You are on page 1of 37

Haidar Imam Ali Shidiq Nurul Dwi Rahmawati Renawati Sri Tati Hartati Krisna Sinar Alam Imran

Gani Erma Permatasari Milda Dwi Risnandar

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya berobat ke puskesmas karena diare. Pasien telah mengalami diare sebanyak 2 kali

dalam sebulan ini, sementara ibu pasien juga habis dirawat karena
demam berdarah dua minggu yang lalu. Dokter yang bertugas di puskesmas memperhatikan adanya peningkatan angka kunjungan karena penyakit lingkungan. Dokter tersebut mengamati beberapa wilayah kerja puskesmas memiliki masalah lingkungan seperti sumber air bersih, pengelolaan sampah,. Namun, puskesmas tidak rutin melakukan survey perumahan dan lingkungan dan data yang dikumpulkan tidak lengkap, sehingga ia sulit melakukan evaluasi kondisi kesehatan lingkungan diwilayah kerja puskesmas sesuai dengan standar pemerintah.

1.

Penyakit lingkungan Suatu kondisi patologis berupa kelainan

fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh


interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
2.

Survei Suatu teknik pengusulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden.

3.

Evaluasi

Kegiatan

yang

membandingkan

antara

hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Jenis jenis penyakit berbasis lingkungan ? Ruang lingkup penyakit lingkungan ? Agen penyebab penyakit lingkungan ? Bagaimana cara penularan penyakit lingkungan ? Bagaimana standar lingkungan yang memenuhi syarat ? Macam macam masalah lingkungan ? Penatalaksanaan penyakit lingkungan ? Epidemiologi penyakit menular diindonesia ? Bagaimana upaya perencanaan untuk meningkatkan program kesehatan lingkungan ?

10.

Bagaimana cara pengelolaan penyakit lingkungan menurut UU RI ?

1.

Jenis-jenis penyakit berbasis lingkungan menurut Depkes RI tahun 2002 tentang penyakit berbasis lingkungan antara lain:

ISPA
Diare Cacingan

DBD
Malaria TBC Penyakit kulit

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16)

Penyediaan air minum. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran. Pembuangan sampah padat. Pengendalian vektor. Pencegaha atau pengendalian pencemaran tanah. Higine makanan. Pengendalian pencemaran udara. Pengendalian radiasi. Kesehatan kerja. Pengendalian kebisingan. Perumahan dan pemukiman. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara. Perencanaan daerah dan perkotaan. Pencegahan kecelakaan. Rekreasi umum dan pariwisata. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi atau wadah, bencana alam, dan perpindahan penduduk.

17)

Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

Penyehatan air dan udara

Pengamanan limbah padat atau sampah


Pengamanan limbah cair Pengamanan limbah gas

Pengamanan radiasi
Pengamanan kebisingan Pengamanan vektor penyakit Pengamanan dan penyehatan lainnya seperti keadaan pasca bencana

3.

Agen penyebab penyakit lingkungan Air Tanah Makanan Udara

A.

Air
Water borne disease Penyakit yang ditrasmisikan bila organisme penyebab

penyakitnya (patogen) yang berada didalam air terminum oleh manusia atau
hewan sehingga menimbulkan infeksi.

Water related insect vector Penyakit yang disebabkan oleh vektor serangga, khususnya nyamuk yang berkembang biak di air Ex: demam berdarah, filariasis, malaria, trypanosomiasis, dan yellow fever.

Water washed disease Penyakit karena minimnya higiene dan sanitasi atau penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hiegiene perorangan. Ex: Askariasis, Ankylostoma.

Water based disease Penyakit yang disebabkan oleh organisme akuatik yang menghabiskan bagian dari siklus hidupnya di air. EX: Draconculosis, Paraagonimiasis, Clororchiasis dan Schistomosiasis.

B.

C.

D.

Makanan Food borne disease Penularan penyakit yang ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi. Ex: Penyakit demam tifoid. Udara Air borne disease Penularan penyakit yang ditularkan melalui droplet yang terbawa angin sehingga terhirup dan dapat menyebabkan penyakit di dalam tubuh. Ex: Penyakit influenza. Tanah Antrophod borne disease Penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor serangga.

A. Perumahan (housing)
Syarat-syarat rumah sehat yaitu:
Bahan bangunan

Ventilasi
Cahaya

Luas bangunan rumah


Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

B.

Penyediaan air bersih


Syarat-syarat air minum yang sehat adalah:

Syarat fisik Syarat bakteriologis

Syarat kimia

C.

Pembuangan kotoran manusia.


Jamban dikatakan sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut Tidak mengotori air permukaan disekitarnya Tidak mengotori air tanah disekitarnya Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-

binatang lainnya

Tidak menimbulkan bau Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance) Sederhana desainnya Murah Dapat diterima oleh pemakainya

D.

Pengelolahan sampah.
Pengolahan sampah ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Sumber-sumber sampah Jenis-jenis sampah Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar Berdasarkan karakteristik sampah

E. Pengolahan air limbah

Cara pengolahan air limbah secara sederhana:


Pengenceran (dilution) Kolam oksidasi (oxidation ponds)

Irigasi

1. 2. 3. 4.

Macam-macam masalah lingkungan di Indonesia.

Penatalaksanaan penyakit lingkungan.


Epidemiologi penyakit menular di Indonesia. Bagaimana upaya perencanaan untuk

meningkatkan program kesehatan lingkungan.


5.

Bagaimana cara pengelolaan penyakit lingkungan menurut Indonesia. Undang-undang Dasar Republik

STEP 7
A.

Air Bersih Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut : Syarat Fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna Syarat Kimia: Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l) Syarat Mikrobiologis: Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

B. Pembuangan Kotoran atau tinja: Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

C. Kesehatan Pemukiman Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu: pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran

D. Pembuangan Sampah: Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali Pembuangan E. Serangga dan Binatang Pengganggu: Pemberantasan vektor

F. Makanan dan Minuman Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi: Persyaratan fasilitas sanitasi Persyaratan dapur, ruang makan dan tempat penyimpanan makanan Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan pengolahan makanan Pencemaran lingkungan

A.

Promotif

Tindakan promotif yang bisa dilakukan contohnya: Penyuluhan kesehatan Latihan keterampilan

B. Preventif

Pencegahan primer adalah sebagai berikut: program imunisasi, dukungan nutrisi, pemutusan mata rantai penularan penyakit Pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala awal, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit tetapi belum tampak klinis dan memiliki faktor resiko.

Pencegahan tersier adalah: Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi

C. Kuratif

Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan. Misalnya pemeriksaan darah, rontgen paru. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

D. Rehabilitatif

Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Malaria Di Indonesia malaria ditemukan hampir disemua wilayah. Pada tahun 1996 ditemukan kasus malaria di Jawa-Bali dengan jumlah 2.341.401 orang. Tuberkulosis (TBC) WHO menyatakan pada tahun 2008 kematian yang diakibatkan penyakit ini sekitar 1,34 juta kasus dan terbanyak terjadi di Asia Tenggara.

Diare Pada tahun 2006 terjadi lonjakan penderita KLB diare, yaitu 10980 penderita dari 5051 penderita pada tahun 2005. angka kematian juga meningkat dari 127 pada tahun 2005 menjadi 277. Infeksi saluran pernapasan bawah Pada tahun 2008, penyakit ini telah menyebabkan 3,46 juta kematian atau sekitar 6,1% dari seluruh jumlah kematian di tahun itu.

Polio Jumlah kasus positif yang dilaporkan sampai 1 Agustus 2005 berjumlah 189 kasus dengan 8 kasus di antaranya meninggal dunia. Demam Berdarah Dengue Di Indonesia penyakit DBD ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan DKI Jakarta. Kini diseluruh Propinsi sudah terjangkit penyakit ini. Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempattempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

A. Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, bidang bina pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan mempunyai fungsi: Perencanaan tahunan dan lima tahunan kegiatan pengendalian penyakit menular, pengamatan penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan Penyelenggaraan surveilans epidemiologi, penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit Pengendalian operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan situasi khusus

Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan perundang-undangan Pelaksanaan koordinasi lintas sektor dan program dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

Pasal 3 Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 4 Sasaran pengelolaan lingkungan hidup : a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. c. terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan. d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

Pasal 7 (1) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. (2) Pelaksanaan ketentuan pada ayat (1) di atas, dilakukan dengan cara: a. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan. b. menumbuh kembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat. c. menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. d. memberikan saran pendapat. e. menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan. Bab IV Wewenang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 8 (1) Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh Pemerintah. (2) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah : a. mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. b. mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup, dan pemanfaatan kembali sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika. c. mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan/atau subyek hukum lainnya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika. d. mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial. e. mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

You might also like