You are on page 1of 10

PEMBUATAN GLUKOSA CAIR DARI BAHAN BAKU REBUNG PRODUCTION OF LIQUID GLUCOSE FROM BAMBOO SHOOTS

Dyah Suci Perwitasari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPNVeteran Jawa Timur Jl.Raya Rungkut Madya-Gunung-Surabaya telp: (031)8782179

ABSTRAK Rebung memiliki kandungan kimia berupa zat pati atau disebut starch. Penelitian tentang hidrolisis pati dari beberapa tanaman telah dilakukan beberapa tahun terakhir dengan tujuan utama adalah membuat senyawa baru berupa glukosa cair. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan katalis asam mineral seperti larutan HCl dengan konsentrasi tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh glukosa cair dari bahan baku rebung dan mempelajari pengaruh konsentrasi katalis HCl serta kecepatan pengadukan terhadap glukosa yang dihasilkan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan nilai tambah dari kegunaan rebung sebagai bahan baku glukosa cair dan memperoleh data kondisi operasi yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar perancangan sistem pengolahan rebung menjadi glukosa cair. Rebung pertama-tama dipotong dan dihaluskan kemudian dicampur dengan aquadest 100 ml serta larutan HCl 200 ml dengan konsentrasi bervariasi (0,25; 0,5; 0,75; 1,00; 1,25 N). Campuran kemudian dipanaskan pada labu leher tiga dengan suhu 95C selama 35 menit dengan kecepatan pengadukan bervariasi (100 , 150 , 200 , 250 , 300 rpm). Dari penelitian ini didapatkan kadar glukosa optimum sebesar 66,07 % pada konsentrasi HCl 1 N dengan kecepatan pengaduk 100 rpm. Kata kunci : glukosa cair, rebung, hidrolisis

ABSTRACT Bamboo shoots contain chemical compound that is called starch. Experiments about starch hydrolysis of some plants were carried out recently to make liquid glucose as a new compound. Starch hydrolysis can be carried out by addition of mineral acid catalyst such as HCl solution of certain concentration. The aim of the experiment was to obtain liquid glucose from bamboo shoots raw material and to study the influence of HCl catalyst concentration and also the mixing speed of the produced glucose. The benefit of this research was to give more value of bamboo shoots using as liquid glucose raw material and to obtain data of operation condition that could be used as the planning base of processing system of bamboo shoots into liquid glucose. Bamboo shoots were cut off and refined previously, and then mixed with 100 ml distilled water and 200 ml HCl solution at various concentrations (0.25, 0.5, 0.75, 1.00, 1.25 N). The mixture was then heated in three-neck flask at 95oC for 35 minutes with various mixing speeds (100, 150, 200, 250, and 300 rpm). It was obtained that optimum glucose content was 66.07 % at concentration of HCl 1 N with mixing speed 100 rpm. Keywords : liquid glucose, bamboo shoots, hydrolysis

PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman, salah satunya adalah tanaman rebung. Rebung adalah nama umum bagi terubus bambu. Rebung juga dapat disebut tunas muda dari bambu. Hampir sebagian suku di Indonesia mengenal rebung sebagai makanan, kecuali suku di Jurnal Kimia dan Teknologi pedalaman Irian Jaya. Dari segi gizi, rebung cukup memiliki kandungan gizi meskipun sebagian besar kandungan rebung terdiri dari air (90,6%). Kandungan gizi rebung adalah karbohidrat, protein,dan asam amino esensial. Dari ketiga kandungan tersebut, karbohidrat yang dianggap ISSN 0216 163 X

penting. Selain sebagai makanan, rebung juga dapat digunakan sebagai obat, misalnya rebung yang pahit yang tidak bisa dimakan dapat dipakai untuk mengobati dan memberantas cacing-cacing yang ada dalam perut kuda. Rebung juga dapat dipakai sebagai obat, yaitu untuk menyembuhkan penyakit flu dan menurunkan kadar gula bagi penderita penyakit diabetes. Dalam pemanfaatannya, selain sebagai makanan dan obat, rebung dapat juga dimanfaatkan dalam industri kimia, yaitu sebagai bahan baku pembuatan glukosa cair. Hal tersebut dikarenakan di dalam rebung terdapat kandungan zat pati. Pati tersebut akan bereaksi dengan air menjadi glukosa dengan bantuan katalisator asam klorida. Di Indonesia glukosa cair masih sangat diperlukan, misalnya dalam industri makanan dan minuman. Rebung merupakan bahan baku yang terbarukan (dapat diperbaharui). Hal itu di karenakan rebung tidak akan pernah habis, meskipun telah dipanen, rebung akan tumbuh lagi sehingga terus diperbaharui. Penelitian yang pernah dilakukan adalah dengan menggunakan bahan baku kulit durian yang mengandung zat pati didalamnya. Pembuatan glukosa cair dengan bahan baku kulit durian menggunakan katalisator HCl dan dilakukan pada tangki berpengaduk. Hasil terbaik dalam penelitian ini adalah konversi terbesar kulit durian menjadi glukose sebesar 0,072 diperoleh pada suhu 95C dengan waktu 80 menit (Chitra Puspita Dewi 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh glukosa cair dengan bahan baku rebung dengan menggunakan katalisator HCl dan mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator HCl terhadap kadar glukosa cair yang dihasilkan pada proses hidrolisis rebung.

TINJAUAN PUSTAKA Rebung Rebung adalah tunas muda dari pohon bambu yang tumbuh dari akar pohon bambu. Penduduk di Indonesia maupun di Asia biasanya memanfaatkan rebung untuk makanan. Selain untuk isi jajanan lumpia sering juga digunakan sebagai bahan sayur untuk masakan khas Jawa Tengah. Dengan perkembangan teknologi, saat ini telah berhasil dibuat makanan olahan berbahan dasar rebung seperti : tepung rebung, dengan kandungan pati yang tinggi tepung jenis ini baik untuk dibuat bahan kue ; cuka rebung, sangat baik untuk digunakan sebagai cuka makanan karena dapat juga berfungsi sebagai makanan sehat; keripik rebung, rasa dan tekstur yang ada jauh lebih baik dibandingkan dengan keripik kentang ; rebung beku, sebagai bahan untuk sayuran ; asinan rebung, yang sangat enak dijadikan kudapan. Rebung memiliki kandungan karbohidrat, protein dan 12 asam amino sensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, sehingga dengan mengkonsumsi rebung secara teratur merupakan satu tindakan pencegahan guna menghambat berbagai jenis penyakit termasuk kanker. (Bamboo Shoot.Accessed Dec.18, 2008) Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa rebung yang sering dianggap makanan panda ini, sebenarnya memiliki kandungan gizi, antara lain karbohidrat, protein, dan 12 asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, meskipun sebagian besar kandungan rebung terdiri dari air (90,6%). Dari ketiga kandungan diatas yang dianggap penting adalah karbohidrat. (Winarno 1992).

Jurnal Kimia dan Teknologi

ISSN 0216 163 X

Tabel 1. Karakteristik Rebung (tiap 100 gr rebung) Komponen Air Vitamin B1 Vitamin B2 Niacin Vitamin C Beta karoten Serat Kasar Abu Kalsium Phosfor Besi Natrium Bagian yang dapat dimakan Sumber : Winarno(1992) Tabel 2. Komposisi Kimia Berbagai Macam Rebung Komponen Air Lemak Protein Pati Selulosa Rebung Putih (%) 85,62 0,46 3,60 7,72 2,11 Rebung Kotor (%) 88,56 0,38 3,04 6,02 2,01 Kadar (%) 90,60 0,04 0,02 0,20 7,00 15,00 0,80 1,40 13,00 30,00 2,10 19,00 65,00

pengental, hal ini mengingat pada jaman tersebut pati digunakan sebagai bahan pengental pada proses pengendapan. Pati merupakan karbohidrat jenis polisakarida, yang terbentuk dari beberapa senyawa glukosa yang terikat dalam ikatan glukosida. Pati dapat terkandung pada berbagai macam tanaman, khususnya pada bagian biji dan batang dan kandungan pati tersebut terdiri dari beberapa ikatan amilosa dan amilopectin. Berdasarkan macam tanaman, maka pati secara umum mengandung 20% - 25% ikatan amilosa dan 75% - 80% ikatan amilopectin. (Starch. Accessed December 20, 2008.)

Gambar 1. Ikatan Molekul Amilosa

(Hasil Analisa awal rebung) Pati Kandungan pati dalam rebung merupakan bagian utama dalam penelitian ini, dimana pati akan dihidrolisis menjadi glukosa. Pati atau disebut juga Starch dengan rumus molekul (C6H10O5)n, dimana n adalah senyawa glukosa yang berjumlah sangat banyak. Pati pertama kali ditemukan pada abad pertengahan di Inggris dan dikenalkan dengan nama Sterchan yang berarti Jurnal Kimia dan Teknologi

Gambar 2. Ikatan Molekul Amilopectin (Amylopectin. Accessed October 27, 2008) Amilosa dapat terlarut dalam air tanpa pembentukan endapan berupa pasta dan menimbulkan warna biru apabila dititrasi dengan senyawa iodine, sedangkan amilopectin apabila bertemu dengan air hangat akan terbentuk pasta dan menimbulkan warna ungu apabila dititrasi dengan senyawa iodine. (Paul Karrer, 1950) Pati dapat dengan mudah dihidrolisis dengan air menjadi senyawa karbohidrat sederhana yaitu glukosa. Hidrolisis tersebut dapat ISSN 0216 163 X

dilakukan dengan penambahan asam maupun penambahan enzim, atau dapat menggunakan kombinasi keduanya. Reaksi yang terjadi secara umum adalah : (C6H10O5) n + n H2O n C6H12O6 Pati Air Glukosa (Paul, 1950) Pati atau starch mempunyai kegunaan yang luas di masyarakat, karena pada dasarnya pati digunakan sebagai bahan pengental makanan, seperti pada pembuatan saus. Dengan perkembangan teknologi proses, maka pati dibedakan berdasarkan bentuk cair dan padatan. Pati bentuk cair sekarang dapat kita temukan pada berbagai macam jenis industri kimia seperti pada industri bahan adesif, industri kertas, industri tekstil, dan terutama industri permen. Pati bentuk padat dapat kita temukan pada industri tepung tapioka maupun tepung sagu. (Starch. Accessed December 20, 2008.)

disakarida, dan pada tumbuhtumbuhan, glukosa ditemukan sebagai polisakarida. Struktur glukosa di atas adalah rumus proyeksi yang dikemukakan oleh Emil Fischer. Berdasarkan atas bidang cahaya terpolarisasi, suatu monosakarida akan merupakan deret D , jika gugus hidroksil pada karbonil yang terjauh dari karbon no-1 terletak di kanan dalam proyeksi Fischernya. Jika gugus hidroksil pada karbonil terakhir diproyeksikan ke kiri maka senyawa ini merupakan deret L .(Starch. Accessed December 20, 2008. Karaketristik Glukosa Nama Lain: -D-Glucopyranose, -DGlucose Rumus Molekul: C6H12O6 Rumus Bangun :

Glukosa Glukosa berasal dari bahasa Yunani Glykys yang berarti manis, sedangkan akhiran ose dapat diartikan gula, sehingga apabila digabungkan akan menjadi gula manis. Glukosa dengan rumus molekul C6H12O6 adalah monosakarida yang terpenting dan paling banyak terdapat dialam sebagai produk dari hasil fotosintesis. Monosakarida adalah bentuk yang sederhana dari karbohidrat dan tidak dapat diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Dalam bentuk bebas, glukosa terdapat didalam buah-buahan, tumbuhan, madu, darah, dan cairan tubuh. Pada binatang, glukosa ditemukan sebagai Jurnal Kimia dan Teknologi

Berat Molekul : 180 Warna : putih atau tidak berwarna Bau : tidak berbau Bentuk : kristal Specific Gravity : 1,544 Melting Point : 146C Boiling Point : - C Solubility, Water : 85,0 kg/ 100 kg H2O Solubility, Alkohol: Larut sedikit Katalisator HCl Pada tahun 1811 penelitian tentang katalisator asam dilakukan oleh Kirchhoff, dengan meneliti perubahan pati menjadi glukosa dengan menambahkan asam mineral encer. Pada penelitian tersebut didapat jumlah asam mineral yang digunakan tidak berubah. Penelitian berlanjut pada tahun 1819 oleh Braconnot, yaitu tentang hidrolisis selulosa dengan menggunakan asam pekat dapat menghasilkan gula tanpa ISSN 0216 163 X

kehilangan jumlah asam yang digunakan. Dari kedua penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hidrolisis dengan penambahan asam dapat mempercepat reaksi, dimana asam yang ditambahkan berfungsi sebagai katalis. Penggunaan katalis asam tersebut mampu mendorong aktivitas penguraian molekul air dengan adanya kandungan ion hydrogen pada asam. (Arief Widjaja 1969) Katalis asam yang sering digunakan adalah asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4), asam lainnya masih dalam tahap penelitian diantaranya asam formiat dan asam trichloroacetat. Konsentrasi asam yang digunakan dapat bervariasi mulai dari sangat pekat sampai dengan sangat encer. Asam sulfat paling umum digunakan sebagai katalisator, karena dapat dipisahkan dari campurannya dengan penambahan alkali seperti kalsium, sehingga dapat diendapkan dalam bentuk kalsium sulfat. Penggunaan asam klorida sebagai katalis, mempunyai proses pemisahan yang berbeda dari asam sulfat, yaitu dengan cara diuapkan. Pada hidrolisis protein yang mengandung asam amino, sering digunakan katalis asam klorida, hal ini mengingat produknya mampu terbebas dari asam klorida yang menguap. (Arief Widjaja 1969) HCl pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas dan dikenal dengan nama hydrogen chloride dan apabila dilarutkan dalam air maka disebut larutan asam hydrochloric atau sering kita kenal larutan asam klorida. Larutan asam klorida mempunyai warna yang jernih sampai kekuningan tergantung dari kadar kepekatannya. Pada kadar larutan asam klorida diatas 10%, maka larutan masih mengandung uap HCl sehingga menimbulkan bau yang tajam dan dapat menimbulkan iritasi. Jumlah uap HCl yang terkandung

dalam larutan selain tergantung pada kadar larutan HCl, juga tergantung pada suhu kamar dimana dalam kondisi tertentu larutan HCl dapat menimbulkan asap yang berasal dari uap HCl. Larutan HCl dengan kadar 20,4% mempunyai titik didih campuran 110C. (Chemicalland21, 2008) Karaketristik HCl : Nama Lain : Asam Muriat, Basilin Rumus Molekul : HCl Rumus Bangun : H Cl Berat Molekul Warna Bau Bentuk Specific Gravity Melting Point Boiling Point Solubility, Cold Water Solubility, Hot Water : 36,5 : putih samapi kekuningan : berbau menyengat : larutan : 1,48 : -15,35C : 110C (HCl 20,4%) : 82,3 kg/ 100 kg H2O (H2O = 0C)

: 56,1 kg/ 100 kg H2O (H2O = 60C) (Chemicalland 21 , 2008) Hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi antara suatu senyawa kimia dengan air (H2O) dan membentuk sebuah kesetimbangan reaksi. Hidrolisis dapat terjadi pada senyawa kimia organik maupun anorganik, dimana molekul air (H2O) akan terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan gugus hidroksil (OH-) untuk kemudian tersubstitusi ke dalam senyawa kimia yang direaksikan (Arief Widjaja 1969). Beberapa contoh reaksi hidrolisis adalah sebagai berikut : XY + H2O H-Y + X-OH KCN + H2O HCN + KOH C5H11Cl + H2O HCl + C5H11OH Hidrolisis dapat dibedakan menjadi 5 jenis, tergantung pada suasana sistem (suhu, tekanan, konversi) , ISSN 0216 163 X

Jurnal Kimia dan Teknologi

senyawa yang dihidrolisis, dan produk yang dihasilkan (Arief Widjaja 1969). Adapun macam reaksi hidrolisis adalah sebagai berikut: 1. Hidrolisis Murni= bahan bereaksi hanya dengan air 2. Hidrolisis Asam= bahan bereaksi dengan asam (encer/pekat) 3. Hidrolisis Alkali= bahan bereaksi dengan alkali (encer/pekat) 4. Hidrolisis Alkali Fusion= bahan bereaksi dengan alkali disertai penambahan sedikit air atau tanpa air dilakukan dengan suhu tinggi 5. Hidrolisis Enzim= bahan bereaksi dengan air disertai dengan penambahan enzim sebagai katalis (Arief Widjaja 1969; Lya. 2006) Mekanisme reaksi hidrolisis pati menjadi glukosa adalah proses substitusi ion hydrogen (H +) dan ion hidroksil (OH - ) hasil peruraian molekul air ke dalam senyawa amilosa maupun amilopectin, sehingga memutuskan ikatan glukosida dan membebaskan glukosa-glukosa yang terikat di dalam senyawa amilosa. Reaksi yang terjadi : (C6H10O5) n + n H2O n C6H12O6 Pati Air Glukosa (Paul,1950)

Suhu Apabila suhu dinaikkan atau diperbesar, maka kecepatan reaksi pembentukan produk glukosa cair akan bertambah tinggi. Semakin tinggi suhu reaksi, maka kecepatan reaksi hidrolisis semakin meningkat, sehingga glukosa yang dihasilkan semakin meningkat pula. Waktu Semakin lama waktu reaksi maka produk glukosa semakin meningkat, hal ini disebabkan karena semakin lama waktu reaksi, maka semakin banyak kesempatan kontak (tumbukan) antara reaktan yang bereaksi sehingga glukosa yang dihasilkan semakin meningkat. Konsentrasi Reaktan Apabila konsentrasi reaktan dinaikkan atau diperbesar, maka kecepatan reaksi pembentukan produk glukosa akan bertambah tinggi. Kecepatan reaksi pembentukan produk sebanding dengan konsentrasi reaktan yang digunakan. Kecepatan Pengadukan Semakin tinggi kecepatan pengadukan, maka jumlah tumbukan antar molekul pereaksi akan semakin besar. Dengan jumlah tumbukan yang besar, maka kesempatan kontak antar molekul juga semakin besar sehingga produksi glukosa semakin meningkat. Hipotesis Kandungan pati dalam rebung dapat dihidrolisis menjadi glukosa cair dengan penambahan katalisator asam klorida (HCl) dimana hidrolisis tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi katalisator asam klorida (HCl) dan kecepatan pengadukan.

CH2OH H H OH OH H OH O H + H OH

CH2OH H H OH OH H OH O H H OH

Gambar 3. Mekanisme Hidrolisis Pati Faktor Faktor yang mempengaruhi Hidrolisis Menurut Arief Widjaja (1969), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi hidrolisis, yaitu :

Jurnal Kimia dan Teknologi

ISSN 0216 163 X

METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan 1. Rebung Putih 2. Larutan HCl Peralatan yang digunakan

Keterangan gambar: 1. Motor 2. Pengaduk 3. Reflux kondensor 4. Thermometer 5. Labu leher tiga 6. Penangas air 7. Kompor listrik

Gambar 4. Rangkaian Alat Percobaan dicuci dan dipotong kecil-kecil memanjang tipis. Potongan rebung kemudian dihancurkan dan dihaluskan dengan cara diblender sampai halus.

Variabel Penelitian Kondisi yang ditetapkan 1. Jenis Rebung : Rebung putih 2. Berat Rebung : 20 gram 3. Volume HCl : 200 ml 4. Volume Aquadest : 100 ml 5. Waktu Hidrolisis: 35 menit 6. Suhu Hidrolisis: 95oC Kondisi yang dijalankan 1. Konsentrasi Larutan HCl = 0,25 ; 0,50 ; 0,75 ; 1,00 ; 1,25 (N) 2. Kecepatan pengadukan = 100 ; 150 ; 200 ; 250 ; 300 (rpm) Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : Persiapan Bahan Rebung putih dibeli di pasar Pucang Surabaya, mula-mula

Proses Hidrolisis Mula-mula sebanyak 20 gram rebung yang sudah dihaluskan dimasukkan pada labu leher tiga. Setelah itu ditambahkan larutan HCl sebanyak 200ml, dengan konsentrasi HCl sesuai variabel yang dipilih. Kemudian ditambahkan juga aquadest sebanyak 100 ml, Campuran kemudian dipanaskan dengan suhu 95oC dan waktu 35 menit, sambil diaduk dengan kecepatan sesuai variabel. kemudian dianalisa kadar glukosanya

Jurnal Kimia dan Teknologi

ISSN 0216 163 X

REBUNG PUTIH

DICUCI

DIPOTONG KECIL-KECIL & DIHALUSKAN

TIMBANG REBUNG HALUS 20 gram AQUADEST 100 ml LABU LEHER TIGA LARUTAN HCl 200 ml (0,25 ; 0,50 ; 0,75 ; 1,00 ; 1,25 N) ANALISA KADAR GLUKOSA DIPANASKAN 95 oC WAKTU = 35 MENIT KECEPATAN PENGADUKAN (100 , 150, 200, 250, 300 rpm)

Gambar 5. Bagan Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian pembuatan glukosa cair dari bahan baku rebung dengan proses hidrolisis, dimana variabel yang dijalankan adalah konsentrasi HCl dan kecepatan pengaduk dapat dilihat dalam Tabel 3 dan grafik pada Gambar 6. Pembahasan Dari Tabel 3, dapat kita lihat bahwa semakin tinggi konsentrasi HCl, kadar glukosa yang dihasilkan cenderung meningkat, akan tetapi peningkatan tersebut hanya berlangsung sampai dengan konsentrasi HCl 1,00 N, dimana mulamula kadar glukosa sebesar 12,01% dan meningkat tajam mencapai 66,07%. Apabila konsentrasi HCl dinaikkan sampai diatas 1,00 N, maka kadar glukosa cenderung menurun. Jurnal Kimia dan Teknologi Hal ini disebabkan oleh pengaruh jumlah HCl yang berada dalam campuran sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi asam pada larutan. Semakin besar konsentrasi HCl tidak sepenuhnya meningkatkan kadar glukosa pada produk, dalam penelitian ini, apabila konsentrasi HCl dinaikkan mencapai 1,25 N, maka kadar glukosa dalam produk cenderung menurun. Maka dapat dikatakan bahwa kadar glukosa optimum sudah dicapai dengan menggunakan konsentrasi HCl 1 N, dengan kadar glukosa sebesar 66,07%.

ISSN 0216 163 X

Tabel 3. Data Hasil Analisa Kadar Glukosa Pada Berbagai Kecepatan Pengadukan dan Berbagai Konsentrasi HCl.
Kadar Glukosa ( % ) Konsentrasi 100 150 200 250 300 HCl rpm rpm rpm rpm rpm 0,25 N 0,50 N 0,75 N 1,00 N 1,25 N 12 26 44 66 38 34 16 18 46 24 28 10 16 22 24 16 12 20 18 12 14 6 10 28 18

70 60 100rpm
Kadar Glukosa ( % )

6,01% pada konsentrasi HCl 0,5 N. Hal ini disebabkan oleh perubahan ikatan molekul pada zat pati saat terjadi pemanasan pada suhu 95C, dimana ikatan molekul zat pati mulai tidak stabil dan terjadi proses penguraian zat pati menjadi senyawa glukosa yang merupakan mono sakarida, dan apabila pengadukan dilakukan dengan kecepatan tinggi, maka senyawa glukosa hasil penguraian tersebut akan bertumbukan dengan senyawa glukosa lainnya sehingga membentuk poli sakarida baru yang terdiri dari beberapa senyawa glukosa (misal : maltosa = terbentuk dari 2 senyawa gula). Hal ini akan memperlambat proses akumulasi dari glukosa sebagai mono sakarida, sehingga kadar glukosa yang dihasilkan cenderung menurun. KESIMPULAN 1. Rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan glukosa cair dengan proses hidrolisis. 2. Konsentrasi HCl sebagai katalisator sangat mempengaruhi kadar glukosa cair. Produk glukosa terbaik adalah dengan kadar glukosa yang tinggi, dimana apabila digunakan konsentrasi HCl mencapai 1 N, maka kadar glukosa meningkat tajam dan ketika digunakan konsentrasi HCl diatas 1 N maka kadar glukosa cenderung menurun. 3. Kecepatan pengaduk dapat mempengaruhi kadar glukosa cair, dimana semakin tinggi kecepatan pengaduk, maka kadar glukosa cenderung menurun. 4. Dari penelitian didapatkan kadar glukosa optimum sebesar 66,07 % pada konsentrasi HCl 1 N dengan kecepatan pengaduk 100 rpm.

50 40 30 20 10 0 0,25 0,50 0,75


K onsentrasi H C l ( N)

150rpm 200rpm 250rpm 300rpm

1,00

1,25

Gambar 6. Hubungan kadar glukosa (%) dengan konsentrasi HCl (N) pada berbagai kecepatan pengaduk. Semakin tinggi kecepatan pengaduk, maka kadar glukosa cenderung menurun. Kecenderung-an tersebut semakin diperjelas pada gambar 6., dimana pada kecepatan pengaduk 100 rpm didapat kadar glukosa yang optimum (66,07%), namun pada saat kecepatan dinaikkan mencapai 300 rpm, kadar glukosa mencapai hasil terendah dalam penelitian ini yaitu sebesar Jurnal Kimia dan Teknologi

ISSN 0216 163 X

DAFTAR PUSTAKA Amylopectin. Available from URL http://en.wikipedia.org. Accessed October 27, 2008 Arief Widjaja , Setyo Gunawan, dan Arwin Mustofa . Aspek Perancangan Proses Hidrolisa, Pati dan Tepung Tapioka Menjadi Glukosa. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Broto Hardjono, Surabaya: UPN Veteran Jatim; 2004. Bamboo Shoot. Available from URL http://en.wikipedia.org. Accessed December 18, 2008 Chemical Land 21C. 2008.Hydrochloric Acid. Available from URL: http://www.chemicalland21.com. Accessed December 28, Chitra Puspita Dewi. Kinetika Reaksi Hidrolisa Kulit Durian Menjadi Glukosa dengan . Katalisator HCl pada Tangki Berpengaduk. Laporan Penelitian Teknik Kimia. Surabaya: UPN Veteran Jatim; 2005. Lya Puspha K.D. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatis , Laporan Penelitian Teknik Kimia. Surabaya: UPN Veteran Jatim; 2006 Paul Karrer. Organic Chemistry. 4th ed. New York: Elsevier Publishing Co.Inc.; 1950. Starch. Availeble from URL http://en.wikipedia.org.Accessed December 20, 2008. Winarno F.G. Rebung : Teknologi Produksi dan Pengolahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 1992

Jurnal Kimia dan Teknologi

ISSN 0216 163 X

You might also like