You are on page 1of 2

FARINGITIS AKUT Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma,

toksin dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi local. Infeksi bakteri grup A Streptokokus hemolitikus dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan toksin ekstraseluler yang dapat menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup jantung, glomerulonefritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi. Bakteri ini banyak menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui secret hidung dan ludah (droplet infection). a. Faringitis viral Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis. Gejala dan tanda Demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit menelan. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis. Virus influenza, coxachievirus dan cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat. Coxachievirus dapat menimbulkan lesi vesikuler di orofaring dan lesi kulit berupa makulopapular rash. Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis juga menimbulkan gejala konjungtivitis terutama pada anak. Epstein Bar Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai produksi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali. Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah. Terapi Istirahat dan minum yang cukup. Kumur dengan air hangat. Analgetika jika perlu dan tablet hisap. Antivirus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi 4-6 kali pemberian/hari.

b. Faringitis bacterial Infeksi grup A Streptokokus Hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut.

Gejala dan tanda Nyeri kepala hebat, muntah, kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa kemudian timbul bercak petechie pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada penekanan. Terapi Antibiotic Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup A Streptokus Hemolitikus. Penicillin G Banzatin 50.000 U/kgBB, IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 610 hari atau eritromisin 4 x 500 mg/hari. Kortikosteroid Deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali. Pada anak 0,08-0,3 mg/kgBB, IM, 1kali. Analgetika Kumur dengan air hangat atau antiseptik

c. Faringitis fungal Candida dapat tumbuh di mukosa mulut dan faring. Gejala dan tanda Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis. Pembiakan jamur ini dilakukan dalam agar Sabaoroud dextrose. Terapi Nystasin 100.000-400.000 2 kali/hari. Analgetika. d. Faringitis gonorea Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital. Terapi Sefalosporin generasi ke-3 Ceftriakson 250 mg, IM

You might also like