You are on page 1of 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori 2.1.1 Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan juga merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 2. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengatahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, menunjukkan,

memberi nama, menggaris bawahi, memilih dan memberikan definisi. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungakan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi/obyek. Penilaian tersebut berdasarkan kriteria sendiri atau kriteria yang sudah ada. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo (2012) antara lain: a. Umur Ibu Umur merupakan salah satu variabel dari model demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologis yang berbeda, umur ibu mempengaruhi bagaimana

ibu hamil mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pada umumnya semakin tinggi usia seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang Antenatal care. Seiring dengan bertambah usia, maka tingkat pengetahua yang dimilikinya akan semakin bertambah. Namun pada usia tertentu yaitu usia >35 tahun, daya tangkap dan pola pikirnya sudah mulai berkurang sehingga tingkat pengetahuannya pun semakin rendah. Umur sangat berpengaruh terhadap kehamilan karena diharapkan organ reproduksi sudah siap dan matang dalam menghadapi kehamilan (Notoatmodjo, 2010). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Umur ibu hamil < 20 tahun dan >35 tahun merupakan umur beresiko untuk mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan (Wiknjosastro, 2007). Usia < 20 tahun dianggap masih berbahaya untuk hamil dan melahirkan karena organ-organ reproduksinya masih muda dan belum kuat sekali. Secara fisik, mental dan psikologis dianggap masih belum cukup dan dewasa untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Dalam pengambilan keputusan masih tergantung karena pada umur tersebut merupakan usia remaja,

10

suatu usia yang kurang tepat dalam pengambilan keputusan karena kurang dalam pengalaman termasuk pengalaman hamil. Kesiapan fisik wanita untuk hamil ditentukan oleh 3 hal yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sossial ekonomi. Secara fisik dikatakan siap hamil apabila telah menyelesaikan pertumbuhan terutama organ reproduksi. Menurut Wiknjosastro (2007), kematangan ini baru dapat dicapai pada usia sekitar 20 tahun. Umur > 30 tahun dianggap sudah bahaya, sebab secara fisik sudah mulai menurun apalagi kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup banyak. Usia > 35 tahun dianggap berbahaya untuk hamil dan melahirkan karena baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh menurun. Umur ibu hamil dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, karena semakin tua umur ibu maka pengalaman yang ibu dapat makin banyak sehingga pengetahuannya pun bertambah b. Pendidikan Menurut UU RI No 2 (2008), pendidikan merupakan usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya pada masa yang akan datang. Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2009)

pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku

11

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Menurut Chaniago (2006), tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan, yaitu semakin tinggi pengetahuan seseorang pendidikan maka semakin tinggi karena pendidikan yang tinggi

mempermudah ibu menerima informasi baru sehingga tidak akan acuh terhadap informasi kesehatan, sedangkan semakin rendah pendidikan maka pengetahuan pun sangat terbatas sehingga akan acuh terhadap program kesehatan yang ada. c. Paritas Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2009) paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Semakin banyak paritas semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuannya sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik dan suatu pengalaman masa lalu mempengaruhi belajar. Ibu dengan paritas tinggi lebih sering kontak dengan petugas kesehatan dan lebih banyak informasi kesehatan yang didapat sehingga pengetahuan ibupun makin bertambah. d. Pekerjaan Menurut Helen Varney (2006), pekerjaan merupakan simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup

12

dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari dimana seluruh bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang baik, setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain, setiap orang harus bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. e. Pengalaman Pengalaman juga merupakan sumber pengatahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. f. Penyuluhan Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat

melalui metode penyuluhan, dengan pengetahuan bertambah seseorang akan merubah perilakunya.

13

g. Media Massa Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacammacam media massa yang dapat mempengaruhi masyarakat tentang inovasi baru. h. Sosial Budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui penalaran, apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. i. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada 2 pokok cara memperoleh pengetahuan yaitu : 1) Empiris Yaitu pengetahuan yang disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yang dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yang abstrak, namun diperoleh melalui pengalaman yang kongkrit. 2) Rasionalisme Yaitu suatu cara yang didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yang dapat membawa

14

orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran j. Kriteria pengetahuan Menurut Arikunto (2010), pengetahuan dapat dikriteriakan menjadi prosentase yang ditafsirkan ke kalimat yang bersifat kuantitatif dikatakan baik 76% - 100%, cukup baik jika skor 56% 75%, kurang baik jika skor 40% - 55% 2.1.2 Kehamilan 1. Pengertian Menurut Cunningham (2006), kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan.

(Prawirohardjo, 2008) Kehamilan ialah Pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2011). 2. Tanda-Tanda Kehamilan Menurut Prawirohardjo (2008) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

15

a. Tanda presumtif / tanda tidak pasti) Tanda presumtif / tanda tidak pasti kehamilan adalah perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda tidak pasti kehamilan sebagai berikut: 1) Amenorea (tidak dapat haid) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) penting diketahui supaya dapat menentukan usia kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan. Kadang-kadang amenorea disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti TBC, anemia, atau pengaruh psikis misalnya perubahan

lingkungan, sering timbul amenorea pada wanita. 2) Nausea (enek) dan emesis (muntah) Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari (morning sickness) disertai kadang-kadang oleh muntah. 3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu) Terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya kehamilan. 4) Payudara menjadi tegang dan membesar Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada payudara, sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.

16

5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan) Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi. 6) Sering kencing Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala bias timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih. 7) Obstipasi Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. 8) Pigmentasi kulit Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagai cloasma gravidarum topeng kehamilan), areola mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan, daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba, hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

17

9) Epulis Suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada triwulan pertama. 10) Varises (penekanan vena-vena) Biasanya dijumpai pada daerah-daerah genetalia

eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. b. Tanda mungkin kehamilan Tanda mungkin kehamilan adalah perubahan-perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dengan kehamilan saja. Yang termasuk tanda

kemungkinan hamil yaitu: 1) Uterus Membesar Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama bentuknya semakin bundar. 2) Tanda Hegar Uterus segmen bawah lebih lunak daripada bagian yang lain 3) Tanda Chadwick Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

18

4) Tanda Piscaseck Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang

pembesaran tidak rata tetapi didaerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol pembesaran tersebut. 5) Tanda Braxton Hicks Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan. 6) Goodell sign Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga. 7) Reaksi kehamilan positif Cara khas yang di pakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnose kehamilan sedini mungkin. c. Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda objektif yang di dapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnose pada kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu : jelas ke jurusan

19

1) Terasa gerakan janin Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada

multigravida pada kehamilan 16 minggu. 2) Teraba bagian-bagian janin Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold pada akhir trimester kedua. 3) Terdengar denyut jantung janin Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat dideteksi dengan fetoskop atau doptone. Pada awal kehamilan, denyut jantung janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan transvaginal ultrasound pada kehamilan 6 minggu. Sedangkan dengan USG transabdominal dapat dideteksi mulai usia kehamilan 8 minggu. Denyut jantung janin juga terdengar pada usia kehamilan 10 12 minggu dengan menggunakan doptone. 4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen Pemeriksaan dengan rontgen khususnya pada

kehamilan muda akan berpengaruh terhadap janin sehingga pemeriksaan rontgen ini dianjurkan setelah kehamilan lebih dari 18 minggu (bulan ke-4). selain itu kerangka janin pada kehamilan muda, belum nampak. Tetapi saat ini

pemeriksaan dengan rontgen untuk menentukan tanda pasti

20

kehamilan jarang dilakukan, sebagai gantinya penggunaan USG semakin banyak digunakan karena relative lebih aman jika dibandingkan dengan penggunaan rontgen. Dengan menggunakan USG, kantung kehamilan dapat dilihat pada kehamilan 5 minggu. 2.1.3 Antenatal Care 1. Pengertian ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu hamil secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes. RI, 2008). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai dengan standar playanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Playanan Kebidanan (SPK) (Karwati, 2011) 2. Tujuan ANC a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin. c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum.

21

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal. 3. Manfaat Antenatal Care Bagi Ibu Hamil Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. 4. Dampak Tidak Melakukan ANC Dampak yang ditimbulkan jika tidak melakukan ANC antara lain : a. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara perawatan kehamilan yang benar. b. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini c. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan saat persalinan.

22

d. Tidak terdeteksinya tanda penyulit persalinan sejak awal seperti kelainan bentuk panggul atau kelainan pada tulang belakang, atau kehamilan ganda. e. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan seperti pre eklampsia, penyakit kronis seperti penyakit jantung, paru dan penyakit karena genetik seperti diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital. 5. Standar Pelayanan Antenatal Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 14T : a. Penimbangan berat Badan Timbang berat badan setiap kali kunjungan.Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 Kg perbulan dan Trimester II-III 0,5 Kg perminggu.Dengan kenaikan berat badan rata-rata sebesar 6-12 kg selama kehamilan, Maksimal mengalami kenaikan berat badan sebesar 12 Kg dan minimal sebesar 6-7 Kg. Perhatikan besar kenaikan berat badan ibu, jangan sampai ibu mengalami penurunan berat badan atau jangan sampai ibu mengalami obesitas. b. Ukur Tekanan Darah Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi maupun eklamsi.

23

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU): Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan Umur Kehamilan dimana : Usia Tinggi Fundus Uteri (TFU) Kehamilan 12 16 20 24 28 32 36 40 3 jari di atas simfisis Pertengahan pusat-simfisis 3 jari di bawah pusat Setinggi pusat 3 jari di atas pusat Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px) 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (Px) Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (Px)

d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan e. Pemberian imunisasi TT Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memingkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu / 1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan 1 kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya 6 bualn. Bila

24

statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun). f. Pemeriksaan Hb Hb pada ibu hamil tidakboleh kurang dari 11 gr% karena ditakutkan ibu akan Mengalami anemia. g. Pemeriksaan VDRL h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria 6. Konsep Pemeriksaan-pengawasan Antenatal (ANC) a. Anamese yang meliputi : Data biologis, keluhan hamil, fisiologis dan patologis b. Pemeriksaan fisik 1) Pemeriksaan fisik umum

25

2) Pemeriksaan

fisik

khusus

yang

meliputi

obstetri,

pemeriksaan dalam/ rectal dan pemeriksaan ultrasonografi. c. Pemeriksaan psikologis seperti kejiwaan dalam menghadapi kehamilan d. Pemeriksaan laboratorium 1) Laboratorium rutin yang meliputi : darah lengkap, urin lengkap dan tes kehamilan 2) Laboratorium khusus Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, protein darah, golongan darah, factor Rh, air ketuban, infeksi, hepatitis B ibu atau bayi, infeksi AIDS e. Diagnosis kehamilan 1) Kehamilan normal yang meliputi : tanpa keluhan dan hasil pemmeriksaan laboratorium baik. 2) Kehamilan dengan resiko yang meliputi : kehamilan resiko tinggi dan rendah 3) Kehamilan disertai penyakit ibu yang mempengaruhi janin 4) Kehamilan disertai komplikasi 5) Kehamilan dengan nutrisi kurang Penatalaksanaan lebih lanjut : 1) Pengobatan pemyakit yang mempengaruhi kehamilan 2) Pengobatan penyulit kehamilan 3) Menjadwalkan pemberian vaksinasi

26

4) Memberikan vitamin dan tablet tambah darah 5) Menjadwalkan kunjungan ulang 7. Kunjungan Ibu Hamil Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan yaitu pada : 1) Kunjungan pertama (KI) adalah ibu hamil yang datang ke

petugas kesehatan pertama kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal (Depkes RI,2008 ). 2) Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang ke dua dan seterusnya (KII + KIII), untuk pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode kehamilan berlangsung. 3) KIV adalah ibu hamil yang datang ke petugas kesehatan yang ke empat atau lebih, untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai standar yang di tetapkan, dengan syarat : a) Minimal satu kali pada trimester I b) Minimal satu kali pada trimester II c) Minimal dua kali pada trimester III

27

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut,perlu di dapat informasi yang sangat penting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 (Depkes RI,2008) Tabel 2.2. Informasi Kunjungan ANC Kunjungan Trimester pertama Waktu Sebelum minggu ke 14 Informasi penting Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil -Mendeteksi masalah dan menanganinya -Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum -mendorong perilaku yang sehat Sama seperti di atas,di tambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsi (pantau tekanan darah,evaluasi edema,protein uria) Sama seperti di atas,di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui adakah kehamilan ganda Sama seperti di atas,di tambah deteksi letak bayi yang tidak normal,atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Trimester kedua

Sebelum minggu ke 28

Trimester ketiga

Antara minggu 28-36

Trimester ketiga

Setelah 36 minggu

Sumber : (Saifudin AB, 2002) 8. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) a. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan: 1) Satu kali pada trimester I 2) Satu kali pada trimester II 3) Dua kali pada trimester III (Mufdlilah, 2009)

28

Pemeriksaan-pemeriksaan Kehamilan 1) Trimester I dan II a) Setiap 4 minggu sekali b) Diambil data tentang pemeriksaan laboratorium c) Pemeriksaan ultrasonografi d) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan. e) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus. 2) Trimester III a) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil

pengobatan c) Diet empat sehat lima sempurna d) Pemeriksaan ultranosografi e) Imunisasi TT II f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi kehamilan. g) Nasehat tentang tanda-tanda persalinan, rencana tempat untuk melahirkan (Indrayani 2011).

29

b. Kunjungan Ideal Ibu Hamil 1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu 2) Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu 3) Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.

2.2 Kerangka Teori Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Paritas Pengetahuan Pengalaman Pemeriksaan ANC

Penyuluhan

Media Massa

Sosial Budaya

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : (Hidayat, 2009)

30

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep suatu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti melalui penelitianpenelitian yang akan di lakukan (Notoatmodjo, 2012).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang ANC 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Paritas 5. Pengalaman 6. Penyuluhan 7. Media Massa 8. Sosial Budaya Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC

Keterangan : : Yang diteliti : Yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Sumber : (Modifikasi Notoatmodjo, 2012 dan Hanifa, 2008)

30

31

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif yaitu mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah pendekatan survey yaitu dengan melakukan kunjungan lapangan untuk mengidentifikasi tingkat ibu hamil tentang ANC selama kehamilan di Puskesmas Karang Taliwang Tahun 2013.

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 4.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Karang Taliwang Kecamatan Cakranegara Kabupaten Kota Mataram Tahun 2013 dari bulan Maret September sebanyak 983 orang. 4.2.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Rumus untuk mencari besar sampel adalah sebagai berikut :

( Rumus 4.1 )

31

32

( ( = 49 Keterangan : n = jumlah sampel N = besarnya populasi ) ( )

) ( )

d = tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05) Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebesar 49 orang. Sampel yang diambil adalah yang memenuhi inklusi yaitu karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah 1) Ibu hamil yang bersedia diteliti 2) Ibu hamil yang berada di Puskesmas Karang Taliwang pada saat penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi dalam ini adalah 1) Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil 2) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan 3) Hambatan etis, subjek menolak berpartisipasi (Nursalam, 2011) 4.2.3 Tekhnik Sampling Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

33

sampel yang akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011)

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang pada bulan November Tahun 2013.

4.4 Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atua ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu hamil tentang ANC.

4.5 Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007). Adapun definisi Operasional variabel terlihat pada Tabel 4.1 berikut :

34

Tabel 4.1. Definisi Operasional


No 1 Variabel Pengetahuan ibu Definisi Operasional Hasil tahu a. dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan tentang ANC b. Para Alat meter Ukur Pengetahuan Kuesioner responden tentang pengertian ANC Pengetahuan responden tentang tujuan ANC c. Pengetahuan responden tentang manfaat ANC Skala Ordinal Skor a. Baik : 76100% b. Cukup : 56-75% c. Kurang : 55%

4.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk

mengumpulkan data dalam penelitian (Hidayat, 2007). Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut : 4.6.1 Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (Arikunto, 2006). Kuesioner disusun berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan keterangan dari

responden mengenai variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC. Apabila pertanyaan yang diajukan oleh peneliti di jawab dengan benar maka diberi skor 1 dan apabila jawabannya sala maka diberi skor 0.

35

2. Jenis Data a. Data primer yaitu data tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC di Puskesmas Karang Taliwang dengan

menggunakan kuesioner. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas tentang jumlah ibu hamil yang berkunjung dari bulan Maret September Tahun 2013 3. Prosedur Pengambilan Data Langkah awal dari penelitian ini yaitu mengirim surat pengantar ke kampus untuk mendapat surat izin penelitian yang disampaikan kepada Kepala BAPPEDA Kota Mataram. Setelah mendapat surat balasan dari kepala BAPPEDA kemudian peneliti memberikan langsung kepada Kepala Puskesmas Karang Taliwang selaku Direktur Puskesmas dimana peneliti akan melakukan penelitian. Mengambil data awal mengenai jumlah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Karang Taliwang dari bulan Maret September Tahun 2013. 4.6.2 Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Instrumen Validitas adalah ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya (Riwidikdo, 2012). Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep.

36

Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment) Uji validitas pada penelitian ini akan diukur menggunakan uji program SPSS. Untuk melakukan uji validitas maka digunakan rumus : [ ( ) ]

( ) ] [

Keterangan : r = koefisien korelasi = jumlah skor item = jumlah skor total (item) = jumlah responden Dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel, demikian sebaliknya, dikatakan tidak valid jika nilai r hitungnya < r tabel. Pada SPSS r hitung dilihat dari nilai person correlation. Sebagaimana terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Kekuatan Korelasi No Parameter 1 Kekuatan korelasi (r) Nilai 0.00 0.99 0.20 0.399 0.40 0.599 0.60 0.799 0.80 1.000 Interpensi Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

37

2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Notoamotdjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu : [ ]

Keterangan : k : Banyaknya butir pernyataan, r1 : Koefisien Cronbach Alpha. S : Varians butir, st : Varians total Uji reliabilitas akan dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang. Instrumen dikatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Dimana n = 10 pada taraf signifikasi 5% nilai r tabelnya adalah 0,7 (Riwidikdo, 2012).

4.7 Pengolahan data Setelah data dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut: 4.3.1 Editing Data diperoleh melalui kuesioner perlu diedit terlebih dahulu. Jika masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (Notoatmodjo, 2010). Pada tahap ini mengumpulkan dan memeriksa data yang ada lalu diperiksa apakah data yang ada sudah sesuai dengan

38

jumlah sampel dan apakah cara pengisiannya sudah benar atau terdapat kekeliruan. 4.3.2 Coding Peneliti memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data (Notoatmodjo, 2010). Kode 1 untuk penilain baik, kode 2 untuk penilaian cukup dan kode 3 untuk penilaian kurang. 4.3.3 Tabulating Pada tahap ini, data yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur kemudian dihitung dan dijumlahkan, setelah itu dituliskan dalam bentuk tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diingin oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Dari beberapa tahap di atas maka dapat dijabarkan cara pengelolaan data pada penelitian ini yaitu : data dijadikan dalam bentuk tabel dan naratif.

4.8 Analisa Data Analisa data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.9 Etika Penelitian 1. Informed Consent Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, 2007).

39

2. Anonymity Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007) 3. Confidentiality Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).

40

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi, A, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI, (2012). Angka Kematian Ibu. Jakarta : Depkes RI. Dikes Provinsi NTB, (2012). Angka Kematian Ibu. Mataram : NTB. Data PWS KIA Puskesmas Karang Taliwang Tahun 2012. Chaniago, (2006). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia. Cunningham, (2006). Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC. Dinas Kesehatan Provinsi NTB, (2012). Angka Kematian Ibu. Mataram : NTB. Hidayat, (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Indrayani, (2011). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media Karwati, Pujiati Dewi, Mujiwati Sri. (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info Media Mufdlilah, (2009). ANC Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo, (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Saifudin, A.B., (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta Varney, H, (2006). Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC. Wiknjosastro, (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan. Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

You might also like