Professional Documents
Culture Documents
DERMATITIS/EKSEMA ???
Eksema
Dermatitis atopik bentuk infantil Menggambarkan kelainan kulit dalam kondisi basah (lesi madidans) Istilah sekarang Dermatitis DEFINISI Kelainan kulit dengan gejala subyektif rasa gatal dan secara obyektif ditandai oleh ruam yang polimorfi dan umumnya berbatas tidak tegas.
PERUBAHAN MORFOLOGIS
AKUT
KRONIS
KLASIFIKASI
Sampai saat ini kurang memuaskan Umumnya digunakan istilah dermatitis + kemungkinan penyebab/deskripsi kondisi. Bisa juga dermatitis+kemungkinan etiologi + deskripsi klinis. Contoh: dermatitis atopik impetigenisata.
Dermatitis eksogen (DK, Radiodermatitis, dermatitis medikamentosa) Dermatitis endogen (Neurodermatitis, dermatitis statis)
Faktor gatal. Siklus gatal dan diikuti menggaruk merupakan faktor yang sangat sering berperan pada kondisi klinis dermatitis. Faktor sekunder (infeksi, kontak). Biasanya pada kasus-kasus kronik.
Dermatitis Atopik
Adalah dermatitis yang bersifat kronik residif, disertai gejala subyektif gatal, tempat predileksi tertentu sesuai fasenya, berdasarkan sifat hipersensitivitas, dan diturunkan secara genetik Ada 3 fase usia dan gejala klinis:
Fase infantil (usia < 2 tahun) Klinis: dermatitis akut yang eksudatif di wajah meluas ke sisi ekstensor ekstremitas, sangat gatal DD: dermatitis seboroik Fase anak (usia 2 12 tahun) Klinis: dermatitis subakut, cenderung lebih kering terutama di fleksural (lipat siku/lutut) DD: dermatitis numularis Fase dewasa (usia > 12 tahun) Klinis: dermatitis kronis ditandai oleh hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan likenifikasi DD: Neurodermatitis
Dermatitis Atopik
(lanjutan)
Pruritus Morfologi dan distribusi lesi khas sesuai usia Dermatitis kronik dan kambuhan Riwayat atopi diri atau keluarga
Dermatitis Seboroik
Merupakan dermatitis dengan distribusi di daerah yang kaya kelenjar sebasea (skalp, alis, lipat nasolabial, belakang telinga, dada dan aksila. Terdapat 2 bentuk klinis:
Infantil (usia 2-3 bulan) Pengaruh rangsangan hormonal ibu Klinis : jarang disertai gatal, tidak mengenai lengan dan tungkai Dewasa (usia 18-40 tahun) Klinis : spektrum dari yang paling ringan (pityriasis sica) sampai yang terberat (sebopsoriasis)
DN pada tangan dan kaki r. atopi DN pada tungkai dan badan sering DN bentuk kering
10
Insiden puncak : 30 50 tahun Lesi awal : merah udem resolusi, bagian tengah lesi berskuama, menebal dan hiperpigmentasi. Klinis : gatal hebat pada daerah likenifikasi yang hilang dan timbulnya dipicu faktor stres/rabaansentuhan. Predileksi : tungkai bawah, pergelangan kaki, pubis dan skrotum. Siklus gatal-garuk memperberat keadaan
11
Dermatitis Stasis
Penyebabnya diduga faktor hipertensi vena (tungkai bawah) trombosis gangguan perfusi jaringan dan kulit di lokasi lesi.
Klinis : lesi sisi medial pergelangan kaki meluas dalam berbagai degradasi. Kulit menebalskuamasilikenifikasi yang terasa gatalgarukaneksematisasiulserasi (ulkus venosum). Pada penyembuhan : kulit tipis, mengkilat dan hiperpigmentasi. Proksimal lesi dilatasi dan tampak varises vena superfisialis.
12
Pomfoliks/dishidrosis
Klinis : merupakan kompleks gejala yang ditandai munculnya vesikel yang deep seated , gatalkonfluen membentuk bula pada telapak tangan/kaki tanpa eritem.
Kelainan bersifat akut, rekuren/kumulatif Faktor diduga sebagai penyebab : atopi, stres. Sering diawali dengan dasar kontak alergik. Kronik : palma/plantar hiperkeratotik, fisurasi dengan rasa gatal hebat.
13
Dermatitis kontak
Terdiri dari 2 bentuk klinis yaitu:
DK Iritan (akut, akut lambat, kumulatif, Rx. iritan, traumatik, noneritematosa, subyektif) DK Alergika (DKA)
Bahan iritan primer : antiseptik, deterjen, pemutih, minyak kayu putih, urin, feses, air liur.
14
kondisi kulit saat terpajan konsentrasi bahan iritan lama waktu kontak efek kumulatif lokasi kulit yang terkena
15
Erupsi timbul bila kulit terpajan bahan iritan primer jalur kerusakan non imunologi. Lesi timbul langsung setelah kontak dengan iritan kuat. (bila iritan lemah rx.iritasi pada orang yang sensitif) Keluhan tersengat /terbakar menonjol Batas lesi tegas
Erupsi timbul bila kontak dengan bahan sensitiser/alergen Jalur imunologi (hipersensitivitas tipe IV) Lesi timbul setelah paparan berulang. Keluhan gatal lebih menonjol. Batas lesi tidak tegas
Patogenesis
(lanjutan)
Kelainan kulit timbul karena kerusakan sel Kerusakan membran sel mengaktifkan fosfolipase asam arakhidonat PG + LT degranulasi sel mast
Fase sensitisasi
Pajanan I hapten mengaktifkan sel Langerhans menstimuli sel T untuk berdiferensiasi dan berproliferasi (2-3 mg) Fase elisitasi Pajanan ulang hapten sel Langerhans aktivasi sel limfosit T yang tersensitisasi Stimulasi keratinosit eikosanoid
Dermatitis Popok
Istilah berbagai dermatosis di daerah abdomen bawah, genitalia, bokong, dan paha bagian atas pada bayi, anak, pasien inkontinensia dan paresis. Disebabkan beberapa keadaan berikut:
Oleh popok sendiri (basah, gesekan, iritasi, candida). Keadaan lain yang tdk berhubungan dengan popok akrodermatitis enteropatika (defisiensi zinc)
17
Dermatitis venenata
Klinis: lesi berupa vesikel diatas dasar eritem dan edem yang muncul mendadak, sering disertai pustul dan krusta dengan kecenderungan tersusun linear sesuai arah garukan. Keluhan : gatal dan panas pada lesi. DD : herpes zoster (dermatomal, demam dan nyeri daerah syaraf yang terkena).
18