You are on page 1of 2

Pada fase tertentu, terapi obat-obatan mungkin saja diperlukan.

Ada orang yang amat mudah tertidur di mana pun dan kapan pun sehingga muncul sebutan muka bantal atau pelor alias nempel molor. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang mengeluh kesulitan terlelap alias insomnia. Betapa pun dia berusaha, mata tak kunjung terpejam atau hanya mampu tidur sejenak dan lekas terbangun lagi. Bagi golongan ini, tidur tidak ubahnya barang me ah, perlu perjuangan ekstra untuk menikmatinya. Bagi sebagian orang, insomnia mungkin dipandang sebagai gangguan tidur biasa. Padahal, mereka yang mengalaminya mungkin saja merasa telah dirugikan. Bagaimana tidak, kurang tidur pada malam hari misalnya, dapat membuat orang merasa mengantuk, lemas, dan tidak bugar pada pagi hari. !feknya, terutama bagi kaum pekerja, adalah menurunnya produkti"itas dan kualitas hidup secara keseluruhan. Pemanfaatan aktu sepanjang hari pun menjadi kurang optimal. #enurut data yang dilansir .cureresearch.com, pre"alensi insomnia di $ndonesia berkisar %& persen. 'engan kata lain, kurang lebih () juta dari total (*) juta penduduk $ndonesia menderita insomnia. +al ini tidak jauh berbeda dengan penuturan psikiater ,-.$, dr /urmiati Amir Sp-0, yang mengungkapkan angka kejadian insomnia di $ndonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yakni sekitar (,( juta. /urmiati atau yang akrab disapa 1iti berujar, secara singkat insomnia diartikan sebagai kesulitan tidur atau mampu tertidur, tapi terbangun dengan kondisi tidak segar seperti mengantuk, badan lemas, dan tidak bersemangat. 0adi, bila Anda mengalami kesulitan tertidur saat masuk aktu tidur, sering terbangun dan sulit tertidur lagi, bangun tidur terlalu cepat, atau merasa tidak nyaman saat bangun tidur, mungkin saja Anda terkena insomnia, sebut 1iti saat peluncuran obat insomnia 2o3erem 42amelteon5, di 0akarta, beberapa aktu lalu. 1ak hanya berkurangnya stamina pada siang hari, insomnia sejatinya dapat memengaruhi aspek fisik dan psikis seseorang. +al ini terkait faktor penyebab atau pencetus insomnia itu sendiri. Secara fisik, seseorang yang menderita penyakit jantung, muskuloskeletal, ataupun komplikasi diabetes mellitus, bisa mengalami insomnia. 'emikian halnya dari segi mental 4psikis5, stres dan cemas berkepanjangan serta depresi dapat memicu insomnia 4atau sebaliknya5. 6angguan psikosis seperti ski3ofrenia juga dapat membuat pengidapnya merasa terancam, takut, atau bertindak sesuka hati dan berhalusinasi sehingga membuatnya betah terjaga 4tidak tidur5. +al yang sama terjadi pada para pencandu narkotika dan 3at adiktif lainnya. #engingat penyebabnya yang beragam, penanganan insomnia 4terutama yang sudah bersifat kronis5 perlu dilakukan secara terpadu. -etua .mum Pimpinan

Pusat Persatuan 'okter Spesialis -edokteran 0i a $ndonesia 4PPP'S-0$5, Prof 'r +# Syamsulhadi Sp-04-5, menyebutnya dengan istilah terapi bio-psikososio-spiritual. Bio mengacu pada terapi dengan obat-obatan, menjaga higienisitas saat tidur, serta menghindari 3at-3at yang memengaruhi otak seperti alkohol dan rokok. Adapun psiko dimaksudkan membebaskan ji a dan pikiran dari segala masalah pribadi atau sosial yang meresahkan pikiran. Sementara itu, terapi sosio- spiritual dilakukan dengan berupaya memperbaiki lingkungan dan kehidupan rohani menjadi lebih baik. 0ika insomnia yang muncul dipicu penyakit kronis tertentu, misalnya 4insomnia sekunder5, maka yang harus dilakukan adalah mengobati penyakit utamanya 4primer5 dulu. sumber 7 http788lifestyle.oke3one.com8inde9.php82eadStory8(&&)8%%8&:8(:8%;%<:*8insomni a-kronis-pengaruhi-keji aan Selasa, 05 februari 2012 http://masenchipz.com/insomnia-dan-bahayanya

You might also like