You are on page 1of 2

Analisis Risiko Likuiditas dan Risiko Suku Bunga pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tahun 2012 Hidayah

Asfaro Saragih 1106060910

Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan Bank memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo karena ekspansi kredit diluar rencana atau penarikan dana yang tidak terduga oleh nasabah disebabkan hilangnya kepercayaan pada bank. Risiko likuiditas timbul secara alamiah sebagai akibat dari mismatch atau gap antara Rate Sensitive Assets (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL). Bank mengelola risiko likuiditasnya agar dapat memenuhi setiap kewajiban yang jatuh tempo dan menjaga tingkat likuiditas yang optimal. Oleh karena itu, manajemen risiko untuk risiko likuiditas sangat penting untuk sebuah bank. Manajemen risiko likuiditas bertujuan memastikan kecukupan dana secara harian baik pada saat kondisi normal maupun kondisi krisis dalam pemenuhan kewajiban secara tepat waktu dari berbagai sumber dana yang tersedia, termasuk memastikan ketersediaan aset likuid berkualitas tinggi. Tujuan tersebut dicapai oleh Bank dengan menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan cadangan likuiditas yang optimal, mengukur dan menetapkan limit untuk risiko likuiditas serta penyusunan contingency plan. Tingkat likuiditas Bank diukur dengan besarnya tingkat cadangan primer dan cadangan sekunder yang dipelihara Bank serta rasio likuiditas lainnya. Pengukuran rasio likuiditas Bank meliputi struktur pendanaan, expected cash flow, akses pasar dan asset marketability. Pengelolaan cadangan primer dan cadangan sekunder adalah untuk keperluan pendanaan operasional harian dan sebagai buffer untuk mengcover penarikan dana yang tidak terduga. Asset Liability Management Sering disebut dengan ALMA, merupakan alat utama untuk mengendalikan risiko pasar: suku bunga, nilai tukar dan risiko likuiditas. Risiko yang tidak kalah penting adalah risiko suku bunga. Risiko suku bunga adalah risiko yang ditimbulkan karena adanya perubahan suku bunga di pasar yang berdampak pada bank secara keseluruhan khususnya neraca bank baik on balance sheet maupun off balance sheet, dan risiko tersebut juga akan berdampak pada profitabilitas bank dan permodalan bank. Oleh karena itu pengelolaan risiko tingkat suku bunga tidak kalah pentingnya dengan pengelolaan risiko likuiditas. Manajemen risiko tingkat suku bunga bertujuan mengelola dampak pergerakan tingkat bunga terhadap profitabilitas bank dan shareholder value. Dalam paper ini akan dibahas mengenai manajemen risiko likuiditas dan risiko tingkat suku bunga pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) untuk tahun 2012. BTPN seperti yang kita ketahui berfokus kepada mass market ini memiliki fokus utama melayani para pensiunan sesuai dengan nama yang melekat padanya. Bank yang telah berumur 55 tahun pada 2012 ini memiliki aspirasi untuk menjadi bank mass market terbaik di Indonesia. Bank ini memberikan layanan jasa perbankan untuk empat segmen pasar. Pertama, BTPN purna bakti yang berfokus melayani para pensiunan. Kedua, BTPN mitra usaha rakyat yang berfokus

melayani pedagang dan wirausahawan mikro dan kecil. Ketiga, BTPN syariah tunas usaha rakyat yang berfokus melayani komunitas prasejahtera produktif. Keempat, bisnis pendanaan atau BTPN sinaya yang berfokus mengumpulkan dana dari individu berpenghasilan menengah ke atas serta institusi. Manajemen Risiko Likuiditas 1. Identifikasi risiko 2. Pengukuran risiko 3. Pemantauan risiko 4. Pengendalian risiko a. BTPN harus mempunyai rencana pendanaan kontinjensi (contingency funding plan) untuk menghindari terjadinya kesulitan likuiditas yang dapat mengakibatkan bank mengalami kegagalan pembayaran kepada pihak lain. b. BTPN harus melakukan uji coba contingency funding plan secara berkala untuk menentukan jumlah dana yang dapat diperoleh dari regular counterparty atau dari pasar, dengan skenario tanpa jaminan, tanpa fasilitas overnight dan tanpa menurunkan credit spread bank di pasar. c. BTPN harus melakukan kaji ulang terhadap strategi memelihara hubungan dengan nasabah, diversifikasi simpanan, dan kemampuan bank untuk menjual aset likuid, serta harus mengetahui jumlah dana yang akan diterima dari pasar, dalam kondisi yang normal atau sebaliknya. Manajemen Risiko Tingkat Suku Bunga 1. Identifikasi risiko 2. Pengukuran risiko 3. Pemantauan risiko 4. Pengendalian risiko Kesimpulan dari uraian di atas bahwa Bank harus mampu mengelola risikonya dengan baik. Salah satunya dengan menerapkan Asset Liability Management (ALM). Asset Liability Management (ALM) adalah suatu proses pengelolaan risiko terhadap asset liability bank yang meliputi pengelolaan likuiditas, tingkat bunga, nilai tukar dan pricing yang pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas dan kecukupan modal.

You might also like