Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyakit ini disebabkan oleh human herpesvirus 6 (HHV-6). Virus ini telah
usia 1 tahun diketahui 96% anak didapatkan antibodi terhadap HHV-6 sedangkan
pada usia 4 tahun sebagian besar anak adalah seropositif terhadap HHV-6 (1).
dan 6 bulan (5-50%). Pada umur 1-2 tahun, lebih dari 90% bayi adalah seropositif.
Hampir semua orang dewasa adalah seropositif, walaupun titer HHV-6 mungkin
lebih rendah daripada pada anak. Pada masa dewasa akhir, prevalensi antibodi
Infeksi yang terjadi sama pada kedua jenis kelamin dan terjadi di seluruh
musim dalam setahun dengan insiden agak lebih tinggi pada akhir musim semi
dan awal musim panas. Wabah kecil Roseola diperantarai HHV-6 terdokumentasi
pada populasi yang padat, seperti panti asuhan. Masa inkubasi yang tercatat dari
Belum ada profilaksis dan pengobatan bagi penderita yang terkena infeksi
HHV-6 (3).
1
1.2 Batasan Permasalahan
roseola infantum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
dan Campak bayi merupakan suatu penyakit jinak pada anak-anak yang biasanya
terjadi pada usia kurang dari 2 tahun, yang menyebabkan ruam yang diikuti
Roseola adalah penyakit yang menyerang bayi usia 9-12 bulan yang ditandai
makulopapuler(3).
Roseola infantum adalah suatu penyakit virus menular pada bayi atau anak-
anak yang sangat muda, yang menyebabkan ruam dan demam tinggi (5).
2.2 Etiologi
Exanthema subitum. HHV-6 merupakan salah satu dari tujuh virus herpes
manusia. Diameter virus ini besar (185-200 nm), berselubung, merupakan virus
DNA helai ganda sekitar 170 kilobasa. Pada mulanya diisolasi dari sel darah
perifer manusia, bereplikasi pada sel T manusia baik sel CD4 maupun CD8,
monosit, megakariosit, sel pembunuh alamiah, sel glia, dan sel epitel serta sel
yang tidak menyebabkan suatu penyakit, dan human herpes virus varian B yang
3
paling banyak menyebabkan infeksi HHV-6 primer. Virus ini menyebar melalui
2.3 Epidemiologi
gejala yang ringan, akan tetapi mortalitas tinggi pada orang dewasa yang
menyebabkan kematian.
Insidens Roseola infantum tidak dipengaruhi oleh ras dan jenis kelamin (3).
2.4 Patofisiologi
HHV-6 sering terdeteksi dalam saliva manusia dan kadang pada sekret
genital. Infeksi primer dapat disertai dengan gejala-gejala atau dapat tidak
bergejala. Viremia dapat dideteksi pada 4-5 hari pertama Roseola klinis dengan
rata-rata sel terinfeksi 103 per 106 sel mononuklear. Jumlah virus dalam darah
sitokin (interferon alfa dan gamma, interleukin beta, faktor nekrosis tumor alfa),
respon antibodi, dan reaktivitas sel-T. Hilangnya viremia primer, demam, dan
munculnya ruam biasanya dihubungkan dengan munculnya antibodi anti-HHV-6
Antibodi transplasenta melindungi bayi muda dari infeksi. Infeksi sel sumsum
tulang in vitro menekan diferensiasi sel pendahulu dari semua deretan sel. Infeksi
perifer manusia.
Kadar antibodi yang tinggi pada orang dewasa, seiring dengan pelepasan
virus dalam ludah, dan deteksi asam nukleat virus dalam kelenjar ludah dan sel
mononuklear darah perifer pada anak yang seropositif dan orang dewasa
mendukung keadaan latensi HHV-6 yang hidup lama. Sifat reaktivasi penyakit
dapat terjadi pada anak yang lebih tua dan orang dewasa, terutama pada mereka
yang mempunyai defek pada imunitas seluler, seperti pada penderita transplan
dapat terjadi pada stadium pra-eruptif Roseola. Mukosa faring mungkin sedikit
meradang dan sedikit koryza, biasanya anak tampak relatif baik walaupun demam.
Demam turun dengan cepat pada hari ke 3-4, ketika suhu kembali normal,
menyebar ke lengan dan leher, dan melibatkan muka dan kaki. Ruam menghilang
dalam 3 hari. Deskuamasi jarang dan tidak ada pigmentasi. Limfonodi dapat
5
membesar terutama di daerah servikal tetapi tidak meluas seperti pada ruam
Demam
Ruam
Kejang 5-35%
7
000050000000c02a3012401040000002e0118001c000000fb02030001000000000
0bc02000000000102022253797374656d000000000000000000000000000000000
0000000000000000000040000002d010000040000002d010000040000000201010
01c000000fb02f0ff0000000000009001000000000440002243616c696272690000
0000000000000000000000000000000000000000000000040000002d0101000400
00002d010100040000002d010100050000000902000000020d000000320a0f0000
0001000400000000002401a201201d0900040000002d010000040000002d010000
030000000000
Gambar.2. Ruam pada exanthema subitum.
1. Rubella.
pada penyakit ini muncul ketika masih terjadi demam. Dan saat ruam
2. Rubeola.
3. Demam dengue.
suhu pertama kali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan biasanya
berlangsung selama 3-4 hari. Ruam ini menghilang pada tekanan (6).
4. Demam skarlet.
seperti kulit angsa yang secara jelas terdapat pada abdomen. Saat ruam
menghilang diikuti adanya deskuamasi.
2.7 Diagnosis
tinggi selama 3-4 hari dan setelah demam turun akan muncul ruam makulopapuler
di seluruh tubuh, mulai dari badan, menyebar ke lengan dan leher, dan melibatkan
muka dan kaki. Ruam ini tidak menimbulkan rasa gatal dan akan menghilang
dalam waktu 2-3 hari tanpa adanya hiperpigmentasi. Dapat terjadi pembengkakan
limfonodi servikal, retroaurikular dan oksipital. Limpa juga agak membesar (2).
Adanya HHV-6 dapat ditemukan dengan kultur darah, tes serologi atau PCR (7).
2.8 Komplikasi
1. Kejang demam.
2. Encephalitis.
.
(8)
3. Meningitis.
dari 8 anak dengan kejang demam dan 3 dari 3 anak dengan ensefalitis
9
karena adanya HHV-6 pada cairan serebrospinal (1).
2.9 Prognosis
Prognosis Roseola adalah dubia (tidak dapat diramalkan) karena pada anak
dengan keadaan umum baik dan imunokompeten dapat bertahan tanpa adanya
komplikasi, akan tetapi pada anak dengan keadaan imunosupresed maka infeksi
dapat menjadi kronis dan timbul komplikasi yang dapat menyebabkan kematian.
2.10 Pengobatan
Tidak ada terapi antivirus yang tersedia untuk infeksi HHV-6. Akan tetapi
ibuprofen. Pada bayi dan anak muda yang cenderung untuk konvulsi, pemberian
sedatif ketika mulai muncul demam mungkin efektif sebagai profilaksis terhadap
kejang (2).
handuk atau lap yang telah dibasahi dengan air hangat (suam-suam kuku) guna
2.11 Pencegahan
infeksi Roseola atau untuk profilaksis. Untuk mencegah terjadinya penyakit ini,
dapat dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh karena penyakit ini disebabkan
oleh virus sehingga apabila daya tahan tubuh kita lemah maka virus akan dengan
karena penularan penyakit ini melalui droplet dan dahak yang keluar saat mereka
bicara, tertawa, bersin atau batuk sehingga dapat terhirup oleh kita . Untuk
(9)
mencegah penularan Roseola infantum pada lingkungan, anak yang sakit diberi
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Roseola infantum adalah suatu penyakit virus menular pada bayi atau
anak-anak yang sangat muda, yang menyebabkan ruam dan demam tinggi.
3. Gejala klinis dari Roseola infantum adalah adanya demam tinggi pada hari
demam turun.
hangat, asupan cairan yang manis, cairan elektrolit dan obat antivirus.
8. Pencegahan penyakit ini adalah dengan menjaga daya tahan tubuh dan
13
DAFTAR PUSTAKA
emerg/TOPIC 400.HTM
TOPIC378.HTM