You are on page 1of 23

KALA URI / KALA III PELEPASAN PLACENTA Sebabnya : Adanya retraksi dan kontraksi otot-otot rahim setelah anak

k lahir Terjadi perdarahan di tempat-tempat yang lepas plac dan decidua basalis. Secara Schulze Pelepasan dimulai pada bagian tengah tidak ada perdarahan sebelum placenta lahir sering dijumpai. Secara Duncan Pelepasan mulai pada pinggir plancenta perdarahan sudah ada sejak sebagian placenta lepas. CARANYA LEPAS

Placenta Setelah Lahir Yang Diperiksa : 1. Kelengkapan coteledon 2. Lebarnya 3. Tebalnya 4. Insertio : - Centralis tengah - Paracentralis agak tengah - Lateralis agak ketepi - Marginalis pinggir - Velamentosa selaput 5. Kelainan : - Placenta venestra berlubang - Placenta bilobata seolah-olah terbelah dua - Placenta marginata ada selaput putih 3-5 cm dipinggir - Suksenturiata ada anak placenta 6. Panjang tali pusat 7. Kelengkapan selaput janin

CARA MELAHIRKAN PLACENTA

DORONGAN PLACENTA Perhatikan jangan mendorong fundus uteri ke jalan lahir. Ketika p;acenta keluar dari rahim ke vagina, rahim diangkat ke atas dengan menggunakan tangan yang berada pada perut ibu (tanda panah) sedangkan tali pusat tetap ditahan pada posisinya. Ibu dapat membantu kelahiran placenta dengan mengejan. Ketika placenta mencapai perineum, tali pusat diarahkan ke atas, sehingga placenta keluar dari vagina. Selaput ketuban yang melekat dilepaskan dari perlekatannya demikian rupa sehingga tangan sampai ada yang robek dan tertinggal di jalan lahir.

Manajemen Aktif Kala III Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif placenta) membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penatalaksanaan aktif kala III meliputi : Pemberian oksitosin dengan segera Pengendalian tarikan pada tali pusat, dan Pemijatan uterus segera setelah placenta lahir. Penanganan Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan placenta : - oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi - jika oksitosin tidak tersedia, rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin atau memberikan ergometrin 0,2 mg I.M. Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan preeklampsia, eldampsia atau dengan tekanan darah tinggi, karena hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit serebro-vaskuler

KALA III

Lakukan Penegangan Tali pusat Terkendali atau PTT (CCT/Controled Cord Traction) cara : - Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simfisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu. - Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm di depan vulva. - Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3 menit) - Selama kontraksi, lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.

PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.

Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu dapat juga memberi tahu petugas ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang tidak berkontraksi, tangan petugas dapat tetap berada pada uterus, tetapi buka melakukan PTT. Ulangi langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai placenta terlepas. Begitu placenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati placenta, keluarkan placenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang placenta dan perlahan memutar placenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban. Segera setelah placenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik, atau jika perdarahan hebat terjadi, segera lakukan kompresi bimanual dalam. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam waktu 1-2 menit, ikuti protokol untuk perdarahan pascapersalinan.

Jika menggunakan manajemen aktif dan placenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan oksitosin 10 unit I.M. dosis kedua, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama. Jika menggunakan manajemen aktif dan placenta juga belum lahir dalam waktu 30 menit : - periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh, - periksa adanya tanda-tanda pelepasan placenta, - berikan oksitosin 10 unit I.M. dosis ketiga, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama, - siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan placenta.

Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi. PERHATIAN

Jika uterus bergerak ke bawah waktu Anda menarik tali pusat, HENTIKAN! Placenta mungkin belum terlepas dan terjadi inversio uteri. Jika ibu menyatakan nyeri atau jika uterus lembek/tidak berkontraksi, HENTIKAN! Bahaya perdarahan. Menunggu beberapa menit, kemudian periksa lagi apakah placenta sudah terlepas.

Kebiasan yang lazim dilakukan tetapi tidak membawa manfaat atau bahkan membahayakan : Tindakan Deskripsi dan Keterangan

Mendorong uterus sebelum placenta lahir


Mendorong fundus ke bawah mengarah ke vagina Kateterisasi

Dapat menyebabkan pelepasan placenta tidak lengkap dan mengakibatkan perdarahan pascapersalinan.
Mengakibatkan inversi uterus.

Menambah resiko infeksi saluran kemih.

Tarikan tali pusat terlalu kuat Membiarkan placenta tetap berada dalam uterus

Menyebabkan tali pusat putus. Menyebabkan bertambahnya pengeluaran darah karena uterus tidak sepenuhnya berkontraksi sampai palcenta lahir.

Diagnosis Dua jam pertama setelah persalinan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

KALA IV

Penanganan - Periksa fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal itu dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan. - Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua. - Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya. - Bersihkan perineum dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering. - Biarkan ibu beristirahat ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi yang nyaman.

- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya. - Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi. - Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan. - Ajari ibu anggota keluarga tentang : - bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi, - tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Tindakan yang tidak bermanfaat bahkan kemungkinan membahayakan Tindakan


Tampon vagina

Deskripsi dan Keterangan


Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahannya. Seorang ibu dapat terus mengalami perdarahan dengan tampon di dalam vagina. Hal ini bahkan merupakan sumber terjadinya infeksi. Selama dua jam pertama segera setelah pascapersalinan, adanya gurita akan menyulitkan petugas saat memeriksa fundus apakah berkontraksi dengan baik.

Gurita atau sejenisnya

Memisahkan ibu dan bayi

Bayi benar-benar siaga selama dua jam pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan waktu yang baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan. Berikan kesempatan bagi keduanya untuk pemberian ASI.

Menduduki sesuatu Duduk di atas bara yang panas yang panas dapat menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan menambah perdarahan. Juga dapat menyebabkan dehidrasi.

A. I. 1. 2. 3. 4. 5.

6. 7.

ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN PENGKAJIAN : DATA SUBYEKTIF Biodata Keluhan utama Riwayat kesehatan ibu Riwayat kesehatan keluarga Riwayat menstruasi - menarche - lama - cyclus - sakit/tidak - perdarahan - HPHT Riwayat perkawinan Riwayat kehamilan, persalinan

Nifas yang lalu : - Kehamilan : berapa bulan - Persalinan : - spontan/tidak - ditolong siapa - placenta spontan/tidak - perdarahan bagaimana - Nifas : ada penyulit/tidak - Anak : - hidup/meninggal umur berapa, apa sebabnya - laki/perempuan - terkecil umur berapa - Abortus : - berapa bulan - apa sebabnya - siapa yang menolong - perdarahan bagaimana - dapat apa saja - post abortus bagaimana

Riwayat kehamilan sekarang - hamil keberapa - berapa bulan - ada emisi/tidak bila ada samapai berapa bulan - mulai merasa pergerakan anak - mictie/defaecatie bagaimana - periksa/tidak berapa kali - T.T - penyuluhan yang didapat - obat yang didapat 9. Riwayat persalinan sekarang - kapan merasa his sering, teratur - sudah mengeluarkan apa 10. Pola : - aktifitas - eliminasi - nutrisi - kebersihan diri
8.

11.

12. 13.

Data psikososial : - perasaan klien - persepsi klien - harapan klien Data spiritual Data KB

II. 1.

2.

DATA OBYEKTIF Pemeriksan umum - B.B - Tanda vital - T.B - Pernafasan Inspeksi - mulai masuk ruangan : - cacat - pendek - oedem - kepala - leher - perut - muka - dada - genitalia - mulut - mammae - extrimitas

3.

4. 5. 6. 7. III.

Palpasi : - Leopold I, II, III, IV - Knebel - Budin - Alhfeld Auscultasi : DJJ Perkusi : K P R Kni Pes Refleks Ukuran panggul luar Pemeriksaan dalam Pemeriksan Penunjang - Laborat - Rongent - USG

You might also like