You are on page 1of 5

Nama NIM

: Aseng : I11112046

Apa yang anda ketahui mengenai tatalaksana kombinasi Ace Inhibitor dan furosemide pada kasus gagal jantung kongestif? Jawaban: Pada Kasus gagal jantung kongestif,biasanya dibarengi dengan terjadinya retensi cairan dan edema. Karena jantung mengalami kepayahan maka curah jantung berkurang dan dapat pula mengakibatkan tekanan darah arteri menjadi rendah meskipun volume plasma dalam keadaan normal atau bahkan meningkat, hal ini lah yang dapat memicu pengaktifan sistem reninangiotensin-aldosteron1 Dikarenakan respon dari sistem renin-angiotensin-aldosteron yang terpicu pada kasus gagal jantung kongestif,maka reflex-refleks untuk menahan garam dan cairan yang terpicu menjadi kurang tepat, dikarenakan ekspansi CES yang terjadi dapat menimbukan edema dan memperparah gagal jantung kongestif karena jantung yang melemah tidak dapat memompa volume plasma tambahan tersebut dengan baik.1 Karena mekanisme penahanan garam terpicu secara tidak tepat maka pasien yang mengalami gagal jantung diberikan diet rendah garam. Tatalaksana farmakologis lini pertama yang dapat diberikan adalah kombinasi ACE inhibitor dan Diuretik.1 Diuretik merupakan obat yang dapat menyebabkan diuresis (peningkatan curah urin) sehingga terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari tubuh.1 Furosemide bekerja dengan memblok symporter Na+-K+-2Cl- dibagian naik yang tebal pada ansa henle sehingga digolongkan dalam suatu diuretik loop/diuretic high-ceiling. Diuretik jenis ini memiliki efek diuresis yang kuat pada tubuh karena pada bagian naik tebal ansa henle terjadi penyerapan Na+ sekitar 25%(setelah melalui tahap filtrasi secara normal) dengan menghambat penyerapan Na+ tersebut maka lebih banyak H2O yang dikeluarkan dari tubuh, sehingga kelebihan CES dapat dikeluarkan.2

Pada kasus gagal jantung kongestif terjadi pengaktifan sistem Renin-AngiotensinAldosteron, sehingga harus diberikan ACE inhibitor. ACE inhibitor merupakan obat yang menghambat kerja Angiotensin-converting enzyme (ACE), sehingga tidak terbentuk angiotensin II. Apabila angiotensin II tidak terbentuk maka aldosterone yang dapat meningkatkan reabsorpsi Na+ ditubulus ginjal juga tidak terbentuk sehingga efek penghematan air yang depat memperparah gagal jantung kongestif tidak terjadi. Kemudian dengan tidak adanya Angiotensin II juga tidak terbentuk vasopressin yang dapat meningkatkan reabsorpsi H2O pada tubulus ginjal.

Sumber: 1.Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia : Dari sel ke Sistem ed.6 . Jakarta: EGC ; 2012. h.571572 2.Jackson Edwin K.. Diuretik. Dalam: Goodman & Gillman Dasar Farmakologi dan Terapi vol 2 edisi 10. Jakarta : EGC; 2012. h.747

Soal remedial pretest farmakologi 1. salah satu obat deuretik kuat yang bisa digunakan sebagi obat standar untk pengobatan gagal jantung dan edema paru adalah. a. benzotiadiazid b. aldosteron c. furosemid d. manitol e. asetazolamid 2. 1).difilttrasi secara bebas oleh glomelurus 2).tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuliginjal

3).secara farmokologis merupakan zat yang inert 4). umumnya resisten terhadap perubahan metabolik pernyataan diatas yang merupakan syarat suatu zat dapat bertindak sebai deuretik osmotik adalah a. 1 ,2 dan 3 b. 1 ,2 dan 4 c. 1,3 dan 4 d. benar semua e. BSSD 3. pemberian manitol pada pasien payah jantung dapat memperburuk keadaan hal ini dsebabkan a. meningkatnya volume darah yang beredar ke jantung b. menurunnya volume darah yang beredar ke jantung c. meningkatnya volume oksigen yang beredar ke jantung d. menurunnya volume oksigen yang beredar ke jantung e. BSSD 4. saat ini dikenal ada dua macam antagonis aldosteron yaitu a. manitol dan asetazolamid b. furosemid dan aldosteron c. spironolakton dan eplerenon d. furosemid dan spironolakton e. aldosteron dan eplerenon

5. salah satu cara kerja diuretik tiazid pada hulu tubulus distal adalah a. manghambat pompa Na+ b. membuka kanal ion c. mepercepat reabsorpsi d. menghambat simporter Na+, cle. meningkatkan sekresi 6. dosis asetazolamid untuk chronic simple glaucoma adalah a. 250-1.000 mg perhari b. 500-1.000 mg perhari c. 1.000-1.500 mg perhari d. 50-250 mg perhari e. 150-500 mg perhari 7. golongan obat deuretik osmotic yang tidak mengalami metabolisme dalam badan dan hanya sedikit sekali di reabsorpsi tubulus ginjal adalah a. furosenamid b. bumetanid c. manitol d. spironolakton e. eplerenon 8. efek farmakodinamik yang utama dari asetazolamid adalah a. menghambat karbonik anhidrase secara nonkompetitf

b. menghambat karbonik anhidrase secara kompetitif c. menurunkan kadar kalsium plasma d. meningkatkan kadar kalsium plasma e. bisa menurunkan dan meningkatkan kadar kalsium plasma 9. indometasin dan AINS dapat menrunkan efek deuretik tiazid , dengan cara a. meningkatkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus b. menurun aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus c. meningkatkan aliran darah ginjal dan menurunkan laju filtrasi glomerulus d. menurunkan aliran darah ginjal dan meningkatkan laju filtrasi glomerulus e. BSSD 10. efek toksin yang utama dari spironolakton jika diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang berlebihan a. hiperkalemia b. hipokalemia c. hiperkalsemia d. hipokalsemia e hiperkalsiuria

You might also like