You are on page 1of 3

II. RIWAYAT KASUS Untuk mengetahui riwayat pasien, dapat menggunakan dua metode.

Metode yang dapat digunakan yaitu, auto anamnesa dan allo anamnesa. Pada auto anamnesa, pasien dapat memberikan informasi atau penjelasan kepada operator secara langsung tanpa melalui perantara. Sedangkan pada allo anamnesa, informasi didapatkan dari orang terdekat yang mengetahui riwayat penyakit pasien. Hal ini dapat dilakukan apabila, pasien tidak memungkinkan untuk memberikan penjelasan atau informasi secara spesifik tentang penyakit yang dideritanya, dimana pasien yang harus menggunakan metode allo anamnesa yaitu pasien yang tuna wicara, pasien tuna rungu, pasien yang mengalami retardasi mental misalnya sindrom down, dan pasien anak kecil yang membutuhkan bantuan orangtuanya atau orang terdekat dalam memberikan informasi. Pada pasien yang kami periksa, pasien tersebut mengalami retardasi mental sehingga pasien mengalami kesulitan dalam memberikan informasi secara lengkap, oleh karena itu informasi didapatkan dari orang terdekat pasien. Pada riwayat kasus, terdapat keluhan utama pasien, riwayat penyakit, keadaan umum, obat-obatan yang sedang dan telah dijalani dalam 6 bulan terakhir, keadaan sosial, kebiasaan buruk, dan riwayat keluarga. Dimana pada keluhan utama pasien didapatkan uraian singkat mengenai alasan pasien datang ke RSGM Universitas Jember, bahwa pasien merasa kurang nyaman pada lidahnya. Dilanjutkan dengan pemeriksaan subyektif mengenai riwayat penyakit pasien. Pada pemeriksaan subyektif, operator harus mendapatkan informasi mengenai sejak kapan keluhan mulai timbul, apa penyebab timbulnya keluhan, ada rasa sakit atau tidak, bagaimana intensitas atau frekwensi (sering atau tidak) timbulnya keluhan, apakah sudah pernah dilakukan perawatan atau mengobatan pada keluhan tersebut, dan keadaan keluhan tersebut pada saat ini. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan oleh operator, pasien merasa kurang nyaman pada lidah sejak lama. Penyebab dari rasa kurang nyaman pada lidah kemungkinan oleh karena kelainan yang diderita pasien, sehingga berkaitan

dengan kurangnya intensitas dan kualitas pasien dalam menggosok giginya. Dari informasi yang didapatkan belum pernah dilakukan pemeriksaan, perawatan dan pengobatan pada keluhan tersebut. Keadaan rongga mulut pasien, menunjukkan adanya warna putih pada lidah (plak putih), dimana pada keadaan normal lidah berwarna merah mudah dengan papilla yang halus.

Pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya, mencakup keadaan umum pasien. Sepertihalnya, penyakit yang sedang diderita, tinggi badan, berat badan, blood pressure, pernafasan, temperatur. Data dari penyakit yang sedang diderita pasien akan sangat membantu dalam penentuan diagnosis penyakit, dimana penyakit tersebut kemungkinan berhubungan dengan kondisi rongga mulut pasien. Pasien yang diperiksa mempunyai kelainan mental, yang disebut dengan Sindrom down. Dimana pada kelainan tersebut, orang yang menderita akan mengalami penurunan intelegensi dan respon terhadap adanya suatu keadaan akan dinilai rendah, contohnya plak putih yang terdapat pada lidah kemungkinan dikarenakan pasien yang kesulitan dalam pembersihan rongga mulutnya. Pemeriksaan selanjutnya diperoleh tinggi badan 147,5 cm, berat badan 54,5 kg, pernafasan 38/menit, temperatur 36o C. Sehingga BMI (Body Mass Index) sebesar 25,22 merupakan berat badan pasien dalam tingkatan berlebih (Obess grade 1). Pemeriksaan BMI penting untuk dilakukan dikarenakan pemeriksaan ini untuk mengetahui parameter lemak yang terdapat di tubuh. Parameter lemak ini berkaitan dengan resiko penyakit metebolik yang akan diderita pasien apabila lemak yang diderita pasien dalam tingkatan tertentu (tinggi). Batas normal BMI yaitu hingga 22.9. Pada pemeriksaan pernafasan, melebihi dari batas normal, batasan normal bagi wanita dewasa 18-20 permenit. Frekwensi pernafasan berkaitan dengan umur,suhu tubuh, aktifitas fisik, dan kejiwaan. Dari pemeriksaan prenafasan yang melebihi normal, dikarenakan kejiwaan pasien, dimana kejiwaan juga berpengaruh pada frekwensi pernafasan, apabila pasien mempunyai jiwa periang,

maka akan lebih sering tertawa, hal ini yang kemudian mengakibatkan naiknya frekwensi pernafasan. Keadaan umum pasien juga meliputi obat-obatan yang sedang dan telah dijalani dalam 6 bulan terakhir. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun dalam 6 bulan terakhir, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi rongga mulutnya. Keadaan sosial pasien baik, tetapi pasien mempunyai kebiasaan buruk berupa kebiasaan jarang menggosok gigi dari kecil dan sulit untuk menggosok gigi dengan cara yang benar, kebiasaan buruk ini dikarenakan keterbatasan pasien dalam mengaplikasikan cara yang benar untuk menggosok gigi dengan baik, hal ini berkaitan pasien mengalami sindrom down. Pada riwayat keluarga pasien, tidak didapatkan adanya riwayat penyakit dari orang tua atau keluarganya. Sehingga kemungkinan keluhan pasien ini tidak berkaitan dengan riwayat penyakit keluarganya.

You might also like