You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN No 1 Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Observasi tanda- tanda vital terutama suhu tubuh tiap 2 4 jam.

. Berikan kompres dingin. Atur suhu ruangan yang nyaman. Jelaskan kepada pasien tentag pentingnya cairan Monitor dan catat intake dan output cairan Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiemetik Kaji pola eliminasipasien Berikan minuman oralit Kolaborasi dengan dokter dalam obat Berikan makanan yang tidak merangsang saluran cerna, dan sajikan dalam keadaan hangat Monitor dan catat makanan yang dihabiskan pasien Kaji kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan seharihari Bantu pasien dalam Rasional Mengetahui keadaan umum pasien Mengurangi peningkatan suhu tubuh Memberikan suasana yang menyenangkan dan menghilangkan ketidaknyamanan. Agar pasien dapat mengetahui tentang pentingnya cairan dan dapat memenuhi kebutuhan cairan. Untuk mengetahui keseimbangan intake da output cairan Untuk mengetahui pemberian dosis yang tepat Untuk mengetahui output dan dapat ditentukan intake yang sesuai Untuk menyeimbangkan elektrolit Untuk mengetahui dosis yang tepat menghentikan diare Untuk menimbulkan selera pasien dan mengembalikan status nutrisi Peningkatan suhu tubuh Suhu tubuh kembali b/d proses peradangan normal dengan criteria usus halus, ditandai hasil ; dengan : Ds : tidak demam Ds : Pasien mengatakan Do : tanda-tanda vital dalambadan terasa panas batas normal Do : Suhu tubuh meningkat Bradikardi relatif Kurangnya volume Kebutuhan cairan cairan b/d peningkatan terpenuhi dengan suhu tubuh, intake criteria hasil : cairan peroral yang Ds : - tidak mual kurang (mual, muntah), - tidak demam ditandai dengan : Do : - muntah Ds : merasa mual disertai - suhu tubuh dalam batas dengan demam normal Do : - muntah - bradikardi relative 2

Diare b/d proses peradangan pada usus halus ditandai dengan : Ds : Do : feses encer

Pola eliminasi sesuai dengan kebiasaan sehari-hari dengan criteria hasil : Ds : Do : konsistensi normal -

Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi kurang dari yang terpenuhi dengan dibutuhkan tubuh b/d criteria hasil : mual, muntah, anoreksia Ds : - tidak demam ditandai dengan : - mual berkurang Ds : mengeluh mual dan Do : - tidak ada muntah tidak ada nafsu makan - porsi makan tidak Do : muntah dihabiskan Intoleransi aktivitas Kebutuhan sehari-hariterutama dalam terpenuhi setelah diberi memenuhi kebutuhan tindakan keperawatan sehari-hari dalam hal dengan criteria hasil : nutrisi, eliminasi, Ds : pasien mengatakan tidak personal hygiene b/d lemah -

Untuk mengetahui keseimbangan haluaran dan masukan Untuk mengetahui tingkat kemampuan pasien

Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi

kelemahan dan Do : tampak rileks imobilisasi ditandai dengan : Ds : pasien mengatakan lemah Do : tampak lemas

melakukan aktivitas

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Hari/tgl NoDx RENCANA KEPERAWATAN Tujuan & KH Intervensi Rasional Rabu 1 Setelah dilakukan 1) Observasi 1) Sebagai informasi 17/8/2011 asuhan perubahan suhu dasar keperawatan px untuk perencanaan selama 3 x 24 jam 2) Berikan kompres awal dan validasi diharapkan suhu hangat data tubuh px kembali 3) Anjurkan pasien 2) Untuk menurunkan normal dengan KH untuk banyak suhu tubuh px : minum air putih 3) Agar tidak 4) Anjurkan kekurangan cairan Px tidak terlihat memakai pakaian dan eletrolit lemas yang menyerap 4) Agar keringat tidak Badan px teraba keringat mengendap dan hangat 5) Delegatif penguapan lebih TD : 120/80 mmHg pemberian cepat RR : 20 x/mnt antiperatik dan 5) Untuk menurunkan Nadi : 100 x/mnt antiseptik panas serta Suhu : 36 C memperkuat pertahanan tubuh px Rabu 2 Setelah dilakukan 1) Kaji intake px 1) Sebagai informasi 17/8/2011 asuhan 2) Tingkatkan dasar keperawatan intake makan untuk perencanaan selama 3 x 24 jam melalui : awal dan validasi diharapkan data Kurangi pemenuhan 2) khusus gangguan dari Cara kebutuhan nutrisi luar tingkatakan nafsu px terpenuhi Jaga privasi px makan dengan KH : 3) Memudahkan Sajikan makanan BB meningkat dalam kondisi makanan masuk 4) Mulut yang bersih Px tidak mual hangat makan meningkatkan nafsu Px tidak muntah 3) Selingi makan Nafsu makan px dengan minum 5) Meningkatkan 4) Jaga kebersihan meningkat intake makanan mulut px IMT : 20 25 6) Memberikan 5) Berikan makan Px mampu sedikit tapi sering asupan diit yang menghabiskan tepat makanan 1 porsi 6) Kolaborasi

Ttd

Rabu 17/8/2011

Kamis 4 18/8/2011

Setelah dilakukan 1) asuhan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan 2) pola tidur px kembali normal 3) dengan KH : Px dapat tidur + 8 -10 jam Px tidak terbangun pada malam hari Tidak terdapat kantong mata Konjungtiva ananemis Setelah dilakukan 1) asuhan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan 2) kebutuhan perawatan diri ; mandi px terpenuhi 3) dengan KH : Tidak tercium bau 4) badan Px terlihat bersih Kulit px bersih 5) Px Nampak segar 6)

dengan ahli gizi Kaji masalah 1) gangguan tidur px, karakteristik dan penyebab Bunyi hp/alarm dikecilkan 2) Lakukan massagepada 3) daerah belakang leher, tutup jendela/pintu

Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan Mengurangi gangguan tidur Mengurangi gangguan tidur

Kaji kemampuan 1) px dalam perawatan diri ; mandi Berikan penjelasan 2) sebelum tindakan Lakukan mandi diatas tempat 3) tidur Jaga privasi dan keamanan Observasi TTV 4) px Berikan HE tentang 5) perawatan diri ; mandi, memotong kuku, 6) dann oral hygiene

Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi Untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri ; mandi Memberikan keamanan dan kenyamanan Mengecek perubahan keadaan px Meningkatkan pengethauan dan motivasi dalam perawatan diri

Intervensi dan Implementasi 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhsi Tujuan : suhu tubuh normal/terkontrol. Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh Mencari pertolongan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh. Turgor kulit membaik Intervensi : Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh

R/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul. Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat R/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh. Batasi pengunjung R/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas. Observasi TTV tiap 4 jam sekali R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien 2,5 liter / 24 jam Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak Memberikan kompres dingin R/ untuk membantu menurunkan suhu tubuh Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tx antibiotik dan antipiretik R/ antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk menurangi panas. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia Tujuan : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat Kriteria hasil : - Nafsu makan meningkat - Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan Intervensi Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi. R/ untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat. Timbang berat badan klien setiap 2 hari. R/ untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan. Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat. R/ untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan. Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. R/ untuk menghindari mual dan muntah. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral. R/ antasida mengurangi rasa mual dan muntah. Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat kurang. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bed rest Tujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal. Kriteria hasil : Kebutuhan personal terpenuhi Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh. memenuhi AKS dengan teknik penghematan energi. Intervensi : Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (missal. Miring kanan, miring kiri). R/ agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest.

Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum). R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi. Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya. R/ untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas. Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang. R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus. 4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah) Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan Kriteria hasil : Turgor kulit meningkat Wajah tidak nampak pucat Intervensi : Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga. R/ untuk mempermudah pemberian cairan (minum) pada pasien. Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan. R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan. 2,5 liter / 24 jam. Anjurkan pasien untuk banyak minum R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan. Observasi kelancaran tetesan infuse. R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral). R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parenteral).

eningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi Salmonella typhi Tujuan : Suhu tubuh normal/terkontrol. Kriteria hasil : 1) Pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh. 2) Mencari pertolongan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh. 3) Turgor kulit membaik. Intervensi : 1) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh. Rasional : Agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul. 2) Anjurkan Rasional : Untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh. klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat

3) Batasi pengunjung Rasional : Agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas. 4) Observasi TTV tiap 4 jam sekali Rasional : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien2,5 liter / 24 jam 5) Anjurkan pasien untuk banyak minum Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak 6) Memberikan kompres hangat Rasional : Untuk membantu menurunkan suhu tubuh 7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik dan antipiretik. Rasional : Antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk mengurangi panas. b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia. Tujuan : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat. Kriteria hasil : 1) Nafsu makan meningkat 2) Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan. Intervensi : 1) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi. Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat. 2) Timbang berat badan klien setiap 2 hari. Rasional : Untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan. 3) Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat. Rasional : Untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.

4) Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. Rasional : Untuk menghindari mual dan muntah. 5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral. Rasional : Antasida mengurangi rasa mual dan muntah. Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangatkurang. c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bed rest. Tujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal. Kriteria hasil : 1) Kebutuhanpersonalterpenuhi 2) Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh memenuhi AKS dengan teknik penghematan energi. Intervensi : 1) Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (misalnya : Miring kanan, miring kiri). Rasional : Agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest. 2) Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum). Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi. 3) Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya. Rasional : Untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas. 4) Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang. Rasional ; Untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus. d. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah). Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan Kriteria hasil : 1) Turgor kulit meningkat. 2) Wajah tidak nampak pucat. Intervensi :

1) Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga. Rasional : Untuk mempermudah pemberian cairan (minum) pada pasien. 2) Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan 2,5 liter / 24 jam. 3) Anjurkan pasien untuk banyak minum. Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan cairan. 4) Observasi kelancaran tetesan infuse. Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem. 5) Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral). Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parenteral).

Hipertermi b/d invasi kuman ke dalam usus halus Tujuan : - Badan teraba tidak panas lagi - Suhu tubuh normal (36-37C) - Ekspresi wajah ceria Intervensi : 1. Mengobservasi TTV terutama suhu tubuh tiap 2 jam Rasional : Pada pasien thypoid ,TTV dapat meningkat secara tiba-tibakhususnya suhu tubuh 2. Kompres air hangat Rasional : Terjadi dilatasi pembuluh darah dan pori-pori kulit sehingga panas tubuh dapat menurun 3. Menganjurkan klien banyak minum air putih Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. 4. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap Rasional : Dapat mengurangi rasa gerah dan mempercepat proses pertukaran udara disekitarnya 5. Mengatur ventilasi ruangan Rasional : Suhu ruangan yang rendah dan suhu tubuh yang meningkat menyebabkan terjadinya konveksi. b. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d proses infeksi pada usus halus Tujuan : - Porsi makan dihabiskan - Klien mengatakan nafsu makan meningkat - Tidak ada mual dan muntah

I.

II.

III. IV.

Intervensi : 1) Mengkaji pola makan tiap hari Rasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi klien 2) Memberikan makanan lunak Rasional : Mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang tinggi pada usus 3) Menganjurkan menjaga kebersihan oral/mulut Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut/lidah,dan dapat meningkatkan nafsu makan 4) Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan mencegah mual dan muntah c. Gangguan istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuh Tujuan : - Konjungtiva tidak pucat - Klien nampak segar - Klien tidur 6-8 jam - Klien mengatakan tidurnya nyenyak/pulas Intervensi : a) Mengkaji pola istirahat klien Rasional : Untuk mengetahui pola istirahat klien sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya b) Menganjurkan tekhnik distraksi sebelum tidur seperti nonton TV,membaca buku Rasional : Dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketidaknyamanan sehingga klien dapat tidur pulas c) Menciptakan lingkungan yang tenang/nyaman untuk istirahat dengan membatasi pengunjung Rasional : Menurunkan stimulasi nyeri d) Memberikan HE pada klien dan keluarga tentang pentingnya istirahat cukup (6-8 jam) Rasional : Memberikan motivasi klien untuk meningkatkan istirahat tidur d. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan mukosa usus Tujuan : - Klien tidak nampak meringis - Ekspresi wajah ceriaIntervensi : Intervensi : Mengkaji tingkat nyeri klien Rasional : Mengetahui karakteristik nyeri dan sebagai indikator dalam intervensi selanjutnya. Mengobservasi TTV klien Rasional : Nyeri adalah rangsangan sensori yang dapat mempengaruhi TTV terutama nadi dan suhu tubuh Menganjurkan tekhnik relaksasi napas dalam Rasional : Dapat mengurangi nyeri Mengkolaborasi pemberian analgetik Rasional : Dapat menghambat rangsangan nyeri

e. Diare b/d inflamasi, iritasi dan malabsorpsi usus, adanya toksin dan penyempitan segemental usus ditandai dengan : Peningkatan bunyi usus/peristaltik. Defakasi sering dan berair (fase akut) Perubahan warna feses. Nyeri abdomen tiba-tiba, kram. Tujuan : Klien akan melaporkan penurunan frekuensi defakasi, konsistensi kembali normal. Klien akan mampumengidentifikasi/menghindari faktor pemberat. Intervensi : Observasi dan catat ferkuensi defakasi, karekteristik, jumlah dan faktor pencetus. R/ : Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode. Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur. R/ : Istirahat menurunkan motalitas usus juga menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi. Defakasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa tanda dan dapat tidak terkontrol, peningkatan resiko inkontinensia/jatuh bila alat-alat tidak dalam jangkauan tangan Buang feses dengan cepat dan berikan pengharum ruangan. R/ : Menurunkan bau tak sedap untuk menghindari rasa malu klien. Identifikasi makanan/cairan yang mencetuskan diare. R/ : Menghindari iritan dan meningkatkan istirahat usus. Observasi demam, takhikardi, lethargi, leukositosis/leukopeni, penurunan protein serum, ansietas dan kelesuan. R/ : Tanda toksik megakolon atau perforasi dan peritonitis akan terjadi/telah terjadi memerlukan intervensi medik segera. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian : - Antikolinergik. R/ : Menurunkan motalitas/peristaltik GI dan menurunkan sekresi digestif untuk menghilangkan kram dan diare. - Steroid R/ : Diberikan untuk menurunkan proses inflamasi. Antasida R/ : Menurunkan iritasi gaster, mencegah inflamasi dan menurunkan resiko infeksi pada kolitis. - Antibiotik R/ : Mengobati infeksi supuratif lokal. f. Risiko kurang volume cairan b/d Kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan terbatas. Tujuan : Klien akan menampakkan volume cairan adekuat/mempertahankan cairan adekuat dibuktikan oleh membran mukosa lembab, turgor kulit baik dan pengisian kapiler baik, TTV stabil, keseimbangan masukan dan haluaran dengan urine normal dalam konsentrasi/jumlah. Intervensi : 1. Awasi masukan dan haluaran urine, karakter dan jumlah feces, perkirakan IWL dan hitung SWL.

g.

1.

2. 3. 4.

R/ : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan. 2. Observasi TTV. R/ : Hipotensi (termasuk postural), takikardi, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan/atau efek kehilangan cairan. 3. Observasi adanya kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, prngisisan kapiler lambat. R/ : Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi. 4. Ukur BB tiap hari. R/ : Indikator cairan dan status nutrisi. 5. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari kerja. R/ : Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus. 6. Catat kelemahan otot umum dan disritmia jantung R/ : Kehilangan cairan berlebihan dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit. Gangguan minor pada kadar serum dapat mengakibatkan adanya dan/atau gejala ancaman hidup. 7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian : - Cairan parenteral, transfusi darah sesuai indikasi. R/ : Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggatntian cairan untuk memperbaiki kehilangan/anemia. Anti diare. R/ : Menurunkan kehilangan cairan dari usus. Antiemetik R/ : Digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada eksaserbasi akut. Antipiretik R/ : Mengontrol demam. Menurunkan IWL. Elektrolit tambahan R/ : Mengganti kehilangan cairan melalui oral dan diare. Konstipasi b/d masukan cairan buruk, diet rendah serat dan kurang latihan, inflamasi, iritasi, ditandai dengan :tidak ada feses. Tujuan :Klien akan menampakkan/melaporkan kembali pola fungsi usus yangnormal. Intervensi Observasi bisisng usus. R/ : Kembalinya fungsi GI mungkin terlambat oleh inflamasi intraperitoneal, obatobatan. Adanya bunyi abnormal menunjukkan adanya komplikasi. Amati adanya keluhan nyeri abdomen. R/ : Mungkin berhubungan adanya distensi gas atau terjadinya komplikasi. Observasi gerakan usus. Amati feses, konsistensi, warna dan jumlah. R/ : Indikator kembalinya fungsi GI, mengidentifikasi ketepatan intervensi. Anjurkan makanan/cairan yang tidak mengiritasi bila masukan oral diberikan. R/ : Menurunkan risiko iritasi mukosa.

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian pelunak feses, supositoria gliserin sesuai indikasi. R/ : Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan/evakuai feses. h. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest. Tujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal. Intervensi : 1. Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (missal. Miring kanan, miring kiri). Rasional : agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest. 2. Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum). Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi. 3. Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya. Rasional : untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas. 4. Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang. Rasional : untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus. i. Cemas b/d Faktor psikologi/rangsang simpatis (proses inflamasi), ancamankonsep diri, ancaman terhadap perubahan/perubahan status kesehatan danstatus sosioekonomi ditandai dengan : Tujuan : Klien akan menampakkan perilaku rileks dan melaporkan penurunan kecemasan sampai tingkat mudah ditangani. Klien akan menyatakan kesadaran perasaan kecemasan dan cara sehat menerimanya. Intervensi : 1. Amati petunjuk perilaku mis : gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata, perilaku menarik perhatian. R/ : Indikator derajat kecemasan/stress. Hal ini dap terjadi akibat gejala fisik kondisi juga reaksi lain. 2. Dorong klien untuk mengeksplorasi perasaan dan berikan umpan balik. R/ : Membuat hubungan teraupetik. Membantu klien/orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress. Klien dengan diare berat/konstipasi dapat ragu-ragu untuk meminta bantuan karena takut terhadap staf. 3. Berikan informasi nyata/akurat tentang apa yang dilakukan mis : tirah baring, pembatasan masukan peroral dan posedur. R/ : Keterlibatan klien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan kecemasan. 4.Berikan lingkungan tenang dan istitahat. R/ : Memindahkan klien dari stress luar meningkatkan relaksasi dan membantu menurunkan kecemasan. 5. Dorong klien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian. R/ : Tindakan dukungan dapat membantu klien merasa stress berkurang, memungkinkan energi dapat ditujukan pada penyembuhan/perbaikan.

j.

6. Bantu klien untuk mengidentifikasi/memerlukan perilaku koping yang digunakan pada masa lalu. R/ : Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah/stress saat ini, meningktkan rasa kontrol diri klien. 7. Bantu klien belajar mekanisme koping baru mis : teknik mengatasi stress, keterampilan organisasi. R/ : Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan kecemasan, meningkatkan kontrol penyakit. 8. Kolaborai dengan tim medis dalam pemberian sedatif sesuai indikasi. R/ : Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat. Kurang pengetahun (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kesalahaninterpretasi informasi, kurang mengingat dan tidak mengenal sumber informai Tujuan : Klien akan menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan. Klien akan dapat mengidentifikasi situasi stress dan tindakan khusus untuk menerimanya. Klien akan berpartisipai dalam program pengobatan. Klien akan melakukan perubahan pola hidup tertentu. Intervensi : 1. Kaji persepsi klien tentang proses penyakit. R/ : Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadran kebutuhan belajar individu. 2. Jelaskan tentan proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor penyebab. Dorong klien untuk mengajukan pertanyaan. R/ : Pengetahuan dasar yang akurat memberikan klien kesempatan untuk membuat keputusan informasi/pilihan tentang masa depan dan kontrol penyakit kronis. Meskipun kebanyakan klien tahu tentang proses penyakitnya sendiri, merek dapat mengalami informai yang tertinggal atau salah konsep. 3. Jelaskan tentang obat yang diberikan, tujuan, frekuensi, dosis dan kemungkinan efek samping. R/ : Meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program. 4. Tekankan pentingnya perawatan kulit mis : teknik cuci tangan dengan baik dan perawatan perineal yang baik. R/ : Menurunkan penyebran bakteri dan risiko iritasi kulit/kerusakan, infeksi. 5. Anjurkan menghentikan merokok. R/ : Dapat meningkatkan motalitas usus, meningkatkan gejala

Intervensi Keperawatan

No 1

Rasional Peningkatan suhu Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV tiap 4 jam 1. Untuk memonitor terjadinya peningkatan suhu tubuh dan tubuh keperawatan2x24 jam,

Diagnosa

Tujuan/ KH

Intervensi

(hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi kuman salmonella typhosa. Ditandai dengan : suhu tubuh meningkat demam nyeri kepala pusing. -

suhu tubuh kembali normal KH : Suhu tubuh dalam batas normal (36-37oC) 2. Anjurkan klien banyak minum 2 - 3 liter/ 24 jam2. Keluarga/ klienmengat akan klien tidak demam lagi TTV dalam batas normal 3. Beri kompres hangat pada daerah axila, lipat paha 3. dan temporal

4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yg dapat menyerap keringat4. 5. Beri penjelasan kepada keluarga/ klien tentang penyebab peningkatan

untuk merencanakan intervensi yang diperlukan untuk mengatasi masalah klien. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak Kompres hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah sehingga terjadi penguapan Membantu mengurangi penguapan tubuh

5. Membantu mengurangi suhu tubuh 6. Kolaborasi dengan dokter kecemasan yang timbul
dalam pemberian antipiretik dan antibiotik

6. Mempercepat proses penyembuhan karena antipiretik dan antibiotik berguna untuk mengatasi keluhan klien. 2 Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasukan yang kurang, output yang berlebihan Ditandai dengan : membran mukosa kering turgor kulit Kekurangan cairan tubuh tidak terjadi 1. Kaji tanda-tanda 1. dehidrasi seperti mukosa bibir kering, KH : turgor kulit tidak klien tidak mengalami elastis dan kekurangan cairan peningkatan suhu TTV dalam batas tubuh 2. normal 2. Pantau intake dan Turgor kulit normal output cairan dalam 24 Membran mukosa jam 3. lembab Intake dan output seimbang 3. Monitor tanda-tanda 4. vital
Perubahan status hidrasi menggambarkan berat ringannya kekurangan cairan

Untuk mengetahui keseimbangan cairan dan pedoman untuk menggantikan cairan yg hilang Perubahan TTV dapat menggambarkan keadaan umum klien. Untuk pemenuhan kebutuhan cairan

jelek

Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Ditandai dengan : mual muntah anoreksia

4. Anjurkan klien minum 5. banyak 2-3 liter/ hari 5. Catat laporan atau halhal seperti mual, 6. muntah 6. Beri penjelasan kepada keluarga /klien tentang pentingnya 7. kebutuhan cairan 7. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan 1. Jelaskan pentingnya 1. Kebutuhan nutrisi makanan untuk proses terpenuhi KH : penyembuhan. terjadi peningkatan berat 2. Observasi pemasukan badan klien dapat menghabis kan makanan klien 2. 3. Kaji makanan yang porsi yg disediakan disukai dan yang tidak mual dan muntah dapat 3. disukai klien. diatasi.
Nafsu makan klien ada

Berguna dalam intervensi selanjutnya Membantu mempermudah pemberian cairan kepada klien

Membantu memenuhi kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi.

Dapat memotivasi klien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

Untuk mengukur intake makanan Makanan kesukaan dapat meningkatkan masukan nutrisi yang adekuat

4. Libatkan keluarga dalam perencanaan 4. Dapat memberikan informasi pada makan klien keluarga klien untuk memahami 5. Sajikan makanan dalam keadaan hangat 6. Anjurkan 6. makan dlm porsi kecil tapi sering dan mudah dicerna 7. 7. Catat porsi yang dihabiskan oleh klien 8. 8. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan 9.
kebutuhan nutrisi klien 5. Meningkatkan nafsu makan klien Dapat mengurangi rangsangan mual dan muntah Membantu untuk melakukan intervensi selanjutnya Keadaan mulut yang kotor dapat mengurangi nafsu makan serta menimbulkan rangsangan mual Bau dan pemandangan yang tidak menyenangkan selama makan

9. Ciptakan suasana yg dapat mengurangi nafsu makan. menyenangkan, lingkungan yg bebas 10. Membantu mengkaji kebutuhan dari bau sewaktu nutrisi klien dalam perubahan makan. pencernaan 10. Kolaborasi dengan

ahli gizi dalam pemberian diit

You might also like