You are on page 1of 19

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Usia Suku Agama Pekerjaan Pendidikan Terakhir Status Sosial Alamat Tanggal Masuk RS : Nn. M F : Perempuan : 22 tahun : Keturunan Thionghwa / WNI : Katolik : Karyawan Swasta : S1 : Menengah : Jl. Taman Mognolia no 25. Alam sutra : 29 Maret 2011

Tanggal Pemeriksaan : 31 Maret 2011

II. 2.1

ANAMNESIS autoanamnesis Keluhan Utama Mencret sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

2.2

Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan mencret tanpa disertai darah dan lendir. Konsistensi tinja cair tanpa ampas, berwarna kuning, dan berbau busuk. Frekuensi mencret 10 kali per hari dengan volume 1-2 gelas belimbing.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Pasien juga mengeluh adanya mual disertai muntah dengan frekuensi 2 kali per hari, muntahan berupa makanan yang belum tercerna dengan baik, tanpa disertai darah. Pasien juga mengeluh adanya rasa mulas, rasa mulas dirasakan hilang timbul, dan sering timbul pada saat pasien ingin buang air besar dan membaik pada saat setelah buang air besar, nafsu makan juga menurun dan ia merasa lemas, tetapi masih mampu makan dan minum sendiri. Pasien mengaku 1 hari sebelum mencret, pasien mengkonsumsi rujak buah di dekat kantornya, yang kebersihanya kurang. Keluhan demam disangkal. Selain itu, pasien mengaku pada saat buang air kecil terasa nyeri dan panas, warna urin kuning keruh dan tidak bewarna merah atau berdarah. frekuensi dan volumenya diakui masih normal seperti biasa, pasien mengaku memiliki kebiasan untuk menahan untuk buang air kecilnya. Pasien belum mengkonsumsi obat-obatan apapun untuk mengatasi keluhannya ini dan memeriksakan diri ke dokter.

2.3

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti diatas sebelumnya. Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit maag. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, jantung, asma, dan alergi obat/makanan disangkal.

2.4

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami keluhan serupa seperti yang dialami pasien saat ini. Riwayat diabetes mellitus, asma, dan alergi disangkal.

2.5

Riwayat Kebiasaan Riwayat kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan obatobatan terlarang disangkal. Pasien mengaku terkadang ia makan siang di luar rumah

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

atau jajan makanan di pinggir jalan dan jarang mencuci tangan sebelum makan, dan pasien memiliki kebiasan menahan untuk buang air kecilnya. 2.6 Status Sosial Ekonomi Pasien belum menikah. Ia bekerja sebagai karyawan swasta.

III. 3.1

PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu Saturasi O2 Berat Badan Tinggi Badan Indeks Massa Tubuh : Sakit Sedang : Compos mentis GCS 15 : 110/70 mmHg : 96 x/menit regular, equal, cukup : 18 x/menit : 37 oC : 99 % pada udara ruangan : 50 kg : 160 cm : 19,53 kg/m2 (Normal)

3.2

Pemeriksaan per Organ Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Kulit

Turgor baik. Tidak kterik dan sianosis. Tidak ada lesi atau jejas.

Kepala Rambut Mata

Normosefali tanpa tanda trauma dan deformitas. Rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut. Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik /. Pupil bulat isokor 3 mm/3 mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+. Mata tidak tampak cekung.

Telinga

Bentuk daun telinga normal dan simetris. Tidak ada lesi, perdarahan, dan cairan.

Hidung

Bentuk normal, septum nasi di tengah. Tidak ada lesi, perdarahan, dan cairan.

Tenggorokan Mulut dan Gigi

Faring tidak hiperemis. Tonsil T1/T1. Mukosa mulut basah, tidak ada lesi dan leukoplakia. Gigi dan gusi baik, tidak ada perdarahan. Hygiene baik.

Leher Paru Inspeksi

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ada lesi. Dinding dada simetris kanan dan kiri statis dan dinamis. Bentuk dada normal. Tidak ada retraksi dan penggunaan otot pernapasan tambahan. Tidak ada lesi dan massa.

Palpasi

Ekspansi dada simetris kanan dan kiri. Taktil fremitus kanan dan kiri simetris dalam batas normal.

Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Abdomen

Tidak Dilakukan pemeriksan Vesikuler +/+ normal, ronchi /, wheezing /.

Tidak tampak iktus kordis. Tidak dilakukan pemeriksan Tidak dilakukan pemeriksan S1, S2 (+) normal. Mur-mur (). Tidak ada bunyi tambahan.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Inspeksi Auskultasi Palpasi

Dinding abdomen simetris, datar. Tidak ada massa dan lesi. Bising usus (+) meningkat. Bruit (). Supel, nyeri tekan (-). Hati dan limpa tidak teraba. Ginjal tidak teraba. Nyeri ketok CVA (). Timpani, shifting dullness (). Tidak ada lesi dan massa. Tidak dilakukan pemeriksaan. Tidak dilakukan pemeriksaan. Akral hangat. Tidak ada deformitas, edema, dan sianosis. Capillary filling baik, < 2 detik.

Perkusi Punggung Alat Kelamin Anus Ektremitas Atas

Ekstremitas Bawah

Akral hangat. Tidak ada deformitas, edema, dan sianosis. Capillary filling baik, < 2 detik.

Ringkasan Pasien, Nn. MF, Perempuan usia 22 tahun, datang dengan keluhan mencret Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan mencret tanpa disertai darah dan lendir. Konsistensi tinja cair dengan sedikit ampas, berwarna kuning, dan berbau busuk. Frekuensi mencret 10 kali per hari dengan volume 1-2 gelas belimbing. Pasien juga mengeluh adanya mual disertai muntah dengan frekuensi 2 kali per hari, muntahan berupa makanan yang belum tercerna dengan baik, tanpa disertai darah. Pasien juga mengeluh adanya rasa mulas, mulas dirasakan hilang timbul, dan sering timbul pada saat pasien ingin buang air besar dan membaik pada saat setelah buang air besar, nafsu makan juga menurun dan ia merasa lemas, tetapi masih mampu makan dan minum sendiri.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Pasien mengaku pada saat buang air kecil terkadang terasa panas, warna urin kuning keruh dan tidak bewarna merah atau berdarah. frekuensi dan volumenya diakui masih normal seperti biasa.

Nafsu makan menurun dan ia merasa lemas, tetapi masih mampu makan dan minum sendiri. Pasien mengaku 1 hari sebelum mencret, pasien mengkonsumsi rujak buah di dekat kantornya, yang kebersihanya kurang, dan terkadang ia makan siang di luar rumah atau jajan makanan di pinggir jalan dan jarang mencuci tangan sebelum makan, dan pasien mengaku memiliki kebiasan untuk menahan untuk buang air kecilnya.

IV.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan bising usus meningkat.

DAFTAR ABNORMALITAS 1. Diare sejak 2 hari SMRS, konsistensi cair dengan sedikit ampas, berwarna kuning, berbau busuk, 10x/hari dengan volume 200-400 cc, darah (-), lendir (-) 2. Mual disertai muntah 2x/hari, muntahan berupa hasil makanan yang belum dicerna tanpa disertai darah. 3. Rasa mulas 4. Nafsu makan menurun 5. Rasa nyeri dan panas pada saat buang air kecil.

V.

DAFTAR MASALAH 1. Diare akut disertai mual dan muntah tanpa dehidrasi 2. ISK Bawah.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

VI. 6.1

PENGKAJIAN Diare akut Etiologi : infeksi bakteri

Kegawatan : bukan merupakan kasus gawat darurat Komplikasi : tidak ada tanda komplikasi, terutama dehidrasi Perencanaan Diagnosis Terapi Infus Asering 500 cc / 6 jam Metronidazole IV 2 x 500 mg selama 3 hari. Cefotaxime (Taxegram) IV 3 x 1000 mg selama 3 hari Spasmodium PO 2 x 1 tablet selama 3 hari Biodiar PO 2 x 2 tablet selama 3 hari Diet lunak, rendah serat, rendah lemak dan tidak merangsang lambung 2.100 kalori Monitoring Keluhan pasien : diare, mual dan muntah, demam, mulas. Tanda-tanda vital Tanda dehidrasi Balance cairan 24 jam Analisis feses lengkap Cek darah elektrolit ( Na, K, Cl )

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Edukasi Menjelaskan penyebab penyakit dan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mengetahui etiologi keluhannya ini Menjelaskan komplikasi berupa dehidrasi yang dapat terjadi dan cara pencegahannya, seperti dengan banyak minum air/oralit setelah habis diare. Menjelaskan cara pencegahan penyakit, yaitu dengan memmilih makanan dan minuman yang baik dan mencuci tangan sebelum makan.

6.2

Infeksi Saluran Kemih Bawah Etiologi : Infeksi Bakteri

Kegawatan : bukan merupakan kasus gawat darurat Komplikasi : Infeksi retrogad menuju ginjal ISK atas (pielonefritis (proses inflamasi parenkim ginjal), abses ginjal Perencanaan Diagnosis Terapi Cefixime (Cefspan) 2 x 200 mg selama 7 hari. Analisis urine lengkap Cek darah ureum, creatinin

Monitoring Keluhan pasien : rasa nyeri dan panas saat berkemih. Tanda-tanda vital, demam.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Edukasi Menjelaskan penyebab penyakit, pencegahan penyakit dan pemeriksaan yang perlu dilakukan.

VII. 7.1

CATATAN KEMAJUAN Hari Rawat Pertama (29 Maret 2011) S : Mencret 2x, cair dengan sedikit ampas, berwarna kuning, bau busuk, darah (-), lendir (-). Mual disertai muntah 2x, mulas (+), Nyeri perut (-). Rasa nyeri dan panas saat berkemih. Demam (). O : KU tampak agak lemas, CM. TD 110/70 mmHg, N 88 x/menit, RR 18 x/menit, S 36,5 oC. Tanda dehidrasi (). BU (+) , NT (-). Balance cairan: +150 cc. Hasil pemeriksaan laboratorium (29.03.2011): Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Hematology Full Blood Count Haemoglobin Hematocrit Erythrocyte (RBC) White Blood Cell (WBC) Differential Count Basophil Eosinophil Band Neutrophil Segment Neutrophil Lymphocyte Monocyte 1% 1% 3% 66 % 19 % 10 % 01% 13% 26% 50 70 % 25 40 % 28% 11,66 g/dL 39,39 % 4,67 x 106/L 6,63 x 103/L 12,20 15, 30 g/dL 40,00 52,00 % 4,40 5,90 x 106/L 3,80 10,60 x 103/L

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Platelet Count

238,60 x 103/L

150 440 x 103/L

Biochemistry Fungsi Ginjal Ureum Creatinine 21,00 mg/dL 0,7 mg/dL < 50,00 mg/dL 0,7 1,3 mg/dL

SGOT SGPT SGOT (AST) SGPT (ALT) 21 U/L 15 U/L 5 34 U/L 0 55 U/L

Electrolyte (Na, K, Cl) Sodium (Na) Potasium (K) Chloride (Cl) 137 mmol/L 3,6 mmol/L 106 mmol/L 137 145 mmol/L 3,6 5,0 mmol/L 98 107 mmol/L

Stool Faeces Feme Macroscopic Color Consistency Mucus Blood Microscopic Erythrocyte Leucocyte Amoeba 0 1 / HPF 0 1 / HPF Not found 0 1 / HPF 1 5 / HPF Grey Smooth Negative Negative Negative Negative

10

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Egg Worm Yeast Digestive Amylum Fat Fibers Stool Occult Blood

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative Positive Negative Negative

Urine Unrinalysis Macroscopic Color Apperance Gravity PH Leukosit esterase Nitrit Protein Glucose Keton Urobilinogen Bilirubin Occuld blood Fat Microscopic Eritrosit Leukosit 2 cells/l Manny 0 3 /l 0 10/HPF Yellow Slighty Cloudy 1,005 5,5 (+2) 125 cell/ul Negative Negative Negative Negative 0,20 mg/dl Negative Negative Negative 1,000 1,030 4,5 8 Negative Negative Negative Negative Negative 0,10 1 mg/dl Negative Negative

11

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Epitel Cysts Crystal Other

(+) 1 Negative Negative Bacteria (+) 1

(+) 1 Negative Negative Negative

A : GEA tanpa dehidrasi dan ISK P : Lanjutkan Tx. Monitoring keluhan, TTV, tanda dehidrasi, balance (+) 150 cc.

7.2

Hari Rawat Kedua (30 Maret 2011) S : Mencret (), Mual (+), Muntah () Nyeri perut (-). Demam (). Rasa panas saat berkemih (+) O : KU tampak agak lemas, CM. TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, S 37 oC. An -/-. Tanda dehidrasi (). BU (+) Normal, NT (-). Balance (+) 700 cc. A : GEA tanpa dehidrasi (Perbaikan) dan ISK P : Lanjutkan Tx. Monitoring keluhan, TTV, tanda dehidrasi, balance cairan 24 jam.

7.3

Hari Rawat Ketiga (31 Maret 2011) S : Mencret (), Mual dan muntah 2x, Nyeri perut () . Demam (). Rasa panas saat berkemih (). O : KU baik, CM. TD 110/60 mmHg, N 78 x/menit, RR 14 x/menit, S 37,2 oC. An +/+. Tanda dehidrasi (). BU (+) N, NT (-) . Balance cairan (-) 50 cc. A : GEA tanpa dehidrasi (Perbaikan) dan ISK (Perbaikan)

12

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

P : Boleh Pulang. VIII. DISKUSI Pasien, Nn. MF, laki-laki usia 22 tahun, datang dengan keluhan keluhan mencret Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan mencret tanpa disertai darah dan lendir. Konsistensi tinja cair dengan sedikit ampas, berwarna kuning, dan berbau busuk. Frekuensi mencret 10 kali per hari dengan volume 1-2 gelas belimbing. Pasien juga mengeluh adanya mual disertai muntah dengan frekuensi 2 kali per hari, muntahan berupa makanan yang belum tercerna dengan baik, tanpa disertai darah. Pasien juga mengeluh adanya rasa mulas, mulas yang dirasakan hilang timbul, dan sering timbul pada saat pasien ingin buang air besar dan membaik pada saat setelah buang air besar, nafsu makan juga menurun dan ia merasa lemas, tetapi masih mampu makan dan minum sendiri. Pasien mengaku pada saat buang air kecil terasa nyeri dan panas, warna urin kuning keruh dan tidak bewarna merah atau berdarah. frekuensi dan volumenya diakui masih normal seperti biasa, pasien memiliki kebiasaan untuk menahan saat ingin buang air kecilnya. Nafsu makan menurun dan ia merasa lemas, tetapi masih mampu makan dan minum sendiri. Pasien mengaku 1 hari sebelum mencret, pasien mengkonsumsi rujak buah di dekat kantornya, yang kebersihanya kurang, dan terkadang ia makan siang di luar rumah atau jajan makanan di pinggir jalan dan jarang mencuci tangan sebelum makan. Keluhan utama pasien adalah diare, yang didefinisikan oleh WHO sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Berdasarkan waktu berlangsungnya, diare dibagi menjadi 3, bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan pada Diare Kronik. Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non inflamasi dan Diare inflamasi. Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang

13

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

disertai lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear. Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium. Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera. Diare eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi. Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang invasif

mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses. Jadi, pasien ini termasuk dalam diare sekretorik. Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus.

14

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Tabel 1 : Karakteristik Pada 3 Tipe Diare Akut Karakteristik Gambaran Tinja :

Non Inflamatory

Inflamatory

Penetrating

Demam Nyeri Perut Dehidrasi Tenesmus Komplikasi

Watery Volume >> Leukosit (-) (-) (-) (+++) (-) Hipovolemik

Bloody, mukus Volume sedang Leukosit PMN (+) (+) (+) (+) Toksik

Mukus Volume sedikit Leukosit MN (+) (+)/(-) (+)/(-) (-) Sepsis

Keluhan pada pasien ini adalah diare tanpa disertai adanya darah dan lendir yang yang memenuhi diagnosis klinis untuk diare sekretorik. Diare sekretorik merupakan diare tanpa adanya peradangan pada usus yang menimbulkan beberapa gejala klasik, antara lain buang air besar cair tanpa ampas, tanpa adanya demam, nyeri perut, tenesmus. Pada pemeriksaan fisik, diagnosis diare sekretorik juga sesuai dengan tidak ditemukannya nyeri tekan, demam. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan darah rutin, analisis feses lengkap, dan kultur feses untuk bakteri dan jamur. Pemeriksaan darah rutin dan analisis feses dapat segera diketahui, tetapi hasil kultur harus menunggu minimal 5 hari. Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting. Pada diare sekretorik biasanya tinja cair, tanpa ampas berbau busuk, tanpa disertai bercampur darah dan lendir. Untuk pemeriksaan mikroskopik diperlukan tinja yang segar. Pada analisis feses lengkap, secara makroskopis ditemukan feses berwarna abu-abu tanpa ditemukanya adanya darah dan lender. Secara mikroskopis tidak ditemukannya eritrosit, leukosit yang bermakna, dan tidak ditemukan amoeba. Selain itu, tes darah samar juga menunjukkan hasil yang negatif. Tidak ditemukannya eritrosit dan leukosit menunjukkan terjadinya diare non-infalmantorik. Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan

15

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah istirahat, mencegah atau memperbaiki dehidrasi, dan mengatasi penyebabnya. Pada pasien ini tidak didapatkan tanda dehidrasi dan masih kuat untuk makan dan minum sendiri, tetapi ia mengaku cenderung malas untuk minum. Jadi, dibantu dengan pemberian infus Asering per 6 jam. Selain itu, pasien juga perlu diberikan edukasi yakni karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral, penularannya dapat dicegah dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia. Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus diberikan perhatian khusus. Minum air, air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang digunakan untuk memasak harus disaring dan diklorinasi. Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air yang tidak dimurnikan yang diambil dari danau atau air, harus direbus dahulu beberapa menit sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di danau atau sungai, harus diperingatkan untuk tidak menelan air. Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan, saringan, atau olahan) sebelum dikonsumsi. Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran. Semua daging dan makanan laut harus dimasak. Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi. Wabah EHEC terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel terkontaminasi, setelah jatuh dan terkena kotoran ternak.

16

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius, tetapi efektivitas dan ketersediaan vaksin sangat terbatas. Pada saat ini, vaksin yang tersedia adalah untuk V. colera, dan demam tipoid. Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk digunakan. Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif, dan durasi imunitasnya lebih panjang. Vaksin tipoid parenteral yang lama hanya 70 % efektif dan sering memberikan efek samping. Vaksin parenteral terbaru juga melindungi 70 %, tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek samping yang lebih sedikit. Vaksin tipoid oral telah tersedia, hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya. Pada pasien ini, ia mengeluh terasa nyeri dan panas saat berkemih, tidak demam dan ini merupakan tanda dari infeksi saluran kemih bagian bawah. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis Infeksi Saluran Kemih yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, panas). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. Berdasarkan anatomi ISK dibagi menjadi atas dan bawah, atas yaitu pielonefritis (proses inflamasi parenkim ginjal), abses ginjal, dan bawah yaitu uritritis, sistitis (infeksi superfisialis vesika urinaria), prostatitis. Tanda-tanda kemungkinan infeksi saluran kemih: Adanya sensasi seperti terbakar/panas saat buang air kecil, merasa seperti ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya, merasa ingin buang air kecil tapi tidak bisa keluar, Air seni keruh, berbau atau berdarah. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukanya nyeri ketok costoveterbra, Pada pemeriksaan urinalisis, makroskopik ditemukan urine bewarna kuning keruh, leukosit (+2)125 cell/ul dan pada mikroskopik ditemukan leukosit penuh dan ditemukanya koloni bakteri (+1). dan ini merupakan dasar diagnosis dari ISK bawah.

17

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

Mikroorganisme penyebab ISK yang tersering adalah E. Coli (80%), enterokokus (20%), S. Epidermidis (15%), proteus, klebsiella, chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, jamur (30%). Wanita cenderung lebih sering terinfeksi saluran kemih daripada pria karena bakteri dapat menjangkau kandung kemih dengan lebih mudah pada wanita ketimbang pada pria. Panjang urethra pada wanita lebih pendek dari pada urethra pada pria, sehingga bakteri yang akan menyerang mempunyai jarak yang lebih pendek dan dekat untuk berjalan kesana. Urethra pada wanita letaknya juga berdekatan dengan rektum. Sehingga bakteri-bakteri dan microorganisme lainnya dapat dengan mudah berjalan dan menjangkau uretra dan menyebabkan infeksi. Dasar pengobatan untuk infeksi saluran kemih pada pasien ini adalah dengan menggunakan antibiotic (Cefspan 2x200 mg selama 5 hari). Biasanya, gejala-gejala infeksi akan menghilang dalam 1-2 hari setelah anda memulai pengobatan dengan antibiotic. Pada pasien ini diberikan edukasi untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih berulang yakni dengan Minumlah cukup banyak air untuk membersihkan bakteri. Jangan menahan jika anda ingin buang air kecil, buang air kecil jika memang anda ingin dan perlu. Bersihkan daerah terkait setelah buang air besar dari depan ke belakang. Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub .

18

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

LAPORAN KASUS GEA dengan ISK SURYA CAHYADI JUNUS - 17120060077

DAFTAR PUSTAKA 1. Zein, Umar. Diare infeksius akut pada dewasa. e USU Repository Universitas Sumatra Utara. 2004; Medan. 2. Ginting, Josia. Diare akut disebabkan oleh bakteri. e USU Repository Universitas Sumatra Utara. 2004; Medan. 3. Dimas. Infeksi saluran kemih pada wanita.2008; Jakarta. Di akses dari: http://dimasmis.blogspot.com/2008/11/infeksi-saluran-kemih-pada-wanita.html. 4. Salma. Infeksi saluran kemih. Majalah kesehatan.2011; Jakarta. Diakses dari: http://majalahkesehatan.com/infeksi-saluran-kemih-isk/.

19

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UPH SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PERIODE 14 MARET 21 MEI 2011

You might also like