You are on page 1of 20

Pemerolehan Bahasa Pada Bahasa Anak Autis di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri Pembina Yogyakarta: Tinjauan

Psikolinguistik A. Latar Belakang Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik manusia, bahasa selalu muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang tidak disertai dengan kehadiran bahasa. Oleh karena itu, bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi pikiran, alat untuk berinteraksi, alat untuk mengekspresikan diri, dan bahasa adalah alat untuk menampung hasil kebudayaan, semua itu dapat diterima. Linguistik yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya mendekati bahasa dipandang sebagai bahasa. Bahasa yang menjadi objek kajian linguistik harus dibedakan dari berbahasa, yakni kegiatan manusia dalam memproduksi dan meresepsi bahasa itu, yang dimulai dari enkode semantik dalam otak pembicara dan berujung pada dekode semantik dalam otak pendengar. Bahasa adalah objek kajian linguistik, maka kegiatan berbahasa ini merupakan objek kajian psikolinguistik yakni bidang ilmu antardisiplin antara psikologi dan linguistik ( haer, !""#$ %&. 'asil kajian psikolinguistik banyak diman(aatkan dalam memahami pemerolehan bahasa pertama maupun dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing. )roses berbahasa dimulai dari enkode semantik, enkode gramatik, dan enkode (onologi. *nkode semantik dan enkode gramatik berlangsung dalam otak, sedangkan enkode (onologi dimulai dari otak lalu dilanjutkan pelaksanaannya oleh alat+alat bicara yang melibatkan sistem sara( otak (neuromiskuler& bicara dari otot tenggorokan, otot lidah, otot bibir, mulut, langit+ langit, rongga hidung, pita suara, dan paru+paru ( haer, !""#$ %,-&. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berbahasa adalah proses mengeluarkan pikiran dan perasaan (dari otak& secara lisan, dalam bentuk kata+kata atau kalimat+kalimat. .emudian bagaimanakah (ungsi dan peranan otak dalam memproduksi bicara

bahasa, serta dalam menerima dan memahami masukan bahasa melalui telinga, dan yang selanjutnya diolah di dalam otak. /anusia yang normal (ungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. 0amun, mereka yang memiliki kelainan (ungsi otak dan alat bicaranya, tentu mempunyai kesulitan dalam berbahasa, baik produkti( maupun resepti(. 1adi kemampuan berbahasanya terganggu. Secara medis menurut Sidharta (%2-,& gangguan berbahasa itu dapat dibedakan atas tiga golongan, yaitu (%& gangguan berbicara, (!& gangguan berbahasa, dan (#& gangguan berpikir. .etiga gangguan itu masih dapat diatasi kalau penderita gangguan itu mempunyai daya dengar yang normal, bila tidak tentu menjadi sukar atau sangat sukar ( haer, !""#$%,-&. .asus terlambat bicara merupakan kasus yang dialami oleh anak bermasalah, seperti anak autis. Autis atau anak berkebutuhan khusus, gagap, latah, manja, sengau, gangguan membaca dan menulis, serta keterlambatan berbicara. /enurut *manuel Setio 3ewo (http://dewo.wordpress.com/.../anak-auitis/& ciri+ ciri gejala autis antara lain4 gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, perilaku, emosi, dan sensori. 5angguan komunikasi ditandai dengan tidak adanya kontak mata, terlambat bicara. Si(at minim komunikasi biasa terjadi pada anak autis. Anak autis umumnya mempunyai kemampuan komunikasi yang sangat minim. Anak sangat jarang memulai komunikasi dengan lingkungan sosial (yang baersi(at 6erbal&, hanya memberikan respon singkat, sedikit bicara sebatas satu atau dua kata saja. )eneliti melihat seorang anak yang belum dapat berbicara sampai memasuki usia ! tahun, belum mampu mengucapkan kata+kata, bahkan seperti kata 7mama8 atau 7papa8. Tidak terjadi kontak mata ketika diajak berbicara. Anak tersebut tidak melakukan respon balik ketika dipanggil namanya meskipun sudah berulang+ulang. .asus lain ditemukan pada anak berusia %! bulan yang belum dapat berbicara, bahkan tidak mengalami proses meraban atau mengoceh. Anak tersebut hanya diam dan menangis jika menginginkan sesuatu. Berdasarkan uraian yang dikemukakan penulis penelitian mengenai bahasa anak+anak autis ini dilakukan karena suatu proses pemerolehan bahasa

yang sangat berbeda antara anak+anak normal dengan anak+anak yang berkebutuhan khusus (autis&. )enulis ingin mengungkapkan apa yang menjadikan mereka berbeda dengan anak+anak yang normal, sehingga kita mampu memahami, berinteraksi, dan mengakui keberadaannya yang merupakan bagian dari kita juga. )erkembangan anak autis dalam pembelajaran melalui proses yang lama dibandingkan dengan anak cacat lainnya. Setelah mengalami proses pembelajaran di bimbingan atau semacam terapi, maka anak autis baru boleh masuk ke tahap sekolah taman kanak+kanak (T.&. 9sia anak autis saat mulai memasuki sekolah sangat berbeda dengan anak normal lainnya. 9sianya sekitar sepuluh tahun. )eneliti mengadakan penelitian di Sekolah 3asar Luar Biasa 0egeri )embina :ogyakarta yang beralamat di jalan ;mogiri Timur. 3i sekolah tersebut, anak autis sudah dipisahkan berdasarkan kelas karena sudah mengalami proses bimbingan atau terapi di tahap awal perkembangan mereka. Anak autis tersebut membaur dalam beberapa kelas dengan anak cacat lainnya, seperti di dalam kelasa ;;; S3LB tuna graita terdapat satu anak autis. B. denti!ikasi "asalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidenti(ikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut. %. !. #. ,. <. =. )erbedaan anak autis dengan anak normal di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. iri+ciri anak yang berkebutuhan khusus (autis& di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. )erkembangan anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. )roses pemerolehan bahasa (berbahasa& pada anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. Tahapan atau (ase perkembangan berbahasa pada anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. ara anak autis berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya (keluarga, masyarakat, alam& di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta.

>.

?aktor penyebab (kendala& keterlambatan prose berbahasa pada anak+anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta.

. Pembatasan "asalah Berdasarkan identi(ikasi masalah di atas, supaya lebih ter(okus maka permasalahan dibatasi sebagai berikut. %. !. )roses pemerolehan bahasa (berbahasa& pada anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. .emampuan berkomunikasi pada anak autis baik didalam maupun diluar kelas di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. 3. #umusan "asalah Berdasarkan ruang lingkup dan (okus masalah, maka dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut. %. Bagaimanakah proses pemerolehan bahasa (berbahasa& pada anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta@ !. Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi pada anak autis baik didalam maupun diluar kelas di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta@ *. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengacu pada masalah+masalah yang telah disebutkan diatas. %. /endeskripsikan proses pemerolehan bahasa (berbahasa& pada anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. !. /endeskripsikan kemampuan berkomunikasi pada anak autis baik didalam maupun diluar kelas di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta.

?. "an!aat Penelitian 'asil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berman(aat dan dijadikan bahan acuan guna penelitian lebih lanjut yang membahas pemerolehan bahasa pada anak+anak autis dan cara mereka berbahasa. Selain itu, hasil penelitian ini juga berman(aat untuk orang awam yang belum mengetahui psikolinguistik sehingga mereka mampu memahami, berinteraksi, dan mengakui keberadaan anak+anak autis yang juga bagian dari makhluk ciptaan Tuhan. 5. $ajian Teori Pemerolehan Bahasa )emerolehan bahasa anak+anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit. Ada dua pengertian mengenai pemerolehan bahasa. )ertama, pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang mendadak, tiba+tiba. .edua, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi+prestasi motorik, sosial, dan kogniti( pralinguistik. )emerolehan bahasa atau acquisition (dalam bahasa ;nggris& adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak+kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. )emerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning&. )embelajaran bahasa berkaitan dengan proses+proses yang terjadi pada waktu seseorang kanak+kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya ( haer, !""#$ %=>&. Ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak+kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. .edua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. .ompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. )roses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses per(ormansi yang terdiri dari dua buah proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses menghasilkan kalimat+kalimat.

<

Taha% Pemerolehan Bahasa %. .urang dari % tahun + Belum dapat mengucapkan kata+kata, + Belum menggunakan bahasa dalam arti yang sebenarnya, + 3apat membedakan beberapa ucapan orang dewasa. (*imas, lewat 5leason, %2-<$ !, dalam Auchdi, %22=$ ,& !. % tahun + /ulai mengoceh, + Bermain dengan bunyi (bermain dengan jari+jari tangan dan kakinya& + )erkembangan pada tahap ini disebut pralinguistik. (5leason, %2-<$ !& + .etika bayi dapat mengucapkan beberapa kata, mereka memiliki ciri+ciri perkembangan yang uni6ersal. + Bentuk ucapan hanya satu kata, sederhana, mudah diucapkan dan memiliki arti konkrit (nama benda, kejadian atau orang+orang di sekitar anak&. + /ulai pengenalan semantik (pengenalan makna&. #. ! tahun + /engetahui kurang lebih memiliki <" kata. + .ebanyakan mulai mencapai kombinasi dua kata yang dikombinasikan dalam ucapan+ucapan pendek tanpa kata penunjuk, kata depan atau bentuk lain yang seharusnya digunakan. + /ulai mengenal berbagai makna kata tetapi tidak dapat menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa. + /ulai dapat membuat kalimat+kalimat pendek. ,. Taman .anak+kanak + /emiliki dan memahami sejumlah besar kosa kata, + /ampu membuat pertanyaan+pertanyaan, kalimat majemuk dan berbagai bentuk kalimat, + 3apat berbicara dengan sopan dengan orang tua dan guru. <. Sekolah 3asar

+ )eningkatan perkembangan bahasa, dari bahasa lisan ke bahasa tulis, + )eningkatan perkembangan penggunaan bahasa. =. Bemaja + )enggunaan bahasa yang khas sebagai bagian dari terbentuknya identitas diri (merupakan usia yang sensiti( untuk belajar berbahasa&(5leason, %2-<$ =& >. 3ewasa + Terdapat perbedaan+perbedaan yang besar antara indi6idu yang satu dengan yang lainnya dalam perkembangan bahasa (sesuai dengan tingkat pendidikan, peranan dalam masyarakat, dan jenis pekerjaan. )rakira umur (ase+(ase perkembangan kogniti( menurut )iaget (ase+(ase perkembangan bahasa, yakni$ + Lahir sCd ! tahun )eriode sensorimotor. Anak memanipulasi objek di lingkungannya dan mulai membentuk konsep ?ase (onologis. Anak bermain dengan bunyi+bunyi bahasa mulai mengoceh sampai menyebutkan kata+kata sederhana. + ! sCd > tahun )eriode )raoperasional. Anak memahami pikiran simbolik, tetapi belum dapat berpikir logis. ?ase Sintaktik, anak menunjukkan kesadaran gramatis, berbicara menggunakan kalimat. + > sCd %% tahun )eriode Operasional, anak dapat berpikir logis mengenai benda+benda konkrit. )ieget seperti yang dikutip oleh Tarigan (%22"$ #=& ada > tahap perkembangan bahasa. %. Tahap /eraban (pra linguistik pertama& pada usia "," D ",<. !. Tahap /eraban (pra linguistik kedua&$ kata nonsense, pada usia ",< D %,". #. Tahap Linguistik ;$ holo(rastik, kalimat satu kata, pada usia %," D !,". ,. Tahap Linguistik ;;$ kalimat dua kata, pada usia !," D #,". <. Tahap Linguistik ;;;$ pengembangan tata bahasa, pada usia #," D ,,". =. Tahap Linguistik ;E$ tata bahasa pradewasa, pada usia ",, D ",<. >. Tahap Linguistik E$ kompetensi penuh, pada usia <,".

>

(http$CCmasso(a.wordpress.comC!""-C"%C!-Cpemerolehan+bahasa+pertama+dan+ bahasa+keduaC&. Perkembangan Bahasa Anak )enelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya tidak terlepas dari pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. 3alam hal ini, sejarah telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak, yaitu$ (%& pandangan nativisme, (!& pandangan behaviorisme, dan (#& pandangan kognitivisme ( haer, !""#$ !!%&. /eskipun dengan landasan (iloso(is yang berbada+beda, pada umumnya kebanyakan ahli kini berpandangan bahwa anak di mana pun juga memperoleh bahasa ibunya dengan memakai strategi yang sama. .esamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi dan neurologi manusia yang sama tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. 3i samping itu, dalam bahasa juga terdapat konsep uni6ersal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat+kodrat yang uni6ersal ini. homsky mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik$ mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. 1adi bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input dari sekitarnya (3ardjowidjojo, !""#$ !,#+!,,&. .arena dalam bahasa ada tiga komponen, yakni (onologi, sintaksis, dan semantik, maka bahasa kita juga terbagi menjadi tiga. 3i samping itu, ada bahasan pula mengenai pemerolehan pragmatik, yakni bagaimana anak memperoleh kelayakan dalam berujar. /enurut 3ardjowidjojo (!""#$ !,,+!,=&, tahap perkembangan bahasa anak dapat dilihat sesuai dengan tingkat perkembangan umur. )ada umur sekitar = minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi+bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau 6okal. )roses mengeluarkan bunyi+bunyi seperti ini dinamakan cooing. Anak mendekutkan bermacam+macam bunyi yang belum jelas identitasnya.

)ada sekitar = bulan, anak mulai mencampur konsonan dengan 6okal sehingga membentuk apa yang dalam bahasa ;nggris dinamakan babbling (celotehan&. elotehan dimulai dengan konsonan yang diikuti oleh sebuah 6okal. .onsonan yang keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. .ata sudah mulai muncul pada umur sekitar % tahun (mulai sekarang dipakai kon6ensi %4" untuk umur satu tahun, %4> untuk umur satu tahun dan tujuh bulan, dst&. )ada *cha (3ardjowidjojo, !"""&, dan mungkin sekali untuk anak ;ndonesia yang lain, munculnya kata pertama agak FterlambatG, yakni mendekati umur %4=. argumentasi untuk menjelaskan keterlambatan ini adalah bahwa anak ;ndonesia memerlukan waktu yang lebih lama untuk menentukan suku mana yang akan diambil sebagai wakil dari kata itu. )ada bahasa ;nggris yang kebanyakan katanya adalah monosibalik, anak tidak harus memilih suku mana. )ada anak ;ndonesia, yang kosa katanya kebanyakan polisibalik, anak harus FmenganalisisG terlebih dahulu, barulah dia menentukan suku mana yang akan diambil. 3ari kata sepeda, misalnya, mana yang akan diambil$ se, pe, atau da. .onsonan pada akhir kata sampai dengan umur sekitar !4" banyak yang tidak diucapkan sehingga mobil akan diujarkan sebagai Cb;C. Sampai sekitar umur #4" anak belum dapat mengucapkan gugus konsonan sehingga (*yang& )utri akan disapanya dengan *yang CtiC. Satu hal yang perlu dipahami benar adalah bahwa patokan tahun ini sangat relati6e. 9kuran tidak boleh tahun kalender tetapi harus tahun neurobiologis, artinya pada tahap perkembangan neurobiologi mana seorang anak dapat mengucapkan bunyi+bunyi tertentu. 3engan demikian, tidak mustahil akan ada anak yang sudah dapat mengucapkan CdAC pada umur !4= tetapi kalau ini terjadi dia pasti juga sudah dapat mengucapkan CkC dan CgC. Psikolinguistik )sikolinguistik sebagai salah satu ilmu bahasa yang mempelajari hubungan bahasa dan tingkah laku manusia, sangat diperlukan oleh masyarakat bahasa dalam berkomunikasi. )sikolinguistik menghubungkan bahasa dengan

bidang psikologis manusia dalam menggunakan bahasa untuk kehidupan sehari+ hari. .emampuan psikologis manusia berbeda pada setiap usia, begitu pula kemampuan bahasa seseorang berbeda pada setiap jenjang usia. )sikolinguistik adalah penggabungan antara dua kata 7psikologi8 dan 7linguistik8. )sikolinguistik mempelajari (aktor+(aktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. )sikolinguistik meliputi proses kogniti( yang bisa menghasilkan kalimat yang mempunyai arti dan benar secara tata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisa dipahaminya ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya. 1ean aron dalam bukunya An Introduction to Ps kolinguistics of the mende(isinikan psikolinguistik sebagai !" the e#perimental stud

ps chological processes through which a human sub$ect acquires and implements the s stem of a natural language (%22!$ %&. ;ni berarti, psikolinguistik merupakan ilmu yang bersi(at eksperimental yang mempelajari proses psikologis tentang bagaimana seseorang memperoleh dan mengimplementasikan sistem kebahasaan yang alamiah. 'ubungan antara bahasa dan psikologi, terutama pikiran telah menjadi perbincangan FsengitG antara ahli linguistik dan psikologi. Sementara ahli, seperti Hilhelm Ean 'umboldt, *dward Sapir, dan Benyamin Lee Hhor( berpendapat bahwa bahasalah yang menentukan struktur pikiran. Bahasalah yang lebih dahulu berperan. Bahasa FmenjajahG para penuturnya dengan memaksa mereka berpikir dengan cara tertentu seperti apa yang ada dalam bahasa tersebut. Oleh 1ean )iaget, hal ini ditentang dengan menandaskan bahwa struktur pikiran tidak dipengaruhi bahasa, tetapi dipengaruhi oleh perilaku pada masa kanak+kanak. homsky, sebagai pelopor mentalistik berkeyakinan bahwa bahasa dan pikiran adalah dua sistem yang otonom. /enurutnya manusia lahir telah membawa potensi bahasa (%anguage Acquisition &evice&, yang dengan sistem itu, manusia akan mencapai tataran uni6ersal. Bahasa, menurut homsky meliputi aspek dalaman (deep structure& yang berupa kumpulan rumus+rumus otonom

%"

yang telah tersedia sejak lahir dan aspek luaran (surface structure& yang berupa bentuk+bentuk ujaran yang ber6ariasi. Objek psikolinguistik adalah bahasa yang berproses dalam jiwa manusia, baik sebagai pembicara maupun pendengar, sedangkan objek psikologi bahasa adalah gejala jiwa manusia yang dilihat melalui bahasa. /eskipun antara psikologi bahasa dan psikolinguistik terdapat perbedaan penekanan, tetapi sesungguhnya antara keduanya tidak mudah dibedakan, karena kedalaman kajian di antara keduanya akan saling mendukung kualitas analisisnya. :udibrata, dkk (%22-$ !& bahkan mengatakan bahwa psikolinguistik adalah disiplin yang berkembang setelah muncul istilah psikologi bahasa (dilihat dari sudut psikologi& dan bahasa psikologis (dilihat dari sudut linguistik&. )sikolinguistik mempunyai bidang garapan tentang proses berbahasa yang terjadi pada otak seseorang, baik otak pembicara maupun otak pendengar. 3engan demikian psikolinguistik menghasilkan deskripsi bahasa yang berproses pada diri seseorang yang terlibat dalam komunikasi, meliputi bagaimana proses pengolahan bahasa itu terjadi, bagaimana wujud satuannya, bagaimana makna yang dikandungnya, dan bagaimana proses keterpahaman bahasa tersebut. 3engan kata lain, psikolinguistik membicarakan proses bahasa kaitannya dengan aspek abstrak yakni sistem kebahasaan yang diwujudkan dalam simbol dan kaidah yang mengaturnya, dan aspek (isik yakni korpus wacana yang diproduksi oleh pembicara dalam situasi tertentu. )sikolinguistik dapat dikaitkan dengan per(ormansi sebagai perwujudan kaidah bahasa. 9ntuk itu psikolinguistik bertugas, (%& menilai realita psikologis deskripsi linguistik tentang kompetensi dan (!& menentukan (aktor+(aktor yang mempengaruhi per(ormansi linguistik dan memberikan batas terhadap si(at alamiah pengaruh ini (Slobin dalam 0ababab, %22-$ %2&. 3engan demikian ruang lingkup psikolinguistik adalah$ %& 'ubungan antara bahasa dan otak, logika dan pikiran4 !& )roses bahasa dalam komuniksi$ persepsi, produksi, dan komprehensi4 #& )ermasalahan makna4 ,& )ersepsi ujaran dan kognisi4

%%

<& )ola tingkah laku berbahasa4 =& )emerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua4 >& )roses bahasa pada indi6idu abnormal. Sebagai sebuah ilmu, psikolinguistik harus memiliki metode riset yang (a& tidak memiliki bias dan (b& objekti(. Artinya, metode yang digunakan tidak boleh memihak salah satu hipotisis dan kemungkinan penelitian lain mengulangi obser6asi dengan hasil yang sama (Atkinson, %222$ #!&. .ebanyakan %& *ksperimen *ksperimen didesain dengan menggunakan obser6asi yang dikontrol. Sebuah eksperimen dalam penelitian psikolinguistik terdiri atas lima tahap$ (%& teori, (!& prediksi, (#& manipulasi, (,& obser6asi, dan (<& konlusi. !& Obser6asi 0aturalistik Obser6asi naturalistik juga digunakan untuk menguji teori. Bedanya, obser6asi naturalistik mengamati tingkah laku dengan tanpa inter6ensi. #& *ksperimen dan Obser6asi 0aturalistik 3alam penelitian psikolinguistik yang ideal, eksperimen dan obser6asi naturalistik dilakukan secara bergantian untuk saling mendukung hasil penelitian. Apabila obser6asi naturalistik digunakan untuk mengeksploitasi suatu (enomena, maka eksperimen digunakan untuk mengkaji detail atau membuktikan detail+ detail. $riteria Teori yang Dihasilkan Ada tiga kriteria yang harus diperhatikan peneliti untuk menilai suatu teori, yakni$ (%& kebenaran, yakni apakah teori tersebut sesuai dengan (akta yang ada, (!& kelengkapan, yakni apakah teori tersebut meliputi aspek+aspek yang rele6an dengan (akta, dan (#& kompatabilitas, yakni apakah teori+teori tersebut konsisten apabila diterapkan pada penelitian yang sejenis. .etepatan teori+teori tersebut harus dinilai sebaik ketepatan eksperimen yang dirancanga untuk itu. teori psikolinguistik dihasilkan dari kajian yang eksperimental dan obser6asi naturalistik.

%!

,& Studi .asus Studi kasus merupakan penelitian yang melibatkan subjek tunggal atau sekelompok subjek dengan kasus yang sama. Studi kasus umumnya dilakukan secara kontinu dan intensi( serta longitudinal. 9mumnya, penelitian psikolinguistik studi kasus, mempunyai tujuan untuk mengungkap perkembangan indi6idu. /eskipun demikian, seorang peneliti harus mempunyai alasan mengapa dia memilih subjek tersebut. <& Studi .orelasional Tidak semua masalah cocok dikaji dengan eksperimen. Apabila peneliti ingin mengkaji mengenai pengaruh pendengaran terhadap komprehensi, tentu tidak mungkin apabila subjek harus dipaksa menjadi terganggu pendengarannya. Satu+satunya yang dapat dilakukan adalah mencari subjek yang memiliki pendengaran bagus, sedang, dan kurang, atau berpendengaran baik dan kurang baik. Subjek+subjek tersebut selanjutnya diuji guna memperoleh hubungan pengaruh yang dikehendaki. Studi korelasional membutuhkan kemampuan mengolah angka, untuk memperoleh tingkat korelasi secara kuantitati(. 'al ini yang diperhatikan bahwa studi korelasi tidak dimaksudkan untuk membuat interpretasi sebab akibat. ;nterpretasi dapat diyakinkan dengan studi eksperimental. Anak Autisme Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang gejala+ gejalanya meliputi perbedaan dan ketidakmampuan dalam berbagai bidang seperti kemampuan komunikasi sosial, kemampuan motorik kasar dan motorik halus, dan kadang kemampuan intelektual. Autisme sebuah gangguan sindrom perkembangan system sara( pusat yang ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak+kanak hingga masa+masa sesudahnya. ;ronisnya, sindrom tersebut membuat anak+anak yang menyandangnya tidak mampu menjalin hubungan sosial secara normal bahkan tidak mampu untuk menjalin komunikasi dua arah (Hijayakusuma, !"",$ E&. Tanda+tanda ini semuanya dimulai sebelum anak berusia tiga tahun. Autisme mempengaruhi pengolahan in(ormasi di otak dengan mengubah cara sel

%#

sara( dan sinapsis mereka menghubungkan dan mengatur4 bagaimana hal ini terjadi tidak dipahami dengan baik. .riteria Autisme berdasarkan 3S/+;E$ A. 'arus ada sedikitnya = gejala dari (%&, (!&, dan (#&, dengan minimal dua gejala dari (%& dan masing+masing satu gejala dari (!& dan (#&. %& 5angguan kualitati( dalam interaksi sosial yang timbal balik. /inimal harus ada ! gejala dari gejala di bawah$ a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai$ kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak+gerik yang kurang terarah, b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya, c. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, d. .urangnya hubungan emosional dan sosial yang timbal balik. !& 5angguan kualitati( dalam bidang komunikasi seperti ditunjukkan oleh minimal satu dari gejala+gejala berikut$ a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara&, b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi, c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang+ulang, d. #& ara bermain kurang 6ariati(, kurang imajinati(, dan kurang bisa meniru. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang+ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala berikut ini$ a. /empertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebih+lebihan. b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya. c. Ada gerakan+garakan yang aneh, khas, dan diulang+ulang. d. Seringkali terpukau pada bagian+bagian benda tertentu.

%,

B. Sebelum umur # tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang $ (%& interaksi sosial4 (!& bicara dan berbahasa4 (#& cara bermain yang kurang 6ariati(. . Bukan disebabkan oleh Sindroma Bett atau 5angguan 3isintegrati( /asa .anak. .arakteristik )erilaku Bermain pada )enyandang Autisme I )erilaku yang khas I /enjaga jarak dengan orang lain I Lebih sering sendiri atau paralel I Bermain lebih sedikit dibanding non autistik I Lebih sedikit menggunakan alat bermain dan kemampuan bermain sangat terbatas I .esulitan dalam bermain pura+pura dan menirukan sesuatu yang dilakukan orang lain. Anak+anak autis berkembang dengan laju yang berbeda untuk area yang berbeda pada tahap pertumbuhan mereka karena beberapa ketidaknormalan pada otak. Halaupun anak+anak autis mengalami keterlambatan bicara dan bahasa, kemampuan motorik mereka bisa menyamai anak+anak lain seusia mereka. Akti(itas yang kompleks seperti menyusun puJJle atau menyelesaikan soal matematika bisa jadi sangat mudah, sementara tugas lain yang sangat sederhana seperti berteman atau bicara dengan orang lain bisa jadi hal yang sulit. /ereka juga mungkin bisa membaca kalimat yang panjang dan sulit, tapi tidak mampu mengenali suara FdG (www.autism.orgCad6ice(orparents.html&.

%<

'. "etode Penelitian %. Subjek dan Objek )enelitian /etode menentukan suatu penelitian, metode sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena hanya melalui subjek penelitian, data dan in(ormasi dapat diperoleh. Adapun yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah sesuatu yang memuat keterangan objek yang diteliti. Subjek penelitian ini adalah anak autis yang berada di Sekolah 3asar Luar Biasa )embina :ogyakarta. )emerolehan bahasa pada anak+anak penderita autis sangat berbeda dengan anak+anak normal, sehingga kendala seperti apakah yang mungkin terjadi di dalam proses pemerolehan dan perkembangan bahsanya. Objek penelitian ini adalah wujud bahasa yang muncul dari proses perkembangan dan pemerolehan bahasa pada anak+anak autis di S3LB 0egeri )embina :ogyakarta. )enggunaan bahasa dalam interaksi mereka dengan lingkungan sekitarnya sudah pasti sangat berbeda dengan anak+anak normal karena anak+anak autis adalah anak yang berkebutuhan khusus, yang mengalami sebuah gangguan perkembangan yang umumnya ditandai oleh tiga gejala utama$ interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. !. Teknik )engumpulan 3ata )engumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan seorang peneliti untuk mengungkapkan data yang digunakan di dalam penelitiannya dan digunakan sebagai dasar dalam menyimpulkan hasil penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengamatan langsung (pengamatan berpartisipasi&. Berikut teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini. %. Teknik Simak Libat akap Teknik simak libat cakap dipergunakan untuk menyimak tuturan anak autis dalam situasi tertentu dengan menggunakan catatan lapangan. .arena peneliti merupakan bagian dari komunitas tutur pada objek studi, maka tidak dapat dihindari peran peneliti suatu ketika terlibat dalam

%=

komunikasi tersebut. !. Teknik Bekam

)eneliti ikut terlibat langsung dalam sebuah

pembicaraan dengan anak autis tersebut. Teknik rekam dipergunakan untuk merekam tuturan dalam bahasa lisan dengan menggunakan kaset auditi( dan audio6isual. Teknik ini dalam praktiknya bersamaan dengan teknik obser6asi dan wawancara. Anak autis tersebut diberikan tugas untuk bercerita, kemudian hasilnya direkam guna memperoleh bukti seberapa tingkat penguasaan kosa kata yang dimiliki mereka. #. Teknik atat Teknik catat digunakan catatan lapangan untuk mengumpulkan data yang merupakan dokumen dalam bahasa tulis. 3i samping itu, teknik catat juga digunakan untuk membantu teknik rekam dan teknik simak libat cakap. )eneliti juga membuat da(tar kemajuan siswa atau perkembangan siswa autis setelah diberikan beberapa latihan. ,. Teknik Hawancara Teknik ini meman(aatkan teknik wawancara mendalam (in depth interviewing&. Hawancara jenis ini bersi(at lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak (selalu& dalam suasana (ormal, dan dapat dilakukan berulang pada in(orman yang sama. )ertanyaan yang diajukan bisa semakin ter(okus sehingga in(ormasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam (Sutopo, %22=$ %#>&. #. ;nstrumen )enelitian ;nstrumen dalam penelitian ini berupa lembar kemajuan siswa, alat rekam, dan alat tulis tertentu. Lembar kemajuan, alat rekam, dan alat tulis tertentu tersebut digunakan untuk mencari data+data yang rele6an. Lembar kemajuan siswa ini digunakan untuk mencatat dan mengklasi(ikasikan hasil penelitian. 'asil penelitian yang didapatkan disusun atau dibagi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan dikelompokkan menjadi satu data.

%>

,. Teknik Analisis 3ata )enelitian Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskripti( kualitati(, yaitu teknik yang dilakukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data+data kualitati( yang diperoleh melalui studi deskripti( atau prosedur penelitian masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan (aktor+ (aktor yang tampak (Sudaryanto, %22#$ !>&. 3eskripsi adalah gambaran ciri+ ciri data secara actual sesuai dengan si(at alamiah itu sendiri (3jajasudarma, %22#$ %<&. /etode yang dapat digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data, yaitu metode padan. /etode padan , alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa ( language& yang bersangkutan. /etode ini dapat dibedakan mecamnya menjadi lima sub+jenis berdasarkan alat penentu yang dimaksud. Sub+jenis yang pertama, alat penentunya ialah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa4 sub+jenis yang kedua, alat penentunya organ pembentuk bahasa atau organ wicara4 dan sub+jenis yang ketiga, keempat, dan kelima berturut+turut alat penentunya ialah bahasa lain atau langue lain, perekam, dan pengawet (Sudaryanto, %22#$ %#&

%-

;. Da!tar Pustaka s Adams, 1.B., *delson, S./., 5randin, T., Bimland, B. (!"",&. Advice for parents of oung autistic children. 3iakses tanggal - April !"%" dari www.autism.orgCad6ice(orparents.html. haer, abdul. !""#. Psikolinguistik: 'a$ian (eoretik. 1akarta$ Bineka ipta. aron, 1ean. %22!. An Introduction to Ps cholinguistics. 0ew :ork$ 'ar6ester Hheatshea(. 3ardjowidjojo, Soejono. !""#. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman )ahasa *anusia. 1akarta$ :ayasan Obor ;ndonesia. 3jajasudarma, T. dan ?atimah. %22#. *etode %inguistik +ancangan *etode Peneliltian dan 'a$ian. Bandung$ *resco. 5inanjar, Adriana Soekandar. !"">. *emahami ,pektrum Autistik ,ecara -olistik. 3isertasi. )rogram )asca Sarjana ?akkultas )sikologi 9;. 3iakses tanggal - April !"%" dari www.awares.orgCcon(erencesC. http$CCdewo.wordpress.comC...Canak+auitisC!1anuari!"%"C. )ink, 3aniel '. !"">. *isteri .tak 'anan *anusia. :ogyakarta$ )enerbit Think. Subroto, *di. %22!. Pengantar *etoda Penelitian %inguistik ,truktural . Surakarta$ Sebelas /aret 9ni6ersity )ress. Sudaryanto. %22#. *etode dan Aneka (eknik Analisis . :ogyakarta$ 3uta Hacana 9ni6ersity )ress. Sujanto, Agus. %2-=. Psikologi Perkembangan. Surabaya$ )enerbit Aksara Baru. Slobin, 3an ;. %2>,. Ps cholinguistics. London$ Scott, ?oresman, K ompany.

%2

Hijayakusuma, 'embing. !"",. Psikoterapi Anak Autisma: (eknik )ermain 'reatif /on 0erbal dan 0erbal, (erapi khusus untuk Autisma . 1akarta$ )ustaka )opuler Obor.

!"

You might also like