Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sistem Kerja merupakan hal yang sangat vital sebelum memasuki kegiatan produksi pada sebuah perusahaan. Perancangan Sistem kerja yang baik akan meningkatkan produktivitas kerja, baik dari segi mesin maupun manusia secara efektif dan efisien. Perancangan kerja yang baik juga akan meminimalisasi pemborosan yang diakibatkan ketidakseimbangan lintasan kerja, waktu kerja yang terbuang, serta penghematan biaya produksi maupun biaya perpindahan material. Maka hasil akhirnya keuntungan perusahaan akan meningkat karena adanya perancangan sistem kerja yang tepat. PT Diponegoro Tamiya Manufacturing (DTM) merupakan perusahaan baru yang bergerak di bidang industri mini tamiya. Mobil tamiya yang akan diproduksi memiliki beberapa komponen dan pengerjaan yang beragam, sehingga dibutuhkan suatu perancangan kerja yang tepat agar tercipta lingkungan kerja yang efektif dan efisien, sehingga produktivitas PT DTM dapat optimal. Tidak hanya lingkungan kerja yang baik, dibutuhkan pula perhitungan waktu standar produk untuk bisa memenuhi demand dari konsumen yang jumlahnya cukup besar. Waktu standar tersebut juga akan berpengaruh pada penjadwalan produksi. Maka pada praktikum Modul 2 ini juga akan ditetapkan waktu standar dalam perakitan Tamiya.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan laporan praktikum Modul 2 ini adalah: 1. Memahami konsep operasi kerja dan mampu membuat operasi kerja 2. Melakukan pengukuran kerja secara langsung terhadap operasi kerja dengan menggunakan metode Stopwatch Time Study (SWTS) 3. Membuat Peta Tangan Kanan Tangan Kiri dan menentukan waktu standar untuk tiap operasi kerja. 4. Memahami konsep Presedence Diagram dan mampu membuat Presedence Diagram. 5. Memahami konsep Assembly Chart dan Bill of Material serta mampu membuat Assembly Chart dan Bill of Material.
1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Dalam praktikum modul 2 ini pengukuran kerja yang dilakukan hanya dibatasi pada pengukuran kerja secara langsung dengan menggunakan metode SWTS. Peta kerja selama perakitan juga dibatasi pada peta kerja setempat saja, yaitu Peta Tangan Kiri dan Tangan kanan. Kami mengasumsikan bahwa standarisasi kerja dalam perakitan tamiya ini hanya meliputi urutan proses kerjanya hingga menentukan waktu baku dalam merakit satu produk jadi. Dalam perakitan tamiya juga diasumsikan bahwa operatornya hanya satu saja.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang disusun dalam laporan praktikum modul 2 Perancangan Sistem Kerja ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan asumsi, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang dasar teori mengenai Perancangan Sistem Kerja. BAB III METODOLOGI PENULISAN Berisi flowchart atau urutan langkah-langkah penulisan laporan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi tentang data pengumpulan waktu proses dan urutan proses kerja dalam perakitan tamiya dan pengolahan data yang meliputi jumlah waktu proses,
menghitung waktu baku, waktu normal, dan waktu standard serta membuat peta kerja. BAB V ANALISA Berisi tentang analisis dan pembahasan dari waktu standard serta peta kerja pada proses perakitan tamiya. BAB VI PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara jalur manusia yang dikontribusikan dengan unit keluaran yang dihasilkan. Hasil pengukuran yang dilakukan akan menghasilkan waktu baku yang dapat dijadikan sebagai waktu standard bagi semua pekerja. (Sutalaksana,2006) 2.1.1 Pengukuran Kerja Langsung Pengukuran secara langsung, bila pengukuran dilakukan langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Yang termasuk di dalamnya adalah cara pengukuran dengan menggunakan jam henti (stopwatch time - study) , motion and time study dan sampling kerja (work sampling). Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop-watch time study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk: Power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja). Estimasi biaya biaya untuk upah karyawan/pekerja. Penjadwalan produksi dan penganggaran. Perencanaan system pemberian bonus dan insentif bagi
karyawan/pekerja yang berprestasi. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
(Wignjosoebroto, 1995: 174) Dalam pengukuran kerja secara langsung terdapat 2 metode, yaitu pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study) dan sampling kerja (Work Sampling). Pengukuran kerja langsung memiliki kelebihan dari pengukuran kerja tak langsung, yaitu pengukuran kerja langsung penerapannya lebih praktis didalam pengerjaannya, yaitu dengan cara mencatan saja waktu yang dilakukan didalam kerja tanpa menguraikan ekerjaan terlebih dahulu kedalam elemen-elemen kerja. Namun pengukuran kerja langsung juga memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama didalam mengamati dan memperolh data untuk mendapatkan data yang akurat, serta biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran ini juga lebih mahal karena harus datang dan berada di tempat pekerjaan berlangsung.
2.1.2 Pengukuran Kerja Tak Langsung Pengukuran secara tidak langsung, apabila melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus di tempat pekerjaan yang diukur. Pada pengukuran kerja tak langsung melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen elemen pekerjaan. Yang termasuk di dalamnya adalah metode standar data / formula, metode analisa regresi, predetermined motion time system. Didalam pengukuran kerja tak langsung terdapat beberapa metode, yaitu data waktu baku (Standard data) dan data waktu gerakan (Predetermined Time System). Pengukuran kerja tak langsung memiliki kelebihan dari pada pengukuran kerja langsung, yaitu waktu yang dibutuhkan didalam pengambilan data relatif lebih cepat dibandingkan dengan pengukuran kerja langsung karena hanya mencatan elemen-elemen kerja selama sekali saja, karena waktu yang dibutuhkan cepat sehingga biay yang dibutuhkan lebih murah. Namun
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
pengukuran kerja langsung juga memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan ketelitian yang besar didalam melakukan pengamatan dan pengambilan data karena sangat berpengaruh terhadap hasil perhitungan serta harus melakukan penyesuaian terhadap data waktu gerakan yang didapat dan belum terdapat standarisasi mengenai data waktu gerakan yang rinci dan menyeluruh.
2.2 Melakukan Pengukuran Waktu 2.2.1 Waktu Siklus Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan hingga menjadi barang yang siap untuk digunakan. Waktu siklus merupakan penjumlahan waktu dari tiap-tiap elemen kerja. Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan : Xi N
=jumlah waktu penyelesaian yang teramati = jumlah pengamatan yang dilakukan (Barry Render; dkk, 2009)
2.2.2 Performance Rating dengan metode Westinghouse Dalam praktek pengukuran kerja maka metode penetapan rating performance kerja operator adalah didasarkan pada satu faktor tunggal yaitu operator speed. Sistem ini dikenal Performance Rating . Rating faktor biasanya dinyatakan dalam presentase dimana performance kerja normal akan sama dengan 100%. Apabila penyimpangan penilaian yang dibuat tidak melebihi 5% dari performance yang sebenarnya maka bisa diartikan time study analyst tersebut akan cukup mampu untuk melaksanakan penilaian performance kerja secara langsung.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Performance Rating dengan Metode Westinghouse. Westinghouse company ikut memperkenalkan sistem yang dianggap lebih relevan serta terbaik dibandingkan dengan sistem pengukuran performance rating yang lainnya. Disini keterampilan (Skill), usaha (Effort) yang telah dinyatakan oleh Bedaux sebagai faktor yang mempengaruhi performa kerja manusia. Maka Westinghouse menambah lagi dengan kondisi kerja (Working Condition) dan Keajegan (Consistency) dari operator dalam melakukan pekerjaanya. Maka dari itu Westinghouse berhasil membuat tabel performa kerja yang berisikan nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing masing faktor tersebut. Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan dengan jalan mengalikan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah ke empat rating faktor yang dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukan operator.
a) Skill (keterampilan) : Kemampuan mengikuti cara kerja yang diterapkan. Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi enam kelas dengan cirri-ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini :
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Super Skill : 1. Secara bawahan cocok sekali dengan bawahannya. 2. Bekerja dengan sempurna. 3. Tampak seperti telah terlatih dengan baik. 4. Gerakan-gerakannya sangat halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti. 5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakangerakan mesin. 6. Perpidahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancar. 7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis). 8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang baik.
Excellent Skill 1. Percaya diri sendiri. 2. Tampak cocok dengan pekerjaanya. 3. Terlihat telah terlatih dengan baik. 4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan
pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan. 5. Gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dikerjakan tanpa kesalahan. 6. Menggunakan peralatan dengan baik. 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu. 8. Bekerjanya cepat tetapi halus.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi. Good Skill 1. Kualitas hasil baik. 2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan pada umumnya. 3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerjaan lain yang keterampilannya lebih rendah. 4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap. 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan. 6. Tidak keragu-raguan. 7. Bekerja stabil. 8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik. 9. Gerakan-gerakannya cepat. Average Skill 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat. 3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencanaan. 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap. 5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keraguraguan. 6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik. 7. Tampak cukup terlatih dank arena mengetahui seluk-beluk pekerjaannya. 8. Bekerja cukup teliti. 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Fair Skill 1. Tampak terlatih tapi belum cukup baik. 2. Mengenai peralatan dan lingkungan secukupnya. 3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum
melakukan gerakan. 4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup. 5. Tampak sepert tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu cukup lama. 6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu yakin. 7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri. 8. Jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah. 9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakangerakannya. Poor Skill 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran. 2. Gerakan-gerakannya kaku. 3. Kelihatan tidak yakin pada urutan-urutan gerakan. 4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yng
bersangkutan. 5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaan. 6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja. 7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan. 8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
9. Tidak bias mengambil inisiatif sendiri. b) Effort (Usaha) : Kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja. Terbagi menjadi enam kelas yaitu : Excessive Effort 1. Kecepatan sangat berlebihan. 2. Usaha sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat
dipertahankan sepanjang hari kerja. Excellent Effort 1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi. 2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator-operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Banyak memberi saran-saran. 5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu. 7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari. 8. Bangga atas kelebihannya. 9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali. 10. Bekerjanya sistematis. 11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen keelemen lainnya tidak terlihat.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Good Effort 1. Bekerja berirama. 2. Saat-saat menganggur sangat sedikit bahkan kadang-kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Senang pada pekerjaannya. 5. Kecepatan baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu. 7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang hati. 8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja. 9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi. 10. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik. Average Effort 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor. 2. Bekerja dengan stabil. 3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya. 4. Set up dilaksanakan dengan baik. 5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. Fair Effort 1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal. 2. Kadang-kadang pekerjaannya. 3. Kurang sungguh-sungguh. 4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku. perhatian tidak ditujukan pada
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
6. Alat-alat yang dipaki tidak selalu yang terbaik. 7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya. 8. Terlampau hati-hati. 9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja. 10. Gerakan-gerakannya tidak terencana. Poor Effort 1. Banyak membuang-buang waktu. 2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja. 3. Tidak mau menerima saran-saran. 4. Tampak malas dan lambat bekerja. 5. Melakuka gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahan-bahan. 6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi. 7. Tidak peduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang dipakai. 8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur. 9. Set up kerjanya terlihat tidak baik. c) Condition (Kondisi Kerja) : Kondisi Lingkungan Fisik
Lingkungan (pencahayaan, temperature, dan kebisingan ruangan) d) Consistency (konsistensi) : Kenyataan bahwa setiap hasil pengukuran waktu menunjukkan hasil yang berbeda-beda (Sritomo W, 1995 : 197)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.2.3 Waktu normal Rating faktor pada dasarnya seperti yang telah diuraikan , diaplikasikan untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo dan kecepatan kerja operator yang berubah ubah. Rumus yang digunakan adalah:
Dimana p = faktor penyesuaian, Adapun pembagian faktor penyesuaian, yaitu : a. p = 1 / p = 100% berarti bekerja normal b. p > 1 / p > 100% berarti bekerja cepat c. p < 1 / p < 100% berarti bekerja lambat
Waktu Normal = Waktu Pengamatan x Rating Faktor % 100 % Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bisa kita tetapkan sebagai waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja, karena disini faktor faktor yang berkaitan dengan kelonggaran waktu agar operator bisa bekerja dengan sebaik baiknya masih belum dikaitkan. (Sritomo W, 1995 : 200) 2.2.4 Waktu Baku Waktu baku yang akan ditetapkan kelonggaran kelonggaran (allowance) yang perlu. Dengan demikian waktu baku adalah sama dengan waktu normal kerja dengan waktu longgar yang diberikan. Rumus yang digunakan adalah:
Dimana l = kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Adapun manfaat
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
dari waktu baku, antara lain: Man Power Planning, estimasi biaya-biaya untuk upah kerja, penjadwalan produksi dan penganggaran, indikasi keluaran untuk mampu dihasilkan oleh pekerja, perencanaan sistem pemberian bonus dan intestif bagi pekerja yang berprestasi. (Sritomo W, 1995 : 203) 2.2.5 Allowance Waktu Longgar yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses produksi ini bisa diklasifikasikan menjadi Personal Allowance, Fatigue Allowance, Delay Allowance. Personal Allowance merupakan waktu longgar yang diberikan secara personal kepada masing masing tenaga kerja yang lebih bersifat ke kebutuhan pribadi, seperti mereka tiba tiba ada urusan untuk menelepon keluarganya dan hal hal lain yang lebih bersifat pribadi. Fatigue Allowance adalah waktu longgar yang diberikan kepada tenaga kerja yang dipakai sebagai waktu istirahat atau waktu untuk melepas lelah baik lelah secara mental maupun secara fisik Delay Allowance adalah waktu longgar yang diberikan pada keterlambatan keterlambatan yang dapat dihindari maupun tidak dapat dihindari. Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja menunjukan seorang operator bekerja menyelesaikan pekerjaan dengan tempo yang normal, namun pada prakteknya kita melihat bahwa tidak bisa diiharapakan seorang operator bekerja secara terus menerus. (Sritomo W, 1995 : 201)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.3
Gerakan Fundamental (Therbligs) Untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari perlu dikenal terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan maksud ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan simbol atau kode dari gerakan-gerakan dasar kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs. Gerakan Therbligs ini menguraikan gerakan tangan yang biasa terjadi apabila suatu pekerjaan dilakukan secara serangkaian. Gilberth menyatakan gerakan therbligs dalam symbol symbol gambar dan warna tertentu seperti pada gambar dibawah ini.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Ada 17 gerakan dasar dalam perancangan kerja yang disebut Therbligs meliputi Search (S) = Merupakan elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu objek, dalam hal ini dilakukan oleh mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek tersebut sudah ditemukan. Select (Se) = Merupakan gerakan kerja untuk menemukan atau memilih suatu objek diantara dua atau lebih obyek yang sama lainnya Grasp (G) = Merupakan elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan pada objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Reach (Re) = Merupakan gerakan yang menggambarkan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan baik gerakan menuju atau menjauhi objek. Move (M) = Merupakan gerakan perpindahan tangan, hanya di sini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban. Hold (H) = Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan memegang obyek tanpa menggerakkan objek tersebut Release (Rl) = Elemen gerakan yang terjadi pada saat tangan operator melepaskan kembali terhadap objek yang dipegang sebelumnya. Position (P) = Elemen gerakan yang terdiri dari menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat Pre Position (Pp) = Elemen gerakan yang mengarahkan objek pada suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan objek benar-benar dilakukan maka dengan mudah objek akan bisa dipegang dan dibawa ke arah tujuan yang dikehendaki Inspect (I) = Langkah kerja untuk menjamin bahwa objek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Assembly (A) = Elemen gerakan yang menghubungkan dua objek atau lebih menjadi satu kesatuan DisAssembly (DA) = Elemen gerakan yang memisahkan dua objek yang tergabung menjadi satu menjadi objek objek terpisah Use (U) = Elemen gerakan dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai atau mengontrol suatu alat atau objek untuk tujuan tertentu. Unavoidable Delay (UD) = Kondisi kerja ini merupakan kondisi yang diakibatkan oleh hal-hal yang di luar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung Avoidable Delay (AD) = Waktu menganggur yang terjadi selama siklus kerja yang dapat dihindarkan Plan (P) = Proses mental dimana operator berhenti sejenak dan memikirkan untuk menentukan tindakan selanjutnya Rest to Overcome Fatigue (R) = Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari kelelahan fisik (Sritomo W, 1995 : 107)
2.4 Peta Kerja 2.4.1 Pengertian Peta Kerja Peta kerja adalah alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Melalui peta proses ini kita mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, antara lain : Benda kerja, berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi ukuran pekerjaan, dll. Macam proses yang dilakukan, jenis & spesifikasi mesin, peraltan produksi, tooling, dll.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu operasi untuk setiap proses atau elemen kegiatan disamping total waktu penyelesainnya. Kapasitas mesin ataupun kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan
Simbol simbol standar yang dipakai untuk pembuatan peta kerja dalam hal ini telah dilakukan oleh ASME (American Society of Mechanical Engineerirs) sebagai berikut :
No 1
Nama Operasi
Keterangan Suatu material mengalami perubahan sifat fisik maupun kimiawi dalam proses transformasi
Gambar
Transportasi
Bila fasilitas kerja bergerak berpindah tempat yang bukan bagian dari suatu operasi
Inspeksi
Suatu objek diperiksa segi kualitas maupun kuantitas sudah sesuai dengan karakteristik distandarkan performans yang
Menunggu
Apabila material, benda kerja, operator, fasilitas dalam kondisi berhenti tidak terjadi apapun selain menunggu
Penyimpanan
Objek disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama (Sritomo W, 1995 : 123)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.4.2
Peta Kerja Majemuk Peta kerja keseluruhan adalah peta kerja yang menganalisis kondisi kerja pada seluruh area lantai produksi di suatu perusahaan. Macammacam peta kerja menyeluruh adalah : 1. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) Peta kerja ini menggambarkan proses yang akan dialami bahan baku (urutan operasi dan pemeriksaan) sampai menjadi produk jadi ataupun komponen. Kegunaannya adalah : a. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku b. Mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai. e. Sebagai alat untuk latihan kerja, dan lain-lain.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Keterangan : W = waktu operasi IN 0N K M = Nomor urut kegiatan inspeksi = Nomor urut kegiatan operasi = Komponen yang tidak diproses tapi tinggal dirakit saja = Nama mesin atau lokasi kerja dimana kegiatan operasi
2. Peta Produk Proses Banyak (Multi Product Process Chart) Peta kerja ini digunakan untuk menganalisis aliran proses dari berbagai macam atau banyak produk yang menggunakan mesin proses yang sama tapi dengan urutan proses yang berbeda beda. Tata letak fasilitas dikelompokkan menurut jenis proses (Process layout).
3. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) Diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, waktu yang dibutuhkan dan jarak pemindahan yang terjadi selama satu
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
proses atau prosedur berlangsung. Tipe aliiran proses yang di gunakan adalah pekerja, material dan mesin. Kegunaanya adalah : Mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai dari awal masuk dalam suatu proses sampai aktivitas terakhir. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses berlangsung. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.4.3
Peta kerja Setempat Peta kerja setempat yaitu peta yang digunakan untuk menganalisa kondisi kerja untuk satu area atau sebagian area kerja. Macam macam peta kerja setempat yaitu : 1. Man Machine Process Chart (Peta Kerja & Mesin) Terdapat hubungan kerja yang mungkin antara pekerja dan mesin, yaitu: Operator bekerja mesin menganggur (idle)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Operator menganggur mesin bekerja Operator bekerja mesin bekerja Operator menganggur mesin menganggur
Peta Kerja dan Mesin digunakan untuk Menganalisa keseimbangan waktu kerja antara kerja manusia (operator) dan kerja mesin Disebut juga string diagram Berguna untuk menentukan beban operator / menghitung jumlah mesin yang dapat dilayani tiap operator dan menentukan strategi pengupahan.
2. Peta Kelompok Kerja (Gang Process Chart) Peta ini menunjukkan hubungan antara siklus menganggur dan siklus waktu operasi dari mesin atau proses dan waktu menganggur
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
serta waktu kerja persiklus dari pekerja-pekerja yang akan melayani mesin atau proses tersebut.
3. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and right process chart) Peta ini merupakan peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaanpekerjaan yang bersifat manual.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.5 Precedence Diagram Presedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya (Baroto, 2002) Precedence diagram adalah gambaran grafis yang memperlihatkan urutan proses pengerjaan dari keseluruhan operasi yang bertujuan untuk memudahkan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
pengawasan, evaluasi, serta perencanaan aktivitas kerja yang terkait. Tanda-tanda yang digunakan dalam precedence diagram adalah: Simbol lingkaran dengan nomor di dalamnya untuk mempermudah identifikasi dari suatu proses operasi. Tanda panah yang menunjukkan ketergantungan dari urutan tiap proses operasi. Operasi yang berada pada pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung pangkal panah. Angka yang ada di atas simbol lingkaran menunjukkan waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap proses operasi. Pada precedence diagram terdapat informasi mengenai urutan-urutan
elemen kerja dan lamanya waktu pengerjaan untuk tiap elemen kerja. Selain itu, precedence diagram juga digunakan untuk melihat alur proses produksi secara menyeluruh sehingga dapat digunakan untuk menyusun kesimbangan lintasan produksi.
Keterangan gambar: Nomor 1 : operasi ke 1 dengan waktu proses 642 Nomor 2 : operasi ke 2 dengan waktu proses 534 Nomor 3 : operasi ke 3 dengan waktu proses 428 Nomor 4 : operasi ke 4 dengan waktu proses 10892 Nomor 5 : operasi ke 5 dengan waktu proses 3167 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2013 28
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Nomor 6 : operasi ke 6 dengan waktu proses 1111 Nomor 7 : operasi ke 7 dengan waktu proses 13196 Nomor 8 : operasi ke 8 dengan waktu proses 1506 Nomor 9 : operasi ke 9 dengan waktu proses 2537 Nomor 10: operasi ke 10 dengan waktu proses 10753 Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa ada 10 proses operasi yang saling bergantung, misalnya pada operasi ke 7 yang baru dapat dilakukan setelah operasi 4 dan 6 selesai dilakukan. Diagram jaringan kerja mempunyai dua peranan, yakni pertama sebagai alat perencanaan proyek dan kedua sebagai ilustrasi secara grafik dari kegiatan kegiatan suatu proyek. Dari suatu diagram jaringan kerja dapat dilihat gambaran hubungan antara komponen komponen kegiatan secara menyeluruh dan arus operasi yang dijalankan sejak awal sampai berakhirnya suatu proyek. Konsep dan lambang/simbol yang ada dalam precedence diagram adalah sebagai berikut : a. Events
Suatu events (kejadian / peristiwa ) adalah suatu keadaan tertentu yang terjadi pada suatu saat tertentu, atau dapat pula diartikan sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan. Events bisa dilambangkan dengan sebuah lingkaran atau node. b. Aktivitas
Suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kejadian tertentu. Kegiatan berlangsung dalam jangka waktu tertentu (duration) dengan pemakaian sejumlah sumber daya. Simbol yang digunakan adalah anak panah yang menghubungkan kedua lingkaran (Sritomo W.1995)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.6
Assembly Chart Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami: Komponen-komponen yang membentuk produk Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian Gambaran menyeluruh dari proses rakitan Urutan waktu komponen bergabung bersama Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
Membentuk Suatu Peta Rakitan yaitu : a. Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran berdiameter 12 mm pada sudut kanan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
bawah selembar kertas dan tuliskan operasi tersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi. b. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah. c. Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai, rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor komponennya dapat dimasukan. d. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3. e. Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat di sebelah kiri, dari bawah ke atas. f. Periksa kembali peta initerhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus menunjukan lintasan station kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap operator. Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah gambarterurai. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit. 2.7 Bill of Material (BOM) BOM (Bill of material) adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill of material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill of material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2004): 1. Modular Bills yaitu Bill of material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of material-nya. 2. Phantom bill adalah Bill of material untuk komponen, biasanya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu. Struktur produk didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing. Struktur produk typical akan menunjukkan bahan baku yang dikonversi kedalam komponen-komponen fabrikasi, kemudian komponen-komponen itu bergabung secara bersama untuk membuat sub
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
assemblies, kemudian sub assemblie bergabung bersama membuat assemblies, dan seterusnya sampai produk akhir. struktur produk sering ditampilkan dalam bentuk gambar (chart format) (Gaspersz, 2004)
Modul Bill of Material : 1. Bahan langsung (direct material) adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. 2. Tenaga kerja langsung (direct labour) / tenaga kerja manual (touch labour) digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead)
Biaya overhead mencakup semua biaya produksi yang TIDAK termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead termasuk biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan, dsb.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Format BOM : 1. Single-Level BOM : Menampilkan assembly atau sub-assembly dengan hanya satu level children. Menampilkan komponen yang langsung dibutuhkan untuk membuat assembly atau sub-assembly. 2. Indented BOM : Menampilkan level item tertinggi mendekati margin kiri dan komponen yang digunakan pada item ini lebih menjorok ke margin sebelah kanan. 3. Modular BOM : Adalah tipe dari BOM dan elemen kritis dalam menentukan stuktur produk dari produk akhir. Modular BOM menentukan komponen material, dokumen, bagian-bagian dan gambar-gambar rekayasa yang
dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sub-assembly. Selama modular BOM sebagian besar berhubungan dengan produk fisik, konsep tersebut akan dapat digunakan dalam berbagai macam industri (contoh software, medical records). Modular BOM digunakan oleh sistem informasi modern untuk melayani berbagai macam tujuan seperti menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah sub-assembly, dan menyediakan informasi biaya untuk setiap komponen dan rolled up informasi untuk keseluruhan sub-assembly. Untuk produk-produk yang dapat
dikonfigurasi/berbasis pilihan (contoh automobile, PC), perusahaan harus merencanakan setiap kombinasi dan permutasi untuk setiap option dan memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan struktur Modular BOM, perusahaan dapat merencanakan permintaan untuk setiap modul independen dari setiap permintaan produk akhir dengan mengestimasi tingkat popularitas modul sub-assembly.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2.8 Performance Rating Performance Rating merupakan aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan operator untuk menyelesaikan produknya. Tujuan dari performance rating adalah untuk menormalkan waktu kerja yang disebabkan oleh
ketidakwajaran. (Sutalaksana,1979)
.
Gambar 2.13 pengukuran kerja objektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Mulai
Membuat BOM Waktu tiap Operasi Kerja Membuat Peta Tangan Kanan Tangan Kiri
Menentukan Waktu Standar (Waktu Baku) Daftar Operasi Kerja Membuat Presedence Diagram
Mulai
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Metodologi praktikum modul 2 Praktikum perancangan Teknik Industri dimulai dengan proses perakitan tamiya berdasarkan operasi kerja yang telah dibuat. Lalu dilanjutkan dengan membuat Assembly Chart sesuai part list atau daftar komponen tamiya yang ada. Kemudian langkah selanjutnya melakukan proses perakitan Tamiya. Setelah Tamiya dirakit, lalu membuat Bill of Material atau membuat bagan penyusun produk tamiya yang terdiri dari beberapa komponen. Setelah itu, membuat Peta tangan kanan tangan kiri berdasarkan data waktu yang didapat dari proses perakitan. Setelah didapat waktu total perakitan, maka langkah selanjutnya menentukan Waktu Standar dalam perakitan tamiya. Setelah itu membuat Presedence Diagram dengan berdasarkan daftar operasi kerja yang telah ada, maka serangkaian praktikum Modul 2 berakhir.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Operasi Kerja Memasang plat belakang besar pada rumah dinamo. Memasang plat belakang kecil pada rumah dinamo assy Memasang gear dynamo pada dinamo. Memasang dinamo assy pada rumah dinamo assy Memasang gardan pada chasis. Memasang gear besar pada chasis assy Memasang roda pada as roda Memasang roda belakang kanan assy pada chasis assy Memasang roda belakang kiri pada chasis assy Memasang dinamo assy pada chasis assy Memasang pengunci dinamo pada chasis assy Memasang gear kecil pada chasis assy Memasang roda depan kanan pada as roda Memasang roda depan kanan assy pada chasis assy Memasang roda depan kiri pada chasis assy Memasang plat depan pada chasis assy Memasang tuas on off pada chasis assy Memasang penutup plat depan pada chasis Memasang bumper belakang pada chasis assy Menyekrup bumper kanan pada chasis assy
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Menyekrup bumper kiri pada chasis assy Memasang baut pada roller depan kanan Membaut roller depan kanan assy pada chasis assy Memasang baut pada roller depan kiri Membaut roller depan kiri assy pada chasis assy Memasang baut pada roller belakang kanan Membaut roller belakang kanan assy pada chasis assy Memasang baut pada roller belakang kiri Membaut roller belakang kiri assy pada chasis assy Memasang baterai pada chasis assy Memasang penutup baterai pada chasis Melakukan inspeksi Memasang body pada chasis Memasang pengunci pada chasis dan body.
4.1.2 Part List Tamiya Berikut adalah daftar komponen Tamiya 4WD :
Tabel 4.2 Daftar Komponen Tamiya 4WD
No
Nama Komponen
Kode
Gambar
Jumlah
Body
Chasis
Ch
Pengunci Body
PBd
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Bumper Belakang
BB
Sekrup
Penutup Baterai
PBt
PPD
Plat Depan
PDn
Tuas On Off
TO
10
Gear Kecil
GK
11
Gardan
Gd
12
Pengunci Dinamo
PD
13
Gear Besar
GB
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
14
Rumah Dinamo
RD
15
Dinamo
16
Gear Dinamo
GD
17
PBB
18
PBK
19
As roda
AR
20
21
Roller
Rl
22
Baut
Bt
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11 4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Assembly Chart
Plat Belakang Besar
PBB
Rumah Dinamo
SSSSA 1
RD
PBK
SSSA1
GD
Gear Dinamo
Dinamo
SSSSA 2
SSA1
Gd
Gardan
Chasis
SA1
Ch
Gear Besar
GB
SA2
Roda
As Roda
SSSSA 3
SA3
AR
Roda
SA4
Plat Depan
PDn
SA5
GK
Gear Kecil
SA6
Roda
AR
As Roda
SSSSA 4
SA7
SA
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
SA
Roda
R
Plat Depan
SA8
PD
SA9
TO
Tuas On/Off
SA10
PPD
SA11
Bumper Belakang
BB
SA12
Sekrup
SA13
Bt
Baut
Rl
Roller
SSSSA 5
SA14
Bt
Baut
Rl
Roller
SSSSA 6
SA15
Baut
Bt SSSSA 7 SA16
Rl
Roller
SA
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
SA
Baut
Bt SSSSA 8 SA17
Roller
Rl
Btr
Baterai
SA18
Pengunci Baterai
PBt
SA19
Inspeksi
Body
SA20
Pengunci body
PBd
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Pengunci
Penutup
Body (1)
Ro da kiri (2)
Tu as on off
Rod a kana
Rolle r assy( 4)
Ge ar Be
Gear Dina mo
Dinam o (1)
As roda (2)
Rol er (4)
baut (4)
Sekru p (2)
45
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
7 TOTAL AKHIR Avoidable delay (diam menunggu) Menjangkau dinamo Memasan g gear dinamo pada dinamo Memegang dinamo Membawa dinamo Merakit dinamo assy Melepas dinamoassy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Avoidable delay (berhenti sejenak) Menjangkau rumah dinamo assy Memasan g dinamo assy ke rumah dinamo assy Memegang rumah dinamo assy Membawa rumah dinamo assy Merakit dinamo assy Melepas dinamo assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR AD RE G M A RL AD RE G M A RL 00:04,00 00:01,94 00:00,60 00:00,24 00:00,22 00:02,00 00:00,27 00:05,27 00:03,33 00:00,20 00:00,38 00:00,22 00:00,49 00:04,27 00:00,33 00:05,89 00:05,69 Merakit dinamo assy Melepas dinamo assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR A RL 00:04,2 7 00:01,7 3 00:07,5 6 00:07,5 Membawa dinamo assy M 00:01,5 6 TOTAL AWAL TOTAL AKHIR 00:03,4 6 00:03,4 6 TOTAL AKHIR Menjangkau gear dinamo Memegang gear dinamo Membawa gear dinamo Merakit dinamo assy RE G M A 00:05,8 7 00:00,3 3 00:00,2 0 00:00,9 3 00:02,0 0
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
6 Avoidable delay (diam menunggu) Menjangkau chasis Memegang chasis 5 Memasan g gardan pada chasis Membawa chasis Merakit chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau gear besar Memegang gear besar Memasan g gear besar pada chasis assy Membawa gear besar Merakit chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR 7 Memasan g roda Avoidable delay (diam tanpa memegang apapun) AD RE G M A RL AD RE G M A RL 00:02,53 00:00,80 00:00,14 00:00,60 00:04,60 00:00,60 00:09,27 00:06,74 00:00,46 00:00,20 00:00,40 00:02,40 00:00,60 00:04,06 00:04,06 00:02,60 Merakit chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Avoidable delay (diam tanpa memegang apapun) AD A RL 00:02,4 0 00:03,2 0 00:07,2 6 00:07,2 6 00:00,6 0 Membawa chasis assy M 00:01,6 6 Merakit chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR A 00:01,6 0 00:04,2 7 00:04,2 7 Membawa gardan M 00:01,7 4 Menjangkau gardan Memegang gardan RE G 00:00,6 7 00:00,2 6
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
pada as roda
RE G M A
Menjangkau as roda Memegang as roda Membawa as roda Merakit roda assy Melepas roda assy
RE G M A RL
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa roda assy Memasan g roda belakang kanan assy pada chasis assy Merakit roda assy Melepas chasis assy M A RL
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau chasis assy Memegang chasisassy Membawa chasis assy Merakit chasis assy RE G M A
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa chasis assy Merakit roda belakang kiri pada chasis M A
00:01,3 4 00:00,3 3 00:00,5 3 00:02,2 0 00:00,4 0 00:05,4 0 00:04,8 0 00:00,4 5 00:00,3 3 00:02,2 0 00:05,2 2 00:08,2 0 00:08,2 0 00:02,6 7 00:03,2
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Membawa roda Merakit roda belakang kiri pada chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau dinamo assy Memegang dinamo assy
M A RL
RE G M A RL
00:01.53 00:02.7 3 00:00.4 0 00:05.4 0 00:05.4 0 00:00.60 00:00.2 0 00:00.8 0 00:04.8 7 00:00.4 7 00:06.9 4 00:06.9 4 00:00.4 8 00:00.5 6 00:02.4 5
assy
10
Membawa dinamo assy Merakit dinamo assy pada chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
00:04,8 7
11
RE G M
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
assy
A RL
00:03.5 2 00:00.0 8 00:01.1 2 00:08.2 1 00:07.0 9 00:00.0 8 00:00.6 4 00:00.5 6 00:01.7 6 00:00.0 8 00:02.3 6 00:05.4 8 00:03.1 00:06,7 2 00:06,7 TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa chasis assy Merakit gear kecil pada chasis assy M A 00:07,0 1 00:07,0 1 00:02,4 8 00:01,7 6
AD
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau gear kecil Memegang gear kecil Membawa gear kecil Memasan g gear kecil pada chasis assy Merakit gear kecil pada chasis assy Melepas chasis assy RE G M A RL
12
RL
00:02,4 8
AD
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
2 Menjangkau as roda Memegang as roda Memasan g roda depan kanan pada as roda Membawa as roda RE H M 00:00.6 3 00:00.4 8 00:01.8 4 00:02.9 6 00:05.9 1 00:05.9 1 00:03.0 5 00:10.7 9 00:00.0 8 00:13.9 2 00:13.9 2 00:00.5 6 Menjangkau roda Memegang roda Membawa roda Merakit roda depan kanan pada as roda Melepas as roda assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau chasis assy Memegang chasis assy Membawa Merakit roda depan kanan pada chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa chasis assy M RE G M A RE G M A RL
2 00:01,1 6 00:00,6 4 00:00,5 6 00:03,5 2 00:00,0 8 00:05,9 6 00:05,9 6 00:00,6 3 00:00,5 7 00:01,7 6 00:10,8 0 00:13,7 6 00:13,7 6 00:03,0 4
13
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa as roda assy Memasan g as roda depan kanan pada chasis assy Merakit roda depan kanan pada chasis assy M A
14
RL
15
Memasan g roda
Menjangkau roda
RE
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Memegang roda Membawa roda Merakit roda depan kiri pada chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau plat depan Memegang plat depan
G M A RL
RE G M A RL
16
Membawa plat depan Merakit plat depan pada chasis assy Melepas chasis assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
17
RE G M
00:00.0 8 00:03.0 4 00:02.2 4 00:00.0 8 00:06.0 0 00:06.0 0 00:00.5 7 00:00.6 3 00:00.4 9 00:01.2 0 00:00.0 7 00:02.9 6 00:02.9 6 00:00,56 00:00,08 00:01,20
00:02,9 5
00:01.2 0
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
assy
Merakit tuas on off ke chasis Melepas Avoidable Delay(menunggu instruksi) TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
A RL UD
00:01,7 5
18
Menjangkau penutup plat depan Memegang penutup plat depan Membawa penutup plat depan Merakit penutup plat depan ke chasis assy Melepas TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
RE G M A RL
00:00,08 00:00,40 00:00,65 00:03,59 00:00,08 00:04,80 00:04,80 TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Merakit penutup plat depan ke chasis assy A Membawa chasis assy
19
Menjangkau bumper belakang Memegang bumper belakang Membawa bumper belakang Merakit bumper belakang ke chasis assy Melepas TOTAL AWAL
RE G M A RL
00:00,08 00:00,40 00:01,85 00:03,59 00:00,08 00:06,00 TOTAL AWAL Merakit bumper belakang ke chasis assy A Membawa chasis assy
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
TOTAL AKHIR Menjangkau sekrup Memegang sekrup menyekru p bumper kanan pada chasis assy Membawa sekrup Merakit sekrup bumper kanan ke chasis assy Melepas TOTAL AWAL TOTAL AKHIR RE G M A RL
TOTAL AKHIR
00:06,0 0 M 00:02,4 1 00:11,3 4 00:13,7 5 00:13,7 5 00:01,2 0 00:00,1 6 00:00,4 8 00:10,3 2 00:03,2 8 00:15,4 4 00:15,4 4 00:00,4 8
20
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau sekrup RE G M A RL TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau roller RE
00:01,84
21
Merakit sekrup bumper kiri ke chasis assy Melepas TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
A RL
22
Memasan g baut
Menjangkau baut
RE
00:01,04
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Memegang baut Membawa baut Merakit baut ke roller Melepas TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau chasis assy
G M A RL
G M A
00:00,0 8 00:01,2 8 00:01,7 6 00:03,6 0 00:03,6 0 00:01,7 6 00:06,3 2 00:01,3 6 00:00,6 6 00:10,1 0 00:09,4 4 00:01,1 0 00:00,1 6 00:01,6
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa roller assy Merakit roller assy ke chasis assy Melepas Avoidable Delay (Menunggu tangan kiri selesai) M A RL UD
RE G M A RL
23
Memegang chasis assy Membawa chasis assy Merakit Melepas TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
24
RE G M
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
0 Merakit Melepas TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau Roller Memegang Roller Membaut roller depan kiri assy pada chasis assy Membawa Roller Merakit Roller pada chasis Melepas chasis TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Memasan g baut pada roller belakang kanan Menjangkau baut Memegang Baut Membawa baut Merakit baut pada roller RE G M A RE G M A RL A RL 00:00,88 00:01,12 00:03,36 00:03,36 00:00,64 00:00,16 00:00,08 00:08,32 00:02,08 00:11,28 00:11,28 00:01,12 00:00,32 00:00,08 00:01,44 Menjangkau roller Memegang roller Membawa roller Merakit roller dengan baut TOTAL AWAL TOTAL AKHIR RE G M A 00:11,2 8 00:11,2 8 00:00,6 4 00:00,1 6 00:01,8 4 00:00,8 0 TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa Chasis Assy Merakit Chasis Assy Melepas Chasis Assy M A RL 00:04,0 6 00:04,0 6 00:02,4 0 00:06,8 0 00:02,0 8 Merakit A 00:01,2 0
25
26
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Melepas baut Total Awal Total Akhir Menjangkau roller Membaut roller belakang kanan assy pada chasisi assy Memegang Roller Membawa Roller Merakit Roller pada chasis Melepas chasis TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau baut Memasan g baut pada roller belakang kiri Memegang Baut Membawa baut Merakit Roller pada chasis Melepas baut TOTAL AWAL
RL
00:00,56 00:03,52 00:03,52 Total Awal Total Akhir Membawa Chasis Assy Merakit Chasis Assy Melepas Chasis Assy M A RL 00:03,4 4 00:03,4 4 00:01,6 0 00:07,4 4 00:02,4 8
RE G M A RL
27
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau roller Memegang roller Membawa roller Merakit roller pada chasis RE G M A
RE G M A RL
28
TOTAL AWAL
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
TOTAL AKHIR Menjangkau Roller Membaut roller belakang kiri assy pada chasis assy Memegang Roller Membawa roller Merakit Roller pada chasis TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa chasis assy Merakit chasis assy dengan baterai Memasan g baterai pada chasis assy Membawa chasis assy Merakit chasis assy dengan baterai M A M A RE G M A
00:04,80 00:00,48 00:00,08 00:00,08 00:11,36 00:12,00 00:12,00 00:04,16 00:01,20 00:02,48 00:00,96
TOTAL AKHIR Membawa Chasis Assy Merakit Chasis Assy Melepas Chasis Assy M A RL
29
00:04,4 8 00:02,9 6 00:09,1 2 00:02,1 6 00:14,2 4 00:14,2 4 00:00,6 4 00:00,8 0 00:00,5 6 00:04,6 4 00:00,3 2 00:06,9 6 00:06,9 6 00:00,2 8
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau baterai Memegang baterai Membawa baterai Merakit baterai pada chasis Melepas Chasis Assy RL G M A RL
30
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
00:01,73
memegang penutup baterai Membawa penutup baterai Avoidable Delay (Memutar penutup baREry) Merakit penutup baterai Melepas Chasis Assy
G M AD A RL
TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa Chasis Assy Inspeksi tombol on/off M I RL
32
Melakuka n Inspeksi TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Memasan g body ke chasis assy Membawa chasis assy Merakit chasis assy M A 00:02,30 00:02,30 00:01,20 00:05,60
Melepas Chasis Assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau body Memegang body Merakit body pada chasis
RE G A
33
00:00,1 0 00:01,9 0 00:01,1 0 00:02,1 7 00:00,0 6 00:05,6 1 00:04,5 1 00:00,4 4 00:01,8 0 00:00,0 6 00:02,3 0 00:02,3 0 00:00,8 0 00:00,3 0 00:04,5 7
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Melepas Chasis Assy TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Membawa chasis assy Merakit chasis assy Memasan g pengunci body Melepas chasis Avoidable Delay (Menunggu tangan Kanan) M A RL AD 00:06,80 00:06,80 00:00,73 00:09,60 00:00,40 00:00,14 TOTAL AWAL TOTAL AKHIR Menjangkau pengunci body memegang pengunci body Merakit pengunci body pada body Melepas Chasis Assy Avoidable Delay (Menyesuaikan posisi) TOTAL AWAL TOTAL AKHIR 00:10,87 00:10,73 TOTAL AWAL TOTAL AKHIR
RL
RE G A RE AD
34
00:01,1 0 00:06,7 7 00:06,7 7 00:00,5 7 00:00,1 0 00:08,6 3 00:00,0 7 00:04,6 9 00:14,0 6 00:08,2 7
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
No A
Faktor
B C D
TENAGA YANG DIKELUARKAN Dapat diabaikan SIKAP KERJA Bekerja duduk ringan duduk GERAKAN KERJA Ayunan bebas normal KELELAHAN Membawa alat ukur MATA (pencahayaan baik) Pandangan yang terputus-putus KEADAAN Temperatur 22 C-28 TEMPERATUR C TEMPAT KERJA normal KEADAAN Baik ventilasi baik , ATMOSFER udara segar baik KEADAAN Bersih, sehat, cerah, LINGKUNGAN bising rendah YANG BAIK KEBUTUHAN wanita PRIBADI TOTAL ALLOWANCE
Kelonggaran (%) 2
0,0-1,0 0 0-6,0
0.5 0 4,5
0-5
2-5
2 11
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
1. Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo Waktu siklus = 5,34 Performance Rating Subjektif
Tabel 4.5 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG B2 C1 C D
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal F dengan sumbu di bawah kaki Kedua tangan saling bantu H atau bergantian Konstan dan dekat K
0 0
5 6
Dengan sedikit kontrol 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,07 = 1,07
O B-1
1 2 7%
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 5,34 x 1,2305 = 6,57 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
2. Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy Waktu Siklus = 5,87 Performance Rating Subjektif
Tabel 4.7 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG B2 C1 C D
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.8 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
Dengan sedikit kontrol 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,07 = 1,07
O B-1
1 2 7%
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 5,87 x 1,2305 = 7,22 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
= 7,22 x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
3. Memasang gear dinamo pada dinamo Waktu Siklus = 3,46 Performance Rating Subjektif
Tabel 4.9 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG C1 C1 C C
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2 7%
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 3,46 x 1,2198 = 4,22 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
4. Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy Waktu Siklus = 7,56 Performance Rating Subjektif
Tabel 4.11 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG C2 C1 C D
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
Perlu Sedikit kontrol 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,08 = 1,07
O B-1
1 2 7%
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 7,56 x 1,177 = 8,89 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
5. Memasang gardan pada chasis Waktu Siklus = 6,74 Performance Rating Subjektifr
Tabel 4.13 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG C2 C1 C E
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.14 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
Dapat ditangani dengan mudah 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,07 = 1,07
N B-1
0 2 7%
Waku Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 6,74 x 1,1556 = 7,78 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
6. Memasang gear besar pada chasis assy Waktu Siklus = 7,26 Performance Rating Subjektif
Tabel 4.15 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG B2 B2 C C
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.16 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
Dapat ditangani degan mudah 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,07 = 1,07
N B-1
0 2 7%
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 7,26 x 1,2733 = 9,24 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
7. Memasang roda pada as roda Waktu Siklus = 5,00 Performance Rating Subjektifr
Tabel 4.17 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG C1 C1 C B
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.18 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
Dengan sedikit kontrol 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,08 = 1,08
O B-1
1 2 8%
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 5 x 1,264 =6,32 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
8. Memasang roda belakang kanan assy pada chasis assy Waktu Siklus = 8,2 Performance Rating Subjektif
Tabel 4.19 Performance Rating Subjektif
NO 1 2 3 4 JUMLAH
LAMBANG C2 C1 C E
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.20 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
Dengan sedikit kontrol 0.45 menggunakan tangan Total Penyesuaian Sehingga, p2 = 1 + 0,09 = 1,09
O B-1
1 2 9%
Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 8,2 x 1,177 = 9,65 detik
Waktu Baku Wb = Wn x
=9,65 x = 9,65 x 1,1235 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2013 76
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
= 10,82 detik 9. Memasang roda belakang kiri assy pada chasis assy Waktu siklus = 5,89 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.21 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Kelas Lambang Nilai Skill average D 0,00 Effort good C2 +0,02 Kondisi Kerja good C +0,02 Konsistensi average D 0,00 Total +0,04 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,04 = 1,04 Objektif
Tabel 4.22 Performance Rating Objektif
Faktor
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian 8% Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,08 = 1,1232 Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 5,89 x 1,1232 = 6,61 detik Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2013 77
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
10. Memasang dinamo assy pada chasis assy Waktu siklus = 6,94 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.23 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Kelas Lambang Nilai Skill average D 0,00 Effort good C2 +0,02 Kondisi Kerja good C +0,02 Konsistensi average D 0,00 Total +0,04 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,04 = 1,04 Objektif
Tabel 4.24 Performance Rating Objektif
Faktor
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian 8% Sehingga performance rating objektif p2 = 1+ 0,08 =1,08 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2013 78
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
P = p1 x p2 = 1,04 x 1,08 = 1,1232 Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 6,94 x 1,1232 = 7,79 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x ( = 7,79 x ( = 8,76 detik
) )
11. Memasang pengunci dinamo pada chasis assy Waktu siklus = 7,09 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.25 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Kelas Lambang Nilai Skill average D 0,00 Effort Average D 0,00 Kondisi Kerja good C +0,02 Konsistensi average D 0,00 Total +0,02 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,02 =1,02
Faktor
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.26 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian 8% Sehingga performance rating objektif p2 =1 + 0,08=1,08 P = p1 x p2 = 0,02 x 0,08 = 1,1016 Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 7,09 x 1,1016 = 7,81 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x ( = 7,81 x ( = 8,77 detik
) )
12. Memasang gear kecil pada chasis assy Waktu siklus = 6,72 detik Performance Rating
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Subjektif
Tabel 4.27 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Kelas Lambang Nilai Skill average D 0,00 Effort Average D 0,00 Kondisi Kerja good C +0,02 Konsistensi average D 0,00 Total +0,02 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,02 =1,02 Objektif
Tabel 4.28 Performance Rating Objektif
Faktor
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
N B-1
0 2
Total Penyesuaian 7% Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,07=1,07 P = p1 x p2 = 1,02 x 1,07 =1,0914 Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 6,72 x 1,0914 = 7,33 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x (
)
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
13. Memasang roda depan kanan pada as roda Waktu siklus = 5,96 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.29 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Faktor
Kelas Lambang Nilai average D 0,00 good C2 +0,02 good C +0,02 average D 0,00 Total +0,04 Sehingga performance rating subjektif p1 =1 + 0,04 = 1,04
Tabel 4.30 Performance Rating Objektif
Objektif No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg) Keadaan Pergelangan tangan dari jari Lambang Penyesuaian (%) B 1
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian 8% Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,08 = 1,1232 Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu noemal = waktu siklus x performance rating = 5,96 x 1,1232 = 6,69 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x ( = 6,69 x ( = 7,52 detik
) )
14. Memasang as roda depan kanan pada chasis assy Waktu siklus = 13,92 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.31 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Faktor
Kelas Lambang Nilai average D 0,00 Average D 0,00 good C +0,02 average D 0,00 Total +0,02 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,02 =1,02
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.32 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian 8% Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 =1,08 P = p1 x p2 = 1,02 x 1,08 = 1,1016 Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 13,92 x 1,1032 = 15,33 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x ( = 15,33 x ( = 17,23 detik
) )
15. Memasang roda depan kiri pada chasis assy Waktu siklus = 6,00 detik Performance Rating
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Subjektif
Tabel 4.33 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Kelas Lambang Nilai Skill average D 0,00 Effort good C2 +0,02 Kondisi Kerja good C +0,02 Konsistensi average D 0,00 Total +0.04 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,04 = 1,04 Objektif
Tabel 4.34 Performance Rating Objektif
Faktor
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian 8% Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 =1,08 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,08 = 1,1232 Waktu Normal Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 6,00 x 1,1232 = 6,73 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x ( = 6,73 x ( Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2013 85
) )
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
= 7,57 detik
16. Memasang plat depan pada pada chasis assy Waktu siklus = 2,97 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.35 Performance Rating Subjektif
No 1 2 3 4
Kelas Lambang Nilai Skill average D 0,00 Effort good C2 +0,02 Kondisi Kerja good C +0,02 Konsistensi average D 0,00 Total +0,04 Sehingga performance rating subjektif p1 = 1 + 0,04 = 1,04 Objektif
Tabel 4.36 Performance Rating Objektif
Faktor
No 1 Anggota Terpakai 2 3 Pedal Kaki Penggunaan Tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (Kg)
Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
F H
0 0
5 6
N B-1
0 2
7% Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,07=1,07 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,07 = 1,1128 Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu normal = waktu siklus x performance rating = 2,97 x 1,1128 = 3,30 detik Waktu Baku Waktu baku = waktu normal x ( = 3,30 x ( = 3,71 detik 17. Memasang tuas on off pada chassis assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 3,60 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 37 Performance Rating Subjektif
) )
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 38 Performance Rating Objektif
No 1 2
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Dapat ditangani dengan mudah 0,9 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
K N B-1
4 0 1 6
Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,06 = 1,06 P = p1 x p2 = 1,14 x 1,06 = 1, 21 Waktu normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 3,60 x 1,24 = 4,35 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 4,35 x = 4,89 detik
18. Memasang penutup plat depan pada chassis assy Waktu Siklus
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
NO 1 2
Keadaan Angota terpakai Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Dengan sedikit kontrol 0,45 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
4 5 6
K O B-1
4 1 1 7
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 5,44 x 1,22 = 6,63 detik
19. Memasang bumper belakang ke chasis assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 6,00 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 41 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 42 Performance Rating Objektif
Keadaan
Lambang
Penyesuaian (%) 1 0
Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki
B F
Penggunaan Tangan
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,08 = 1,12 Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 6,00 x 1,12 = 6,74 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 6,74 x = 7,57 detik 20. Menyekrup bumper kanan pada chasis assy
8%
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 44 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai
Keadaan
Lambang
Penyesuaian (%)
Pedal Kaki
Penggunaan Tangan
5 6
P B-1
2 2
Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,11 = 1,11 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,11 = 1, 15 Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 13,75 x 1,15 = 15,87 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 15,87 x
11 %
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
= 17,83 detik
21. Menyekrup bumper kiri pada chassis assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 15,52 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 45 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 46 Performance Rating Objektif
Keadaan
Lambang
Penyesuaian (%) 1 0
Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki
B F
Penggunaan Tangan
5 6
P B-1
2 2
Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,11 = 1,11 P = p1 x p2 = 1,04 x 1,11 = 1,15 Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 15,52 x 1,15 = 17,92 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 17,92 x = 20,13 detik
11 %
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
22. Memasang baut pada roller depan kanan Waktu Siklus Waktu Siklus = 3,84 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 47 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 48 Performance Rating Objektif
NO 1 2
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Dapat ditangani dengan mudah 0,45 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
K N B-1
4 0 1 6
Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,06 = 1,06 P = p1 x p2 = 1,11 x 1,06 = 1, 18 Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 3,84 x 1,18 = 4,52 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 4,52 x = 5,08 detik
23. Membaut roller depan assy kanan pada chassis Waktu Siklus Waktu Siklus = 10,48 detik
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
NO 1 2
Keadaan Angota terpakai Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Perlu kontrol dan penekanan 0,45 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
4 5 6
K P B-1
4 2 1 8
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 10,48 x 1,20 = 12,58 detik
24. Memasang baut pada roller depan kiri Waktu Siklus Waktu Siklus = 4,06 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 51 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 52 Performance Rating Objektif
NO 1 2
Keadaan Angota terpakai Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Dapat ditangani dengan mudah 0,45 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
4 5 6
K N B-1
4 0 1 6
Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,06 = 1,06 P = p1 x p2 = 1,14 x 1,06 = 1, 21 Waktu Normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 4,06 x 1,21 = 4,91 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 4,91 x = 5,51 detik
25. Membaut Roller depan kiri Assy pada Chasis Assy Waktu Siklus
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
No 1 2
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Perlu penanganan dan hati-hati 0,9 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
K P B-1
4 2 1 10
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
P = p1 x p2 = 1,13 x 1,1 = 1, 24 Waktu normal Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 11,28 x 1,24 = 14.02 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 14,02 x = 15.75 detik
26. Memasang baut pada roller belakang kanan Waktu Siklus Waktu Siklus = 3,52 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.55 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.56 Performance Rating Objektif
N O 1 2
Keadaan Angota terpakai Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
Keterangan Pergelangan tangan dari jari Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu di bawah kaki Keadaan tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat Dengan sedikit control 0,45 Total
Simbol B F
Penyesuaian (%) 1 0
4 5 6
K 0 B-1
4 1 2 8
Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,08 = 1,08 P = p1 x p2 = 1,1 x 1,08 = 1,19 Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 3,52 x 1,19 = 4.18 detik Waktu Baku Wb = Wn x
= 4,18 x = 4,7 detik 27. Membaut roller belakang kanan assy pada chasis Assy Waktu Siklus
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.58 Performance Rating Objektif
Keadaan Lengan bawah,pergelangan tangan,dan jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki
Lambang C
Penyesuaian (%) 2
Penggunaan Tangan
5 6
P B-1
2 2
Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,10 = 1,1 P = p1 x p2 = 1,1 x 1,1 = 1,21 Waktu Normal
10 %
Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 11,52 x 1,21 = 13,94 detik Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
28. Memasang baut pada roller belakang kiri Waktu Siklus Waktu Siklus = 4,48 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 59 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4. 60 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai
Lambang C
Penyesuaian (%) 2
Pedal Kaki
Penggunaan Tangan
5 6
O B-1
1 2
Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09 P = p1 x p2 = 1,1 x 1,09 = 1, 20 Waktu Normal
9%
Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 4,48 x 1,20 = 5,37 detik Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
29. Membaut roller belakang kiri Assy pada chasis assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 14,24 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.61 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.62 Performance Rating Objektif
No 1 Anggota Terpakai
Lambang C
Penyesuaian (%) 2
Pedal Kaki
Penggunaan Tangan
5 6
P B-1
2 2
Total Penyesuaian Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1 P = p1 x p2 = 1,1 x 1,1 = 1,21 Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 14,24 x 1,21 = 17,23 detik Waktu Baku Wb = Wn x
10 %
Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
= 17,23 x = 19,36 detik 30. Memasang baterai pada chasis Assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 8,80 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.63 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.64 Performance Rating Objektif
NO
Keadaan
Keterangan Lengan bawah,pergelangan tangan,dan jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
Simbol C
Penyesuaian (%) 2
Angota terpakai
Pedal kaki
Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
O B-1
1 2 9
Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,09 = 1,09 P = p1 x p2 = 1,1 x 1,09 = 1, 20 Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating 8,8 x 1,20 = 10,55 detik Waktu Baku Wb = Wn x
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
31. Memasang penutup batery ke Chasis Assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 6,86 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4. 65 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.66 Performance Rating Objektif
NO
Keadaan
Keterangan Lengan bawah,pergelangan tangan,dan jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki Kedua tangan saling bantu atau bergantian Konstan dan dekat
Simbol C
Penyesuaian (%) 2
Angota terpakai
Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
P B-1
2 2 10
Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1 P = p1 x p2 = 1,1 x 1,1 = 1,21 Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 6,86 x 1,21 = 8,3 detik Waktu Baku Wb = Wn x
Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
32. Melakukan Inspeksi Waktu Siklus Waktu Siklus = 2,30 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.67 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.68 Performance Rating Objektif
NO
Keadaan
Keterangan Lengan bawah,pergelangan tangan,dan jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki
Simbol C
Penyesuaian (%) 2
Angota terpakai
Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
P B-1
2 2
10
Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 2,3 x 1,24 = 2.78 detik
Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
33. Memasang Body ke Chasis Assy Waktu Siklus Waktu Siklus = 6,80 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.69 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.70 Performance Rating Objektif
NO
Keadaan
Keterangan Lengan bawah, pergelangan tangan danjari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki
Simbol C
Penyesuaian (%) 2
Angota terpakai
Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
P B-1
2 2
10
Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 6,8 x 1,25 = 8.53 detik
Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
34. Memasang pengunci body Waktu Siklus Waktu Siklus = 10.73 detik Performance Rating Subjektif
Tabel 4.71 Performance Rating Subjektif
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Objektif
Tabel 4.72 Performance Rating Objektif
NO
Keadaan
Keterangan Lengan bawah,pergelangan tangan,dan jari Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu bawah kaki
Simbol C
Penyesuaian (%) 2
Angota terpakai
Pedal kaki Penggunaan tangan Koordinasi mata dengan tangan Peralatan Berat Beban (kg)
4 5 6
P B-1
2 2
Total Sehingga performance rating objektif p2 = 1 + 0,1 = 1,1 P = p1 x p2 = 1,14 x 1,1 = 1, 25 Waktu Normal = Waktu siklus x Performance rating = 10,73 x 1,25 = 13,46 detik Waktu Baku Wb = Wn x = 13,46 x = 15,12 detik
10
Waktu Normal
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
No.
NAMA OPERASI
PR Sub
PR Obj
1,7
5,34
6,57
11%
7,38
1,7
5,87
7,22
11%
8,11
1,14
1,7
3,46
4,22
11%
4,74
1,1
1,7
7,56
8,89
11%
9,99
1,08
1,7
6,74
7,78
11%
8,75
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
1,7
7,26
9,24
11%
10,36
1,17
1,8
5,00
6,32
11%
7,10
1,08
1,9
8,20
9,65
11%
10,82
5,89
6,61
11%
7,43
10
1,04 1,07
6,94
7,79
11%
8,76
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
11
1,02 1,08
7,09
7,81
11%
8,76
12
1,02 1,08
6,72
7,33
11%
8,24
13
1,04 1,08
5,96
6,69
11%
7,52
14
1,02 1,08
13,92
15,33
11%
17,23
15
1,04 1,08
6,00
6,74
11%
7,57
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
16
2,97
3,30
11%
3,71
17
1,14 1,06
3,60
4,35
11%
4,89
18
1,14 1,07
5,44
6,63
11%
7,45
19
1,04 10,8
6,00
6,74
11%
7,57
20
1,04 1,11
13,75
15,87
11%
15,52
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
21
1,04 1,11
15,52
17,92
11%
20,13
22
1,11 1,06
3,84
4,52
11%
5,08
23
1,11 1,08
10,48
12,58
11%
14,13
24
1,14 1,06
4,06
4,91
11%
5,51
25
1,13
1,1
11,28
14,02
11%
15,75
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
26
1,1
1,08
3,52
4,18
11%
4,7
27
1,1
1,1
11,52
13,94
11%
15,66
28
1,1
1,09
4,48
5,37
11%
6,04
29
1,1
1,1
14,24
17,23
11%
19,36
30
1,1
1,09
8,80
10,55
11%
11,86
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
31
1,1
1,1
6,86
8,3
11%
9,33
32
Melakukan Inspeksi
1,1
1,1
2,30
2,78
11%
3,13
33
1,14
1,1
6,80
8,53
11%
9,58
34
1,14
1,1
10,73
13,46
11%
15,12
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
Langkah Kerja 1. Memasang plat belakang besar pada rumah dinamo. 2. Memasang plat belakang kecil pada rumah dinamo assy 3. Memasang gear dynamo pada dinamo. 4. Memasang dinamo assy pada rumah dinamo assy 5. Memasang gardan pada chasis. 6. Memasang gear besar pada chasis assy 7. Memasang roda pada as roda 8. Memasang roda belakang kanan assy pada chasis assy 9. Memasang roda belakang kiri pada chasis assy 10. Memasang dinamo assy pada chasis assy 11. Memasang pengunci dinamo pada chasis assy 12. Memasang gear kecil pada chasis assy 13. Memasang roda depan kanan pada as roda 14. Memasang roda depan kanan assy pada chasis assy 15. Memasang roda depan kiri pada chasis assy 16. Memasang plat depan pada chasis assy 17. Memasang tuas on off pada chasis assy 18. Memasang penutup plat depan pada chasis 19. Memasang bumper belakang pada chasis assy 20. Menyekrup bumper kanan pada chasis assy 21. Menyekrup bumper kiri pada chasis assy 22. Memasang baut pada roller depan kanan 23. Membaut roller depan kanan assy pada chasis assy 24. Memasang baut pada roller depan kiri 25. Membaut roller depan kiri assy pada chasis assy
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
26. Memasang baut pada roller belakang kanan 27. Membaut roller belakang kanan assy pada chasis assy 28. Memasang baut pada roller belakang kiri 29. Membaut roller belakang kiri assy pada chasis assy 30. Memasang baterai pada chasis assy
26 28 11,15,18,21,23,25, 27,29,31,32
31. Memasang penutup baterai pada chasis 32. Melakukan inspeksi 33. Memasang body pada chasis 34. Memasang pengunci pada chasis dan body
30 30 32 33
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
5,34 1 5,87 2 3,46 3 7,26 6 5,00 7 6,72 12 5,96 13 6,74 5 2,97 16 3,60 17 20 6,00 19 15,52 3,84 22 4,06 24 3,52 26 4,48 28 10,48 23 11,28 25 11,52 27 14,24 29 21 13,75 5,44 18 13,92 14 6,00 15 8,80 30 31 6,86 6,80 33 14,06 34 8,20 8 5,89 9 6,86 32 7,09 11 7,56 4 6,94 10
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
BAB V ANALISIS
5.1 Analisis Proses Kerja Operasi kerja adalah urutan proses kerja tiap komponen dari awal sampai akhir produk selesai dirakit. Pada Perakitan Tamiya 4WD ini terdapat 34 operasi kerja untuk menyelesaikan satu unit Tamiya 4WD. Perakitan Tamiya diawali dengan Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo, dan diakhiri dengan memasang kunci body pada Chasis Assy. Dalam proses perakitan tamiya tersebut, proses paling lama ada pada proses ke 21, yaitu menyekrup bumper kiri pada Chasis Assy selama 15.44 detik pada tangan kanan. Hal ini terjadi karena operator harus memposisikan bumper dan menahannya dengan tepat pada chasis, dan menggunakan alat obeng untuk menyekrup bumper tersebut. Dalam proses penyekrupannya juga obeng yang digunakan harus ditahan agar sekrup tidak jatuh, dan ukuran sekrup relatif kecil, sehingga agak sulit untuk dipegang. Sedangkan waktu siklus tercepat berada pada langkah Inspeksi dengan waktu proses 2.30 detik. Hal ini dikarenakan proses inspeksi tidak memakan waktu begitu lama, hanya menyetel tombol on/off, dan saat inspeksi, mobil tamiya sudah mampu berjalan, sehingga tidak memerlukan inspeksi yang berlebihan. Dalam 34 proses operasi ada kegiatan yang produktif dan yang tidak produktif. Kegiatan yang dimaksud tidak produktif ini yaitu teridiri dari avoidable delay dan unavoidable delay yang harus dihindari untuk memperkecil waktu proses kerja. Kegiatan tidak produktif tersebut ada pada tabel 5.1 berikut rekomendasi yang diberikan:
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
No 1
Rekomendasi - Sebaiknya selama tangan kanan atau kiri sedang menjangkau atau melakukan suatu kegiatan, maka anggota tangan lainnya ikut melakukan pekerjaan atau membantu tangan satunya. - Sebaiknya operator telah hafal diluar kepala prosedur kerja yang akan dilakukan.
Diam / Berhenti
- Sebelum melakukan sesuatu, sebaiknya sudah hafal langkah-langkah rincinya agar tidak perlu berpikir dan menganggur. - Peletakkan part yang akan dirakit sebaiknya diurutkan sesuai prosedur kerja, agar proses perakitan dapat berjalan lebih efisien.
- Sebelum merakit, sebaiknya benda yang dibawa sudah dalam posisi yang benar, siap dirakit tanpa harus diputar - Peletakkan benda kerja yang telah di assembly sebaiknya posisinya sesuai dengan operasi kerja yang akan dilakukan setelahnya.
5.2 Analisis Assembly Chart Assembly chart adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk., assembly chart juga berfungsi dalam mempermudah operator dalam memahami alur kerja dari proses perakitan produk. Assembly chart juga sangat bermanfaat dalam menggambarkan kegiatan assembly yang rumit jika dituliskan dengan prosedur, sebagai contoh seperti penjelasan diatas, hal ini terlihat sangat rumit dan membutuhkan waktu untuk memahaminya dan jika menggunakan assembly chart maka waktu yang dibutuhkan untuk memahaminya
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
lebih singkat dan dapat dikatakan lebih efisien dibandingkan memahaminya dengan penjelasan menggunakan prosedur biasa. Dalam laporan ini assembly chart menggambarkan pembuatan tamiya mini 4WD dari part-part yang belum di assembly ke chasis sampai pada proses terakhir yaitu memasang pengunci body tamiya mini 4WD. Assembly chart ini digambarkan dengan menggunakan simbol lingkaran, kemudian lingkaran-lingkaran ini di hubungkan dengan garis garis horizontal dan vertikal sampai bertemu menjadi satu sub assembly dan assembly. Didalam proses perakitan juga terdapat proses inspeksi yang digambarkan dengan simbol kotak/persegi. Pada assembly chart yang terdapat di dalam laporan modul 2 ini, terdapat 1 assembly(A), 20 sub assembly(SA20), 8 sub sub sub sub assembly(SSSSA8), 1 sub sub assembly(SSA1) dan 1 sub sub sub assembly(SSSA1). Proses perakitan tamiya mini 4WD pada assembly chart yang telah dibuat berakhir pada assembly yang terdiri dari sub assembly ke-20(SA20) dan part pengunci body(PBd). Sedangkan SA20 terdiri body dan SA19, kemudian SA19 terdiri dari SA18 dan pengunci baterai, lalu SA18 terdiri dari SA17 dan baterai, dan SA17 sendiri terdiri dari SA16 dan SSSSA8 yang merupakan gabungan dari baut dan roller. Begitu seterusnya hingga sampai pada proses awal dimana suatu SSSSA terdiri dari 2 part tamiya, kemudian SSSSA dirakit dengan satu part tamiya menjadi SSSA, dan dua SSSA yang bertemu menjadi SSA yang kemudian menjadi SA begitu dipasang ke chasis. Dari penjelasan operasi perakitan Tamiya Mini 4WD tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat ketentuan dalam mengassembly tamiya, yaitu adanya bagian part-part yang harus diassembly terlebih dahulu sebelum diassembly ke chasis yaitu seperti pada proses awal yaitu plat belakang besar dan kecil yang harus di i terlebih dahulu pada rumah dinamo, gear dinamo pada dinamo, kemudian dinamo assy harus di assembly terlebih dahulu ke rumah dinamo assy sebelum dipasang ke chasis agar proses perakitan lebih efisien dan dinamo dapat berfungsi seperti seharusnya. Dalam hal ini merupakan penentuan kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu dan kegiatan yang dilakukan setelahnya yang telah digambarkan pada presedence diagram.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
5.3 Analisis Bill Off Material BOM (Bill of material) adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill of material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan . Pada PT Diponegoro Tamiya Manufaktur menunjukan kebutuhan jumlah part yang dibutuhkan untuk membuat Tamiya 4WD yang digambarkan menjadi 3 tingkatan, pada tingkatan paling bawah terdapat part-part yang dibutuhkan untuk assembly panel belakang assy, roda kanan assy, roller assy dan bemper belakang. Dimana pada panel belakang assy terdapat gear besar, plat belakang besar, plat belakang kecil, rumah dinamo, gear dinamo, dan dinamo. Pada roda kanan assy terdapat 2 part yaitu roda kanan dan as roda. Pada roller assy terdapat 2 part, yaitu roler dan baut. Sedangkan pada bemper belakang terdapat 2 part, yaitu bermper belakang dan sekrup. Pada tingkat kedua terdapat 11 komponen, yaitu gardan, roda kiri, panel belakang assy, gear kecil, plat depan, penutup plat depan, tuas on off, roda kanan assy, pengunci, roller assy dan bemper belakang. Pada tingkat pertama terdapat 4 komponen, yaitu chasis assy, pengunci body, penutup baterai dan body. Pada Bill Off Material tidak terdapat komponen baterai karena baterai dijual terpisah oleh PT Diponegoro Tamiya Manufaktur sedangkan inspeksi tidak termasuk didalam Bill off Material karena inspeksi tidak berwujut atau tidak termasuk material. Pada tingakatan 0 atau paling atas yaitu terbentuknya Tamiya 4WD. Pada perakitan Tamiya mini 4 WD terdapat 33 part yang harus dirakit untuk menjadi 1 tamiya yang utuh.
5.4 Analisis peta kerja tangan kanan tangan kiri Peta tangan kanan dan tangan kiri ini digunakan untuk menganalisis proses kerja yang dilaksanakan operator perakitan Tamiya Mini 4WD pada sebuah stasiun kerja, peta ini menggambarkan bagaimana tangan kanan dan kiri seorang operator bekerja. Fungsi dari peta kerja setempat ini adalah sebagai alat untuk menganalisis tata letak system kerja, alat untuk melatih pekerja yang baru, menghilangkan atau mengurangi
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif sehingga dapat mempercepat waktu kerja serta dapat menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. Pada peta kerja tangan kanan tangan kiri ini terdapat 13 avoidable delay dalam 34 proses kerja. Dan avoidable delay tersebut paling banyak terjadi di tangan kiri. Hal ini menunjukkan tangan kanan lebih produktif daripada tangan kiri. Misalnya saja, pada proses pertama, memasang plat belakang besar ke rumah dinamo, tangan kiri menunggu tangan kanan selama 00.74 detik, dan hal tersebut seharusnya bisa dihindari dengan langsung menjangkau salah satu komponen plat belakang besar sementara tangan kanan menjangkau rumah dinamo. Hal ini mungkin terjadi karena tangan kiri yang masih kaku dan belum terbiasa bekerja merakit Tamiya dibanding tangan kanan. Dari banyaknya avoidable delay tersebut, dapat diketahui kurang seimbangnya pekerjaan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Oleh karena itu, peta kerja tangan kanan tangan kiri akan menampilkan kegiatan-kegiatan non-produktif yang dapat diminimalisasi dengan mengalihkan kegiatan-kegiatan non produktif tersebut pada kegiatan lain. Kebanyakan kegiatan produktif yang dilakukan tangan kiri adalah menunggu tangan kanan, maka tangan kiri sebaiknya bisa membantu tangan kanan merakit komponen.
5.5 Analisis Penentuan Performance Rating Dan Allowance 5.5.1 Analisis Penentuan Performance Rating Penentuan performance rating dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu berdasarkan penilaian faktor subjektif dan objektif. Pada faktor subjektif terdapat empat hal yang mempengaruhi nilai akhir yaitu, skill, effort, kondisi kerja, serta konsistensi operator selama bekerja. Sedangkan pada faktor objektif terdiri dari anggota badan terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan, peralatan, dan beban kerja yang ditanggungnya. Pada penilaian aspek peralatan pada performance rating objektif, jika proses perakitan pada suatu operasi kerja hanya meletakkan part pada chasis maka tergolong pekerjaan yang dapat ditangani dengan mudah, jika
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
membutuhkan sangat sedikit tenaga atau tekanan untuk merakit maka tergolong dalam pekerjaan yang memerlukan sedikit kontrol, dan jika proses perakitan tersebut membutuhkan alat bantu seperti obeng maka tergolong pekerjaan yang perlu kontrol dan penekanan. Pada proses kerja ke-11 ditentukan bahwa keterampilan yang dimiliki operator saat memasang pengunci dinamo pada chasis assy mendapat penilaian average skill dengan lambangnnya D dan bernilai 0. Usaha yang dilakukan operator termasuk average effort dengan lambangnnya D dan bernilai +0,02, kondisi kerja good dengan lambangnnya C dan bernilai +0,02, serta konsistensi termasuk kategori average dengan lambangnnya D dan bernilai +0,0. Hal ini dikarenakan saat operator melakukan proses kerja tersebut, operator terlihat belum terlalu terampil dalam merakit dan usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan proses kerja tersebut masih rata-rata, belum terlihat usaha lebih untuk menyelesaikan operasi kerja ini. Kondisi kerja operator baik seperti kondisi operator yang prima, pencahayaan yang cukup terang, kebisingan saat bekerja tidak mengacaukan konsentrasi operator dan membuat operaot merasa nyaman, temperatur pada ruangan diantara 22 28C, serta konsisten kerja operator rata-rata dalam menyelesaikan proses kerja tersebut karena tidak terlihat konsistensi waktu siklus dari satu operasi kerja yang satu dengan lain yang berurutan maupun yang serupa. Untuk penilaian pada faktor objektif, anggota badan yang terpakai saat melakukan operasi kerja tersebut yaitu pergelangan tangan dan jari dengan lambangnnya B dan bernilai 1. Saat melakukan proses kerja, operator tidak menggunakan pedal kaki sehingga nilai yang diberikan 0 dengan lambangnnya F dan penggunaan tangan yaitu dengan kedua tangan saling membantu atau bergantian dengan penilaian lambang H dan bernilai 0 juga. Koordinasi mata dan tangan yaitu konstan dan dekat dengan penilaian 4 berlambang K, kemudian proses kerja tersebut membutuhkan sedikit control karena saat pemasangan pengunci harus ditekan sedikit sampai berbunyi klik yang menandakan part telah terpasang dengan benar dan kencang sehingga penilaian yang diberikan pada peralatan yaitu 1 berlambang O. Terakhir berat beban
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
proses kerja ini sangat ringan dengan pemilihan kategori berat terendah yaitu 0,45 kg yang berlambang B-1 dan bernilai 2.
5.5.2 Analisis Penentuan Allowance Penentuan allowance pada seluruh proses kerja perakitan Tamiya dipengaruhi oleh delapan faktor. Pertama adalah tenaga kerja yang dikeluarkan(dapat diabaikan) yaitu pekerjaan dilakukan di meja dalam keadaan posisi duduk dengan kelonggaran sebesar 2% karena pekerjaan yang dilakukan memerlukan sedikit tenaga dalam pengerjaannya. Kedua, sikap kerja yang dilakukan adalah duduk, ringan dengan kelonggaran 0,5%. Ketiga, gerakan kerja selama seluruh proses kerja berlangsung normal dengan ayunan bebas dari palu sehingga kelonggaran yang diberikan yaitu 0%. Keempat, kelelahan mata diberikan kelonggaran sebesar 4,5% dikarenakan pandangan yang trputus-putus dan tingkat pencahayaan yang baik saat operasi kerja berlangsung. Kelima, keadaan temperatur tempat kerja tergolong normal dengan temperatur berada disekitar 22-28C dengan kelonggaran sebesar 2%. Keenam, keadaan atmosfir tergolong baik dengan ruangan yang memiliki ventilasi baik dan berudara segar sehingga penilaian yang diberikan yaitu 0%. Ketujuh, keadaan lingkungan yang baik yaitu bersih, sehat, cerah, dan tingkat kebisingan yang rendah, kelonggaran yang diberikan yaitu sebesar 0%. Terakhir, faktor pribadi yang digunakan pada penentuan allowance yaitu untuk operator wanita dengan kelonggaran sebesar 2%. Hal ini dikarenakan faktor kelonggaran pribadi untuk wanita lebih besar daripada untuk pria selain itu selama proses kerja berlangsung operator masih harus dibantu dengan diawasi dan dibacakan langkah langkah proses kerja agar tetap sesuai dengan prosedur operasi kerja yang telah dibuat dan adanya kegiatan berhenti sejenak yang dilakukan operator ketika suatu operasi kerja selesai dilakukan. Sehingga total nilai allowance yang didapatkan yaitu sebesar 11%. Pada keseluruhan penentuan allowance yang diberikan kepada operator perakitan tamiya, digunakan allowance untuk operator wanita. Hal ini dikarenakan allowance untuk wanita memiliki nilai kelonggaran yang lebih besar dibanding dengan
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
operator pria. Sehingga hal tersebut akan memudahkan bagi seorang operator yang belum terampil dan terbiasa bekerja dalam perakitan tamiya.
5.6 Analisis Penentuan Waktu Normal Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan seorang operator dalam kondisi yang wajar atau dalam kemampuan rata-rata. Pada penentuan waktu normal kita harus menentukan performance rating terlebih dahulu, didalam performance rating terdapat 2 penilaian, yaitu penilaian secara subjektif dan penilaian secara objektif. Pada penilaian subjektif terdapat 4 faktor penilaian yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi pada setiap factor kita tentukan kelasnya, sehingga kita menemukan nilai dari setiap factor, kemudian dijumlahkan semua dan didapat P1 dengan menambahkan 1. Kemudian penilaian secara objektif diantaranya adalah anggota terpakai, pedal kaki, penggunaan tanggan, kordinasi mata dengan tangan, peralatan dan berat beban. Dari ke6 keadaan ini kita dapat menentukan penyesuaiannya sehingga didapat P2 denagn menambahkan 1. Setelah nilai subjektif dan objektif diketahui baru bisa kita hitung total performance ratingnya yaitu dengan mengalikan nilai performance rating subjektif dengan nilai performance rating objektif. Setelah itu dapat dihitung waktu normal dengan mengalikan waktu siklus dengan total performance rating.
5.7 Analisis Penentuan Waktu Baku Waktu baku dapat diketahui ketika waktu normal sudah didapat dan telah menetapkan allowance yang akan dipakai. Waktu normal didapat dari perkalian antara waktu siklus dengan performance rating(objektif dan subjeltif). Allowance merupakan faktor yang mempengaruhi kelonggaran untuk pekerja. Allowance yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 11%. Waktu baku terlama terdapat pada operasi kerja membaut roller belakang kiri assy pada chasis assy yaitu selama 19,36 detik. Hal ini dikarenakan operator baru melakukan perakitan tamiya, sehingga belum terbiasa dan merasa tegang dalam merakit part yang kecil, jadi membutuhkan fokus dan waktu yang lama, selain itu proses
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
membaut membutuhkan waktu yang cukup lama karena membutuhkan sedikit tekanan dan ketelitian saat menyatukan roller assy ke chasis assy. Sedangkan untuk waktu terkecil terdapat pada operasi kerja melakukan inspeksi dengan waktu baku selama 2,30 detik, inspeksi memerlukan waktu yang singkat karena tidak ada kegiatan merakit sehingga tidak membutuhkan kekuatan maupun ketelitian tinggi. Rekomendasi yang perlu dilakukan adalah operator harus terus dilatih terlebih dahulu agar tidak terjadi banyak delay saat bekerja selain itu operator harus memahami dan hafal prosedur operasi kerja sebelum memulai perakitan agar perakitan dapat lebih cepat diselesaikan karena tidak membutuhkan waktu untuk menunggu dan mendengarkan instruksi dari rekan kerja lainnya. Penentuan waktu baku ini berfungsi dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja, penentuan waktu siklus pada stasiun kerja, memperkirakan biaya-biaya untuk upah karyawan, penjadwalan produksi, perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif serta menunjukkan banyak output yang mampu dilakukan oleh pekerja. 5.8 Analisis Precedence Diagram Precedence diagram digunakan untuk menganalisa langkah langkah yang harus dilakukan sebelum melanjutkan ke langkah kerja berikutnya. Dan juga dapat digunakan untuk melihat langkah apa yang bisa dilakukan tanpa melakukan langkah lain terlebih dahulu. Di dalam precedence diagram terdapat dua hal yang penting yaitu predecessor dan succesor. Predecessor merupakan langkah pendahulu sebelum langkah berikutnya dilakukanm sedangkan successor adalah langkah setelah predecessor dilakukan. Langkah langkah yang tidak dapat dilakukan langsung atau yang termasuk dalam successor adalah langkah kerja nomor 4, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 18, 20, 21, 23, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34. Langkah langkah tersebut tidak dapat dilakukan langsung karena harus dilakukan langkah kerja sebelumnya, jika tidak maka perakitan tamiya tidak akan berjalan dengan benar. Sedangkan terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan langsung tanpa melakukan langkah kerja apapum yaitu langkah kerja nomor
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
1, 2, 3, 5, 6, 7, 12, 13, 16, 17, 19, 22, 24, 26, 28. Langkah langkah tersebut dinamakan predecessor Pada shift 3, kelompok yang terpilh untuk melakukan pre-running adalah kelompok 12 karena waktu baku yang dimiliki kelompok 12 adalah waktu yang terbesar dari kelompok lainnya di shift 3 sebesar 44,76 detik pada proses kerja memasang roda depan kanan assy ke chasis assy. Pada pembentukan stasiun kerja, tiap tiap stasiun kerja akan memiliki paling banyak 5 proses kerja, dengan total 14 stasiun kerja.
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. Operasi kerja merupakan urutan langkah yang kita gunakan untuk merakit sebuah produk dari beberapa part menjadi satu kesatuan yang menambah nilai guna suatu produk, pada praktikum kali ini kami menggunakan 34 langkah proses operasi kerja yang didalamnya terdapat langkah-langkah perakitan dan inspeksi untuk mencoba produk bisa digunakan atau tidak 2. Pada praktikum modul 2 Perancangan Sistem Kerja ini menggunakan metode Stopwatch Time Study (SWTS) karena Stopwatch Time Study (SWTS) tepat
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulangulang (repetitive). Untuk menentukan waktu normal kita menentukan dahulu allowance dan performa rating ( objektif dan subjektif). Dari hasil pengukuran performance rating maka akan diperoleh waktu siklus, waktu ormal dan
kemudian didapat waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu 3. Pada praktikum ini kita menggunakan peta tangan kanan tangan kiri untuk menganalisis ketidak efektifan pergerakan tangan kanan dan kiri didalam melakukan operasi kerja. Dengan menggunakan peta kerja tangan kanan tangan kiri kita bisa menentukan operasi kerja yang paling efektif dan menghilangkan gerakan yang bisa dihindari, sehingga waktu siklus lebih kecil dan waktu normal juga akan mengecil. 4. Precedence diagram adalah gambaran grafis yang memperlihatkan urutan proses pengerjaan dari keseluruhan operasi yang bertujuan untuk memudahkan pengawasan, evaluasi, serta perencanaan aktivitas kerja yang terkait. Pada setiap gambar pada atas lingkaran terdapat waktu standar operasi kerja tersebut. 5. Assembly Chart adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk, untuk menentukan gambar
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 2 Perancangan Sistem Kerja Kelompok 11
BOM (Bill of
material) adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Jumlah komponen ini berdasarkan jumlah yang dibutuhkan untuk merakit 1 buat produk, sehingga tiaptiap komponen jumlahnya bisa berbeda-beda. Pada BOM Diponegoro Tamiya Manufaktur ini terdapat 3 tingkatan dan tingkatan paling atas, tingkatan 0 terdapat Tamiya yang sudah disassembly. Perakitan Tamiya 4WD ini terdiri dari 22 komponen yang disassembly menjadi 1. 6.2 Saran 1. Praktikan disarankan menggunakan laptop yang kompeten untuk mengambil video. 2. Praktikan hendaknya belajar merakit Tamiya 4WD terlebih dahulu sebelum praktikum. 3. Praktikan diharapkan lebih memahami materi sehingga tidak mengalami kesulitan pada saat praktikum berlangsung ataupun pada saat pembuatan laporan.