You are on page 1of 3

Nama NPM Kelas

: Hanny Nur Fazriyani : 140210110031 :A

Pemanfaatan Thorium Untuk Persediaan Tenaga Nuklir

Pemanfaatan thorium sudah sejak lama digunakan di berbagai negara dalam skala yang besar. India memiliki tiga tahap yang agak unik untuk program tenaga nuklir. Reaktor air bertekanan berat (PHWR) berdasarkan menggunakan
239 233

U alami, reaktor pembiak cepat (FBR) yang akan


233

Pu dari tahap pertama dan


232

U yang berasal dari


233

232

Th alami, merupakan

tahap kedua. Selama tahap ini 232Th akan digunakan dalam lapisan. Tahap ketiga sistem reaktor tersebut pada dasarnya menggunakan Selanjutnya, selama tahap ini
232

Th dan

U yang dibesarkan dari tahap kedua FBR.

Th akan digunakan dalam inti.

Sementara diperkirakan bahwa cadangan


233

233

U di India mencapai sekitar 60.000 metrik


233

ton, jumlah thorium yang tersedia dari pasir dangkal sendiri diharapkan dapat mencapai 1000,000 metric ton Tidak seperti U yang memiliki sejumlah kecil isotop fisil U (0,7 %),

elemen Th tidak memiliki isotop fisil. Oleh karena itu untuk menggunakan Th sebagai bahan

bakar reaktor, diperlukan


233

233

U dari penangkapan electron dari

232

Th, diikuti oleh kehilanan

Th. Dalam program India ini, dianjurkan untuk mengkonversi 232Th menjadi 233U selama tahap

kedua menggunakan FBRs. Sebagai bahan bakar, thorium memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan uranim. Uranium dan thorium oksida digunakan sebagai bahan bakar memiliki perbedaan titik leleh. Thorium oksida memiliki titik leleh yang lebih tinggi (3300C ) daripada uranium oksida (2865C) dan memiliki konduktivitas panas yang lebih baik.

Grafik tersebut menunjukan ketersediaan fisi neutron untuk reaktor pembiak. Nilai untuk
233,235

U and

239

Pu masing-masing adalah 2.28, 2.04 dan 1.94 dalam spektrum energi

termal neutron. Nilai menentukan waktu penggandaan material fisil. Pembangkitan dan pemanfaatan bahan fisil dimungkinkan untuk terjadi pada siklus bahan bakar berbasis thorium tanpa harus menggunakan reaktor cepat ataupun proses terhadap sampah bahan bakar. Hal ini karena bahan fisil U-233 yang muncul dalam siklus thorium (dari reaksi (n,2n) terhadap Th-232) dan penggunaannya yang mirip dengan proses recycling (mendekati pembiakan yaitu bahan fis il yang dihasilkan menghasilkan lebih banyak bahan fisil lain) dan proses ini dapat terjadi pada spectrum termal. Sedangkan pada siklus berbasis uranium bahas fisilnya adalah Pu-239. U-233 lebih unggul dari aspek nuetronik karena menghasilkan lebih banyak neutron dalam setiap reaksi penyerapannya. Hal inilah yang menyebabkan siklus berbasis thorium memberi jalan

untuk konsep pembiakan pada spketrum thermal yaitu reaktor nuklir yang menghasilkan lebih banyak bahan bakar dari pada yang dibakar. Inti yang menghubungkan ke siklus bahan bakar Th-U ditunjukan pada gambar berikut :

Dengan fokus pada skala besar pemanfaatan cadangan thorium di dalam negeri untuk ketahanan energi, India secara aktif mengejar program pada bidang yang berbeda untuk memaksimalkan potensial energi dari bahan bakar nuklir melalui penggunaan siklus bahan bakar tertutup dan thorium sebagai bahan bakar. Pengembangan reaktor dan akselerator diperlukan untuk keberlangsungan program ini. Pengembangan reaktor pembiak cepat adalah kunci komponen dalam menyadari bahwa tingginya level listrik generasi di india, diperlukan untuk memenuhi tuntutan yang besar. Tahap FBR yang sangat penting untuk berkembang biak
233

U dari 232Th diperlukan untuk meluncurkan 3 tahap program tenaga nuklir India.

You might also like