You are on page 1of 3

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare di antara balita di Indonesia pada tahun 2007. Rata-rata 83 balita meninggal setiap hari akibat pneumonia. Prevalensi pneumonia bayi per provinsi pada Riskesdas 2007 berada pada rentang 0-13,2% dan rata-rata nasional 0,76%. Balita berada pada rentang 0,1-14,8% dan rata-rata nasional 1,00%. Cakupan penemuan kasus pneumonia selama 10 tahun dari tahun 2000-2010 berkisar antara 24,6-35,9% (Kementerian Kesehatan, 2010). Studi mikrobiologik menemukan penyebab utama bakteriologik pneumonia pada anak balita adalah Streptococcus pneumoniae (30-50% kasus) (Said, 2010). Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) merupakan salah satu bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, meliputi pneumonia, meningitis, dan otitis media. Pneumococcus sebenarnya sudah ada di nasofaring orang dewasa dan anak-anak yang sehat. Hal ini merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit pada saluran pernapasan dan juga sebagai sumber transmisi pneumococcus pada individu yang lain (De Angelis et al., 2011). Proses infeksi mikroorganisme dapat melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pelekatan atau adhesi pada permukaan sel inang, selanjutnya dapat terjadi invasi dan menyebar secara lokal atau sistemik. Molekul adhesi (perantara pelekatan bakteri ke inang) pada bakteri bisa terletak di pili atau di outer membrane protein (OMP). Pelekatan bakteri ke sel inang ini bersifat spesifik. Pada tahap pertama bakteri akan melakukan pelekatan ke sel inang, pada pelekatan awal diperankan oleh pili dan sifat pelekatannya adalah anchoring, setelah itu dilanjutkan dengan pelekatan melalui outer membrane yang bersifat doching. Setelah melakukan pelekatan, bakteri

akan berkembang biak disertai dengan produksi bahan-bahan metabolisme bakteri yang dapat merugikan sel inang (Salyers & Whitt 2002). Pneumococcus, seperti streptococcus lainnya, memiliki filamen panjang pada permukaannya yang disebut sebagai pili. Walaupun fungsinya masih belum sepenuhnya diketahui, pili pneumococcus telah dihubungkan dengan virulensi dan kemampuan bakteri untuk pelekatan pada sel epitel dan kolonisasi pada nasofaring (De Angelis et al., 2011). Berat molekul protein adhesi bervariasi antara bakteri satu dengan bakteri lainnya (Mufida, 2010). Mufida (2010) berhasil mengidentifikasi protein adhesi pili Proteus mirabilis dengan berat molekul 35,2 kDa dan dari protein permukaan dengan berat molekul 35 kDa. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik protein adhesin S. pneumoniae, terutama protein pili. Pada penelitian pendahuluan telah diperoleh protein pili dengan berat molekul 78 kDa dari hasil uji SDS-PAGE. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan protein adhesin yang berasal dari pili S. pneumoniae dengan berat molekul 78 kDa dapat menghambat proses adhesi pada tahap awal proses patogenesis infeksi S. pneumoniae dengan uji adhesi pada enterosit mencit.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah: a. Apakah protein pili S. pneumoniae dengan berat molekul 78 kDa merupakan adhesi pada enterosit mencit? b. Apakah terdapat pengaruh konsentrasi protein pili S. pneumoniae dengan berat molekul 78 kDa terhadap indeks adhesi pada enterosit mencit?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Membuktikan protein pili S. pneumoniae dengan berat molekul 78 kDa merupakan protein adhesi enterosit mencit. b. Mengetahui adanya pengaruh konsentrasi protein pili S. pneumoniae dengan berat molekul 78 kDa terhadap indeks adhesi pada enterosit mencit.

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: a. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi penelitian lebih lanjut mengenai antigen S. pneumoniae yang berasal dari pili. b. Bagi peneliti diharapkan menambah wawasan tentang karakteristik dari protein adhesin S. pneumoniae. c. Bagi Dinas Kesehatan dan Pemerintah diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar pengembangan vaksin berbasis molekul adhesi yang berasal dari antigen pili S. pneumoniae. d. Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan informasi tentang mekanisme awal terjadinya pneumonia yang disebabkan oleh S. pneumoniae.

You might also like