Professional Documents
Culture Documents
0 BAB I
1 PENDAHULUAN
yang baik jika semua komponen beban yang bekerja dapat didefinisikan secara
konkrit, baik kualikatif maupun kuantitatif. Permasalahan akan timbul jika beban
tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Data pengukuran dalam suatu penelitian
Dalam hal ini pemahaman akan teknik pengukuran sangat diperlukan agar
I.2. Tujuan
dan kalibrasi.
2
Dalam laporan ini hanya akan dibahas teknik pengukuran yang berkaitan
dengan alat ukur baik sensor maupun penguatnya yang sering digunakan di Lab.
Pengukuran dan Analisa Beban B2TKS BPPT Serpong selama PKL dilaksanakan.
Metode pengumpulan data dalam praktek kerja lapangan ini adalah dengan
yang telah berlalu, wawancara dengan staf terkait, dari arsip atau dokumen riset
dan perpustakaan.
3
BAB II
dilanjutkan dengan SK No. 31 tahun 1982, maka BPP Teknologi menjadi suatu
Teknologi dipimpin oleh seorang Ketua yaitu Prof. DR. Ing. BJ. Habibie dibantu
oleh seorang Wakil Ketua, dan para Deputi. BPP Teknologi disiapkan sebagai
pembangunan industri.
dimana salah satu dari sarana laboratorium tersebut adalah Balai Besar Teknologi
1976 di bentuk satu tim yang bernama Tim Pengembangan Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur, dimana sebagai Ketua adalah Ir. Harsono Djuned Pusponegoro
yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Teknologi yang kemudian menjabat
sebagai Deputi Pengembangan Teknologi. Sedangkan sebagai wakil tim adalah Ir.
dibantu oleh 20 orang personil. Tugas tim tersebut adalah mempersiapkan segala
laboratorium.
Plan B2TKS yang dilaksanakan pada tahun 1976. Dalam kegiatan ini
dilaksanakan kerjasama dengan tim ahli dari Jerman. Master Plan B2TKS
meliputi :
yang bekerja sama dengan German Technical Cooperation (GTC) dan CDG
5
lainnya.
dan pada tanggal 9 Nopember 1984 ditetapkan keputusan Ka. BPP Teknologi No.
VISI
B2TK sebagai pusat keunggulan dalam keselamatan dan jaminan mutu produk
dan struktur.
MISI
Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur adalah suatu badan atau instansi yang
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Dana operasional B2TKS terdiri dari
anggaran rutin (DIK) dan dana pelayanan teknis (Dik Suplemen). Alokasi
penggunaan dan pelaporan kedua sumber dana ini dibuat terpisah. Hal ini untuk
Dalam kurun waktu 17 tahun ini B2TKS telah berperan serta dalam kegiatan-
industri otomotif, industri migas dan kimia, industri baja, industri rekayasa,
pimpinan pengujian.
seperti test rig, sistem akuator uji dan sistem seperti hidrolik, elektrik dan
sebagainya
Adalah bidang teknologi uji yang melaksanakan analisis teknis hasil uji,
membuat dokumen teknik hasil uji menurut standar yang berlaku, bidang ini
Sistem uji
teknis material.
(Test specimen, Test article) serta memproduksinya. Bidang Ini terdiri dari dua
bagian yaitu:
design), yang bertanggung jawab dalam rancang bangun & rekayasa benda
dalam membuat dan merancang serta memantau kinerja benda uji pada test
stand
mutu dari seluruh sistem uji mulai dari operasional, instrumentasi, teknis
analisis perangkat lunak maupun keras serta mutu dari benda-benda uji yang
SDM yang dibutuhkan untuk bidang keahlian ini adalah Sarjana teknik
SDM yang dibutuhkan untuk bidang keahlian ini adalah Sarjana Teknik
Penerimaan bertugas :
Negara
dana
memenuhi syarat
KEPALA
Bagian
Tata Usaha
Bidang Bina Bidang Pengujian Kom- Bidang Pengujian Bidang Sarana Bidang Sarana
Program ponen dan Konstruksi Material Hidraulik dan mekanik Elektronik
Rencana
Kelompok Pengukuran dan
Mekanik
Fraktografi
Laporan
Regangan
Material
2. Bagian Umum
sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga, Bagian Umum terdiri dari :
keuangan.
pemasaran.
informasi.
tanggung jawabnya.
16
kerusakan dan umur sisa. Fungsi dari Bidang Kajian Material ini adalah :
konstruksi
tanggung jawabnya.
analisis kerusakan material, umur sisa peralatan, dan korosi material, serta
beban kerja.
19
RAPAT ANGGOTA
DEWAN PENASEHAT
KA. B2TKS
PARA KA. BID.
& KA. BAG. UMUM
MANAJER ADMINISTRASI
BAB III
TEKNIK PENGUKURAN
Pada dasarnya sistem pengukuran terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
Sensor, pengkondisi sinyal ( Signal Conditioning) dan Data Acqusition.
Data logger
Signal
Sensor Conditioning
Recording Instrument
Oscilloscope
efek fisika menjadi efek fisika lain yang berguna dan sebagian besar
ketempat lain.
dalam setiap proses pengukuran tidak terlepas dari kesalahan. Hal ini dapat
terlihat dari adanya perbedaan antara harga hasil pengukuran dengan harga
sehingga hasil pengukuran yang dilakukan tidak menyimpang jauh dari harga
melakukan suatu blunder, misalnya salah baca, salah memakai alat, salah
keausan, garis skala yang tidak benar , salah menaruh skala pada angka
mekanis, dsb. Suatu mistar baja yang dikalibrasi pada kondisi suhu 20oC akan
kewaspadaan yang tinggi bagi operator , karena tidak ada rumus untuk
menentukannya.
Namun demikian ada suatu cara untuk memberikan petunjuk adanya kesalahan
dihilangkan dan selalu ada dalam setiap proses pengukuran. Kesalahan ini dapat
Seperti telah dijelaskan diatas salah satu penyebab yang dapat menimbulkan
Kesalahan alat ukur yakni kekurangan-kekurangan dari alat ukur itu sendiri.
Beberapa kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur dan beberapa istilah yang
Kesalahan ini merupakan persentase dari skala penuh alat ukur, besar
Out put
100%
actual
ideal
24
Zero error
0
1 100% input
output Span
100% error
actual
ideal
0
100% input
- Ketidak-linieran
output
100%
actual
ideal
25
0 100% input
Kesalahan ini timbul karena hubungan antara input dan output yang
tidak linier. Pada input 0 dan 100% kesalahan yang timbul adalah nol.
Tetapi diluar daerah itu terjadi kesalahan, yang dinyatakan dengan kurva
- Hysterisis
input bergerak naik (dari 0 ke 100%) dengan saat input bergerak turun
berkurang dll.
aktual
Ideal
Hysterisis
error
0 100% input
- Repeatability
26
dihasilkan oleh suatu alat ukur pada pengukuran yang dilakukan secara
output
Repeatability
input
0 Full Range Tranverse 100%
- Accuracy (ketelitian)
- Precision (ketepatan)
- Sensitivity (kepekaan)
- Resolution ( resolusi)
- Readability
kesalahan dapat timbul disebabkan karena benda ukur itu sendiri. Bila suatu
benda yang ingin kita ukur besaran fisisnya memiliki nilai kuantitatif yang sangat
kecil maka semakin besar kesalahan yang mungkin timbul, selain itu permukaan
benda ukur yang tidak sejajar, suhu benda ukur yang tidak sesuai dsb. dapat
perlu diketahui spesifikasi alat ukur dan objek yang akan diukur sehingga dapat
III.3.4. Lingkungan
28
medan elektrostatik. Cara yang tepat untuk mengurangi efek-efek ini diantara-nya
penaksiran, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrumen yang tidak
ukur oleh operator juga kegiatan pelatihan sehingga operator terbiasa melakukan
pengukuran yang baik memerlukan pembacaan lebih dari satu kali atau mungkin
dengan pengamat yang berbeda. Dalam hal ini kita tidak boleh bergantung pada
satu pembacaan saja, tetapi paling sedikit harus melakukan tiga pembacaan yang
terpisah.
IV. KALIBRASI
29
internasional.
Standar Internasional
Standar Primer
Standar Nasional
Standar Kalibrasi
Standar sekunder
Standar Laboratorium
Standar Kerja
Instrumen Industri
Tujuan Kalibrasi
internasional.
Manfaat Kalibrasi :
Kalibrasi dilakukan dengan metode tertentu tergantung pada jenis alat dan
pengkoreksian.
hasil kalibrasi.
2 2 2 2
σ = r1 + r2 + r3 + ......+ rn ) / V }
UA =σ
2 2 2
U C = U A + U resolusi +U B
dengan UB = ketidakpastian type B
95% .
U = K UC
4
Uc
Veff = 4 4
U A / V A + U B / VB
95%
ruangan tempat kalibrasi dilakukan . Deskripsi dan identitas alat serta hasil
pada Fabrication of spool piece for Pipa stacks HSP : 4T – 4C- 5S sesuai dengan
34
tekanan uji yang diinginkan pelanggan yaitu sebesar 440 bar dan 460 bar yang
• Mengisi benda uji dengan oli Tellus 68 sampai penuh, sehingga tidak ada
• Memberi tekanan dengan pompa oli pada benda uji sebesar 440 bar.
1
2
3
6
88888
• Menutup valve pompa pada tekanan 440 bar dan merekamnya pada X-t
tekanan 460 bar dan merekamnya pada X-t recorder selama 10 menit.
sampai 0 bar.
mengalami kerusakan.
Penurunan
Tekanan Pengujian
No. Tekanan Keterangan
Benda Permintaan Aktual setelah 10
uji ( bar) ( bar) menit (bar)
37
480
Tekanan ( bar )
460
440
420
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
480
Tekanan ( bar )
460
440
420
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
480
Tekanan ( bar )
460
440
420
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( menit ) tek.440
tek.460
Gambar 5.2.
Grafik Pengukuran Hidrostatis
Modulus Elastisitas
- Ekstesometer D 32
Amplifier
8888
40
3. Memberi gaya tarik benda uji dengan menggunakan kontrol mesin RME
100 sampai benda uji mendapat regangan ± 0,2% dengan melihat grafik
4. Menurunkan gaya tarik hingga ± 10% dan menaikan lagi sampai gaya
putus.
gambar 5.3
60
54 kN
50 43,5 kN
kN
40
30
20
10
0 0,2 % ε
41
43500 N
Jadi batas Ulur ( Yield Stress) = = 354 ,87 N / mm 2
122 ,58 mm 2
54000 N
Kuat tarik (Tensile Sterss) = = 440 ,53 N / mm 2
122 ,58 mm 2
354 ,87 N / mm 2
Modulus elstisitas = = 177435 N / mm 2
0.2%
panjang mula-mula (∆l/lo) pada suatu matarial akibat perlakuan gaya tarik atau
tekan.
01
Ub= 0.2 ( dari sertifikat ) ; k=2; Res. = 0.0001 X 0,5 ( ½ X mampu baca)
Ua = 1.217634
Uc = Ua 2
+(Ub / 2) 2 + (Ures / 3 ) 2 =1.221734
VI.1 KESIMPULAN
Dari hasil Kerja Praktek yang telah dilakukan di Lab. Pengukuran dan
obyek yang diuji dan menguasi peralatan ukur yang digunakan, agar
jawabkan.
secara rutin.
1 SARAN
45
BPPT dapat diberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan untuk
dipertimbangkan, yaitu :
pendidikan nasional.
8
46
DAFTAR PUSTAKA