latihan pada olahraga rutin bisa memperkuat otot jantung serta membantu jantung untuk berdetak dan memompa darah lebih efisiesn. 5. Istirahat cukup dan berkualitas.

10

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Tips Hidup Sehat: 8 Tips Menjaga Kesehatan Jantung www.Amazine.co/4952/tips-hidup-sehat-8-tips-menjaga-kesehatanjantung diakses 11 Maret 2014 Effendi, H. Jazir, J. 1979. Fisiologi Kardiovaskuler dan Pathofisiologinya. Medan: Penerbit Alumni Faiz Omar, Moffat David. 2003. Anatomy at a Glance. Jakarta: Penerbit Erlangga Gibson, Jhon. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC Karbo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Pearce Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sanjoyo Raden. 2005. Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang

11

You might also like