You are on page 1of 2

Bells Palsy Definisi Pada penderita Bells palsy, terjadi unilateral facial paralysis yaitu kelumpuhan otot wajah

yang terjadi hanya pada satu sisi saja. Kejadian ini dapat terjadi secara dramatis namun bersifat self-limiting, (bisa sembuh dengan sendirinya , dan hanya sementara. Penyebab !da beberapa hal yang diketahui dapat memicu terjadinya Bells palsy, meski hal ini hanya dapat dipastikan hanya pada " kasus. Kejadian atau fenomena yang diduga menjadi pemicu terjadinya Bells Palsy adalah #titis media akut Perubahan tekanan atmosfir yang tiba-tiba (misalnya saat menyelam atau terbang $erpapar dengan suhu dingin yang ekstrim %nfeksi lokal dan sistemik (dapat disebabkan oleh &irus, bakteri, atau jamur 'ultiple sclerosis %skhemia pada syaraf di dekat foramen stylomastoid. Penyebab yang pasti dari kejadian ini belum diketahui, namun bisa terjadi akibat reakti&asi herpes simpleks atau herpes (oster pada ganglion genikulata, edema atau iskhemia syaraf, dan kerusakan syaraf akibat autoimun. Gejala dan Tanda #rang pada semua kelompok umur dapat terkena Bells palsy, namun yang paling sering terkena adalah usia paruh baya. )ebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Pada anak-anak, kejadian ini biasanya dikaitkan dengan infeksi &irus, penyakit )yme, atau sakit telinga. !da banyak &ariasi dalam keparahan gejala dan tanda. *irri khasnya adalah kehilangan kendali otot secara tiba-tiba pada satu sisi wajah, dan memberikan tampilan wajah yang kaku. Penderita sulit untuk tersenyum, menutup mata, mengedip, atau menaikkan alis. Beberapa pasien (terutama yang menderita multiple sclerosis mengalami rasa sakit sebelum terjadinya paralysis (kelumpuhan . Bila gejala utamanya adalah &ertigo atau tinnitus (telinga berdengung , maka dapat dicurigai adanya infeksi herpes (oster pada telinga dan dengan demikian diagnosisnya bukan lagi Bells palsy melainkan sindrom +amsay ,unt. -jung mulut biasanya tertarik ke bawah dan menyebabkan air liur mudah menetes. Bicara menjadi tidak jelas, dan penderita mungkin mengalami perubahan fungsi mengecap. Karena kelopak mata tidak dapat ditutup, dapat terjadi kekeringan ataupun ulserasi pada konjungti&a. Tata laksana $idak ada perawatan yang disetujui secara uni&ersal untuk Bells Palsy. ,istamine dan obat &asodilator lain dapat mengurangi durasi, demikian juga kortikosteroid sistemik. !ntibiotik okular dan air mata buatan dapat dibutuhkan untuk mencegah ulserasi kornea.

.ejala biasanya mulai berkurang secara perlahan dan spontan dalam / hingga 0 bulan setelah gejala awal, namun pada beberapa kasus yang lebih berat (mungkin terjadi pada orang lansia dapat terjadi pada periode waktu yang lebih panjang. 1ecara keseluruhan, kira-kira 20 3 pasien sudah sembuh sempurna dalam waktu 4 bulan.

You might also like