You are on page 1of 75

Curiculum Vitae

Dr. Aziza Ariyani,SpPK

Surabaya,23 Januari
Lulus FKUNAIR 1986 Lulus FKUI Patologi Klinik 1997

Ketua Komite PPI RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur 2010


Tim PPIRS Tk Pusat Kemenkes sejak 2006 Anggota Perdalin Jaya sejak 2001

Mengikuti WS dan Kongres CDC,WHO,APSIC,IFIC


Postgraduate course Immunobiology GAMA

Emerging Infections MDRO


Oleh : Ariyani

Dasar hukum PPIRS

SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang pelaksanaan PPI di RS dan FPK lain


RS membentuk Komite PPIRS upaya untuk memutus siklus penularan & melindungi pasien,petugas kesehatan, pengunjung di fas yan kes

SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007
tentang Buku Pedoman PPI

Edaran Dirjen Yanmed Depkes tahun 2008 bahwa RS harus membentuk Komite PPIRS yg bertanggung jawab langsung kepada Direktur SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM RS SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg Komisi Akreditasi RS

HAIs
Infeksi

terjadi setelah >48 jam paska MRS,atau setelah keluar RS terjadi pada pasien selama proses perawatan dan bukan dalam masa inkubasi saat MRS infeksi yang didapat di RS tetapi muncul saat setelah keluar dari RS, infeksi pada petugas RS/Fasyankes yang diperoleh karena pekerjaannya (okupasi)

Pedoman PPI
Pedoman

PPI Kemenkes,2011 Pedoman Manajerial PPI,Kemenkes 2009 Pedoman PPITB di Puskesmas,2010 Pedoman PPITB untuk Rutan Lapas Pedoman Surveilans,Kemenkes 2012 Pedoman PPI HIV,kemenkes 2012 Pedoman PPI TB ,kemenkes 2012

HAIs

Healthcare Associated Infections

Penelitian WHO 1995 2010 Negara maju 7,6% USA 4,5 % Jerman 3,6% Perancis 4,4 % Negara berkembang 5,7 -19,1 % Indonesia tidak menyumbang.....belum punya data

Tindakan Pencegahan & Pengendalian Infeksi Surveilans( HAIs,MDRO ) Penerapan Kewaspadaan Isolasi Diklat tentang PPI bagi semua staf RS Antibiotic Stewardship Kesehatan Karyawan( MCU,profilaksis pasca pajanan,peraturan bagi petugas bila sedang sakit)

Kewaspadaan Isolasi ( isolation precautions )


2 lapis Standard Precautions /Kewaspadaan Standar
gabungan dari Universal Precautions/Kewaspadaan Universal Body Substance Isolation/Isolasi duh tubuh dilaksanakan terhadap semua pasien , setiap waktu dan di semua fasilitas yankes

Transmission-based precautions/ Kewaspadaan berbasis transmisi sebagai tambahan Kewapadaan Standar

Kewaspadaan standar
1. 2. 3. 4. 5. 6. Kebersihan tangan Sarung tangan,masker,goggle, face shield ,gaun Peralatan perawatan pasien Pengendalian lingkungan Penatalaksanaan linen Penatalaksanaan limbah .. perlindungan dan kesehatan karyawan.. 7. Penempatan pasien 8. Hygiene respirasi/Etika batuk 9. Praktek menyuntik yang aman 10.Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi
2-9

Kewaspadaan berbasis transmisi


Kontak 1

Droplet
Airborne

infeksi bisa ditransmisikan lebih dari 1 cara Diterapkan sebelum dan sesudah diagnosis tegak Diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standard

MDRO

2013 laporan CDC bahwa 23000 pertahun meninggal akibat MDRO Petugas kesehatan akan sering dihadapkan dengan TBC dan MDRO(multi-drug resistant organisms)\ Pengendalian MDRO penting karena
MDRO resisten terhadap terapi AB yg biasa meningkatkan morbiditas dan mortalitas menambah biaya terapi potensial untuk menyebar dan bertindak sebagai reservoir gen untuk ditransmisikan ke organisme lain

Patogen yang menjadi masalah meliputi Mycobacterium tuberculosis MDRO


Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Vancomycin-Resistant Enterococci (VRE) Clostridium difficile Multi-drug resistant Gram-negative bacilli Carbapenem Resistant Enterobacteriaceae (CRE)

MDRO
Mikroba

yang resisten terhadap antimikroba yg secara normal sensitif Atau resisten terhadap satu atau dua klas antimikroba,tergantung pada mekanisme resisten

Hidrogen peroksida
0,5-1,4

% untuk dekontaminasi permukaan dan Low level disinfectans untuk non kritikal 1,4 % untuk gorden Bahan komersial: cotton,disposable,microfiber Penelitian telah terbukti efisien mematikan MDRO(MRSA,VRE,C difficile) Waktu kontak untuk bakteri 1 menit

Hidrogen peroksida 0,5-1,4 % sebagai disinfektan permukaan


Kelebihan:

kontak 30 detik-1 menitbaktericidal,virusidal kontak 5 menitmikobakterisidal aman untuk petugas aman unt linkungan,non korosif,kompatibel unt permukaan disinfektan satu langkah saja, bau tidak menyengat Kekurangan: lebih mahal kl kemasan komersial ( wipe disposable)

Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

DTT dapat membunuh semua mikroba kecuali endospora.

Cara:

Rendam dalam larutan kimiawi: Na Klorin >1 menit Glutaraldehyde 20 menit OPA 12 menit peracetic acid 12 menit Hydrogen Peroksida 3% 20 menit unt aman

Sumber mikroba penyebab infeksi


Debu dan tanah Pipa saluran air Sistem ventilasi

Tuberkulosis

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. menginfeksi 1/3 penduduk dunia;di negara berkembang Mortalitas tinggi pd pasien HIV

Transmisi airborne : droplet nuklei melayang dan berpindah di udaradari pasien TB aktif berbicara,batuk,bersin atau saliva Pathogenesis Bakteri terinhalasi paru,berbiak dalam alveoli,hanya jumlah kecil yang dibutuhkan untuk menimbulkan penyakit dalam tubuh M. tuberculosis dapat berpindah ke lokasi lain TB laten orang terinfeksi basil Mtb tidak harus menjadi sakit diatasi oleh pertahanan tubuh

Tuberkulosis

Hampir 10% TB laten akan menjadi aktif Organ tersering kenaparu TB ekstrapulmoner pleura,CNS,sistim limfatik,genitourinary sistem, tulang dan sendi tidak menular lewat kontak Penderita TB paru yang tidak diterapimenginfeksi 10-15 orang/tahun Gejala TB paru: batuk berdahak tipis,berawan,kadang berdarah,cepat cape, tidak nafsu makan/penurunan BB,keringat malam,demam, menggigil,nafas pendek Gejala TB ekstrapulmoner,bervariasi tergantung lokasi

1/3 penduduk dunia terinfeksi TB dan 95% di negara berkembang Gobal Report WHO (2010) :
TB : 8,8 juta (BTA positif:2,6 juta) 2010 : peringkat 4 setelah India, China, Afrika Selatan Insiden/ kasus baru adalah 528.000 (2007), 429.730(2008), dan 450.000(2010)

Kemenkes (2010) : HIV: 24.131( +TB :11.835 ..49%) 2012: indonesia 1 diantara 9 bangsa yg HIV meningkat tertinggi 3% diantara pasien TB adalah pasien HIV Gobal Report WHO (2011):
MDR : estimasi kasus baru: 1,8%, kasus kambuh : 17% Jateng (Drug resisten survey): Kasus Baru: 1,9% , kasus yg pernah diobati (16,3%)

Riwayat alamiah TB
infeksi (-)
Kontak infeksi (+) Tdk Sakit (90%) awal (5%) <5th Sakit lanjut (5%)

* 30% penduduk dunia terinfeksi

27 high MDR-TB burden countries


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

China India Russian Federation Pakistan Bangladesh South Africa Ukraine Indonesia Philippines Nigeria Uzbekistan Democratic Republic of Congo Kazakhstan Viet Nam

15.

16.
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

25.
26. 27.

Ethiopia Myanmar Tajikistan Azerbaijan Republic of Moldova Kyrgyzstan Belarus Georgia Bulgaria Lithuania Armenia Latvia Estonia

Terapi TB

Sebelum terapi diberi edukasi unt mencegah kegagalan terapi Terapi yang tidak lengkap akan menggiring kepada MDR 9 bulan INH sesuai protokol DOTS (WHO)

PPITB 4 pilar pengendalian manajemen,administratif,lingkungan dan perlindungan diri


1.

Pilar manajerial
komitmen dari pimpinan Fasyankes mendukung kegiatan PPITB Memperpendek waktu pasien berada dalam fasyankes dengan mempercepat pelayanan Memfasilitasi APD yang siap pakai bagi petugas serta pasien Diklat PPITB dan sosialisasi SPO PPITB bagi petugas MCU teratur bagi petugas yg kontak dg pasien TB Monev rencana PPITB

2.Pilar Pengendalian administratif


identifikasi pasien dari tanda dan gejala TB, Isolasi kasus suspek,terapi kasus aktif Respirator partikulat/N95 buat petugas akan meminimalkan transmisi,masker bedah untuk pasien terutama bila pasien keluar ruangan

3. Pengendalian Lingkungan
Pengendalian secara Engineering Upaya untuk menurunkan konsentrasi kuman di udara yang diperkirakan sudah terkontaminasi ruang isolasi bertekanan negatif, ventilasi >12 ACH, iradiasi dg sinar UV,atau hepafilter Sinar matahari sumber terbaik sinar UV menciptakan ventilasi dapat dengan membuka semua jendela untuk menurunkan kadar Mtb diudara

4.Pilar perlindungan diri


Masker bedah/medik pasien Respirator partikulat/N95 petugas Fit testing

Ventilasi
Contoh: Penerapan ventilasi

WHO: Tuberculosis infection control in the era of expanding HIV care and treatment (2006)

Mikroba resisten antibiotik


Antibiotik dipakai sejak 1940,berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian karena infeksi Beberapa mikroba berkembang menjadi resisten terhadap antibiotika,menjadikan kurang efektif Pasien yang terinfeksi mikroba resisten antibiotik akan memanjang LOS dan dapat meninggal Distribusi MDRO sudah luas dan menjadi perhatian di seluruh dunia

Yang menunjang terjadinya transmisi mikroba

Perilaku pengunjung Fasilitas yg tidak menunjang

Fasilitas yang kurang dan kebersihan lingkungan yang memudahkan terjadinya transmisi

Attachment

Colonization

Growth

Dispersal

Decreasing Order of Resistance of Microorganisms to Disinfectants Prions Most Resistant

Spores (C. difficile) Mycobacteria Non-Enveloped Viruses (norovirus) Fungi Bacteria (MRSA, VRE, Acinetobacter)

Enveloped Viruses

Most Susceptible

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)


Ditemukan

1961 di UK 1970 terjadi KLB di UK,Eropa,US Faktor terjadinya infeksi


perawatan yg panjang sebelumnya pemakaian AB sebelumnya( mis:b lactam) dekat dg pasien terinfeksi atau orang dg kolonisasi pernah dirawat di ICU

MRSA
Epidemiology Menjadi problem sejak 1960s; sekarang telah mencapai epidemik Menyebabkan HAIs, meningkat community-associated MRSA Meningkatkan LOS,biaya, morbidity, and mortality. MDRO tersering didapat di fasyankes Community-associated MRSA Berhubungan dg perawatan kesehatan,menyerang pasien dewasa sebagai komorbid community-associated MRSA (CA-MRSA) ditemukan diseluruh belahan dunia,dapat ditemukan pd orang sehat,dihubungkan dengan crowding, kebersihan yang kurang,integritas kulit yang compromised ,kontaminasi permukaan benda

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)


Staphylococcus aureus adalah coccus Gram-positif,sering menyebabkan infeksi Dapat mencapai 30% kolonisasi di nares,faring,perineum dan dapat transien kolonisasi di tangan Colonisasi di kulit utuh,tidak berbahaya,walau dapat meningkatkan risiko infeksi dan carier dapat mentransmisikan infeksi kepada yang lain Mekanisme resistensi S. Aureus dapat menjadi resisten terhadap antibiotik terutama penicillins , cephalosporins. Methicillin ,walau tidak lagi dipakai terapi tetapi masih dipakai tes resistensi methicillinresistant (MRSA) resisten akibat hilangnya kemampuan dinding bakteri untuk mengikat antibiotik, resisten terhadap semua penisilin dan cephalosporin

MRSA
Mekanisme

resistensi meticillin

1.Intrinsik adanya produksi PBP (penicillin binding protein)2 dg afinitas rendah thd b lactam mec gene mediasi oleh kromosomdihubungkan dg multiresisten AB 2.BORSA ( Acquired or borderline resistance) produksi penicilinase berlebihan biasanya tidak multiresisten.koloni kecil dan minimal inhibisi terhadap oxacillin (N:1-2mg/mL) 3.MODSA( methycillin intermediate S aureus) strain memproduksi PBPs1 dan 2 yg memiliki afinitas rendah dan PBP4 jumlah yang lebih banyak

Terapi MRSA
Glycopeptide,vancomycin

dan Teicoplanin Cloxacillinuntuk strain borderline, produksi penicillinase yang berlebihan

Pencegahan & pengendalian MRSA

Surveilans Perawatan

isolasi atau kohorting Penatalaksanaan karier dan kolonisasi Terapi pasien

Surveilans

Bisa dideteksi bila lab memiliki sarana ID harus jelas:nama,kamar,lk/w; masuk,sisi infeksi atau kolonisasi,tgl pertama kali kultur positif, tanggal pasien pulang Tidak disarankanskrining rutin kecuali KLB(nares) mahal Bila kolonisasi banyak ditemukan dalam fasyankes dan merupakan asal pasien dirujuk Bila kolonisasi pasien lama,dapat dilakukan skrining saat pasien MRS kembali,status pasien perlu ditandaidilakukan Kewaspadaan transmisi kontak

Perawatan isolasi atau kohorting


Isolasi

bila mungkin atau dipisahkan dari pasien lainmembantu petugas unt memberi pelayananK transmisi kontak langsung Bila isolasi tidak adakohorting atau diperlakukan khusus Px respirasi,luka Hand hygiene

Penatalaksanaan karier dan kolonisasi


Tidak

dianjurkan terapi dekolonisasi cegah resistensi,kecuali ada KLB Petugas dg MRSA pos (kolonisasi,nares,infeksi kulit,dermatitis)dpt merupakan sumber transmisi Bila MRSA endemis dg infeksi serius,dianjurkan skrining nares,bila ada KLB bisa diberikan Mupirocin.bila gagal terapi oral dan lokal

Terapi pasien
Glycopeptide

parenteral Perlu monitoring toksisitas yg mungkin terjadi

Vancomycin Intermediate S aureus


Di Jepang 1996 ditemukan VISA Di US 1997-8 ditemukan Penggunaan terapi Vancomycin thd MRSA secara intermitten,juga diduga terjadinya VRSA Kewaspadaan Transmisi kontak Mekanisme resistensi: akuisisi beberapa gen baru yg menyebabkan bakteri membuat dinding sel baru sehingga tidak ada lagi binding side unt Vancomycin

Vancomycin-Resistant Staphylococcus aureus (VRSA)


Vancomycin

adalah obat utama untuk infeksi MRSA VRSA adalah mikroba yang menurun sensitivitasnya terhadap vancomycin dimana adalah MRSA mengandung gen Van-A or Van-B Ditemukan di jepang 1996,kemudian di Inggris,Asia,Brazil,USA dan Perancis Kewaspadaan Transmisi melalui kontak Perlu waspada pada pasien yang membawa VRSA

VRE

Enterococci adalah coccus Gram negatif,fakultatif anaerobic ,salah satu flora normal usus,dapat ditemukan di oropharynx, vagina, atau kulit Dapat ditemukan di permukaan lingkungan Dapat menyebabkan infeksi serius mis sepsis, endocarditis, ISK,infeksi luka,terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah Dapat diterapi dengan glycopeptides mis vancomycin memblok sintesa dinding sel mikroba 2 jenis resisten Intrinsic resisten E. gallinarum ,E. Casseliflavis,resisten tingkat ringan lebih jarang dihubungkan dengan infeksi berat dan KLB resistensi didapat yaitu E. faecium and E.faecalis,jenis yang sering dihubungkan dengan infeksi berat dan membawa gen resisten yaitu Van-A and Van-B

VRE
Epidemiology VRE ditemukan pertamakali di Eropa 1980 Kolonisasi ,infeksi berkembang cepat dan timbul KLB 2008 ditemukan di Eropa,dengan surveilans sistiim ditemukan dibeberapa negara di eropa menimbulkan invasif infeksi Enterococcus Di Denmark dan Netherlands dengan peraturan PPInya membuat temuan VRE mendekati 0 Klinis Infeksi VRE sulit diterapi,mortalitas tinggi,LOS memanjang,biaya rawat tinggi Penyebaran VRE menciptakan reservoir gen resisten yang bergerak,laporan adanya transfer gen Van-A dari VRE E. Faecalis resisten Vancomycin ke MRSA menjadi VRSA... Ancaman secara luas VRSA menambah krisis global resistensi antimikroba

VRE
Akuisisi dan transmisi Pasien dengan kolonisasi membawa VRE sebagai flora usus tanpa gejala,dapat sebagai reservoir untuk transmisi . Sebagai pasien yang kolonisasi waktunya bervariasi VRE kontak langsung,melalui tangan petugas atau kontak tidak langsung benda atau alat yang terkontaminasi

VRE dapat bertahan di benda mati di lingkungan beberapa minggu Lingkungan berperan penting cleaning dan disinfeksi permukaan adalah penting Peralatan yang dipakai bersama ( termometer,tensi, pasien VRE harus tersendiri)

Pemeriksaan Laboratorium Akurat dan deteksi dini kolonisasi penting untuk pencegahan dan pengendalian transmisi VRE Diagnosis dengan kultur metoda molekuler (PCR),kultur media selektif

gen Van A Van B

strain E faecium,E faecalis E faecium,E faecalis E gallinarium E casseliflavus E faecium

Metoda transfer Plasmid/transposon mediated melalui conjugasi Mel transposon mel conjugasi Konstitusif,ekspresi,tidak ditransfer Tidak ditransfer mel conjugasi

Van C
Van D

PPI VRE

Pemakaian Vancomycin yang rasional Program edukasi : epidemiologi dan update ttg VRE kepada semua staf medis Surveilans oleh Laboratorium: kepekaan VRE yg ditemukan,faeces,rectal swab pd Px risiko tinggi SPO sosialisasi apa yg harus dikerjakan petugas kewaspadaan kontak terhadap Px dg VRE alat non kritikal pisahkan pemakaiannya skiring Px seruangan dg Px VRE(kultur faeces/rectal swab 3x kultur negatif...jeda 1 mgg..Px bebas dr K. Isolasi beri tanda pernah inf VRE...unt kl MRS kembali

Clostridium difficile
Latar belakang Dalam 10 tahun terakhir dapat menyebabkan KLB dibeberapa negara Timbul pada pasien yang di terapi antibiotik di fasyankes Gejala: diarrhoea, pseudomembraneous colitis, ileus atau toxic megacolon( jarang) Pathology Clostridium difficile adalah basil Gram-positive anaerob yang membentuk spora Tersebar luas di lingkungan Bentuk aktif adalah vegetatif,memproduksi toksin , dapat dibunuh dengan antibiotik.Spora membentuk suatu bentuk dormant yang tidak membentuk toksin.Spora resisten terhadap berbagai disinfektan, panas,kekeringan,mampu bertahan dilingkungan selama beberapa bulan di bedrail, commodes,termometer elektronik,stethoscopes dan lipatan kulit

Clostridium difficile
Pseudomembran

colitis,diare,microabses Tidak semua memproduksi toxin Resisten AB dihubungkan dg toxin A,B


tox

gen

Clostridium difficile
Beberapa strain memproduksi 2 cytotoxin (Toxin A, Toxin B) cytotoxic dan enteropatik,yang terikat pada reseptor sel epitel usus inflamasi,diare Ekspos terhadap antibiotik seperti clindamycin, penicillins, cephalosporins dan fluoroquinolones, akan mengganti flora usus dan faktor risiko penting untuk terjadinya CDI(( Clostridium difficile Infection) CDI ringan:diare tanpa darah,mukoid,foul smelling, cramping, nausea, dehydration, demam ringan,dan leukocytosis. CDI berat :colitis,diare watery, abdominal pain, demam, nausea, abdominal distension, dan pseudomembranes di usus Strain baru Sejak 2000 terjadi peningkatan kasus BI/NAP1/027 strain C. Difficile menyebabkan sakit berat,lebih resisten terhadap antibiotik standar terapi,cenderung relaps,mortalitas tinggi Memproduksi toxin A 16x> dan toxin B 23x > dibanding strain normal.....delesi gen partial

Clostridium difficile
Kolonisasi

Kolonisasi pada 3-5% dewasa sehat ,20-40% pasien rawat Mungkin kolonisasi spora inaktif C. Difficile Biasanya asymptomatik,potensial reservoir untuk transmisi Px asimptomatikspora dikulit---dapat kontaminasi tangan petugas tidak ada rekomendasi terapi carier

Pengendalian

Pencegahan transmisi C. difficile Pengendalian antibiotik Pasien dengan diare praktisi PPI harus fokus intervensi Alkohol handrub walaupun mampu mematikan vegetatif bakteria akan kurang efektif terhadap C. difficile dibanding sabun dan air

Clostridium difficile
Audit

terhadap lingkungan dapat membantu mengidentifikasi sumber mis penggunaan peralatan berulang harus ditargetkan pembersihannya Disiplin pembersihan lingkungan !!! Terminal dekontaminasi Saat KLBpakailah bahan sporicidal untuk membersihkan lingkungan Hidrogen peroksida , klorin Identifikasi pasien carier asimptomatik secara rutin dan tes setelah terapi tidak direkomendasi

Multi-drug resistant Gram-negative microorganism


Enterobacteriaceae (Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae) Enterobacteriaceae ,bakteri fermentatif,banyak anggotanya,kadang bagian dari flora GI tract.Sering didapatkan pada isolat pasien ranap Penyebab resistensi adalah adanya produksi beta-lactamases, suatu enzymes yang menghancurkan beberapa penicillin dan antibiotika cephalosporin Serratia and Enterobacter species merupakan multi-drug resisten Acinetobacter species bakteri non fermenter, ditemukan dilingkungan yang berair Patogen oportunistik bagi pasien dan dapat merupakan penyebab HAIs, terutama VAP, IADP dan ISK Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa
Bakteri

non-fermenting ,sering ditemukan Di air di lingkungan, resisten terhadap banyak antibiotik Dapat merupakan bakteri oportunistik Penyebab mayor dari HAIs P aeruginosa sering merupakan penyebab infeksi berat termasuk VAP, IADP dan ISK

Multi-drug resistant Gram-negative microorganism Mekanisme resistensi dan epidemiologi


Bakteri Gram-negative akan effisien saat memperoleh gen yang mengkode resisten antibiotika ,terutama hadirnya tekanan antibiotik E. coli dan Klebsiella species yang dapat mengandung extended spectrum beta-lactamase (ESBL) enzymes yang memediasi plasmid- (plasmids material genetik yg independendipindahkan ke bakteri lain) Sehingga gen yang mengkode ESBL dengan mudah ditransfer kepada bakteri yang berbeda. ESBL enzymes dapat menyebabkan resisten terhadap semua antibiotika betalactam,penicillins, cephalosporins, cephamycins, carbapenems, dan monobactams ESBLs sering berlokasi di plasmid besar yang merupakan pangkalan gen resisten antibiotik untuk klas antibiotik lain seperti aminoglycosida dan fluoroquinolones ESBLs pertama dideteksi di Eropa 1983. Ada beberapa jenis termasuk TEM, SHV, dan CTX-M. ESBLs asli tipe TEM dan SHV ditemukan pd K. pneumoniae, dan berhubungan dengan KLB

Multi-drug resistant Gram-negative microorganism


E. coli-producing CTX-M enzymes telah merambah sebagai penyebab pencetus di community ISK dan IADP Prevalensi strain ESBL yang bervariasi dalam geografi, jenis fasilitas dan umur pasien. SENTRY Antimicrobial Surveillance data menunjukkan laju strain Klebsiella species yang memproduksi ESBL sebagai penyebab infeksi : 1997:43,7% di amerika latin dan 2002 :21,75% di Eropa The SMART Program (Study for Monitoring Antimicrobial Resistance Trends) dilaporkan rate tinggi E coli yang memproduksi ESBL di China (55%) dan India (79%) dari isolat E. coli isolates di 2007.

Multi-drug resistant Gramnegative microorganism


Carbapenem adalah obat terpilih untuk infeksi berat akibat mikroba yang menghasilkan ESBL , Pada isolat yang resisten carbapenem juga dilaporkan Carbapenem resistant Enterobacteriaceae (CRE) ditemukan diseluruh belahan dunia; KLB karena Klebsiella pneumoniae yang memproduksi carbapenemase (KPC) masalah di US,Greece, dan Israel

Multi-drug resistant Gramnegative microorganism

VIM metallo-carbapenemases metallo-beta-lactamase 1 (NDM-1), telah ditemukan pada pasien di India dan Pakistan

Klinis Infeksi pasien dg MDRO Gram negatif meningkatkan LOS dan biaya awal terapi antibiotika sering kurang sukses, meningkatnya morbiditas dan mortalitas

manajemen patogen di negara dg fasilitas minimal


PPI manajemen terhadap patogen ini masih bervariasi, tergantung setting fasyankes dan fasilitas yang tersedia Minimum ,kebersihan tangan harus dilaksanakan seluruh Unit HCW harus selalu HH sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien. Kewaspadaan berbasis transmisi tergantung patogen tertentu,terutama area critical care atau selama KLB Pasien dengan kolonisasi dan terinfeksi patogen tertentu harus ditempatkan di ruang terpisah atau kohorting dengan pasien diagnosis yang sama

How does copper work ?


Exact mechanismnotknownbutcauses

Disruption of the cell membrane Osmotic balance disturbance Oxidative stress by generating H2O2 Rapidkillingeffect(?dependingon temperature and humidity) Prolongedcontactincreasesandmaintains low levels of bio-burdenActivity of
Cu and alloys against HAI pathogens Activity against clinical strains Acinetobacter baumanii Klebsiella pneumoniae (ESBL) E coli (MDR) MRSA C albicans

Simpulan

Resistensi antibiotika merupakan problem seluruh dunia,solusinya adalah harus melibatkan multidisiplin Memperbaiki perilaku penulis resep,dispenser,dan konsumer adalah esensial Global awareness tentang resistensi dan surveilans patogen MDRO Penerapan PPI yang benar akan membantu menurunkan penyebaran MDRO ini

MRSA
resiko pasien antibiotik sebelumnya

VRE
idem idem idem idem idem pernah kontak dengan vre

MDRGN
idem idem idem idem kontak dengan fasilitas terjadi outbreaks dgn MDRGN idem idem

CDI

Terimakasih

penyakit dasar yang berat lama rawat pernah kontak dgn fasilitas kes memakai prosedur tindakan invasif pernah kontak dengan pasien koloni mrsa

idem usia lanjut Operasi manipulasi riwayat irritable bowel diseases pasien dgn proton pump inhibitor

seleksi waktu masuk

berdasarkan faktor resiko pasien, swabhidung.,rectalluka,tempat keluar

idem swab rectal

idem idem tergantung epidemiologi setempat

tidak dilakuka n

MRSA

VRE

MDRGN

CDI

rute transmissi

kontak droplet utk pasien pneumonia asimptomatik ya

kontak

kontak Droplet

kontak

kewaspadaan isolasi dokumentasi (tanda pada pasien

ya

ya

ya

lebih baik dilakukan pada pasien yang memp koloni rutin difokuskan pada area permukaan yg sering dipegang

idem

idem

idem

kebersihan lingkungan

idem pada out break dilakukan 2 x

idem

idem dan menggunakan bhn sporacid dan pada outbreak 2x dilakukan

MRSA Diskontinuitas Kewaspadaan hasil negatif dari 3 sampel kultur semua koloni yg diambil 1 mggu

VRE Idem

MDRGN Idem

CDI Tidak ada diarea 48 jam

Follow up Kontak 2 spesimen diambil ,1 spesimen min 7hari setelah paparan terakhir,teruta ma setelah KLB

Berdsrkan epidemiologi setempat dan faktor resiko pasien

Tidak perlu

MRSA
PointPrevalensi dilakukan pd outbreak/minggup d survey kulturantibiotik resistenuntuk menetukan transmissi menurun /tdk Rutin pembersihandeng an difokuskan pada area permk yg srg dipegang patuh dalam kebersihan alatyg dipakai bersama,edukasi staf ,pasien pengunjung,tremsk HH,Kewaspadaan isolasidan kebersihan lingkungan Idem

VRE

MDRGN
Idem tidak

CDI

Kebersihan Lingkungan

Idem

Idem

2x dilakukan pada KLB

Idem menggunakan bhn sporacid

Out break

3 Cara DNA ditransfer


Transformasi Konjugasi transduksi

plasmid
Elemen

genetik diluar kromosom Distribusi nya melalui 2 cara 1.transfer langsung dari 1 bakteri ke lainnya 2.dibawa host dari satu lingkungan ke yang lain

Dasar genetik pd resistensi Antibiotik


Resistensi

intrinsik Resistensi yang didapat Mutasi kromosom Resistensi antibiotik yg dapat ditransfer

Dasar genetik pd resistensi Antibiotik


Resistensi

intrinsik: secara alami resisten,tetap ada Resistensi yang didapat: 3 faktor 1.tergantung jumlah AB yg dipakai 2.seringnya dg bakteri yg menyebabkan mutasi spontan 3.plasmid memungkinkan transfer resistensi Mutasi kromosom 1langkah tunggal mutasi

You might also like