Professional Documents
Culture Documents
Posted by oprekzone
MAR
26
Cara Membuat Induktor atau Lilitan. Dari begitu banyak komponen elektronika, salah satunya induktor, merupakan komponen pasif elektronika yang memungkinkan kita dapat membuatnya sendiri. Bentuk induktor yang relatif sederhana dan dapat dengan mudah kita membuat nya, namun untuk nilai induktansi, jumlah lilitan, dan ukuran indicator perlu perhitungan tertentu. Berikut ini coba kita bahas Cara Membuat Induktor beserta perhitungannya. Induktansi Induktansi dari induktor tergantung pada konfigurasi fisik konduktor. Jika sebuah konduktor dibentuk menjadi sebuah lilitan, maka induktansi konduktor akan meningkat. Sebuah induktor dengan banyak lilitan akan memiliki induktansi lebih besar dari induktor dengan sedikit lilitan, jika kedua induktor tersebut se cara fisik serupa. Inti induktor juga berpengaruh. Sebuah induktordengan inti besi akan memiliki induktansi lebih besar dari induktor dengan inti udara. Polaritas GGL yang diinduksikan selalu berlawanan dengan arah perubahan arus dalam rangkaian. Ini berarti bahwa jika arus dalam rangkaian meningkat, akan terjadi usaha untuk melawan GGL yang diinduksikan dengan menyimpanenergi dalam medan magnet. Jika arus dalam rangkaian cenderung menurun, energi yang tersimpan dalam medan magnet akan kembali ke rangkaian, sehingga ditambahkan dengan energi yang dicatu oleh sumber GGL. Ini membuat arus tetap mengalir meskipun GGL yang diberikan diperkecil atau bahkan dihilangkan sama sekali. Energi yang tersimpan dalam medan magnet sebuah induktor diberikan menurut persamaan :
Satuan induktansi adalah henry. Nilai induktansi yang dipakai dalam peralatanradio dapat berkisar dalam rentang yang lebar. Pada rangkaian RF, nilai induktansi yang dipakai ada dalam orde milihenry (mH, seperseribu henry) pada frekuensi menengah dan tinggi. Meskipun pada rangkaian RF tersebut cara membuat induktor atau lilitan mungkin dililit pada inti besi khusus (inti ferit), atau seringkali pada penerapan RF berupa induktor inti udara dengan inti penyangga non-magnetik.
Setiap induktor yang mengalirkan arus memiliki medan magnet yang bersesuaian, sehingga memiliki induktansi, meskipun tidak dibentuk menjadi kumparan. Induktansi pada kawat lurus dan pendek sangat kecil tetapi tidak dapat diabaikan. Jika arus yang melaluinya berubah sangat cepat
sebagaimana penerapan pada frekuensi sangat tinggi, maka tegangan yang diinduksikannya juga harus diperhitungkan. Menghitung Induktansi
Induktansi kumparan satu lapis tanpa inti (inti udara) dapat dihitung dengan rumus yang telah disederhanakan yaitu :
Rumus tersebut adalah pendekatan yang cukup cermat untuk membuat induktor dengan panjang sama atau lebih besar dari 0,4 d. Contoh : Sebuah induktor memiliki 48 lilitan dengan kerapatan 32 lilitan per inchi dan diameter0,75 inchi. Jadi, d = 0,75, l = 48/32 = 1,5 dan n = 48. Dengan memasukkan nilai-nilai ini didapat :
Berdasarkan di atas, maka cara untuk membuat induktor atau menghitung jumlah lilitan yang diperlukan oleh sebuah induktor satu lapis dengan inti udara yang nilai induktansinya diketahui dapat dipakai rumus :
Contoh : Misalkan diperlukan induktansi sebesar 10 uH. Kumparan ini akan dibuat pada koker berdiameter 1 inchi dan dapat menampung lilitan sepanjang 1,25 inchi. Jadi diketahui : d = 1, l = 1,25, dan L = 10. Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut, didapat :
Dengan demikian, cara untuk membuat induktor dengan ketentuan di atas jumlah lilitan nya adalah 15 lilit. Untuk itu dapat digunakan kawat email ber diameter 0,083 inchi atau 2,10 mm dililit rapat. Dapat juga digunakan diameter kawat email yang lebih kecil namun jarak antar lilitan direnggangkan sehingga panjang lilitan tetap 1,25 inchi.
Untuk induktor diperlukan kawat tembaga (kawat email) dan inti induktor (core). Untuk induktor tanpa inti (inti udara) kawat tembaga (kawat email) dapat langsung digulung sesuai nilai atau kebutuhan induktor yang ingin dibuat (jumlah lilitan dan diameter lilitan). Bahan untuk membuat induktor tersebut memiliki karakteristik tertentu sebagai berikut. Kawat Tembaga (Kawat Email) Untuk membuat induktor biasanya tidak diperlukan kawat tembaga yang sangat panjang. Paling yang diperlukan hanya puluhan sentimeter saja, sehingga efek resistansi bahan kawat tembaga dapat diabaikan. Ada banyak kawat tembaga yang bisa digunakan. Untuk pemakaian yang profesional di pasar dapat dijumpai kawat tembaga dengan standar AWG (American Wire Gauge). Standar ini tergantung dari diameter kawat, resistansi dan sebagainya. Misalnya kawat tembaga AWG32 berdiameter kira-kira 0.3mm, AWG22 berdiameter 0.7mm ataupun AWG20 yang berdiameter kira-kira 0.8mm. Biasanya yang digunakan adalah kawat tembaga tunggal dan memiliki isolasi. Ferit Dan Permeability Core Besi lunak banyak digunakan sebagai inti (core) dari induktor yang disebut ferit. Ada bermacammacam bahan ferit yang disebut ferromagnetik. Bahan dasarnya adalah bubuk besi oksida yang disebut juga iron powder. Ada juga ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain seperti nickle, manganase, zinc (seng) dan magnesium. Melalui proses yang dinamakan kalsinasi yaitu dengan pemanasan tinggi dan tekanan tinggi, bubuk campuran tersebut dibuat menjadi komposisi yang padat. Proses pembuatannya sama seperti membuat keramik. Oleh sebab itu ferit ini sebenarnya adalah keramik. Data Material Ferit Dan Nilai AL Ferit yang sering dijumpai ada yang memiliki = 1 sampai = 15.000. Dapat dipahami penggunaan ferit d imaksudkan untuk mendapatkan nilai induktansi yang lebih besar relatif terhadap jumlah lilitan yang lebih sedikit serta dimensi induktor yang lebih kecil. Penggunaan ferit juga disesuaikan dengan frekeunsi kerjanya. Karena beberapa ferit akan optimum jika bekerja pada selang frekuensi tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh bahan ferit yang dipasar dikenal dengan kode nomer materialnya. Pabrik pembuat biasanya dapat memberikan data kode material, dimensi dan permeability yang lebih detail. Sampai di sini kita sudah dapat menghitung nilai induktansi suatu induktor. Misalnya induktor dengan jumlah lilitan 20, berdiameter 1 cm dengan panjang 2 cm serta mengunakan inti ferit dengan = 3000. Dapat diketahui nilai induktansinya adalah : Selain ferit yang berbentuk silinder ada juga ferit yang berbentuk toroida. Umumnya dipasar tersedia berbagai macam jenis dan ukuran toroida. Jika datanya lengkap, maka kita dapat menghitung nilai induktansi dengan menggunakan rumus-rumus yang ada. Karena perlu diketahui nilai permeability bahan ferit, diameter lingkar luar, diameter lingkar dalam serta luas penampang toroida. Tetapi biasanya pabrikan hanya membuat daftar indeks induktansi (inductance index) AL. Indeks ini dihitung berdasarkan dimensi dan permeability ferit. Dengan data ini dapat dihitung jumlah lilitan yang diperlukan untuk mendapatkan nilai induktansi tertentu. Seperti contoh Rumus untuk menghitung jumlah lilitan yang diperlukan untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan adalah : Misalnya digunakan ferit toroida T50-1, maka dari table diketahui nilai AL = 100. Maka untuk mendapatkan induktor sebesar 4H
diperlukan lilitan sebanyak : Rumus ini sebenarnya diperoleh dari rumus dasar perhitungan induktansi dimana induktansi L berbanding lurus dengan kuadrat jumlah lilitan N2. Indeks AL umumnya sudah baku dibuat oleh pabrikan sesuai dengan dimensi dan permeability bahan feritnya. Permeability bahan bisa juga diketahui dengan kode warna tertentu. Misalnya abu-abu, hitam, merah, biru atau kuning. Sebenarnya lapisan ini bukan hanya sekedar warna yang membedakan permeability, tetapi berfungsi juga sebagai pelapis atau isolator. Biasanya pabrikan menjelaskan berapa nilai tegangan kerja untuk toroida tersebut. Contoh bahan ferit toroida di atas umumnya memiliki premeability yang kecil. Karena bahan ferit yang demikian terbuat hanya dari bubuk besi (iron power). Banyak juga ferit toroid dibuat dengan nilai permeability yang besar. Bahan ferit tipe ini terbuat dari campuran bubuk besi dengan bubuk logam lain. Misalnya ferit toroida FT50-77 memiliki indeks AL = 1100 Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/bahan-untuk-membuat-induktor/ Copyright Elektronika Dasar
Membuat / merancang Transformator (Trafo) sendiri, untuk kebutuhan rancang bangun rangkaian Elektronika, akan menghasilkan mutu Trafo yang sangat baik. Karena konstruksi yang kita bangun bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Dengan panduan yang cermat dan teliti anda akan mampu membuat Trafo tanpa harus terlebih dahulu mempelajari teori Trafo dari bangku kuliah yang begitu rumit. Seluruh metode yang akan di sampaikan, berdasarkan hasil uji coba yang telah berhasil dengan baik.
Trafo atau Transformator adalah suatu alat yang berfungsi menaikkan dan menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik, dari tegangan tertentu menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Berdasarkan cara kerjanya / Fungsinya , Trafo dibagi menjadi dua yaitu: 1.Trafo Step up (menaikkan tegangan)
Yaitu jumlah lilitan Primer lebih sedikit dibanding jumlah lilitan sekunder.
Yaitu jumlah lilitan primer lebih banyak dibanding jumlah lilitan sekunder.
Komponen yang dibutuhkan untuk membuat trafo terdiri dari Tiga komponen pokok yaitu: 1.Kern (inti besi) 2.Kawat tembaga (kawat email). 3.Koker (tempat melilit kawat).
Semua Komponen yang dibutuhkan untuk membuat Trafo, banyak tersedia di pasaran. Langkah-langkah membuat Trafo. 1.Menentukan besar Trafo / daya Trafo yang akan dibuat. Setelah menetapkan ukuran (daya) Trafo yang akan dibuat, kita bisa menentukan ukuran inti yang dibutuhkan, 2.Menentukan Tegangan Primer (masuk) dan tegangan skunder (keluar). sebagai pedoman untuk menentukan diameter kawat yg akan kita gunakan.
Contoh Membuat Trafo 250 VA. (input :220v, output: 24v ct. 24v, ) 5 Amper Seperti yang telah saya jelaskan diatas, kita tidak perlu pusing menghitung angka-angka matematika, tetapi kita mulai dari cara yang sudah dicoba dan sudah berhasil. Ukuran inti untuk Trafo 250W kita menggunakan Kern dengan ukuran lebar inti 3,2cm, tebal susunan kern akan didapat 5cm. (hitungan tersebut berasal dari: akar 250 = 15,81. karena menggunakan kern ukuran 3,2 cm sehingga didapat 1 5,81 / 3,2 = 4,9. dibulatkan keatas menjadi 5cm. ). Jumlah lilitan kawat email, untuk Trafo 250w adalah 3 lilitan / volt, sehingga untuk tegangan primer (220V) didapat 660 lilit. Diameter kawat primer antara 0,4 - 0,45 mm . namun sebagai tahap awal saya sarankan gunakan dulu ukuran kawat primer 0,40mm, dengan pertimbangan anda belum mahir menyusun gulungan kawat dengan rapih. untuk tegangan skundernya (24v ct 24v) kita gunakan kawat email dengan diameter 0,85mm,
Jumlah lilitan skunder ( untuk tegangan 24V ct 24V ) hitungannya tentu ( 24 +24 = 48V . 48 lilit X 3 lilit =144 Lilit ).
Induktor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Induktor
Simbol
Tipe
Pasif
Pembuatan pertama
Michael Faraday(1831)
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpanenergi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energimagnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday.
Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik. Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Daftar isi
[sembunyikan]
o o
o o o
7.1 Analisis sirkuit Laplace (s-domain) 7.2 Jejaring induktor 7.3 Energi yang tersimpan
sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk jumlah tembaga yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga memberikan kerugian pada frekuensi tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk hasil terbaik untuk jalur frekuensi tersebut. Pada VHF atau frekuensi yang lebih tinggi, inti udara sebaiknya digunakan. Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi, menyebabkan pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan. Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan induktor inti udara. Sebuah induktor inti udara yang didesain dengan baik dapat memiliki faktor Q hingga beberapa ratus. Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat dibuat dengan membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau nitrogen cair. Ini membuat resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor superkonduktor hampir tanpa kerugian, ini dapat menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam lilitannya.
Induktor dengan dua lilitan 47mH, sering dijumpai pada pencatu daya.
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk transformator. Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering disebut dengan reaktor. Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat disimulasikan dengan menggunakan girator.
Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor, sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor frekuensi rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk menekan arus eddy. Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi tingi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian besar dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kali kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan kawat di dalam material inti, dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor mempunyai inti yang dapat diubah letaknya, yang memungkinkan pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk menahan frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik ferit pada kabel transmisi. Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian terintegrasi menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi induktansi. Dan girator dapat menjadi pilihan alternatif.
L = induktansi 0 = permeabilitas vakum K = koefisien Nagaoka N = jumlah lilitan r = jari-jari lilitan l = panjang lilitan L = induktansi l = panjang kawat d = diameter kawat L = induktansi (H) r = jari-jari lilitan (in) l = panjang lilitan (in) N = jumlah lilitan L = induktansi (H) r = rerata jari-jari lilitan (in) l = panjang lilitan (in) N = jumlah lilitan d = tebal lilitan (in) L = induktansi r = rerata jari-jari spiral N = jumlah lilitan
Inti toroid
d = tebal lilitan L = induktansi 0 = permeabilitas vakum r = permeabilitas relatif bahan inti N = jumlah lilitan r = jari-jari gulungan D = diameter keseluruhan
Jika ada arus bolak-balik sinusoida melalui sebuah induktor, tegangan sinusoida diinduksikan. Amplitudo tegangan sebanding dengan amplitudo arus dan frekuensi arus.
Pada situasi ini, fase dari gelombang arus tertinggal 90 dari fase gelombang tegangan. Jika sebuah induktor disambungkan ke sumber arus searah, dengan harga "I" melalui sebuah resistansi "R" dan sumber arus berimpedansi nol, persamaan diferensial diatas menunjukkan bahwa arus yang melalui induktor akan dibuang secara eksponensial:
dimana
L adalah induktansi s adalah frekuensi kompleks Jika induktor telah memiliki arus awal, ini dapat ditunjukkan dengan:
(Pegiatikan bahwa sumber tegangan harus berlawanan kutub dengan arus awal)
atau dengan menambahkan sumber arus berjajar dengan induktor, dengan harga:
Arus dalam induktor deret adalah sama, tetapi tegangan yang membentangi setiap induktor bisa berbeda. Penjumlahan dari beda potensial dari beberapa induktor seri sama dengan tegangan total. Untuk menentukan todu total digunakan rumus:
Hubungan tersebut hanya benar jika tidak ada kopling magnetis antar kumparan.
Sinonim[sunting | sunting
sumber]
Koil Choke Reaktor
Catatan[sunting | sunting
sumber]