Professional Documents
Culture Documents
I.
II.
Bahan Pengemas Standar Indexing Visual Penyimpanan & Umur Produk Label
Plastik Low Density Poluethylene = 6-7cm, bentuk simetris, warna golden brown Produk suhu ruang dapat disimpan selama 3 hari Jenis produk, merk dagang, berat bersih, nomor izin, komposisi, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa
Pemasaran
III.
Identifikasi Tujuan Penggunaan Produk Produk ini merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi langsung oleh konsumen dan produk tidak perlu dicampur dengan bahan lain ataupun pengolahan lebih lanjut. Konsumen yang mengkonsumsi produk ini adalah konsumen dari anak-anak hingga orang tua karena produk ini mudah dibawa dan mudah dikonsumsi setiap saat. Jika ada
konsumen yang memiliki penyakit celiac disease atau alergi terhadap gluten, konsumen tidak disarankan untuk mengkonsumsi produk ini karena mengandung tepung terigu (gluten). Penyimpanan dapat dilakukan pada suhu chiller atau suhu ruang dengan masa simpanan 3 hari sesuai tanggal kadaluarsa yang tertera di label.
IV.
Penyusunan Diagram Alir Proses Produksi Penerimaan bahan baku Persiapan bahan baku Penimbangan bahan baku Pencampuran Straight Mixing Method (15 menit, mixer) Pembagian adonan atau Dough Dividing (bentuk bulat 40-60 gram) Racking (penataan adonan pada rak) Proofing (30-360C, 20-25 menit) Pemanggangan atau Baking (180-2200C, 15-20 menit) Pendinginan atau Cooling (250C, 60 menit) Indexing (seleksi soft roll yang dikemas)
V.
Proses Sesuai X X
Penimbangan Bahan Baku Pencampuran Adonan Pembagian Adonan Racking Proofing Baking Cooling Indexing
X X X X X X X X
VI.
No. 1
Bahaya
Sumber
S/TS*
Ket.
Udara
Sedang
Sedang
TS
Kotoran
Proses produksi
Rendah
Rendah
TS
Sanitasi produksi
K b. Air (2-4 C)
0
Kapang Sumber air Sumber air, pipa air Sumber air Udara
TS TS S
M K
Rendah Sedang
Rendah Sedang
TS TS
Senyawa kimia
Rendah
Sedang
TS
e. Garam
Kotoran
Proses
Sedang
Rendah
TS
Sanitasi
produksi, kemasan f. Telur M Salmonella, Campylobacter, C. perfringens, S. aureus, E. coli Udara, lingkungan, wadah, kandang ayam Induk ayam Botulinin Clostridium botulinum F Feses induk, kotoran K Antibiotik, hormon Lingkungan, kandang ayam Penyuntikan, peternakan Tinggi Sedang S Sedang Rendah TS Tinggi Tinggi S Tinggi Tinggi S
produksi
Pencucian
Teroksidasi
Sedang
Rendah
TS
Mikroba lipolitik Salmonella sp., Listeria monocytogenes, Escherichia coli, Staphylococcus aureus
Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
TS S
Sedang
Rendah
TS
Rendah
Tinggi
TS
Metal detector
i. Bread improver
Udara, wadah
Rendah
Sedang
TS
2.
Persiapan bahan baku a. Penyimpanan tepung terigu M Kontaminasi mikroorganisme Udara, lingkungan Tinggi Rendah TS Penyimpanan pada wadah
penyimpanan
Kotoran
Ruang penyimpanan
Sedang
Tinggi
Ruang penyimpanan
Sumber air
Tinggi
Sedang
Pemanasan
Tinggi
Rendah
TS
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Kontaminasi serangga
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Melakukan sortasi
g. Penyimpanan lemak
Oksidasi lemak
Tinggi
Sedang
Pengontrolan kondisi
kondisi penyimpanan
penyimpanan
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
3.
Kontaminasi mikroba
Rendah
Sedang
TS
Alat timbangan
Rendah
Tinggi
TS
4.
Pencampuran Straight Mixing Method a. Pencampuran bahan baku M Kontaminasi mikroba patogen Udara Tinggi Rendah S Pengontrolan kondisi pencampuran K Kontaminasi logam Pekerja Tinggi Rendah TS Pekerja sesuai SSOP
Sedang
Tinggi
Overfermented
Sedang
Sedang
TS
Pengontrolan intensif
Tinggi
Sedang
Kontaminasi mikroba
Tinggi
Rendah
TS
tanpa kondisi yang tepat) Pekerja, lingkungan Suhu dan waktu fermentasi yang tidak sesuai
Sedang
Tinggi
Over fermented
Sedang
Sedang
TS
Pengontrolan intensif
5.
Staphylococcus aureus
Sedang
Sedang
TS
Peralatan, udara
Rendah
Sedang
TS
6.
Racking a. Metode penataan bahan F Kontaminasi fisik (rambut, kerikil, dan sebagainya) b. Kondisi penyimpanan bahan M Mikroba Kondisi penyimpanan tidak terjaga dengan baik Tinggi Sedang S Pekerja, peralatan Sedang Sedang SU Menerapkan SSOP, sanitasi peralatan Pengontrolan kondisi penyimpanan
7.
Proofing
Kontaminasi mikroba
Wadah
Rendah
Rendah
TS
8. 9. 10.
Kontaminasi mikroba
Sedang
Sedang
SU
Menerapkan GMP dan SSOP Penggunaan sarung tangan saat bekerja, pengontrolan kebersihan ruangan
11.
Pengemasan
Kemasan
Rendah
Tinggi
TS
Bahan kimia beracun yang berasal dari tinta, cat, material kemasan, bahan perekat
Sedang
Tinggi
TS
VII.
Apakah bahan mentah mungkin mengandung atau sensitif terhadap kontaminasi (mikrobiologis, fisik, dan kimia)?
CCP
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah komposisi atau formulasi adonan penting untuk mencegah terjadinya bahaya?
Bukan CCP
Ya
Tidak
Apakah peralatan yang digunakan telah dibersihkan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman?
Ya
Tidak
CCP
Ya
Tidak
CCP
CCP
Ya
Tidak
CCP
Ya
Tidak
CCP
Ya
Tidak
Ya
Tidak
CCP
CCP
Ya
Tidak
VIII.
Penetapan Batas Kritis untuk Setiap CCP Sesuai syarat mutu ragi roti kering sesuai SNI 01-2982-1992, harus berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, berbentuk serbuk atau butiran, memiliki bau yang normal, kadar air tidak melebihi 8,0% berat basah, jumlah nitrogen sekitar 6,0 7,5% berat, dan tidak terdapat benda asing seperti pasir dan krikil untuk menghindari bahaya fisik. Sedangkan untuk menghindari bahaya kimia Cu yang terkandung tidak boleh melebihi 7 mg/kg, Tepung terigu yang digunakan pada pembutan pada roti tawar harus memenuhi SNI tahun 2009. Syarat mutu tepung terigu mencakup bentuk terigu berbenduk serbuk yang lolos ayakan 70 mesh minimal 95%, dengan kadar air 14.5%, serta aroma normal yang bebas dari bau asing. Warna tepung terigu juga putih dan khas terigu, tidak ada benda asing, kotoran, maupun serangga pada tepung. Selain itu tidak boleh ada cemaran logam timbal, raksa, kadnium dengan nilai maksimum 1,0mg/kg, 0,05mg/kg, dan 0,1mg/kg. Sedangkan untuk cemaran mikroba dengan ketentuan angka lempeng total, E.Coli, Kapang, dan Bacillus cereus dengan nilai maksimum 1x106 koloni/g, 10,0 ANP/g, 1x104 koloni/g, dan 1x104. Syarat mutu roti sesuai SNI 01-3840-1995 yaitu NaCl yang terkandung tidak boleh melebihi 2,5% berat basah dan tidak boleh terdapat belatung pada roti untuk menghindari bahaya fisik. Kadar air roti tidak boleh melebihi 40% berat basah roti tersebut. Untuk menghindari bahaya kimia, terdapat senyawa yang dibatasi keberadaannya di dalam roti tawar seperti raksa yang tidak boleh melebihi 0,05 mg/kg, timbal maksimal 1,0 mg/kg, tembaga maksimal 10,0 mg/kg, seng maksimal 40,0 mg/kg, dan cemaran aresen maksimal 0,5 mg/kg. Sedangkan untuk menghindari bahaya biologi, E.Coli dan kapang dibatasi keberadaannya dalam roti E. Coli yang terkandung tidak boleh melebihi 3 APM/g dan kapang yang terkandung tidak boleh melebihi 104 koloni/g.
IX.
Penetapan Sistem Pemantauan untuk Setiap CCP Tepung terigu Prosedur Penetapan sistem pemantauan Apa Tepung terigu Dimana Bagian penerimaan barang Mengapa Agar tidak terjadi kontaminasi Bagaimana Pengecekan secara umum Kapan Saat bahan baku datang Siapa QC Telur Prosedur Penetapan sistem pemantauan Apa Telur Dimana Bagian penerimaan barang Mengapa Agar tidak terjadi kontaminasi, ada telur yang rusak Bagaimana Pengecekan secara umum Kapan Saat bahan baku datang Siapa QC Gula Prosedur Penetapan sistem pemantauan Apa Gula Dimana Bagian penerimaan barang Mengapa Agar tidak terjadi kontaminasi, ada telur yang rusak Bagaimana Pengecekan secara umum Kapan Saat bahan baku datang Siapa QC Ragi Prosedur Penetapan sistem pemantauan Apa Ragi Dimana Bagian penerimaan barang Mengapa Agar tidak terjadi kontaminasi, ada telur yang rusak Bagaimana Pengecekan secara umum Kapan Saat bahan baku datang Siapa QC Lemak Prosedur Penetapan sistem pemantauan Apa Lemak Dimana Bagian penerimaan barang Mengapa Agar tidak terjadi kontaminasi, ada telur yang rusak Bagaimana Pengecekan secara umum Kapan Saat bahan baku datang
dan tidak
dan tidak
dan tidak
dan tidak
Siapa Susu bubuk skim Prosedur Apa Dimana Mengapa Bagaimana Kapan Siapa X.
QC Penetapan sistem pemantauan Susu bubuk skim Bagian penerimaan barang Agar tidak terjadi kontaminasi, dan tidak ada telur yang rusak Pengecekan secara umum Saat bahan baku datang QC
Penetapan Tindakan Perbaikan dari Setiap Penyimpangan Bila terjadi kontaminasi pada bahan mentah, tindakan yang harus dilakukan adalah menolak bahan baku yang ada dan jika memungkinkan mengganti vendor bahan baku, namun penolakan dapat ditolerir bila bahaya yang dihasilkan tidak terlalu signifikan atau dapat diatasi oleh pabrik. Alat yang digunakan selama proses pengolahan harus dibersihkan sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan tidak boleh sulit untuk dibersihkan, serta harus terbuat dari stainless steal sehingga dipastikan kebersihannya. Pada saat roti mengalami pendinginan, harus dipastikan tidak terdapat kontaminasi silang antara karyawan dan lingkungan sekitar, seperti tidak diletakan di tempat terbuka dan tidak kotor. Proses pengemasan harus dipastikan roti sudah mencapai suhu normal sehingga pada saat pengemasan tidak ada uap air.