You are on page 1of 10

Ujian Take home

EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN

Dosen penguji

H Heru Subaris Kasjono, SKM,Mkes

Achmad Husein, SKM

Oleh:

Hastomo, Amd

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Jurusan Kesehatan Lingkungan

2009
Jenis Agent

1. Agent Hidup

Yaitu agent yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi,
protozoa, bakteri, ricketsia, dan virus menyebabkan penyakit yang
bersifat menular.

2. Agent tidak hidup

a. Agent zat kimia yang dapat dibagi lagi ke dalam zat kimia
berasal dari luar tubuh (exogen), terutama benyaknya zat kimia
pencemar lingkungan, dan dari dalam tubuh (endogen) seperti
metabolit, hormon, dll

b. Zat fisis seperti temperatur, kelembaban, kebisingan, radiasi


pengion,, radiasi non pengion, semuanya dapat meyebabkan
penyakit.

c. Kekuatan mekanis seperti tumbukan, force, energi, seperti


halnya pada perkelahian, peperangan, kecelakaan kendaraan
bermotor, kecelakaan di industri, di rumah, dll

d. Faktor fisiologis seperti usia, misalnya, ketuaan yang


menimbulkan penyakit geriatrik, kehamilan dapat menimbulkan
keracunan kehamilan, eksklamasi, dll, penyakit yang
menyerang anak, sehingga ada penyakit yang disebut penyakit
anak-anak, dstnya.

e. Faktor psikologis seperti tekanan jiwa akibat hubungan antar


manusia yang tidak selaras, atau tidak mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapi, dapat timbul penyakit jasmaniah yang
berhubungan dengan kejiwaan. Misalnya ada masalah yang
dihadapi tapi tidak dapat diselesaikan, seseorang dapat merasa
sakit lambung atau terjadi reaksi pada kulit seperti eczema,
padahal masalahnya adalah kejiwaan.

f. Faktor keturunan atau genetis seperti kebotakan (alpocia), buta


warna, hemofili, mongolisme, diabetes, thalassemia, dll.
Penyakit ini diturunkan pada generasi berikutnya, akibat adanya
gen yang tidak normal.
Sifat agent

1. Agent sistemik

Yaitu agent yang apabila berhasil memasuki tubuh organisme,


dapat beredar dan menimbulkan efek di seluruh badan. Paparan
terhadap agent sistemik dapat dibagi dalam 4 kelompok :

a. Paparan eksternal, yakni yang murni dinyatakn dalam


konsentrasi media.

b. Paparan eksternal, tetapi hanya memasuki tubuh, atau intake

c. Paparan internal, atau hanya jumlah agent yang diabsorbsi


tubuh, dan

d. Paparan pada organ target

2. Agent lokal

Agent yang menimbulkan efek lokal, di tempat organisme terpapar,


disebut agent lokal. Bagian tubuh manusia yang dapat terpapar
adalah kulit, selaput lendir mata, mulut, dan saluran pernafasan.
Zat yang sedemikian antara lain adalah oxidan dan PAN
(Peroxyacetilnitrat). Dalam hal ini, paparan merupakan fungsi dari
konsentrasi dalam media atau konsentrasi ambien, daya larut zat
dalam cairan tubuh, koefisien difusi zat tersebut. Apabila sifat fisis
dapat dianggap konstan, maka paparan hanya tergantung pada
konsentrasi zat, frekuensi pemapar, durasi paparan, dan luas tubuh
yang terpapar.

Jenis paparan

Jenis paparan dapat dilihat dari sifat agent, yakni agent sistemik dan lokal.
Jenis paparan juga dilihat dari sifat pemapar seperti zat kimiawi, fisis,
biologis, atau campuran.
Sifat paparan

1. Paparan zat fisis

2. Paparan zat kimia

3. Paparan murni yaitu apabila dalam satu paparan terdiri dari satu
jenis pemapar

4. Paparan campuran yaitu terdapat dalam satu paparan terdiri dari


beberapa jenis pemapar.

Paparan campuran dapat dilihat dari sumber atau interaksinya yang dapat
terjadi antar agent yang tercampur tadi. Dilihat dari sumbernya ada yang
berasal dari sumber yang sama, dan ada yang berasal dari sumber
berbeda, sehingga ada beberapa kemungkinan:

1. Sumber sama, agent banyak : berarti disini paparan terjadi dari


sumber yang sama dan dalam satu sumber tersebut terdapat
beberapa jenis agent

Contohnya : paparan oleh satu sumber yaitu air sumur gali


mempunyai kualitas kurang memenuhi syarat, bahwasanya air
terdapat banyak sekali agent baik agent hidup (bakteri, protozoa,
virus) dan agent tidak hidup (fisis=partikel dispersi, kimia=fe,zn dll)

2. Sumber banyak, agent sama : berarti paparan yang terjadi oleh


adanya satu jenis agent benyebab akan tetapi dari beberapa jenis
sumber.

Contohnya : paparan oleh beberapa sumber atau bersifat distributif


(tersebar) misal contoh paparan organoklorin, organoklorin tersebar
dari sumber paparan yang berbeda yaitu dari udara, air yang
tercemar, dan dari makanan baik makanan dari zat yang tercemar
zat organoklorin atau makanan berupa sayuran atau dari jenis
hewani yang sebelumnya sudah tercemar pula.

3. Sumber banyak, agentnya banyak pula : disini paparan yang terjadi


oleh karena sumber yang berbeda dengan agent yang berbeda
pula.

Contohnya : paparan dari jenis agent berupa zat kimia dan fisik
seperti NOX, SOX, COX, partikulat, aerosol, hujan asam dan debu
yang terdiri dari beberapa sumber seperti pembakaran sampah,
kebakaran hutan, gunung berapi, gas buang pabrik dan sepeda
motor.

Pengukuran paparan

Pengukuran paparan dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.

pengukuran

1. Pengukuran kualitatif adalah apabila data didapat dengan cara


wawancara ataupun kuisioiner tentang kebiasaan, kepercayaan,
dan lain-lainya. Hal ini sering dilakukan pada studi retrospektif, atau
melihat kembali ke belakang/masa lalu, sebelum penyakit terjadi,
tetapi orangnya saat itu telah menderita sakit.

2. Pengukuran kuantitatif dapat disamakan dengan pemantauan atau


sistem pengukuran, observasi, yang vbersifat kontinue dengan
tujuan tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengukuran adalah :

Pengambilan sampel untuk mengukur konsentrasi faktor pemapar,


apa yang akan diukur, dimana, berapa lama, ketelitian yang
dikehendaki, metode dan prosedur yang digunakan, instrumentasi
yang dipakain. Dalam prakteknya, seringkali kondisi ideal ini tidak
dapat terlaksana, karena alasan anggaran ataupun teknologi.
Tetapi perlu diusahakan agar keadaan ideal dapat dipenuhi, karena
suatu studi tidak akan ada artinya apabila datanya tidak baik.

Kualitas data dapat diuji dengan beberapa kriteria di bawah ini:

a. Repeatability (dapat diulang

Maksudnya mengukur perbedaan hasil apabila pengukuran


dilakukan oleh orang dan instrumen sama, pada waktu yang
ditentukan, mencari parameter yang sama dari bahan/materi
yang sama pula.

b. Dapat direproduksi (reproducability)

Reproducability mengukur, dan instrumentasi yang digunakan


tidak sama

c. Persisi (percision)
Persisi mengukur besaran deviasi hasil seperangkat
pengukuran yang biasanya dinyatakan dalam koefisien variasi
atau standart deviasi sebagai prosentase dari nilai rata-rata

d. Ketelitian (acuracy)

Ketelitian mengukur perubahan antara nilai yang sebenarnya


dengan nilai yang terukur.

e. Resolusi (resolution)

Resolusi mengukur perbedaan parameter terkecil yang masih


dapat dideteksi sercara kuantitatif.

f. Waktu konstan (time constan) dan band width

Time constan mengukur perubahan yang terjadi pada suatu alat


pengukur apabila besaran yang diukur berubah-ubah secara
mendadak. Hal ini dapat dilihat dari respons instrumen, pada uji
fungsi bertahap

(step function)

g. Limit deteksi (detection limit)

Limit deteksi adalah jumlah terkecil yang masih terukur, dan


dapat dibedakan dari angka nol.

1. Pengukuran Udara

Bisa secara kualitatif maupun kuantitatif

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Area population at risk

b. penentuan titik pengambilan ukuran konsentrasi bahan penceman

c. Sesuaikan dengan azas kerwakilan (sampel representatif), biaya


serta metodologi teknik pengambilan sampel

2. Pengukuran pada air dan makanan

Perlu diketahui beberapa pengertian :


a. Intenden additives ( bahan tambahan yang sengaja) : bahan
pengawet, bahan pewarna, dll

b. Accidental additives (kebetulan) : kontaminasi pada waktu


transport

c. Incident additives :Residu bahan kimia pada preoduk pertanian,


ternak

Overall Assesment of Dietary Intake (menyeluruh)

a. Jumlah total ketersediaan makan perorang (jumlah produksi/ import


dibagi jumlah orang)

b. Jumlah yang dibeli tiap keluarga dibagi jumlah anggota keluarga

c. Kuesioner atau penimbangan bahan konsumsi untuk beberapa hari


dibagi jumlah orang

Indirect Assesment

a. Total diet/ market basket studies (metode komposit)

b. Selected studies on individual foodstuff (Studi selektif bahan


makan)

c. Habit survey (survei kebiasaan)

Direct Assesment

Teknik porsi duplikat, makanan yang dimakan orang dibuat


duplikatnya, dan salah satu diperiksa dilaboratorium

Keuntungan : intake rata – rata tidak lebih rendah dari yang


seharusnya, ada kelompok kritis yang terdifinisi dengan baik, ada
kelompok yang terpapar secara unik, akibat tempat tinggalnya ataupun
makanannya

Pemantauan Serangga/ Binatang Penular Penyakit

Sesuai dengan metode pemantauan serangga seperti kepadatan


nyamuk, larva, dll

Pengukuran Lingkungan Tanah


Tata guna lahan mennetukan kualitas lingkungan dan paparan
masyarakat sekitarnya.

Apakah untuk pertanian, kawasan industri, pembuangan sampah

Pengukuran Lingkungan Biologis

Lingkungan yang terdiri atas fauna dan flora, yang dapat berfungsi
sebagai bahan pangan, sandang dan papan

Didalamnya terdapat agent potensial antara lain : vektor peny,


reservoir peny.

Pengukuran Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sangat menentukan perilaku masyarakat, paparan


terhadap adat, kebiasaan, kepercayaan, pengetahuan teknologi sangat
menentukan perilakunya

Pengukuran efek

Pengukuran efek sebaiknya dilakukan secara standar, menggunakan


uji fisik/klinis, uji fisis, biokimiawi, dan menggunakan angka frekuensi,
morbiditas dan atau mortalitas. Pengukuran dapat juga dilakukan
dengan menggunakan kuisioner standar, dan uji berbagai fungsi tubuh.
Memenuhi

1. Alat ukur yang terstandarisasi mnemberi hasil konsisten dan


komparabel seperti yang telah dibicarakan diatas.

2. Perlu diperhatikan berbagai masalahnya yang terkait

a. Adanya variasi inter, intra –instrumen, bila peralatan


terpengaruh oleh faktor fisik diluar.

b. Perbedaan inter-dan intra- laboratorium. Prosedur dan hasil


laboratorium, perlu diverifikasi secara periodik dengan
laboratorium referensi. Perbedaan akibat kualitas analisis,
bahan, cara penyimpanan, dan sampling

c. Variasi inter-intra pengamat , yaitu penilai atau


pewawancara yang akan berbeda dalam kinerja, intepretasi
data, dan seterusnya, sehingga perlu penyetaraan kinerja,
intepretasi data, secara sistematik.

Pengukuran dosis

Seri dosis perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian.


Kalau telah diketahui erntang konsentrasi yang ingin diuji, seperti
misalnya buangan indutri, maka dapat dipakai acuan nilai baku mutu tadi.
Namun demikian pada prakteknya, penelitian awal perlu dilakukan, karena
baik pada penentuan LD maupun LC itu organisme uji hasrus bertahan
selama minimal 96 jam.

Setelah data terkumpul, maka data hasil uji tersebut perlu disajiakan
dalam bentuk grafik dosis dan respons, yang biasanya merupakan kurva
distribusi frekuensi kumulatif. Telah diketahui, bahwa kurva-kurva ini akan
membentuk huruf s, maka ia mempunyai fungsi yang diketahui sbb:

F(Y) = 1 : (1+e-y).............dimana - ~ <y<+ ~

Funsi ini merupakan fungsi logistik, kurva dapat dibuat linera dengan
melakukan logit,

Logit f(y) = ln f(y) / 1-f(y) = y, maka bila

F(y) = p(x), maka y = α + ∑j=1k βj xj

P (x) = {1+exp[1(α+∑j=1k βj xj)]}-1

Dimana ’ = [1, 2, 3,........... k]

Logit p(x) = ln[p(x)/(1-p(x))

= p(D=1 Іx1,x2...xk) / p(D=0 Іx1,x2...xk)

α + ∑j=1k βj xj

p(x) = α + β1 x1 + β2 x2 +...............+ βk xk
Dose = intake pemapar harian (mg/kg-hari)(=eksposure)

C = konsentrasi pemapar dalam media

Dose = C x CR x EFD CR = laju kontak dengan media

EFD = frekuensi paparan dan lamanya


BW x AT
BW = berat badan

AV = waktu rata-rata
dengan demikian persamaan p(x) ini dapat diselesaikan dengan regresi
ganda biasa, sehingga eksponen (α dan βj) diketahui dapat
dikembalikan/disubtitusikan.

Contoh berbagai dosis respons dikemukakan disini untuk dapat melihat


pentingnya gambar kurva, sehingga sepintas sudah diketahui
hubungannya dan dapat pula diperbandingkan.

You might also like