You are on page 1of 6

ISSN 2337-3776

HUBUNGAN PANJANG TELAPAK KAKI DENGAN TINGGI BADAN PADA PRIA DEWASA SUKU LAMPUNG DI DESA NEGERI SAKTI PESAWARAN Debora Febrina1), dr. Evi Diana Fitri, Sp. F, SH2) Email : d_brina18@yahoo.co.id
1)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak

Tinggi badan merupakan salah satu identitas penting, yang dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Dalam kasus mutilasi, bencana alam, dll, sering ditemukan individu yang tidak lengkap lagi sehingga sulit diidentifikasi. Karena itu peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan panjang telapak kaki dengan tinggi badan supaya dapat diperkirakan tinggi badan individu berdasarkan panjang telapak kakinya. Hasil penelitian ini juga bisa digunakan dalam pembuatan prosthesis kaki. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2012 di Desa Negeri Sakti, dengan metode anlitis korelatif dan pendekatan cross sectional. Hasilnya, tinggi badan rata-rata pria dewasa Suku Lampung adalah 162,64 cm, rata-rata panjang telapak kaki pria dewasa Suku Lampung adalah 24,4 cm, dan terdapat hubungan (korelasi) antara tinggi badan dan panjang telapak kaki yang dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,578. Tinggi badan pria dewasa Suku Lampung dapat diperkirakan dengan rumus Y= 69,455 + 3,813x, dengan Y= tinggi badan dan x= panjang telapak kaki. Kata kunci : Suku Lampung, telapak kaki, tinggi badan

CORRELATION BETWEEN BODY HEIGHT AND FOOT LENGTH ON LAMPUNG MAN IN NEGERI SAKTI VILLAGE PESAWARAN Debora Febrina1), dr. Evi Diana Fitri, Sp. F, SH2) Email : d_brina18@yahoo.co.id
1)

Student of Medical Faculty Lampung University, 2) Lecture of Medical Faculty Lampung University

Abstract

Body height is one of important identity influenced by genetic and environment factor. In mutilation cases, natural disaster, etc, often found incomplete corpse so come a difficulty in the identification. Because of that, researcher was attracted to analyze the correlation between foot length and body height to estimate the height of unidentified corpse. The result of this research can be used also in making foot prosthesis. This research was done in December 2012 at Negeri Sakti village. It uses correlative analysis method by cross sectional approach. The result shows average of stature 162,64 cm, average of foot length 24,4 cm, and there is correlation between foot length and body height proven by correlation coefficient (r) 0,578. Lampung mans height can be estimated by Y=69,455 + 3,813x, with Y= body height and x= foot length. Keywords: body height, foot length, Lampung

204 | Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 3 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Pendahuluan Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Tinggi badan merupakan penjumlahan dari panjang tulang-tulang panjang dan tulang-tulang pelengkap, yang sangat penting secara antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012). Perkiraan tinggi badan adalah penting untuk keperluan medikolegal, dimana penentuan tinggi badan merupakan langkah utama dalam proses identifikasi subyek ketika hanya sebagian tubuh saja yang ditemukan (Patel, 2012). Hasil penelitian ini juga penting dalam pembuatan prosthesis kaki. Prothesis harus dibuat secara proporsional dengan ukuran tinggi badan dan juga dengan ukuran penunjang tinggi badan yang lainnya sehingga terlihat serasi. Menentukan identitas individu yang dimutilasi, yang membusuk, dan yang terpotong bagian tubuhnya, menjadi sangat penting akhir-akhir ini, misalnya pada korban bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, angin topan, banjir, dan bencana yang dibuat manusia seperti serangan teror, ledakan bom, kecelakaan masal, perang, pesawat jatuh, dll. Tinggi badan adalah salah satu elemen terpenting dalam proses identifikasi seseorang (Chikhalkar, 2010). Penelitian serupa sudah dilakukan oleh beberapa peneliti pada orang Gujarat, Afrika, dan Kaukasia. Peneliti tertarik untuk meneliti pada Suku Lampung untuk membuktikan perbedaan antar suku/ras. Tulang laki-laki dan perempuan berbeda dalam hal berat dan panjangnya, dalam penelitian ini dibatasi hanya laki-laki saja. Karena rata-rata penutupan pusat kalsifikasi tulang adalah pada usia 21 tahun maka penelitian dilakukan pada pria dewasa (>21 tahun). Desa Negeri Sakti adalah salah satu desa di Lampung yang masih didominasi oleh Suku Lampung sehingga penelitian dilakukan di Desa Negeri Sakti, Pesawaran.

Metode Penelitian mengguanakn metode analisis korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Desember 2012 di Desa Negeri Sakti, Pesawaran. Sampel dihitung menggunakan rumus analisis korelatif yaitu minimal 29 orang, karena terlalu sedikit sehingga digunakan 50 orang sebagai sampel. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling. Sampel dipilih menggunakan krieria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: Kriteria Inklusi a. Pria dewasa yang berusia lebih dari 21 tahun.

205 | Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 3 Februari 2013

ISSN 2337-3776

b. c. d.

Dua generasi di atas berasal dari Suku Lampung, yaitu orang tua serta kakek dan nenek. Bertempat tinggal di Desa Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dibuktikan dengan informed consent.

Kriteria Eksklusi a. b. c. Subjek tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dibuktikan dengan informed consent. Memiliki kelainan kaki dan tulang yang mempengaruhi tinggi badan dan telapak kaki. Subjek bukan penduduk Desa Negeri Sakti Kabupaten Pesawaran. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah microtoise, caliper geser, timangan berat badan, informed consent, dan alat tulis dengan prosedur penelitian sebagai berikut: 1. 2. 3. Subjek dijelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan kemudian menyatakan kesediaan yang dibuktikan dengan mengisi informed consent. Dilakukan pengukuran tinggi badan, yaitu dari vertex ke tuber calcanei dan berat badan. Dilakukan pengukuran panjang telapak kaki kanan dan kiri, yaitu dari pternion ke acropodion. panjang

Hasil dan Pembahasan Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata tinggi badan 162,64 cm, dengan standar deviasi 5,885. Rata-rata panjang telapak kaki kanan 24,4404 cm dengan standar deviasi 1,03543, sedangkan rata-rata panjang telapak kaki kiri adalah 24,4876 dengan standar deviasi 1,0196. Hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi dapat dilihat dalam tabel 1. Menurut klsifikasi Martin rata-rata tinggi badan pria dewasa Suku Lampung tersebut termasuk dalam kategori di bawah sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atmadja (1990), ratarata tinggi badan pria dewasa Indonesia adalah 165,45 cm. Jika dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan pria dewasa Lampung, maka hanya didapatkan perbedaan yang sedikit. Perbedaan yang tidak mencolok ini, sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik, seperti

206 | Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 3 Februari 2013

ISSN 2337-3776

yang telah dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1989) bahwa setiap individu memiliki variasi pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda dengan adanya faktor genetik. Tabel 1 Rata-rata Tinggi Badan, Panjang Telapak Kaki Kanan, dan Panjang Telapak Kaki Kiri. Data Pengukuran Tinggi Badan Panjang Telapak Kaki Kanan Panjang Telapak Kaki Kiri Jumlah Sampel 50 50 50 Rata-rata (cm) 162,64 24,4404 24,4876 Standar Deviasi 5,885 1,03543 1,0196

Dari hasil perhitungan uji t berpasangan lihat kolom sig. (2 tailed). Diperoleh nilai significancy 0,337 (p > 0,05) atau hipotesis 0 diterima yang berarti panjang telapak kaki kanan dan kiri adalah sama. Sehingga untuk sumber data digunakan panjang telapak kaki kanan. Dari data yang telah dihitung maka didapatkan koefisien korelasi untuk telapak kaki sebesar 0,578. Berdasarkan klasifikasi keeratan korelasi, maka nilai tersebut termasuk korelasi yang sedang. Apabila kita bandingkan dengan bagian tubuh yang lainnya, koefisien korelasi tersebut termasuk kecil (tungkai bawah = 0,73, dan tungkai atas = 0,75). Koefisiensi korelasi yang didapat ternyata lebih kecil dari pada koefisiensi korelasi bagian tubuh lain. Hal ini dikarenakan telapak kaki tidak berkontribusi langsung terhadap tinggi badan manusia. Rumus regresi antara panjang telapak kaki dengan tinggi badan dapat menggunakan model linier dengan persamaan regresi Y= 69,455 + 3,813x dengan Y= Perkiraan tinggi badan (cm) dan x = panjang telapak kaki (cm). Dari rumus regresi yang diperoleh maka peneliti mencoba melakukan pengujian dengan rumus yang sudah ada, yaitu rumus Davis. Tabel 2 Perbandingan Hasil Konversi Panjang Telapak Kaki Terhadap Rumus Peneliti dan Rumus/ Formula yang telah Ada.

Jenis Rumus

TB Sampel 1 165,93

TB Sampel 10 158,18

Rumus Peneliti

207 | Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 3 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Rumus Davis (Afrikan) Rumus Davis (Kaukasian) Tinggi Sebenarnya

170,88 167,97 165

165,04 158,77 159

Dari pengujian beberapa rumus yang ada, rumus peneliti memberikan hasil yang paling mendekati tinggi badan sebenarmya pria dewasa Suku Lampung. Hal ini membuktikan bahwa rumus regresi tinggi badan suatu suku kurang akurat bila digunakan pada suku yang lain. Hal ini mirip dengan yang terjadi pada rata-rata tinggi badan. Dengan demikian, hal ini memperkuat pendapat Koentjaraningrat (1989) bahwa karakteristik suatu suku dipengaruhi variasi genetik. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan panjang telapak kaki dengan tinggi badan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat korelasi antara panjang telapak kaki dengan tinggi badan pada pria dewasa Suku Lampung, yang dibuktikan dengan koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,578, termasuk dalam kategori sedang. 2. 3. 4. 5. Dapat diperkirakan tinggi badan pria dewasa Suku Lampung berdasarkan panjang telapak kaki dengan rumus Y= 69,455 + 3,813x. Rata-rata tinggi badan pria dewasa Suku Lampung adalah 162,64 cm. Rata-rata panjang telapak kaki pria dewasa Suku Lampung adalah 24,4404 cm. Sebagian besar responden memiliki IMT normal, yaitu sebanyak 70%, IMT <18,5 didapatkan pada 12% responden, dan IMT >25 pada 18% responden. Dan saran sebagain berikut: 1. 2. 3. Perlu penelitian lebih lanjut dengan konsistensi pengukuran telapak kaki, yaitu pada phalanx I atau phalanx II saja, serta dengan pembatasan IMT. Perlu dilakukan juga ulasan, kajian, dan penelitian agar dapat diperkirakan hubungan tinggi badan dengan panjang bagian tubuh pada kelumpok umur di bawah 21 tahun. Kiranya dapat dilakukan penelitian terhadap beberapa panjang bagian tubuh lainnya, misalnya jari tangan, dengan sampel yang lebih besar pula pada pria dan wanita dewasa

208 | Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 3 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Suku Lampung sehingga didapatkan rumus regresi yang lebih akurat dan lebih lengkap serta menambah data antropometri Suku Lampung. 4. 5. Kiranya dapat dilakukan penelitian-penelitian lebih lanjut pada suku-suku yang ada di Indonesia. Rumus regresi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan untuk kepentingan kedokteran forensik dan juga dalam pembuatan prosthesis kaki. Daftar Pustaka Byers S.N. 2008. Basics of Human Osteology and Odontology. In: Introduction to Forensic Anthropology. Third Edition. Boston. 28-59 Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. Devision, Reinhard John. 2009. Penetuan Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Lengan Bawah. Tesis. Uneversitas Sumatera Utara. Medan Glinka J., Artaria M.D., Koesbardiati T. 2008. Metode Pengukuran Manusia. Airlangga. Surabaya. 1-66. Koentjaraningrat. 1989. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Penerbit Djambatan. Jakarta Limanjaya, Anita. 2010. Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Telapak Kaki pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Skripsi. Notoatmojo, Soekidjo.2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Patel, S.M., 2007. Estimation Height from Measurement of Foot Length in Gujarat Region. Dalam: J. Anat. Soc. India. 56(1) 25-27 2007. Height. Human Height Measurement Position. Avalaible from: http://medind.nic.in/jae/t07/i1/jaet07i1p25.pdf (Accessed 24 October 2012). Patel, J.P., Estimation Height from Measurement of Foot Length in Gujarat Region dalam Internationan journal of biological & medical research. 2012;3(3); 2121-2125 available from:http://www.biomedscidirect.com/journalfiles/IJBMRF2012771/estimation_of_height _from_measurement_of_foot_length_in_gujarat_region.pdf (accesed 28 October 2012)

209 | Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 3 Februari 2013

You might also like