You are on page 1of 9

Kelenjar Tiroid dan Hubungannya dengan Metabolisme Tubuh Fredy Ferdian Pratama 10.2010.

117 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Email:fredy_coolz_f2p@yahoo.co.id

Pendahuluan Kelenjar tiroid merupakan salah satu organ endokrin yang terdapat di dalam tubuh. Kelenjar tiroid yang terletak di atas trakea, tepat di bawah laring. Kelenjar tiroid yang merupakan organ endokrin, akan menghasilkan hormon tiroid. Hormon tiroid tersebut disekresikan ke dalam tubuh melalui pengaturan yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Hormon tiroid disekresikan oleh rangsang yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior. Kelenjar tiroid tersebut dapat membesar jika sekresi hormon tiroid tersebut berlebihan. Selain itu, juga dapat mengecil jika sekresi hormon tiroid tersebut berkurang. Sekresi hormon tiroid dalam tubuh selain diatur oleh hipotalamus, juga dipengaruhi oleh intake makanan yang dimakan. Dalam mengatur sekresi hormon tiroid, hipotalamus tidak langsung memberikan perintah kepada hipofisis anterior, akan tetapi melalui hormon perangsang terlebih dahulu. Hormon tiroid yang disekresikan terdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya adalah triiodotironin, dan tetraiodotironin. Oleh sebab itu, ingin diketahui mengenai struktur makroskopis dan mikroskopis dari kelenjar tiroid, fungsi dan mekanisme kerja kelenjar tiroid terutama pada hormon tiroid, hubungan kerja kelenjar tiroid terhadap metabolisme tubuh, dan ciri-ciri serta mekanisme pembesaran kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang mengalami pembesaran atau hypertrofi dapat menimbulkan beberapa gangguan, seperti berkeringat, dan berat badan yang menurun secara mendadak. Struktur Mikroskopis Sel-sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk bolabola berongga yang masing-masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel. Pada potongan mikroskopik, tiap folikel terdiri dari epitel (sel folikel) dan ruang folikel yang
1

berisi substansi koloid. Epitel tiroid mempunyai tipe sel gepeng sampai torak tergantung aktifitas kelenjar. Pada folikel yang aktif, mempunyai epitel kubis sampai torak, sedangkan pada folikel

inaktif, mempunyai epitel gepeng. Sel sel folikel yang aktif akan mengeluarkan hormonnya ke ruang folikel tersebut. Unsur utama dari substansi koloid yaitu molekul glikoprotein besar yang disebut Tiroglobulin, yang merupakan precursor untuk pembentukan hormone tiroid. Sel sel folikel menghasilkan dua hormon yang mengandung iodium yaitu tetraiodotironin (T4 atau tiroksin) dan triiodotironin (T3). Kedua hormone ini disebut juga sebagai hormone tiroid. Kadang kadang di antara sel sel folikel terdapat sel yang lebih besar dari sel folikel dan berwarna lebih terang disebut sel parafolikular (sel C), yang akan menghasilkan hormon kalsitonin.1-2 Struktur tiroid secara mikroskopik dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 1.Struktur tiroid secara mikroskopik2 Fungsi dan Mekanisme Kelenjar Tiroid Fungsi dari kelenjar tiroid adalah untuk menghasilkan hormon tiroid yang berperan penting dalam tubuh seseorang. Sekresi hormon-hormon tiroid diawali oleh adanya perangsangan pada hipotalamus sehingga mengeluarkan hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). TSH merupakan hormon tropik tiroid dan hipofisis anterior yang merupakan regulator
2

fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Jika terjadi defisiensi TSH maka tiroid akan mengalami atrofi dan sekresi hormonnya menjadi berkurang. Jika terjadi sekresi TSH berlebihan, maka glandula tiroid akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia atau peningkatan jumlah sel-sel folikel. Sekresi TSH dapat diatur dengan adanya mekanisme umpan balik yang diberikan oleh hormon tiroid itu sendiri. Dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 2. Umpan balik hormon tiroid4 Hormon tiroid akan menghambat sekresi TSH sedangkan TRH(Thyrotropin Releasing Hormone) dari hipotalamus secara tropik akan merangsang sekresi TSH oleh hipofis anterior. Penghambatan terutama berlangsung pada tingkat hipofisis anterior. Lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan sekresi dari hormon tiroid tersebut. Selain itu, sekresi TSH dan hormon tiroid dihambat oleh adanya stress. Konstituen utama kolid adalah molekul besar dan kompleks yang dikenal sebagai tiroglobulin yang didalamnya berisi hormon-hormon tiroid dalam berbagai tahap pembentukan. Sel-sel folikel menghasilkan dua hormon yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino tirosin, yaitu tetraiodotironin atau tiroksin atau T4 dan triiodotironin atau T3. Kedua hormon
3

tersebut merupakan regulator penting bagi laju metabolisme basal. Kalsitonin yang disekresikan oleh sel C tidak berkaitan dengan kedua hormon tiroid tersebut. Bahan utama untuk mensintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium yang keduanya dieserap dari darah oleh sel-sel folikel tirosin yaitu suatu asam amino yang disintesis dalam jumlah memadai oleh tubuh sehingga bukan merupakan kebutuhan esensial dalam makanan. Iodium dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid diperoleh dari makanan. Langkah-langkah pembentukan hormon tiroid. 1. Berlangsung pada molekul tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin dihasilkan oleh kompleks golgi atau retikulum endoplasma sel folikel tiroid. Tirosin menyatu ke dalam molekul tiroglobulin sewaktu molekul besar tersebut diproduksi. Setelah diproduksi, tiroglobulin yang mengandung tirosin dikeluarkan dari sel folikel dalam koloid melalui eksositosis. 2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke dalam koloid melalui pompa iodium yang sangat aktif atau iodine trapping mechanism. Hampir semua iodium di tubuh dipindahkan melawan gradien konsentrasi ke kelanjar tiroid untuk mensintesis hormon tiroid. 3. Dalam koloid, iodium dengan cepat melekat ke sebuah tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin menghasilkan diiodotirosin (DIT). 4. Terjadi proses penggabungan antara molekul-molekul tirosin beridium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan dua DIT menghasilkan tetraiodotironin yang merupakan bentuk hormon tiroid dengan empat iodium. Sedangkan, penggabungan satu DIT dengan satu MIT akan menghasilkan triiodotironin. Tidak terjadi penggabungan antara dua molekul MIT. Hormon-hormon tiroid tetap melekat ke tiroglobulin dan tetap disimpan dalam bentuk tersebut di koloid hingga dipecah dan disekresikan. Sebelum hormon-hormon tiroid tersebut memasuki pembuluh darah, hormon tersebut harus diangkut menembus sel-sel folikel. Proses sekresi hormon tiroid melibatkan suatu proses pelepasan sepotong koloid oleh sel-sel folikel, sehingga molekul trioglobulin pecah menjadi bagian-bagian kecil dan hormon-hormon tiroid dapat dikeluarkan ke dalam darah. Jika terdapat rangsangan yang sesuai untuk mengeluarkan hormon tiroid,sel-sel folikel memasukkan sebagian dari kompleks hormon trioglobulin dengan memfagositosis sekeping koloid. Di dalam sel, butir-butir koloid terbungkus membran menyatu dengan lisosom yang enzimenzimnya kemudian memisahkan hormon tiroid yang aktif secara biologis, T3 dan T4, serta iodotirosin yang nonaktif, MIT, dan DIT.
4

Sel-sel folikel mengandung enzim yang dapat dengan mudah mengeluarkan iodium dari DIT dan MIT sehingga iodium yang dibebaskan dapat didaur ulang untuk sintesis lebih banyak hormon. Iodium yang dikeluarkan oleh enzim tersebut hanya berasal dari MIT dan DIT yang sudah tidak berguna. Proses pengeluaran hormon tiroid dapat dilihat pada gambar 5. 90% produk sekretorik yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid adalah dalam bentuk T4 atau tetraiodotironin. Akan tetapi aktivitas biologis tetraiodotironin masih lebih rendah dibandingkan aktivitas biologis triiodotironin. Sebagian besar T4 yang disekresikan akan dirubah menjadi T3 atau diaktifkan melalui proses pengeluaran satu iodium di hepar dan ginjal. 80% triiodotironin yang terdapat dalam darah berasal dari sekresi tetraiodotironin yang mengalami proses pengeluaran iodium pada jaringan perifer. Hormon-hormon tiroid bersifat lipofilik dengan cepat berikatan dengan bebarapa protein plasma. Akan tetapi, kurang dari 1%T3 dan 0,1% T4 berada dalam bentuk tidak terikat atau bebas. Protin-protein plasma yang penting dalam pengikat hormon tiroid adalah 1. Globulin yang berfungsi untuk mengikat tiroksin. Tiroksin tersebut secara selektif mengikat hormon tiroid, 55% T4 dan 65%T3 dalam sirkulasi. 2. Albumin. Secara nonselektif mengikat banyak hormon lipofilik termasuk 10% T4 dan 35%T3. 3. Thyroxine-binding prealbumin mengikat sisa 35% T4.2-5

Gambar 3. Proses pengeluaran hormon tiroid5

Hubungan dengan Metabolisme Protein Meskipun kecepatan sintesis protein pada saat tersebut meningkat, pada saat yang sama kecepatan katabolisme protein juga meningkat. Hal tersebut dapat mengakibatkan adanya peningkatan aktivitas kelenjar endokrin lainnya, dan pertumbuhan pada orang muda meningkat. Salah satu fungsi tiroksin yang utama adalah meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria yang selanjutnya akan meningkatkan kecepatan pembentukan ATP untuk membangkitkan fungsi selular. Konsentrasi hormon tiroid yang sangat tinggi menyebabkan mitokondria bengkak secara tidak teratur dan kemudian akan terjadi uncoupling dari proses fosforilasi oksidatif dengan pembentukan sejumlah besar panas tetapi sedikit ATP yang dihasilkan. T3 merangsang pembentukan protein melalui efek stimulatorik pada ekspresi gen dan menyebabkan pertumbuhan otot meningkat. T3 menyebabkan glikolisis pada otot meningkat. Jika hormon tiroid berlebihan akan meningkatkan katabolisme protein sehingga kontraksi otot menurun.6,7 Hubungan dengan Metabolisme Karbohidrat Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorbsi dari saluran cerna, meningkatkan sekresi insulin. Meningkatnya sekresi insulin menandakan meningkatnya proses glikolisis di dalam tubuh yang berarti meingkatnya proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh.6-10

Gambar 4. Proses glikolisis10 Hubungan dengan Metabolisme Lemak Lemak merupakan sumber energi utama untuk suplai jangka panjang. Lemak yang telah disimpan dalam tubuh akan lebih banyak dipecah daripada elemen-elemen jaringan yang lain. Lipid akan diangkut ke jaringan lemak yang meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di plasma. Hormon tiroid mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel. Hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid meningkatkan glikolisis dan pembentukan kolesterol serta meningkatkan perubahan kolesterol menjadi garam empedu. Terjadinya peningkatan kepekaan hepatosit terhadap kerja glukoneogenik dan glikogenolitik maka T3 secara tidak langsung meningkatkan pembentukan glukosa hati. Kepekaan adiposa terhadap lipolitik maka T3 akan meningkatkan aliran asam lemak ke hati sehingga terjadi peningkatan triasilgliserol pada hepar. Peningkatan gliserol pada hepar akan meningkatkan

glikoneogenesis pada hepar. Hormon tiroid meningkatkan ketersediaan glukosa bagi sel lemak yang berfungsi sebagai prekursor untuk sintesis asam lemak dan gliserol 3 fosfat. Kecepatan lipogenesis ditentukan oleh jumlah glukosa dan insulin yang tersedia untuk melakukan glikoneogenesis..6,7,9,11
7

Gambar 5. Oksidasi asam lemak11 Mineral Iodium Iodium berperan dalam pembentukan hormone tiroid dimana akan menghasilkan T3 dan T4. Ini menyebabkan sehingga dengan mengonsumsi iodium akan membantu aktivitas dalam jaringan, meningkatkan laju metabolisme basal, dan pada perkembangan system saraf (pada trimester I). contoh sumber makanan iodium bisa didapat pada garam beriodium, sayuran, maupun seafood. Kesimpulan Pembesaran kelenjar tiroid dapat menimbulkan berbagai gangguan metabolisme tubuh. Karena hormone tiroid berperan hampir diseluruh aktivitas tubuh. Gangguannya antara lain adalah berkeringat banyak, dan berat badan yang menurun secara mendadak.

Daftar Pustaka 1. Snell Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2006: 705-6. 2. Junqueira Luiz Carlos, Carneiro Jose. Histologi dasar teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2007: 407-12. 3. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2001: 645-51. 4. Bojonegoro Isharmanto. Mekanisme sekresi tiroid. 22 Januari 2010. Diunduh dari http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/mekanisme-sekresi-thiroid.html, 2011. 5. Wahyura Welly. Thyroid. 9 Maret 2011. Diunduh dari 19 Oktober

http://wahyurawely.blogspot.com/2011/03/thyroid.html, 19 Oktober 2011. 6. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 1997: 1187-98. 7. Marks Dawn B, Marks Allan D, Smith Colleen M. Biokimia kedokteran dasar sebuah pendekatan klinis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2001: 692-4. 8. McLaughlin R. Samuel. Endokrin primer. Diunduh dari

http://www.emcom.ca/primer/thyroid.shtml, 21 Oktober 2011. 9. Murray Robert K, Granner Dryl K, Radwell Victor W. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2009: 152-237. 10. Medicinesia. Sistem respirasi: asam basa, bioenergetika, dan toksisitas oksigen. 24 Juni 2011. Diunduh dari http://www.medicinesia.com, 23 Oktober 2011. 11. Azzafa. Asam lemak. 13 April 2011. Diunduh dari http://azzafacihuy.blogspot.com, 23 Oktober 2011.

You might also like