You are on page 1of 3

Pengertian Aborsi: Dimaksudkan dengan aborsi (abortus), ialah keluarnya isi rahim (kandungan) ibu yang telah mengandung

hidup insani sebelum waktunya. (Laporan rumusan Symposium: 1964: 33). Menurut ilmu kedokteran, abortus pada pokoknya dibagi menjadi dua macam: 1. Abortus spontaneus, yaitu abortus yang terjadi tanpa disengaja. 2. Abortus provocatus, yaitu abortus yang terjadi dengan disengaja. Abortus provocatus dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. Abortus provocatus yang berindikasi pengobatan (thera-peutis). b. Abortus provocatus yang berindikasi merusak (criminalis). (Departemen Kesehatan, Laporan Symposium, 1964: 33). Masalah abortus sebenarnya telah lama menjadi obyek pembi-caraan di berbagai kalangan masyarakat, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, terutama di kalangan cendekiawan dari berbagai disiplin ilmu dan para ulama. Di antara mereka cenderung agar abortus diperbolehkan, bahkan dilegalkan secara hukum, sedang sebagian di antara mereka berpendapat bahwa abortus tetap dipandang sebagai perbuatan kriminal, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Pidana yang berlaku di Indonesia. Masalah aborsi juga pernah dibicarakan dalam suatu symposium yang digelar oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) di Jakarta tahun 1964. Adapun kesimpulan yang dapat dirumuskan antara lain ialah: a. Abortus provocatus criminalic adalah dilarang. b. Abortus provocatus perlu diatur dalam Undang-undang. (Laporan Hasil Symposium Tentang Abortus di Jakarta, 1965: 138). Abortus telah ditetapkan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan, dalam KUHP, Bab XIV pasal 299, pada KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa pada pasal 346, 347, 348 dan 349. Demikian pandangan para ahli kedokteran dan KUHP terhadap aborsi. (Bersambung)

http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/28517
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) melarang keras dilakukannya aborsi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 349. Bahkan pasal 299 intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada seseorang yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.

http://telathaid.com/blog/pengertian-aborsi.php

Aborsi dari Aspek Hukum di Indonesia Dalam hukum di Indonesia, ketentuan yang mengatur masalah aborsiterdapat dalam KUHP dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentangKesehatan. Ketentuan di dalam KUHP yang mengatur masalah tindak pindanaaborsi terdapat di dalam Pasal 299, 346, 347, 348, dan 349. Pasal 299 KUHP : Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang perempuan atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atauditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapatdigugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun ataudenda paling banyak tiga ribu rupiah. Pasal 346 KUHP : Seorang perempuan yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347 KUHP : (1)Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan tanpa persetujuannya, diancamdengan pidana penjara paling lama duabelas tahun. (2)Jika perbuatan itumengakibatkan matinya perempuan tersebut, diancam dengan pidana penjarapaling lama limabelas tahun. Pasal 348 KUHP :(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya, diancamdengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut, diancamdengan pidana penjara tujuh tahun. 5 Pasal 349 KUHP : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu

melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukansalah satu kejahatan dalam pasal 347 & 348, maka pidana yang ditentukandalam pasal itu dapat ditambah untuk dengan sepertiga & dapat dicabut hakuntuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan. Pada UU no.23 tahun1992 pasal 15 : (1) Dalam keadaan darurat sebagaiupaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakanmedis tertentu.(2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)hanya dapat dilakukan : a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskandiambilnya tindakan tertentu, b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian& kewenangan untuk itu & dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi sertaberdasarkan pertimbangan tim ahli, c. Dengan persetujuan ibu hamil yangbersangkutan atau suami atau keluarganya, d. Pada sarana kesehatan tertentu(hukumkes, 2008).

Aborsi dari Aspek Agama 1.M enurut F atwa MUI Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi menetapkan ketentuan hukum Aborsi sebagai berikut : 1.Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2.Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupunhajat. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidakmelakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.Sedangkan Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidakmelakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitanbesar. a.Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah i.Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadiumlanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik beratlainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. ii.Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.

http://www.scribd.com/doc/21753320/skenario-1-bioetika

You might also like